Uji validitas instrumen dalam penelitian ini dengan menggunakan metode pengujian validitas isi dengan analisis item, yaitu dengan mengkorelasikan antara
skor butir instrumen dengan skor total. Dalam hal ini Sugiyono 2012:188 menyatakan hal sebagai berikut:
“Teknik korelasi untuk menentukan validitas item sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan. Dan item yang
mempunyai korelasi positif dengan kriterium skor total serta korelasi yang tinggi menunjukan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang
tinggi pula”. Syarat minimum yang dianggap memenuhi syarat adalah apabila koefisien
korelasi r = 0,3, jadi apabila korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen
tersebut dinyatakan “Tidak Valid”, sesuai dengan tabel berikut:
Tabel 3.3 Standar Untuk Penilaian Validitas
Category Validity
Good 0,50
Acceptable 0,30
Marginal 0,20
Poor 0,10
Sumber : Barker et.al 2002 : 70
Untuk mempercepat dan mempermudah dalam penelitian ini pengujian validitas instrument dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan software
SPSS 20.0 for windows, metode korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pearson product moment dengan rumus sebagai berikut:
Sumber : Umi Narimawati 2010:42
Keterangan: r
= Koefisien korelasi pearson X
= Skor item pertanyaan Y
= Skor total item pertanyaan N
= Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument
3.5.2 Uji Reabilitas
Menurut Juliansyah Noor 2011:131, uji reabilitas adalah: “Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan”. Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa pengukuran yang memiliki
tingkat reabilitas yang tinggi yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya. Reabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama
instrument pengukuran yang baik. Setelah melakukan pengujian validitas butir pernyataan maka langkah menguji keandalan atau kepercayaan alat pengungkapan
dari data. Dengan diperoleh nilai r dari uji validitas yang menunjukkan hasil indeks
korelasi yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara dua belahan instrumen. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reabilitas
adalah Split Half Method Spearman –Brown Correlation Tehnik Belah Dua.
Metode ini menghitung reabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama
besar berdasarkan pemilihan genap –ganjil. Cara kerjanya adalah sebagai berikut:
a. Item dibagi dua secara acak misalnya item ganjilgenap, kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II
b. Skor untuk masing –masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor
total untuk kelompok I dan kelompok II c. Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Sumber: Umi Narimawati 2010:44
Dimana: Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item
Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum
berubah. Nilai koefisien reabilitas dikatakan andal apabila bernilai positif dan lebih besar dari pada 0,7. Adapun kriteria penilaian uji reabilitas yang
dikemukakan oleh Chris Barker et al. 2002:70 dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4 Standar Untuk Penilaian Reabilitas
Category Reability
Good 0,80
Acceptable 0,70
Marginal 0,60
Poor 0,50
Sumber: Barker et al. 2002:70
3.5.3 Uji MSI Data Ordinal ke Interval
Menurut Hays dalam Umi Narimawati, dkk. 2010:47 menyatakan bahwa: “Data yang didapatkan dari kuesioner merupakan data ordinal, sedangkan
untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala pengukurannya