B
A
= banyaknya kelompok peserta atas yang menjawab soal itu dengan benar. B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar Tabel 3.2 Klasifikasi Daya Beda
Interval Daya Beda Kriteria
0,00 ≤ DP ≤ 0,20
Jelek 0,20 DP
≤ 0,40 Cukup
0,40 DP ≤ 0,70
Baik 0,70 DP
≥ 1,00 Baik sekali
Arikunto, 2007:213 Hasil analisis soal uji coba, soal nomor 2, 3, 4, 5, 7, 10, 12, 13, 14, 17, 18, 19,
22, 25, 26, 27, 28, 24, 37, 38, 40, 43, 44, 45, 47, dan 48 memiliki daya beda baik, soal nomor 8, 9, 24, 29, 33, dan 35 memiliki daya beda cukup, kemudian soal
nomor 1, 6, 11, 15, 16, 20, 21, 23, 30, 31, 34, 36, 39, 41, 42, dan 46 memiliki daya beda jelek.
3.7 Analisis Data
3.7.1 Uji t t-test
Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menggunakan t- test satu sampel dengan rumus sebagai berikut:
n s
x t
μ −
=
Keterangan : x
= nilai rata-rata μ
= nilai yang dihipotesiskan s
= standar deviasi n
= jumlah siswa
Nilai t
hitung
tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai t
tabel
dengan derajat kebebasan dk = n – 1 dan taraf kesalahan
α = 5. Jika t
hitung
t
tabel
maka H
o
diterima dan H
a
ditolak Sugiyono, 2009: 178.
3.7.2 Uji Gain
Untuk mengetahui taraf signifikansi peningkatan kemandirian dan minat belajar antara pretest dan posttest digunakan rumus gain. Menurut Savinainen
Scott yang dikutip oleh Wiyanto 2008: 86 rumus gain adalah sebagai berikut:
pre pre
post
S S
S g
− −
= 100
Keterangan : g
= besarnya faktor g
post
S = skor rata-rata
posttest
pre
S = skor rata-rata pretest
Tabel 3.3 Klasifikasi Faktor g
Interval Faktor g Kriteria
0,70 Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7
Sedang g 0,3
Rendah
3.7.3 Analisis angket kemandirian dan minat belajar
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1
mengubah data kualitatif menjadi kuantitatif dengan kategori: jawaban Sangat Setuju SS diberi skor 3
jawaban Setuju S diberi skor 2 jawaban Tidak Setuju TS diberi skor 1
2 menghitung skor akhir dengan rumus:
100 x
total skor
jumlah dicapai
yang skor
jumlah N
=
Tabel 3.4 Klasifikasi Angket Kemandirian dan Minat
Interval Angket Kriteria
81,26-100
Sangat tinggi 62,51-81,25 Tinggi
43,76-62,50 Rendah 25-43,75 Sangat
rendah
Arikunto, 2006: 245
38
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Proses Pengembangan Bahan Ajar
Bahan ajar yang telah dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar pada materi kalor. Bahan ajar tersebut dapat diakses secara online dengan alamat
www.banksoal.smpn-2smg.com . Langkah awal dalam pengembangan bahan ajar
online tersebut adalah analisis kebutuhan. Kegiatan analisis kebutuhan ini
menganalisis kompetensi yang bersumber dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran fisika kelas VII dan sekaligus menentukan judul
bahan ajar yang dikembangkan. Langkah ke dua dalam pengembangan bahan ajar fisika online adalah penyusunan draft, media animasi dan media website. Setelah
draft dan animasi tersusun, maka proses selanjutnya adalah memasukkannya ke dalam media website. Kemudian bahan ajar fisika online dikonsultasikan dengan
dosen pembimbing. Dosen pembimbing memberikan saran untuk memperbaiki bahan ajar seperti dari segi materi, soal-soal, desain tampilan website, dan
animasi. Langkah ke tiga adalah validasi bahan ajar fisika online. Setelah beberapa
kali perbaikan dari dosen pembimbing, bahan ajar divalidasi. Kemudian bahan ajar divalidasi juga oleh dosen ahli. Penentuan dosen ahli yang memvalidasi
bahan ajar adalah sesuai dengan saran dosen pembimbing. Sebelum dosen ahli memvalidasinya ada perbaikan dari segi tampilan website dan tata letak. Setelah