19
4. SPPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki oleh manusia. Karena walu bagaimana pun canggihnya suatu SPPK, dia hanyalah suatu
kumpulan perangkat keras, perangkat lunak dan sistem operasi yang tidak dilengkapi dengan kemampuan berpikir.
2.2 Sepak Bola 2.2.1 Gambaran Umum Sepak Bola
Sepak bola adalah salah satu cabang olahraga yang dimainkan oleh 22 pemain dalam 2 grupkelompok serta waktu bermainnya 2 x 45 Menit Waktu
Normal untuk dua babak dengan waktu istirahat 15 menit. Jika pada pertandingan penentuan semisal final yang berakhir seri atau imbang pada waktu normal maka
akan diberikan 2 x 15 Menit extra time untuk mencari pemenang. Jika dalam extra time hasilnya masih seri juga maka akan dilanjutkan dengan tendang pinalti
untuk menentukan pemenangnya. Pemain dilarang memainkan bola dengan tangan atau lengan karena jika
bermain menggunakan tangan atau lengan maka dianggap sebagai pelanggara atau disebut dengan handsball, kecuali kiper yang boleh menggunakan semua anggota
tubuh namun hanya dalam daerah gawangnya saja. tujuan dari permainan sepak bola adalah untuk memasukan bola sebanyak mungkinke gawang lawan serta
mempertahankan gawang sendiri agar tidak kemasukan bola. Menurut Muhajir 2007, “Sepak bola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan
menyepak, yang mempunyai tujuan untuk memasukan bola kegawang lawan dengan mempertahankan gawang tersebut agar tidak kemasukan bola”. Menurut
20
Luxbacher 2008 bahwa pertandingan sepak bola dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing beranggotakan 11 orang. Masing-masing tim mempertahankan
gawang dan berusaha menjebol gawang lawan. cabang olahraga ini memperlihatkan kelebihan individu mengolah bola
serta tak dipungkiri sering terjadi benturan atau bisa di katakan sering terjadi permainan keras antar tim atau pemain.
2.3 Simple Multi Attribute Rating Technique SMART
SMART Simple Multi –Attribute Rating Technique yang terdapat dalam
skripsi Antonius Krisna 2013 merupakan metode pengambilan keputusan multikriteria yang dikembangkan oleh Edward pada tahun 1977. Teknik
pengambilan keputusan multi kriteria ini didasarkan pada teori bahwa setiap alternatif terdiri dari sejumlah kriteria yang memiliki nilai
–nilai dan setiap kriteria memiliki bobot yang menggambarkan seberapa penting ia dibandingkan dengan
kriteria lain. Pembobotan ini digunakan untuk menilai setiap alternatif agar diperoleh alternatif terbaik.
SMART merupakan metode pengambilan keputusan yang fleksibel. SMART lebih banyak digunakan karena kesederhanaanya dalam merespon
kebutuhan pembuat keputusan dan caranya menganalisa respon. Analisa yang terlibat adalah transparan sehingga metode ini memberikan pemahaman masalah
yang tinggi dan dapat diterima oleh pembuat keputusan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2.3.1 Proses Pemodelan Metode SMART
Langkah-langkah perhitungan yang dilakukan dalam metode SMART Simple Multi Attribute Rating Technique yang terdapat dalam skripsi Antonius
Krisna 2013 adalah sebagai berikut. 1. Menentukan bobot dari masing- masing faktor tujuan Goal Weight Factor
dengan range bobot antara 1 dan 10. 2. Hitung Normalized Weight Factor dari setiap tujuan dengan cara
membandingkan nilai setiap bobot tujuan Goal Weight Factor dengan jumlah total bobot tujuanTotal Goal Weight Factor.
Rumus menghitung Normalized Weight Factor :
.................... 2.1 3. Bandingkan nilai dari kriteria yang sama dari masing-masing paket. Cari
selisih nilai antara nilai tertinggi dan nilai terendahnya. Hasil selisih dibagi dengan jumlah alternatif paket untuk menentukan interval kelas dari masing-
masing kriteria.
...................... 2.2 4. Setelah mendapatkan range kelas pada setiap kriteria maka dapat ditentukan
nilai bobot pada masing-masing alternatif interval 1-10. 5. Setelah proses no.4, masing-masing bobot diberi nilai baru yang telah
ditentukan 1=0; 2=0,25; 3=0,5; 4=0,75;5=1. 6. Tentukan nilai persentase dari masing-masing alternatif dengan cara
mengalikan nilai yang didapat pada proses no.5 dengan nilai Normalized PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Weight Factor. Jumlahkan nilai dari proses perkalian tersebut dan totalnya dikali 100 .
7. Setelah didapatkan nilai persentase dari masing-masing alternatif, maka dapat ditentukan rekomendasi hasil yang paling mendekati tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya, yaitu paket yang memiliki nilai persentase yang tertinggi.
2.3.2 Contoh Perhitungan Kemampuan dengan SMART
1. Alternatif yang terpilih posisi Striker adalah P1, P2, P3, P4 dan P5. [5 pemain terbaik utk 1 posisi tertentu].
2. Kriteria sesuai posisi yang ingin dicari.
Tabel 2.1 Kriteria dan kemampuan pemain
3. User memberi bobot faktor tujuan goal weight factor dari masing-masing kriteria. Interval nilai bobot yang di pakai antara 1-10.
23
Tabel 2.2 Bobot faktor tujuan
4. Menghitung normalisasi bobot faktor tujuan Normalized goal weight factor.
Tabel 2.3 Normalisasi bobot faktor tujuan
5. Hitung normalisasi skor kriteria masing-masing alternatif. Sekaligus untuk menentukan interval masing-masing kriteria.
24
Tabel 2.4 Data nilai kriteria
Tabel 2.5 Nilai interval kriteria
Tabel 2.6 Normalisasi nilai skor
6. Konversikan nilai normalisasi jadi nilai utility score antara 0-1.
Tabel 2.7 Utility score
25
Tabel 2.8 Nilai konversi ke utility score
7. Perhitungan skor total dari setiap alternatif.
Tabel 2.9 Skor total
8. Hasil final dari kelima pemain di posisi stopper
. Tabel 2.10 Peringkat akhir
26
2.3.3 Kelebihan Metode SMART
SMART memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode pengambilan keputusan lainnya yang terdapat dalam skripsi Antonius Krisna
2013 yaitu: 1. Mungkin melakukan penambahan pengurangan alternative : Pada
metode SMART penambahan atau pengurangan alternatif tidak akan mempengaruhi perhitungan pembobotan karena setiap penilaian
alternatif tidak saling bergantung. 2. Sederhana : Perhitungan pada metode SMART sangat sederhana
sehingga tidak memerlukan perhitungan matematis yang rumit yang memerlukan pemahaman matematika yang kuat. Penggunaan metode
yang kompleks akan membuat user sulit memahami bagaimana metode bekerja.
3. Transparan : Proses menganalisa alternatif dan kriteria dalam SMART dapat dilihat oleh user sehingga user dapat memahami bagaimana
alternatif itu dipilih. Alasan –alasan bagaimana alternatif itu dipilih dapat
dilihat dari prosedur –prosedur yang dilakukan dalam SMART mulai dari
penentuan kriteria, pembobotan, dan pemberian nilai pada setiap alternative.
4. Multikriteria : Metode SMART mendukung pengambilan keputusan dengan kriteria yang banyak. Pengambilan keputusan dengan kriteria
27
yang banyak akan menyulitkan user dalam menentukan keputusan yang tepat.
2.4 Skala Likert
Pada penelitian ini dilakukan kuisoner untuk melihat seberapa efektif sistem yang ada, untuk itu diperlukan sebuah perhitungan untuk menghitung
skor setiap pernyataan. Metode Likert merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menghitung suatu kusioner.
a. Pengertian Skala Likert Menurut Sugiono, Skala Likert merupakan metode pengukuran
yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
b. Penentuan Skor Jawaban Hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan nilai skor
untuk setiap jawaban yang disediakan kepada responden. Pemberian skor ditentukan berdasarkan skala yang ditentukan. Skala yang digunakan harus
sama untuk semua pernyataan, sedangkan banyak skala yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan kuisioner.
Contoh pemberian skala dan skor untuk pernyataan :
Tabel 2.11 Contoh permberian skala dan skor
Skala Jawaban Nilai
Tidak Setuju Suka Bagus 1
Kurang Setuju Suka Bagus 2
28
Ragu-ragu Suka Bagus 3
Setuju Suka Bagus 4
Sangat Setuju Suka Bagus 5
c. Skor Ideal Hal kedua yang dilakukan adalah menentukan skor ideal yang akan
digunakan untuk menentukan rating scale dan jumlah seluruh jawaban. Rumus yang akan digunakan untuk menghitung jumlah skor ideal dari
seluruh item adalah sebagai berikut ............... 2.3
Contoh : Apabila terdapat 5 skala dengan skor tertinggi adalah 5 dan jumlah
responden adalah 30, maka hasil skor kriterium adalah sebagai berikut :
Tabel 2.12 Contoh skor kriterium
Rumus Skala
5x30 = 150 TS
4x30 = 120 KS
3x30 = 90 R
2x30 = 60 S
1x30 = 30 SS
Keterangan : TS = Tidak Setuju
KS = Kurang Setuju PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
R = Ragu-ragu S = Setuju
SS = Sangat Setuju
d. Rating Scale
Hal ketiga yang dilakukan adalah semua jawaban responden dijumlahkan dan dimasukkan kedalam rating scale dan ditentukan daerah
jawabannya.
Gambar 2.2 Rating Scale
Maka ketentuan Rating Scale adalah sebagai berikut :
Tabel 2.13 Contoh Rating Scale
Nilai Jawaban Skala
121 – 150
TS 91
– 120 KS
61 – 90
R 31
– 60 S
– 30 SS
30
TS 60
KS 90
R 120
S 150
SS
30
BAB III METODOLOGI
Pada bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai cara pengambilan data dan cara menguji efektifitas dari program yang di buat. Cara pengambilan data
dilakukan dengan beberapa cara yang akan dijelaskan di bawah ini.
3.1 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah menguji efektifitas dari Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penentuan Posisi Pemain Dalam Tim
Sepak Bola, dalam memberikan hasil keputusan yang baik kepada pelatih. Adapun metode yang dipakai agar dapat menjawab permasalahan tersebut dalam
penelitian ini, yakni sebagai berikut. a. Analisis Masalah
b. Pengembangan Sistem c. Pengujian Efektifitas Sistem
d. Analisis Data e. Penarikan Kesimpulan
Metode penelitian tersebut akan penulis uraikan sebagai berikut skripsi Antonius Krisna, 2013:
1. Analisis Masalah
Tahap ini penulis akan melakukan analisis masalah dengan melakukan wawancara, studi kearsipan dan studi literature. Wawancara digunakan pada