18 Gejala : – Fase akut dari nyeri, terjadi nyeri kronis dan kekakuan
8. Keamanan
Gejala : – Kesulitan dalam menangani tugas pemeliharaan rumah tangga − Kekeringan pada mata dan membrane mukosa.
2.2.2Analisa Data
Analisa Data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan menghubungkan data dengan keluhan dirasakan klien secara subjektif dan objektif, dimana data
subjektif ini didapatkan perawat dari keluhan yang dirasakan klien pada saat ia sakit seperti nyeri, mual, tidak dapat beraktifitas dan kaku pada kedua kaki.
Sedangkan data objektif ini didapatkan perawat dari hasil pengamatan maupun dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap klien seperti pemeriksaan tanda-
tanda vital , sehingga dapat diketahui apa masalah kesehatan atau masalah keperawatan yang dihadapi pasien pada saat itu.
2.2.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan analisa data yang diperoleh, maka dapat diketahui masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang dihadapi oleh klien
yang selanjutnya dapat dilakukan intervensi. Namun masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu
perawat harus membuat prioritas masalah. Bambang,2009. Dimana kriteria penentuan prioritas masalah keperawatan ini ditentukan
berdasarkan hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Abraham H. Maslow.
Universitas Sumatera Utara
19
Diagnosa 1 : Nyeri bd penurunan fungsi tulang
Kriteria Hasil : Nyeri hilang atau tekontrol
2.2.4 Perencanaan INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri − Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan
intensitas skala 0 – 10. Catat faktor- faktor yang mempercepat dan tanda-tanda
rasa sakit non verbal − Berikan matras atau kasur keras, bantal
kecil. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan
− Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di
kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi
− Dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di tempat
tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari gerakan yang
menyentak
− Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun.
Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit
beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi
− Berikan masase yang lembut
Kolaborasi
− Beri obat sebelum aktivitas atau latihan yang direncanakan sesuai petunjuk seperti
asetil salisilat. − Membantu dalam
menentukan kebutuhan managemen nyeri dan
keefektifan program. − Matras yang lembutempuk,
bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan
kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan setres pada
sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur
menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi
nyeri
− Pada penyakit berat, tirah baring mungkin diperlukan
untuk membatasi nyeri atau cedera sendi.
− Mencegah terjadinya kelelahan umum dan
kekakuan sendi. Menstabilkan sendi,
mengurangi gerakanrasa sakit pada sendi
− Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas,
menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi
hari. Sensitifitas pada panas dapat dihilangkan dan luka
dermal dapat disembuhkan
− Meningkatkan elaksasimengurangi
tegangan otot − Meningkatkan relaksasi,
mengurangi tegangan otot, memudahkan untuk ikut
serta dalam terapi.
Universitas Sumatera Utara
20
Diagnosa 2 : Intoleran aktivitas bd perubahan otot.
Kriteria Hasil : Klien mampu berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan.
INTERVENSI RASIONAL
− Pertahankan istirahat tirah baringduduk jika diperlukan.
− Bantu bergerak dengan bantuan seminimal mungkin.
− Dorong klien mempertahankan postur tegak, duduk tinggi, berdiri
dan berjalan. − Berikan lingkungan yang aman
dan menganjurkan untuk menggunakan alat bantu.
− Berikan obat-obatan sesuai indikasi seperti steroid.
− Untuk mencegah kelelahan dan mempertahankan kekuatan.
− Meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum.
− Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas.
− Menghindari cedera akibat kecelakaan seperti jatuh.
− Untuk menekan inflamasi sistemik akut.
Diagnosa 3 : Risiko cedera bd penurunan fungsi tulang.
Kriteria Hasil : Klien dapat me mpertahankan keselamatan fisik.
INTERVENSI RASIONAL
− Kendalikan lingkungan dengan : Menyingkirkan bahaya yang
tampak jelas, mengurangi potensial cedera akibat jatuh ketika tidur
misalnya menggunakan penyanggah tempat tidur, usahakan
posisi tempat tidur rendah, gunakan pencahayaan malam
siapkan lampu panggil
− Memantau regimen medikasi − Izinkan kemandirian dan
kebebasan maksimum dengan memberikan kebebasan dalam
lingkungan yang aman, hindari penggunaan restrain, ketika pasien
melamun alihkan perhatiannya ketimbang mengagetkannya.
− Lingkungan yang bebas bahaya akan mengurangi resiko cedera dan
membebaskan keluarga dari kekhawatiran yang konstan.
− Hal ini akan memberikan pasien merasa otonomi, restrain dapat
meningkatkan agitasi, mengegetkan pasien akan
meningkatkan ansietas.
Universitas Sumatera Utara
21
Diagnosa 4 : Perubahan pola tidur bd nyeri
Kriteria Hasil : Klien dapat memenuhi kebutuhan istirahat atau tidur.
INTERVENSI RASIONAL
Madiri − Tentukan kebiasaan tidur biasanya
dan biasanya dan perubahan yang terjadi.
− Berikan tempat tidur yang nyaman − Buat rutinitas tidur baru yang
dimasukkan dalam pola lama dan lingkungan baru
− Instruksikan tindakan relaksasi − Tingkatkan regimen kenyamanan
waktu tidur, misalnya mandi hangat dan massage.
− Gunakan pagar tempat tidur sesuai indikasi: rendahkan tempat tidur
bila mungkin. − Hindari mengganggui bila
mungkin, misalnya membangunkan untuk obat atau
terapi
Kolaborasi − Berikan sedative, hipnotik sesuai
indikasi − Mengkaji perlunya dan
mengidentifikasi intervensi yang tepat.
− Meningkatkan kenyamaan tidur serta dukungan fisiologispsikologis
− Bila rutinitas baru mengandung aspek sebanyak kebiasaan lama,
stress dan ansietas yang berhubungan dapat berkurang
− Membantu menginduksi tidur − Meningkatkan efek relaksasi
− Dapat merasakan takut jatuh karena perubahan ukuran dan tinggi tempat
tidur, pagar tempat untuk membantu mengubah posisi
− Tidur tanpa gangguan lebih menimbulkan rasa segar dan pasien
mungkin mungkin tidak mampu kembali tidur bila terbangun.
− Mungkin diberikan untuk membantu pasien tidur atau
istirahat.
Universitas Sumatera Utara
22
2.3 Asuhan Keperawatan Kasus 2.3.1 Pengkajian