21
Keterangan : COP
ideal
: Koefisien prestasi kerja mesin pendingin secara ideal. T
e
: Suhu evaporator,
o
C. T
c
: Suhu kondensor,
o
C.
f. Efisiensi Mesin Pendingin
Efisiensi mesin pendingin dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.6 berikut ini:
Efisiensi = COP
aktual
COP
ideal
x 100 2.6 Keterangan :
COP
ideal
: Koefisien prestasi kerja mesin pendingin secara ideal. COP
aktual
: Koefisien prestasi kerja mesin pendingin secara aktual.
2.2 Tinjauan Pustaka
Boby Himawan Putra Prasetya dan Ary Bachtiar Krishna Putra 2013. Teknologi pendinginan lama yang mulai digunakan salah satunya adalah mesin
pendingin Difusi Absorpsi COP dari mesin pendingin difusi absorpsi banyak dipengaruhi dari desain generator. Pada penelitian ini eksperimen dilakukan dengan
mendesain ulang generator pada mesin pendingin difusi absorpsi yang menggunakan pasangan refrigeran R22-DMF serta penambahan fan di kondensor.
Metode dalam penelitian ini adalah pengambilan data dilakukan dengan empat variasi laju pendinginan pada kondensor. Hasil yang diperoleh dari pengujian untuk
variasi laju pendinginan dari 0,711 ms hingga 2,291 ms yaitu semakin tinggi laju PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pendinginan maka semakin baik performa pada sistem. Kapasitas pendinginan optimal ialah 143 W, COP tertinggi 0,96, laju alir massa refrigeran terbesar ialah
0,72 grams, dan circulation ratio terendah yaitu 2,11.
Puji Saksono melakukan analisis pengaruh gangguan heat transfer kondensor terhadap performasi air conditioning. Dalam penelitian ini dirakit satu unit uji
sistem refrigerasi berupa seperangkat AC window yang meliputi kompresor, kondensor, evaporator, pipa kapiler, air dryer, dan refrigeran yang dipergunakan
adalah R-22. Bagian kondensor dipasang kipas angin yang yang bisa diatur putarannya dengan menggunakan alat pengontrol putaran. Kecepatan udara yang
dari fan akan diukur dengan anemometer. Dalam penelitian ini akan diperoleh data tekanan, temperatur, dan laju aliran massa refrigeran dengan variasi putaran kipas
kondensor terhadap kecepatan udara pendingin. Variasi kecepatan udara pendingin antara 1,6
– 3,5 ms yang dihasilkan dari putaran kipas 600 – 1200 rpm. Hasil penelitian menunjukkan semakin cepat putaran kipas semakin besar laju aliran
udara untuk mendinginkan kondensor sehingga koefisien prestasi COP semakin meningkat.
Muhammad Hasan Basri telah melakukan penelitian mengenai efek perubahan laju aliran massa air pendingin pada kondensor terhadap kinerja mesin
refrigerasi. Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan pengaruh perubahan laju aliran massa air pendinggin pada kondensor terhadap kinerja mesin siklus
refrigerasi R633 dan mendapatkan suatu kondisi optimal dan aman dalam pengoperasian mesin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan laju aliran
23
massa air pendingin menyebabkan temperature air keluar turun,tetapi kalor yang dilepaskan ke sekeliling juga naik dan daya kompresor juga naik serta COP yang
bervariasi. Kondisi optimal dan aman untuk pengoperasian mesin di laboratorium yaitu pada laju aliran massa air pendingin di kondensor 20 grs dengan laju aliran
evaporator 30 grs dengan koefisien prestasi 6,0.
Khairil Anwar melakukan penelitian mengenai efek beban pendingin terhadap performa sistem mesin pendingin, meliputi kapasitas refrigerasi, koefisien
prestasi dan waktu pendinginan. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan variasi beban pendingin yang diperoleh dengan
menempatkan bola lampu 60, 100, 200, 300 dan 400 watt di dalam ruang pendingin. Pengambilan data langsung dilakukan pada unit pengujian mesin pendingin HRP
Focus model 802. Data dianalisis secara teoritis berdasarkan data eksperimen dengan menetukan kondisi refrigeran pada setiap titik siklus, kapasitas refrigerasi
dan COP sistem. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan beban pendingin menyebabkan koefisien prestasi sistem pendingin akan membentuk
kurva parabola. Performa optimum pada pengujian selama 30 menit diperoleh pada bola lampu 200 watt dengan COP sebesar 2.64. Sedangkan untuk waktu
pendinginan diperoleh paling lama pada beban pendingin yang paling tinggi bola lampu 400 watt.
Daud Patabang melakukan penelitian pada efek udara di dalam sistem refrigerasi. Kinerja sistem pendingin dipengaruhi oleh kondensor, evaporator,
24
kompresor dan katup pengatur. Selain sistem pendingin udara itu sendiri dalam sistem juga dianggap kinerja .Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
udara dalam sistem pendingin yang menyebabkan kinerja sistem .Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa koefisien kinerja COP mengalami penurunan ke 37
8,4-5,28 karena udara dalam sistem refrigerasi, sebaliknya ada peningkatan sekitar 40 dari 25 kJ kg untuk 35 kJ kg energi di kompresor.
25
BAB III PEMBUATAN ALAT
3.1 Persiapan Pembuatan Mesin Pendingin Jenasah