4 menetapkan outline atau garis-garis besar bahan ajar. Outline ini yang akan
dijadikan sebagai kerangka dasar dalam pengembangan bahan ajar; 5
mengembangkan materi yang telah dirancang dalam outline; dan 6
memeriksa ulang draft yang telah dihasilkan.
2.2.4.5 Validasi
Validasi merupakan proses permintaan pengakuan atau persetujuan terhadap kesesuaian bahan ajar dengan kebutuhan di masyarakat. Untuk mendapatkan
pengakuan kesesuaian tersebut, maka validasi perlu dilakukan dengan pihak stakeholders, misalnya para praktisi yang ahli sesuai dengan bidang terkait.
Setelah validasi oleh stakeholders diharapkan bahan ajar yang dibuat akan layak dan cocok untuk digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar. Hasil validasi
tersebut dapat digunakan untuk penyempurnaan bahan ajar yang diproduksi.
2.2.4.5 Revisi dan Produksi
Perbaikan atau revisi adalah proses penyempurnaan bahan ajar setelah memperoleh masukan dari stakeholders yang didapatkan dari hasil uji coba dan
validasi. Setelah revisi dilakukan, bahan ajar telah siap untuk diproduksi.
2.3 E-Learning
2.3.1 Pengertian E-Learning
Definisi e-learning arau electonic learning seringkali berubah selaras dengan kemajuan teknologi pada masa kini. Sesuai pendapat Afifudin yang dikutip oleh
Wena 2009: 216, e-learning adalah pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elekronik LAN, WAN atau internet untuk
menyampaikan isi materi yang diajarkan. Komputer, internet, satelit, tape
audiovideo, TV interaktif dan CD ROM adalah sebagian media elektronik yang dimaksudkan di dalam kategori ini. Menurut Sukartawi sebagaimana dikutip oleh
Wena 2009: 216 e-learning adalah pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi, seperti audio, telepon, videotape, transmisi satelit atau
komputer. Pada dasarnya e-learning telah mulai diterapkan sejak tahun1970an. Secara umum terdapat beberapa hal penting sebagai persyaratan pelaksanaan e-
learning, yaitu sebagai berikut: 1
kegiatan proses pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan; 2
tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu siswa apabila mengalami kesulitan belajar;
3 adanya lembaga penyelenggarapengelola e-learning;
4 adanya sikap positif dari siswa dan tenaga pendidik terhadap teknologi
komputer dan internet; 5
tersedianya rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajaridiketahui oleh setiap siswa; dan
6 adanya sistem evaluasi terhadap kemajuan belajar siswa dan mekanisme
umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara. Pada pihak lain disebutkan bahwa pembelajaran e-learning merupakan
kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet, LAN, WAN sebagai metode penyampaian, informasi, dan fasilitasi serta didukung oleh
berbagai bentuk layanan belajar lainnya.
2.3.2 Fungsi Pembelajaran E-Learning
Fungsi pembelajaran e-learning terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas adalah sebagai berikut:
1 Sebagai pelengkap komplemen pembelajaran.
E-learning berfungsi sebagai komplemen pelengkap pembelajaran apabila materi pembelajaran e-learning diprogramkan untuk melengkapi materi
pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas konvensional. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran e-learning diprogramkan untuk
menjadi materi reinforcement pengayaan atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
2 Sebagai pengganti substitusi pembelajaran.
E-learning sebagai pengganti substitusi pembelajaran jika pembelajaran elektronik sepenuhnya digunakan dalam proses pembelajaran. Pada kondisi
ini, siswa hanya belajar lewat pembelajaran elektronik saja, tanpa menggunakan model pembelajaran lainnya.
2.3.3 Manfaat Pembelajaran E-Learning