S3 membaca ulang lagi pertanyaaan nomor 7 19.
O : kenapa kamu memilih penjumlahan? 20.
S3 : kayaknya pengurangan. 21.
O : coba kamu cermati sekali lagi pertanyaannya. Mengapa kamu memilih penjumlahan, bukan pengurangan atau perkalian atau
pembagian. 22.
S3 : inikan penambahan. inikan sudah 344, trus penonton pada hari ke-2 562. Berarti itu ditambah. Penonton pada hari pertama dan hari ke 2
harus dijumlahkan untuk memperoleh jumlah keseluruhan penonton. 23.
O : benar sekali jawabanmu itu...........trus yang nomor 8? Kenapa kamu kurangkan? Sekarang coba kamu baca soalnya.
S3 membaca soal nomor 7 dengan seksama dan O mulai mengujinya dengan beberapa pertanyaan
24. O : kenapa kamu tidak memilih penjumlahan atau perkalian atau
pembagian malah memilih pengurangan? 25.
S3 : Se.....kayaknya pengurangan. Ahhhh...nggak tau. 26.
O : nah sekarang yang dketahui adalah jumlah penduduknya dan jumlah laki-laki. Dan yang ditanyakan adalah berapa jumpah perempun. Nah,
berarti yang ditanyakan adalah??? Yang tadi kamu bilang itu lho 27.
S3 : pengurangan. 28.
O : kenapa? 29.
S3 : ohhhh...salah, perkalian..... 30.
O : lho kenapa tanya sekarang menjadi perkalian? 31.
S3 : hah...trus apa? Kayaknya pengurangan karena kita mau mencari jumlah perempuan.
32. O : iya benar sekali........
E. Analisis Data
a. Analisis Proses Pembelajaran Matematika Bagi Anak Tunagrahita Mampu
Didik 1
Analisis Perencanaan Pembelajaran Matematika Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru diketahui
bahwa perencanaan pembelajaran matematika bagi anak tunagrahita mampu didik diawali dengan rencana asumsi dasar pembelajaran
yakni penyusunan RPP berdasarkan KTSP disusun bersama oleh guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan yayasan yang kemudian disahkan
ke Dinas Provinsi yang dilaksanakan setiap tahun. Untuk anak SLB pembelajarannya sudah tematik seperti pada kurikulum 2013. Dalam
penyusunan RPP ini guru mengumpulkan data-data mengenai siswa yang akan dididik. Data yang dimaksud diperoleh dari orang tua atau
orang yang terlibat mendampingi anak, akan tetapi belum secara tertulis. Untuk pengembangan RPP dibuat dalam indikator yang
memiliki indikasi yang berbeda bagi setiap anak. Indikasi yang dimaksud yaitu penyusunanannya disesuaikan dengan tingkat
kemampuan setiap anak. Misalnya, dalam satu kelas terdiri dari beberapa siswa. Dari pengembangan indikator ini mungkin satu siswa
menguasai 1 indikator, sementara yang lain sudah menguasai 3 indikator.
Dalam mengajarkan matematika bagi anak tunagrahita mampu didik guru harus banyak latihan, khusunya dalam mengajarkan
matematika dengan menggunakan bahasa yang sederhana supaya lebih mudah dipahami siswa mengingat anak tunagrahita mampu didik
kesulitan dalam berpikir abstrak. Selain itu, guru juga merencanakan RPI Rencana Pengajaran Individual bagi setiap siswa yang mengacu
pada pendampingan individual yang bagaimana yang akan dilaksanakan dalam pengajaran khususnya di kelas. Akan tetapi, untuk
saat ini guru belum menyusun RPP maupun RPI yang akan digunakan saat mengajar. Hal ini disebabkan karena adanya rotasi kerja guru
yang sebelumnya mengajar anak tunagrahita mampu latih sehingga
dibutuhkan waktu untuk mengenal anak lebih dekat supaya RPP maupun RPI yang akan disusun guru sesuai dengan tingkat
kemampuan anak. Selain itu, buku matematika khusus anak tunagrahita mampu didik
belum ada khususnya di SLB Yapenas. Hal ini menjadi kendala bagi guru karena harus mencari materi yang sesuai dengan SK-KD dari
buku matematika yang diperuntukkan bagi anak normal, seperti anak tunagrahita mampu didik kelas VI materinya ada di buku kelas III, IV
bahkan kelas II untuk anak normal. Sementara persediaan buku cukup terbatas serta kurangnya alat bantu pembelajaran.
2 Analisis Pelaksanaan Pembelajaran
Analisis pelaksanaan pembelajaran ini terdiri dari topik data, kategorisasi data, dan analisis berdasarkan kategorisasi yang telah
dibuat. a
Topik Data Topik
data pembelajaran
adalah deskripsi
singkat pelaksanaan pembelajaran matematika bagi anak tunagrahita yang
disusun berdasarkan transkrip video selama berlangsungnya pembelajaran. Adapun topik data ini dikumpulkan sebanyak 5 kali
pertemuan.
Tabel 4.13 Topik Data Pertemuan Pertemuan I – V
No Topik Data
Bagian Data 1.
G membagikan buku paket I : 1
– 3 2.
G menyampaikan materi yang akan dipelajari I : 1-3
III : 254 3.
G melakukan kegiatan apersepsi dengan mengingatkan pelajaran sebelumnya.
I : 4 – 5
III : 1 IV : 1-5
4. G menjelaskan materi menggunakan contoh yang
sederhana dan melibatkan S saat menjelaskan. I : 6
– 9 II : 5
– 6 5.
G melakukan tanya jawab dengan S saat berlangsungnya pembelajaran.
I : 19 – 25, 29-37
II : 7-8 6.
G memberikan reward bagi S yang menjawab pertanyaan dengan benar.
III : 14-33, 132-134 V : 96
7. G melibatkan S dalam setiap tahapan pembelajaran baik
membaca, menyelesaikan soal di papan tulis maupun secara lisan.
I : 10-18, 27 III : 2-13
V : 6-25 8.
G menjelaskan kembali materi secara mendetail sebagai penegasan dari penjelasan sebelumnya supaya S semakin
paham. I : 26, 38
II : 9-15, 34-35 III : 55-56, 255-284
IV : 45-50
9. Untuk meningkatkan pemahaman S, G memberikan latihan
soal. I : 38
III : 304-309 IV : 55-56
10. G memberikan pendampingan secara individual bagi masing-masing S.
I : 39-46 III : 316-325
IV :80-92 V : 101-117
11. G memotivasi S supaya rajin belajar. I : 56-68
II : 16-21,53-62 III : 62-69
V : 119-120
12. G menegur S yang kurang serius memperhatikan penjelasan dari G.
I : 19-20, 55 III : 180-183
13. G lebih banyak mengajukan pertanyaan pada S3 yang memiliki konsentrasi dan tingkat pemahaman lebih rendah
dari kedua temannya. III : 34-41,
98-107,169-170 V : 26-89
14. G melibatkan S untuk aktif menjawab setiap pertanyaan G dengan mengajukan langsung pertanyaan pada S yang
ditunjuk dan akan melempar pertanyaan jika S tidak mampu menjawab.
III : 2-13,108-117, 171-179,
194-208 15. G berusaha mengejar jawaban dari S untuk pertanyaan
yang belum dijawab dengan benar. III : 42-54
16. G memberikan respon yang baik terhadap pertanyaan setiap S.
II : 37-47 III : 70-94
17. G memberikan kesempatan pada S untuk meningkatkan pemahamannya
dengan mempelajari
materi atau
mengerjakan soal yang lebih tinggi. I : 47-54
V : 118
18. G melakukan penanaman karakter yang baik pada S dalam pembelajaran.
III : 67-61, 225-247, 301-315
19. G memberikan pertanyaan balikan dari penjelasan materi yang baru diberikan.
III : 118-131 IV :51-54
20. G menjelaskan materi dengan memberikan contoh soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari S.
II : 73-83 III : 146-163, 215-
224 21. G menggunakan penggaris sebagai alat peraga untuk
menjelaskan pengukuran. II : 36-38
22. S terlibat aktif dalam pembelajaran, menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan maupun memberi tanggapan
terhadap penjelasan G. II : 63-69
III : 209-214 IV : 6-13, 57-78
23. G mengajak S untuk melihat orientasi matematika dalam kehidupan sehari-hari.
II : 48-52 III : 164-168
24. S1 membantu S3 menyelesaikan soal yang belum selesai. III : 331-352
25. G melakukan evaluasi pada akhir bab dengan soal yang berbeda untuk setiap S sesuai dengan tingkat kemampuan
mereka. V : 99-100
26. G mengoreksi hasil penyelesain soal evaluasi V : 118, 122
27. G memberikan PR I : 69
III : 353
b Kategorisasi Data
Kategorisasi data yakni gagasan abstrak mengenai makna yang terkandung dalam topik data proses pelaksanaan
pembelajaran matematika bagi anak tunagrahita mampu didik.
Tabel 4. 14 Kategorisasi Data Pembelajaran Pertemuan I-V
No KategorisasiSub Kategori
Topik Data 1.
Pengkodisian sebelum mengajar 1.1
Guru mempersiapkan materi yang akan diajarkan. 1.2
Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan. 1.3
Guru melakukan kegiatan apersepsi. 1.4
Guru menciptakan hubungan personal yang baik dengan siswa.
1 2
3 15
2. Pengkondisian saat berlangsungnya proses belajar
3.1 Guru mengajak siswa untuk aktif dalam setiap tahapan 5,7, 14, 22
pembelajaran. 3.2
Guru melakukan pengajaran langsung disertai dengan contoh berkaitan dengan hidup sehari-hari.
3.3 Guru memberikan reward pada siswa yang berani
berpendapat. 3.4
Guru memotivasi siswa supaya rajin belajar. 3.5
Guru melakukan penegasan materi 3.6
Untuk meningkatkan pemahaman siswa guru memberikan soal latihan.
3.7 Guru memberikan pendampingan individual pada siswa
ketika mengerjakan soal. 3.8
Siswa diberi kesempatan untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan.
4, 20 6
11 8
9 10
24 3.
Tindak lanjut sesudah mengajar 3.1
Guru melakukan evaluasi pada akhir bab pembelajaran. 3.2
Guru mengoreksi hasil pekerjaan siswa. 3.3
Guru memberikan PR. 25
26 27
c Analisis pelaksanaan pembelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru membuka pelajaran dengan melakukan apersepsi, mengingatkan kembali materi
sebelumnya, membahas PR dan menjelaskan kembali kepada siswa jika ada penyelesaian siswa yang salah. Dalam kegiatan apersepsi
guru melakukan tanya jawab dengan siswa dengan mengajukan pertanyaan secara lisan. Selanjutnya, guru memberitahukan kepada
siswa tentang materi yang akan dipelajari. Kemudian, guru mulai menjelaskan materi dengan menuliskan beberapa contoh soal di
papan tulis untuk dibahas bersama. Guru membahas penyelesaian dari soal-soal tersebut secara runtut dari awal sampai akhir dengan
sesekali memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa atau meminta siswa untuk mengerjakan di papan tulis. Guru
mengusahakan supaya semua siswa terlibat aktif dalam setiap tahapan pembelajaran.
Setelah semua soal selesai dibahas, guru memberikan beberapa soal lagi yang diambil dari buku paket dan meminta siswa
mengerjakan soal-soal tersebut di buku mereka. Selama siswa mengerjakan, guru berkeliling kelas untuk memeriksa pekerjaan
siswa, membantu siswa yang mengalami kesulitan dan
mengingatkan siswa yang tidak mau mengerjakan soal agar segera mengerjakannya.
Secara umum, metode yang digunakan guru adalah metode ekspositori dimana guru mengajak siswa aktif dengan lebih banyak
memberikan contoh-contoh soal pemecahan masalah. Selain itu, juga digunakan metode penugasan. Dalam mengajar, guru tidak
menggunakan alat bantu belajar khusus seperti alat peraga atau alat bantu lainnya. Guru memberikan umpan balik terhadap apa yang
telah disampaikan dengan menanyakan kepada siswa apakah siswa dapat memahami materi yang telah disampaikan atau belum.
Sebelum menutup pelajaran, guru memberikan penguatan tentang materi yang baru saja dipelajari. Pada akhir pelajaran, guru
juga memberikan pekerjaan rumah untuk dikerjakan dan dibahas pada
pertemuan berikutnya.
Pertemuan berikutnya,
guru
menanyakan tentang PR yang telah diberikan dan memberikan sanksi pada siswa yang tidak mengerjakan sesuai dengan
kesepakatan yang telah dibuat guru dengan siswa. Kegiatan berikutnya tidak jauh berbeda dengan pertemuan sebelumya yaitu
diisi dengan latihan soal. a.
Analisis Evaluasi Pembelajaran Matematika Evalusi pembelajaran matematika bagi anak tunagrahita mampu
didik yaitu diawali dengan asesmen. Asesmen ini dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran di kelas tetapi tidak secara
tertulis. Guru beranggapan kalau sudah lama mengajar di SLB tentunya sudah cukup paham dan tahu mengenai karakteristik anak
didiknya. Selain itu, guru juga tidak menggunakan alat bantu asesmen lembar pengamatan perkembangan siswa tetapi penilaian hanya
berdasarkan pengamatan kegiatan sehari-hari masing-masing siswa baik saat berlangsungnya kegiatan belajar, istirahat, dan kelas
keterampilan. Dari asesmen ini guru berusaha mengenal kelebihan yang dapat ditingkatkan dalam diri siswa seperti, kegiatan menari,
main musik dan lain-lain. Adapun hal yang dilakukan selama asesmen yakni mengumpulkan
informasi dari berbagai pihak, seperti orang tua atau siapa saja yang terlibat dalam pendampingan anak. Selain itu, dalam setiap tahapan
pembelajaran guru juga melakukan asesmen. Jadi, intinya seorang guru SLB harus tahu keseluruhan karakteristik setiap siswa, kelebihan
maupun kekurangannya. Untuk penilaian afektif, psikomotorik dilakukan guru selama siswa berada di sekolah yaitu selama
berlangsungnya pembelajaran di kelas maupun saat kelas keterampilan dan istirahat dengan mengamati aktivitas siswa belum tertulis.
Sementara untuk penilaian kognitif guru banyak memberikan latihan soal dan melakukan evaluasi setiap akhir bab pembelajaran dengan
tingkat kesulitan yang berbeda untuk setiap siswa sesuai dengan SK- KD dan materi yang sudah diajarkan guru yang kemudian diolah pada
akhir semester dan belum membuat catatan kemajuan belajar siswa selama berlangsungnya kegiatan belajar secara tertulis. Jadi, evaluasi
belajar yang dilakukan guru baru sebatas pengamatan mengenai aktivitas siswa sehari-hari di sekolah dan berdasarkan nilai siswa
dalam belajar tetapi guru belum membuat catatan kemajuan yang dicapai siswa secara tertulis yang seharusnya dibuat di SLB.
b. Analisis Aktivitas Siswa Saat Berlangsungnya Kegiatan Pembelajaran
Matematika Mampu Didik. Observasi terhadap kegiatan belajar siswa dilakukan pada saat
siswa menerima materi tentang perkalian dua angka dengan dua angka dan pembagian Pada umumnya, siswa memperhatikan penjelasan guru dengan
sungguh-sungguh. Meskipun kadangkala ada siswa yang asyik dengan kegiatannya sendiri atau justru berbicara dengan temannya, namun setelah
diingatkan siswa kembali memperhatikan penjelasan guru.
Dibawah ini peneliti akan memaparkan aktivitas dari masing- masing siswa.
1 Siswa satu S1
Selama berlangsungnya proses pembelajaran, S1 merupakan siswa yang paling aktif. S1 secara aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan oleh guru baik ketika ditunjuk maupun tidak. Selain itu, S1 juga aktif menanyakan hal-hal yang tidak diketahui dan ketika
mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. Ketika diminta untuk mengerjakan soal yang dituliskan di papan tulis, S1 berusaha untuk
mengerjakannya dengan baik. Selain itu, pada saat mengerjakan latihan soal, siswa secara bersungguh-sungguh untuk menyelesaikan
soal yang diberikan oleh guru dan berani menanyakan kepada guru mengenai kesulitan yang dialami. Akan tetapi, jika soal latihan sudah
selesai dikerjakan dan dikoreksi guru, S1 lebih sering sibuk dengan diri sendiri.
2 Siswa dua S2
S2 sedikit pemalu dan pendiam, ketika berlangsung pembelajaran S2 jarang bertanya pada guru kecuali guru menyuruh S2 mengerjakan
soal dipapan tulis atau ditanya secara lisan. Jika guru bertanya pada S2 mengenai cara pengerjaan soal, S2 kadangkala hanya menjawab
dengan tersenyum. Akan tetapi, selama guru menjelaskan S2 dengan sungguh-sungguh mendengarkan. Selain itu, S2 selalu berusaha
mengerjakan latihan soal yang diberikan guru dengan baik.
3 Siswa tiga S3
Selama berlangsungnya pembelajaran S3 berusaha aktif dalam setiap tahapan pembelajaran baik bercerita mengenai kegiatan di rumah yang
berkaitan dengan pelajaran ataupun menjawab pertanyaan guru. Jika S3 tidak masuk sekolah, kelas akan terasa sepi karena S3 sering
membuat lucu baik karena jawaban yang tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan guru maupun ketika S3 sedang tidak konsentrasi untuk
belajar. S3 sering membuat kegiatan untuk menarik perhatian dari guru.
Selama guru tidak menegur maka S3 akan terus sibuk dengan kegiatannya sendiri dan kurang memperhatikan guru menjelaskan.
Akan tetapi, ada hal yang cukup menarik dari S3 yakni, walaupun S3 kelihatannya kadang kurang memperhatikan guru saat menjelaskan
namun ketika guru bercerita serta-merta S3 akan bercerita mengenai pengalamannya.
c. Analisis Kesalahan yang Dilakukan Anak Tunagrahita Mampu Didik saat
Menyelesaikan Soal Matematika.
Tabel 4. 15 Analisis Kesalahan Anak Tunagrahita Mampu Didik dalam Menyelesaikan Soal
Soal Siswa
Jawaban Kesalahan
Penyebab
1. Kerjakanlah soal berikut
dengan baik dan jelas a.
250 230 +
b. 1.423
1.231 + S1
S2 S3
Penulis tidak melakukan analisis untuk soal nomor satu karena SS menjawab benar, dan berdasarkan hasil wawancara SS sudah
memahami soal dengan baik
2. Kerjakanlah
soal berikut dengan baik dan
jelas c.
364 122 -
d. 1.478
1.320 - S1
S2
S3 Penulis tidak melakukan analisis untuk soal nomor dua karena
SS menjawab benar, dan berdasarkan hasil wawancara SS sudah memahami soal dengan baik
3. Kerjakanlah soal berikut
ini dengan cara bersusun ke bawah
e. 45 x 9 =…
f. 26 x 7 =…
S1 Jawaban
S1 tidak
sesuai dengan cara yang
dimaksud dalam soal.
26 x 7 = 142 Lampiran 8 hal 43
S1 keliru
saat menjumlahkan hasil
perkalian yang
sudah ditemukan
sehingga hasil akhir menjadi salah
Dari hasil
wawancara diketahui bahwa
S1 lupa
menjumlahkan bilangan
yang disimpan
WS1: 2 –6
S2 45
9 x 278
26 7 x
155 Lampiran 8 hal 44
Kesalahan perhitungan
S2 sudah paham bahwa perkalian
adalah penjumlahan
berulang tetapi Siswa
keliru menjumlahkan
WS2: 4-10 S3
Cara S3 tidak sesuai dengan
yang dimaksud dalam soal.
45 x 9 = 790 26 x 7 = 162
Lampiran 8 hal 45 S3 belum mengerti
konsep perkalian
4. Kerjakan soal berikut
1.564 1.864 +
…. 784 _
.… S1
S3 S1, S3 menyelesaikan
soal dengan benar
S2 1564
1864 + 3518
784 _ 3274
Lampiran 8 hal 44 Kesalahan
perhitungan S2
kurang memahami nilai
tempat, siswa
sudah benar saat menjumlahkan
tetapi menjadi
salah karena
keliru dalam
teknik menyimpan.
Seharusnya menyimpan
puluhan
tapi
justru satuan
yang disimpan WS2 : 9-10
5. Kerjakanlah soal berikut
ini dengan baik dan benar g. 22 x 5 = … x 22 =…
h. 11 x 12=12 x…=… S1
S1 menyelesaikan
soal dengan benar. S2
g. 22 x 5 = 110 x 22 =
110 Lampiran 8 hal 44
S2 melakukan
kesalahan interpretasi bahasa
dan konsep. S2
tidak memahami sifat
komutatif dalam perkalian
WS2: 12-18.
S3 g.
22 x 5 = 210 x 22 = 110
h. 11 x 12 = 12 x 12 =
132 Lampiran 8 hal 45
S3 melakukan
proses yang keliru, siswa tidak paham
tentang sifat
komutatif penjumlahan yang
sebelumnya sudah diajarkan.
Siswa langsung
mengalikan dan
menuliskan hasilnya
sesudah tanda sama dengan,
terus mengalikan
lagi sehingga hasil yang diperoleh jadi
keliru kesalahan
data. S3 beranggapan
bahwa soal
yang salah WS3 : 1-12.
6. Carilah hasil pembagian
dari 125 : 5 =…
S1 S2
S1, S2 menyelesaikan soal dengan benar
S3 125 : 5 = 221
Lampiran 1 hal 45 S3
melakukan kesalahan
dalam perhitungan. Siswa
belum memahami konsep pembagian.
S3 memiliki
tingkat konsentrasi
yang rendah
dalam belajar
yang menyebabkan
cepat lupa pada materi
yang baru dipelajari.
7. Pertandingan sepak bola
berlangsung selama 2 hari. Jumlah penonton
hari pertama 344 orang dan penonton hari kedua
562.
Berapa jumlah
penonton seluruhnya? Penulis tidak melakukan analisis untuk soal nomor tujuh karena
SS menjawab benar, dan berdasarkan hasil wawancara SS sudah memahami soal dengan baik
8. Jumlah penduduk Desa S1
S1, S3 menyelesaikan soal dengan benar
Bangun Ria 786 orang. Jumlah penduduk laki-
lakinya 342
orang. Berapa jumlah penduduk
perempuan di
desa tersebut?
S3 S2
786 342 +
1128 Lampiran 1 hal 44
S2 melakukan
kesalahan interpretasi bahasa.
S2 beranggapan bahwa
kalau ditanya jumlah
berarti ditambahkan.
Hal ini
juga menunjukkan
pada kita kalau siswa
belum memahami soal
cerita WS2 : 22-28.
Dari tabel analisis soal diatas, dapat dilihat bahwa siswa tunagrahita masih banyak melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal
matematika bahkan yang sederhana sekalipun. Hal tersebut mungkin terjadi karena kesulitan anak tunagrahita dalam berpikir abstrak. Selain itu,
anak tunagrahita cepat lupa walaupun masih baru dipelajari. Untuk itu, anak tunagrahita mampu didik perlu pendampingan individual yang baik
supaya mampu memahami materi yang baru dipelajari.
F. PEMBAHASAN