BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di Indonesia masih dijumpai masalah kesehatan reproduksi yang memerlukan perhatian semua pihak. Masalah-masalah kesehatan reproduksi tersebut muncul dan
terjadi akibat pengetahuan dan pemahaman serta tanggung jawab yang rendah. Akses untuk mendapatkan informasi yang benar dan bertanggung jawab mengenai alat-alat
dan fungsi reproduksi juga tidak mudah didapatkan Bambang, 2005. Wanita berisiko empat kali lebih tinggi untuk terkena osteoporosis dibanding
pria hal ini disebabkan dua faktor yaitu massa tulang wanita lebih rendah dibanding pria dan cenderung memiliki tulang yang lebih kecil selain itu karena wanita
mengalami menopause. Masa premenopause dengan berbagai perubahan fisiologis yang terjadi akan menjadi momok atau rasa ketakutan bagi setiap wanita yang akan
menjalaninya, kendati hal ini alamiah terjadi pada semua wanita, namun efek sampingnya banyak mempengaruhi keharmonisan rumah tangga bila tidak siap
menghadapinya. Perubahan fisik dimana terdapat keriput, buah dada menjadi lembek, darah haid menjadi banyak atau sedikit sekali dan perubahan psikologis lainnya akan
terjadi pada masa premenopause Anthony, 2006. Premenopause adalah suatu kondisi fisiologis wanita yang telah memasuki masa
penuaan biasanya 40-45 tahun yang ditandai dengan menurunnya kadar hormonal estrogen ovarium yang sangat berperan dalam reproduksi seksualitas, sering
mengganggu aktifitas wanita bahkan mengancam kebahagiaan berumah tangga. Gejala tersebut sebagai sindrom menopause yang meliputi Hot Fluses semburan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
panas dari dada hingga wajah, night sweat keringat di malam hari, dryness vaginal kekeringan vagina, penurunan daya ingat, insomnia susah tidur, depresi, mudah
lelah, penurunan libido, rasa sakit jika berhubungan seks. Gejala premenopause, untuk sebagaian wanita belum mengerti bahkan tidak
mengetahui kalau mereka berada pada masa ini. Hal ini disebabkan karena mereka belum memahami dan kurangnya pengetahuan tentang perubahan fisiologis yang
terjadi pada wanita menjelang masa menopause. Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa ibu tentang perubahan yang terjadi pada masa
menopause menunjukkan atas ketidak pahaman dan kurangnya pengetahuan. Jawaban yang diterima adalah mereka sering sakit kepala, banyak darah yang keluar pada saat
haid membuat mereka takut, cemas dan berprasangka kalau mereka sakit kanker kandungan.
Secara garis besar periode daur kehidupan wanita melampaui beberapa tahap diantaranya pra konsepsi, konsepsi, pra kelahiran, pra pubertas, pubertas, reproduksi,
menopauseklimakterium, pasca menopause dan seniumlansia Manuaba, 2002. Satu hal yang paling terlihat dan pasti terjadi pada wanita dewasa pada masa penuaan
adalah terjadinya menopause atau berhentinya menstruasi Kuntjoro, 2002. Proses menuju menopause terjadi ketika fungsi indung telur mulai mengalami penurunan
dalam memproduksi hormon. Pada saat mulai terjadi penurunan fungsi ini gejala- gejala menopause mungkin mulai terasa meskipun menstruasi tetap datang. Saat itu
mulai nampak ada perubahan pada ketidakteraturan siklus haid. Menopause sangat berhubungan dengan terjadinya osteoporosis. Pada
perempuan yang sudah menopause terjadi penurunan produksi hormon estrogen.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Perubahan hormon ini menurunkan kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium secara drastis, sehingga penyerapan kalsium menjadi tidak efisien. Osteoporosis
menjadi salah satu ancaman bagi wanita menopause Anonim, 2004. Menurut Supari 2005 1 dari 3 wanita memiliki kecenderungan menderita
osteoporosis keropos tulang. Tingginya angka resiko osteoporosis tersebut merupakan salah satu penyebabnya, yaitu meningkatnya angka harapan hidup
masyarakat Indonesia. Pada tahun 2005, angka harapan hidup masyarakat Indonesia mencapai 67,68 tahun. Faktor lain yang tak kalah penting adalah kurangnya
kesadaran masyarakat untuk mencegah datangnya penyakit itu sendiri. Hal itu ditandai dengan rendahnya konsumsi kalsium rata-rata orang Indonesia, yakni hanya
254 mg per hari. Wanita premenopause akan lebih mudah mengurangi kecemasan dan mampu
melalui masa menopause tanpa banyak keluhan apabila mereka mendapatkan pengetahuan yang faktual dan akurat mengenai osteoporosis dan asupan kalsium
Mustopo, 2005. Dari survei pendahuluan yang saya lakukan di Lingkungan I Padang Bulan, sebanyak 15 wanita premenopouse yang tidak mengonsumsi susu. Hal
ini karena kondisi ekonomi dan kurangnya pengetahuan tentang manfaat susu bagi mereka. Mereka menganggap konsumsi susu bukan untuk usia mereka. Jadi penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Tentang Osteoporosis Dengan Konsumsi Susu Pada Wanita Premenopause di Lingkungan I
Kelurahan Padang Bulan Medan 2012.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
1.2. Perumusan Masalah