Pembelajaran Kooperatif tipe TGT

28 d. Dapat meningkatkan kepercayaan diri. e. Dapat meningkatkan kemahiran teknologi.

F. Pembelajaran Kooperatif tipe TGT

Teams Games Tournaments . Teams Games Tournaments TGT pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards. Dalam TGT, para siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang heterogen. Guru menyampaikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran Slavin, 2008. Games Tournament dimasukkan sebagai tahapan review setelah siswa bekerja dalam tim. Dalam TGT siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Siswa memainkan game ini bersama tiga orang pada “meja-turnamen”, dimana ketiga peserta dalam satu meja turnamen ini adalah para siswa yang memiliki rekor nilai IPA terakhir yang sama. Sebuah prosedur “menggeser kedudukan” membuat permainan ini cukup adil. Peraih rekor tertinggi dalam tiap meja turnamen akan mendapatkan poin tertinggi untuk timnya, tanpa menghiraukan dari meja mana mendapatkannya. Ini berarti bahwa mereka yang berprestasi rendah bermain dengan yang berprestasi rendah juga dan yang berprestasi tinggi bermain dengan yang berprestasi tinggi kedua-duanya memiliki kesempatan yang sama untuk sukses. Tim dengan tingkat kinerja tertinggi mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan tim lainnya dalam www. metode Teams Games-Tournaments TGT « a home of knowledge ,,,,,.htm 29 TGT memiliki dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah- masalah satu sama lain, tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam game temannya tidak boleh membantu, memastikan telah terjadi tanggung jawab individual. Permainan TGT berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap-tiap siswa akan mengambil sebuah kartu dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka yang tertera. Turnamen ini memungkinkan bagi siswa untuk menyumbangkan skor-skor maksimal buat kelompoknya. Turnamen ini juga dapat digunakan sebagai review materi pelajaran. Dalam implementasinya secara teknis Slavin 2008 mengemukakan empat langkah utama dalam pembelajaran dengan teknik TGT yang merupakan siklus regular dari aktivitas pembelajaran. Pelaksanaan games dalam bentuk turnamen dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: a. Siswa di bagi dalam kelompok dalam 7 kelompok yang terdiri dari 5 orang dan satu kelompok terdiri atas 6 orang. Pembagian dilihat berdasarkan nilai pretest dan juga berdasarkan jenis kelamin. b. Setelah dalam kelompok, satu orang dalam setiap kelompok mengambil kartu di meja guru didepan kelas. Didalam kartu berisi nomor –nomor soal yang harus di jawab setiap kelompok. Satu kelompok harus menjawab 5 pertanyaan. Apabila tidak bisa menjawab bisa di beri kesempatan untuk menjawab pertanyaaan tersebut. Jadi siswa merasa bertanggung jawab atas apa yang sudah diberikan dan 30 semua bersaing untuk bisa menjawabnya. Setiap kali menjawab peneliti mengisi dalam lembaran yang sudah disiapkan. c. Kelompok yang mendapat kartu yang bertuliskan nomor 1 berarti kelompok tersebut mendapat kesempatan pertama untuk menjawabnya. d. Peneliti berjanji akan memberikan hadiah kepada kelompok yang juara. e. Ada satu kelompok yang juara yaitu kelompok A dan mereka mendapat hadiah. Kelompok lainpun diberi hadiah tetapi tidak sama dengan kelompok yang juara. f. Kegiatan perlombaan ini sangat antusias bagi siswa karena setiap siswa mau bersaing. Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan dan melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai teman yang mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar siswa. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. 31 Ada lima komponen utama dalam TGT, yaitu: 1. Penyajian kelas Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini, siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang diberikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok. 2. Kelompok team Kelompok biasanya terdiri atas empat sampai dengan lima orang siswa. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. 3. Game Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapatkan skor. 32 4. Turnamen a. Siswa dibagi dalam kelompok dalam 7 kelompok yang terdiri dari 5 orang dan satu kelompok terdiri atas 6 orang. Pembagian dilihat berdasarkan nilai pretest dan juga berdasarkan jenis kelamin. b. Setelah dalam kelompok, satu orang dalam setiap kelompok di minta mengambil kartu di meja guru didepan kelas. Didalam kartu berisi nomor –nomor soal yang harus di jawab setiap kelompok. Satu kelompok harus menjawab lima pertanyaan. Apabila tidak bisa menjawab bisa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaaan tersebut. Jadi siswa merasa bertanggung jawab atas apa yang sudah diberikan dan semua bersaing untuk bisa menjawabnya. Setiap kali menjawab peneliti mengisi dalam lembaran yang sudah disiapkan. c. Kelompok yang mendapat kartu yang bertuliskan nomor 1 berarti kelompok tersebut mendapat kesempatan pertama untuk menjawabnya. d. Peneliti berjanji akan memberikan hadiah kepada kelompok yang juara. e. Ada satu kelompok yang juara yaitu kelompok A dan mereka mendapat hadiah. Kelompok lainpun diberi hadiah tetapi tidak sama dengan kelompok yang juara. f. Kegiatan perlombaan ini sangat antusias bagi siswa karena setiap siswa mau bersaing. 33 5. Penghargaan kelompok team recognise Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran TGT Riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran telah banyak dilakukan oleh pakar pembelajaran maupun oleh para guru di sekolah. Dari tinjauan psikologis, terdapat dasar teoritis yang kuat untuk memprediksi bahwa metode-metode pembelajaran kooperatif yang menggunakan tujuan kelompok dan tanggung jawab individual akan meningkatkan pencapaian prestasi siswa. Dua teori utama yang mendukung pembelajaran kooperatif adalah teori motivasi dan teori kognitif. Menurut Slavin 2008, perspektif motivasional pada pembelajaran kooperatif terutama memfokuskan pada penghargaan atau struktur tujuan dimana para siswa bekerja. Deutsch 1949 dalam Slavin 2008 mengidentifikasikan tiga struktur tujuan dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: 1. Kooperatif: dimana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu memberi konstribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain. 2. Kompetitif: dimana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu menghalangi pencapaian tujuan anggota lainnya. 3. Individualistik: dimana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu tidak memiliki konsenkuensi apa pun bagi pencapaian tujuan anggota lainnya. Dari perspektif motivasional, struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi di mana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi 34 mereka adalah jika kelompok mereka sukses. Oleh karena itu, mereka harus membantu teman satu timnya untuk melakukan apapun agar kelompok berhasil dan mendorong anggota satu timnya untuk melakukan usaha maksimal. Sedangkan dari perspektif teori kognitif, Slavin 2008 mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif menekankan pada pengaruh dari kerja sama terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Asumsi dasar dari teori pembangunan kognitif adalah bahwa interaksi di antara para siswa berkaitan dengan tugas-tugas yang sesuai meningkatkan penguasaan mereka terhadap konsep yang sudah dipelajari. Pengelompokkan siswa yang heterogen mendorong interaksi yang kritis dan saling mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan pengetahuan atau kognitif. Penelitian psikologi kognitif menemukan bahwa jika informasi ingin dipertahankan didalam memori dan berhubungan dengan informasi yang sudah ada di dalam memori orang yang belajar harus terlibat dalam semacam pengaturan kembali kognitif atau elaborasi dari materi. Salah satu cara elaborasi yang paling efektif adalah menjelaskan materinya kepada orang lain. Namun demikian tidak ada satupun model pembelajaran yang cocok untuk semua materi, situasi dan anak. Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik yang menjadi penekanan dalam proses implementasinya dan sangat mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran. Secara psikologis, lingkungan belajar yang diciptakan guru dapat direspon beragama oleh siswa sesuai dengan modalitas mereka. Dalam hal ini, pembelajaran kooperatif dengan teknik TGT memiliki keunggulan dan kelemahan dalam implementasinya terutama dalam hal pencapaian hasil belajar dan efek 35 psikologis bagi siswa dalam www. Metode Teams Games-Tournaments TGT « a home of knowledge ,,,,,.htm. Slavin 2008, melaporkan beberapa laporan hasil riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian belajar siswa yang secara inplisit mengemukakan keunggulan dan kelemahan pembelajaran TGT sebagai berikut: a. Kelebihan pembelajaran TGT a Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT memperoleh teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka daripada siswa yang ada dalam kelas tradisional. b Meningkatkan perasaanpersepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan. c TGT dapat meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa harga diri akademik mereka. d TGT dapat meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain kerjasama verbal dan nonberbal, kompetisi yang lebih sedikit. b. Kelemahan pembelajaran TGT a Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan waktu yang lebih banyak. 36 b TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remaja-remaja dengan gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau perlakuan lain.

G. Besaran dan Satuan serta pengukuran