Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kesalahan yang sering dilakukan siswa ketika menyelesaikan soal matematika adalah salah dalam
pemahaman konsep, kesalahan dalam penggunaan operasi hitung, prosedur penyelesaian yang tidak sempurna, serta mengerjakan dengan tidak sungguh-
sungguh.
K. Kerangka Berpikir
Anak tunagrahita mampu didik adalah anak yang mengalami keterbatasan dalam bidang intelektual dan sosial, memiliki daya abstraksi
yang rendah sehingga mengalami kesulitan dalam menerima pembelajaran yang bersifat abstrak seperti matematika. Agar anak tunagrahita mampu didik
dapat menerima pelajaran matematika dengan maksimal maka seorang guru diharapkan mampu memodifikasi pembelajaran matematika kearah konkrit
sehingga lebih mudah dipahami siswa. Dalam proses pembelajaran secara individual bagi anak tunagrahita
mampu didik, seorang guru memiliki peran utama dalam mengolah pembelajaran sedemikian rupa sehingga mampu mengembangkan pribadi
siswa yang dididik, sehingga anak mengalami pendampingan dan dapat memenuhi kebutuhan belajarnya dengan baik. Selain itu, dalam proses
pembelajaran seorang guru diharapkan mampu mengelola pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif selama berlangsungnya pembelajaran matematika.
Seperti dipaparkan dalam landasan teori bahwa anak tunagrahita adalah anak yang memiliki inteligensi rendah sehingga besar kemungkinan
bahwa mereka melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika. Hal ini terjadi mengingat konsentrasi anak tunagrahita mampu didik rendah,
sulit memahami konsep matematika yang abstrak. Oleh karena itu, guru perlu mengetahui letak kesalahan yang dilakukan mereka saat menyelesaikan soal
matematika supaya dapat membantu siswa yang bersangkutan. Dalam penelitian ini penulis ingin menganalisis proses pembelajaran matematika, dan
kesalahan yang dilakukan anak tunagrahita mampu didik dalam menyelesaikan soal matematika.
46
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, penulis ingin mendeskripsikan tentang pelaksanaan
proses pembelajaran matematika, aktivitas belajar siswa, dan kesalahan siswa menyelesaikan soal matematika. Terkait dengan judul penelitian ini maka
penulis akan menggunakan metode penelitian kualitatif-deskriptif. Menurut Arief Furchan 1982: 415 penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan tanpa ada perlakukan yang diberikan. Metode ini dipilih
karena penulis melihat bahwa metode inilah paling tepat untuk menganalisis proses pembelajaran matematika sesuai dengan rumusan masalah dalam
penelitian ini.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru Sekolah Luar Biasa dan anak tunagrahita mampu didik kelas VI SLB Yapenas Yogyakarta tahun
ajaran 20142015. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah proses pembelajaran matematika yang diterapkan guru SLB untuk anak tunagrahita
mampu didik dalam proses pembelajaran matematika, aktivitas belajar, dan kesalahan siswa saat menyelesaikan soal matematika di SLB Yapenas
Yogyakarta.