salah. Jadi, dalam menyelesaikan soal matematika sangat diperlukan adanya kemampuan teknis yang baik.
e. Kesalahan penarikan kesimpulan
Kesalahan dalam penarikan kesimpulan yang dlakukan oleh siswa dapat berupa penyimpulan tanpa alasan pendukung yang benar atau
melakukan penyimpulan pernyataan yang tidak sesuai dengan penalaran logis.
Dari pemaparan jenis-jenis kesalahan diatas maka untuk menganalisis kesalahan yang dilakukan anak tunagrahita mampu didik dalam
menyelesaikan soal matematika penulis akan menggunakan jenis kesalahan menurut Lerner karena jenis kesalahan yang dipaparkan oleh Lerner
diperuntukkan bagi anak yang mengalami kesulitan belajar. Akan tetapi, penulis juga akan menganalisis kesalahan yang dilakukan siswa menurut
sumber yang lain yaitu Soedjadi dan Rosita jika hal itu diperlukan.
J. Diagnosa Kesalahan
Diagnosa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penyimpulan atau identifikasi kesulitan siswa yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam
mengerjakan soal matematika setelah diadakan penyelidikan tentang kesalahan dalam mengerjakan soal matematika. Kesalahan
-
kesalahan yang dilakukan siswa menunjukkan bahwa siswa tidak berhasil dalam belajar
matematika. Dalam upaya menemukan kesalahan dan mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa guru harus terlebih dahulu mencari penyebab atau
mendiagnosis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika. Menurut Soleh 1998, faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan yang
dilakukan tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Siswa tidak menangkap konsep matematika dengan benar. Siswa belum sampai ke proses abstraksi, masih dalam dunia kongkrit.
Siswa baru sampai ke permasalahan instrumen, yang hanya tahu contoh- contoh tetapi tidak dapat mendeskripsikannya. Siswa belum sampai ke
pemahaman relasi, yang dapat menjelaskan hubungan antar konsep-konsep lain yang diturunkan dari konsep terdahulu yang belum dipahaminya.
2. Siswa tidak dapat mengangkap arti dari lambang-lambang. Siswa hanya
dapat melukiskan atau mengucapkan, tanpa dapat menggunakannya. Akibatnya, semua kalimat matematika menjadi tidak berarti baginya,
sehingga siswa memanipulasi sendiri lambang-lambang tersebut. 3.
Siswa tidak dapat memahami asal usul suatu prinsip. Siswa tahu apa rumusnya dan bagaimana menggunakannya, tetapi tidak tahu mengapa
rumus itu digunakan. Akibatnya, siswa tidak tahu di mana atau dalam konteks apa prinsip itu digunakan.
4. Siswa tidak lancar menggunakan operasi dan prosedur. Ketidaklancaran
menggunakan operasi dan prosedur terdahulu mempengaruhi pemahaman prosedur selanjutnya.
5. Ketidaklengkapan pengetahuan. Hal ini dapat menghambat kemampuan
siswa untuk memecahkan masalah matematika. Sementara itu, pelajaran tersebut berlanjut secara berjenjang.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kesalahan yang sering dilakukan siswa ketika menyelesaikan soal matematika adalah salah dalam
pemahaman konsep, kesalahan dalam penggunaan operasi hitung, prosedur penyelesaian yang tidak sempurna, serta mengerjakan dengan tidak sungguh-
sungguh.
K. Kerangka Berpikir