11
c. Analisis Korelasi Berganda
Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengukur kuat lemahnya hubungan antar variabel kualitas sumber daya manusia dan sistem pengendalian
intern dengan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Bandung.
Kuat atau tidaknya hubungan antara ketiga variabel dapat dilihat dari beberapa
kategori koefisien korelasi mempunyai nilai 0 ≤ R ≤ 1 dimana: a. Apabila R = 1, maka korelasi antara ketiga variabel dikatakan sempurna; dan
b. Apabila R = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau tidak ada hubungan sama sekali.
d. Analisis Koefisiensi Determinasi
Analisis Koefisiensi Determinasi KD digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen X berpengaruh terhadap variabel dependen Y yang
dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Sumber: Umi Narimawati 2010:50
Keterangan: Kd
= Koefisien Determinasi atau Seberapa Jauh Perubahan Variabel Y Dipergunakan oleh Variabel X
r 2 = Kuadrat Koefisien Korelasi
100 = Pengkali yang menyatakan dalam persentase
3.8.2 Pengujian Hipotesis
Menurut Andi Supangat 2007:293 yang dimaksud dengan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
“Salah satu cara dalam statistika untuk menguji “parameter” populasi berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi
tertentu”. 1. Pengujian Secara Parsial
Melakukan uji t untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, hipotesisnya sebagai berikut:
H01; ρ = 0, kualitas sumber daya manusia tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
H11; ρ ≠ 0, kualitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
H02; ρ = 0, sistem pengendalian intern tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
H12; ρ ≠ 0, sistem pengendalian intern berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Kriteria pengakuannya yaitu sebagai berikut: H0 ditolak apabila t hitung t
tabel α = 0,05 Jika menggunakan tingkat kekeliruan α = 0,01 untuk diuji dua pihak, maka
kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut: a
Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.
b Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak
artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya
Kd = r2 x 100
12
IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Deskriptif
1. Kualitas Sumber Daya Manusia pada DPKAD
Berdasarkan tabel 1 hal 20, dari satu variabel yaitu kualitas sumber daya manusia X
1
terdapat dua dimensi didalamnya yaitu pendidikan dan pelatihan. Dari dua dimensi tersebut maka akan mendapatkan persenan skor aktual untuk
variabel kualitas sumber daya manusia X
1
yaitu sebesar 81,95 dalam kategori baik, namun masih terdapat gap sebesar 18,05. Artinya kualitas sumber daya
manusia masih minim dan rendah. Hal ini sama dengan fenomena yang menyebutkan bahwa minimnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan
membuat laporan keuangan dengan kualitas tinggi menjadi kendala utama rendahnya kualitas laporan keuangan.
2. Sistem Pengendalian Intern pada DPKAD Berdasarkan tabel 2 hal 20, dari variabel sistem pengendalian intern X
2
terdapat lima dimensi didalamnya yaitu lingkungan pengendalian, penilaian resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta pengawasan. Dari lima
dimensi tersebut maka akan mendapatkan persenan skor aktual untuk variabel sistem pengendalian intern X
2
yaitu sebesar 78,71 dalam kategori baik, namun masih ada gap sebesar 12,29. Artinya sistem pengendalian intern masih belum
memadai. Hal ini sama dengan fenomena yang menyebutkan bahwa penyelenggaraan sistem pengendalian intern yang belum memadai.
3. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada DPKAD
Berdasarkan tabel 3 hal 20, dari satu variabel yaitu kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Y empat dimensi didalamnya yaitu relevan, andal, dapat
dibandingkan dan dapat dipahami. Dari empat dimensi tersebut maka akan mendapatkan persenan skor akrual untuk variabel kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah Y yaitu sebesar 84,06 dalam kategori baik, namun masih terdapat gap sebesar 15,94. Artinya kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah masih rendah. Hal ini sama dengan fenomena yang menyebutkan bahwa masih memiliki masalah keuangan khususnya terkait pengelolaan aset dengan
mendapat prediktif opini Wajar Dengan Pengecualian WDP.
4.1.2 Pengujian Alat Analisis
4.1.2.1 Uji Validitas 1. Uji Validitas Kualitas Sumber Daya Manusia X
1
Berdasarkan tabel 4 hal 20, hasil uji validitas terhadap 10 butir pertanyaan variabel Kualitas Sumber Daya Manusia X
1
diperoleh semua item memiliki nilai koefisien korelasi r0,30, sehingga dapat disimpulkan bahwa data dinyatakan
valid. Berdasarkan hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa semua item kuesioner 1 sampai 10 variabel kualitas sumber daya manusia X
1
telah memiliki persyaratan validitas dan tepat untuk digunakan sebagai alat ukur untuk
mengumpulkan data mengenai kualitas sumber daya manusia X
1
.
2. Uji Validitas Sistem Pengendalian Intern X
2
Berdasarkan tabel 5 hal 21, hasil uji validitas terhadap 10 butir pertanyaan variabel Sistem Pengendalian Intern X
2
diperoleh semua item memiliki nilai koefisien korelasi r0,30, sehingga dapat disimpulkan bahwa data dinyatakan
valid. Berdasarkan hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa semua item kuesioner 11 sampai 20 variabel sistem pengendalian intern X
2
telah memiliki persyaratan validitas dan tepat untuk digunakan sebagai alat ukur untuk mengumpulkan data
mengenai sistem pengendalian intern X
2
.