Etika Jaw Batasan tema

10 pegangan etika masyarakat Jawa pada masa itu dan masih hidup serta dipelihara hingga saat ini. Obyek penelitian dibatasi pada relief yang tampak pada saat ini, mengingat tampilan relief dari waktu kewaktu dimungkinkan mengalami perubahan baik keutuhan pahatan maupun keutuhan alur. Relief yang telah aus, tidak lengkap atau meragukan akan diabaikan.

3. Batasan tema

a. Etika Jawa. Etika adalah pandangan mengenai benar dan salah. Padanan kata etika adalah budi pekerti, moral, akhlak Kuntowijoyo, 2002: 8. Frans Magnis Suseno memberi batasan mengenai etika, sebagai berikut: Etika adalah filsafat mengenai bidang moral, merupakan ilmu atau refleksi sistematika mengenai pendapat-pendapat, norma dan istilah-istilah moral. Etika merupakan keseluruhan norma yang dipergunakan oleh masyarakat untuk mengetahui bagaimana manusia dan seharusnya menjalankan kehidupannya Suseno, 2001: 3. Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari- hari ada sedikit perbedaan. Moral dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang ada. Tindakan etis orang Jawa tidak memisahkan etika sebagai teori dan praktek. Etika yang dimaksud oleh orang Jawa bukan sekedar ilmu tetapi menyatu dengan prakteknya komprehensif. Gabungan dari etika dan etiket disebut budi pekerti Damami, 1983: 47. Etika Jawa dalam penelitian ini sama pengertiannya dengan apa yang dimaksud etika Jawa oleh Suseno, yaitu paham atau sikap moral dalam 11 masyarakat Jawa dewasa ini atau 30 tahun yang lalu atau di Jawa Pra- modern Suseno, 2001: 3 tetapi masih dapat dilihat pada masa sekarang ini. Etika Jawa didasarkan pada falsafah hidup Jawa yang kental. Falsafah ini dialiri oleh sendi-sendi kejawen, yang meliputi: wawasan Tri-sila, Panca-sila, sinkretisme, tantularisme dan pengalaman mistik Endraswara, 2003: 4 Endraswara menjelaskan, wawasan Tri-sila meliputi: sikap eling ingat, pracaya percaya dan mituhu setia. Panca-sila, adalah sikap hidup Jawa yang meliputi: rila ikhlas dalam memberikan sesuatu, narima menenrima kenyataan, temen sungguh-sungguh, sabar adalah perilaku momot, artinya mau menerima cobaan secara sadar. Sinkretisme adalah wawasan hidup yang menyatukan dua pandangan berbeda. Sinkretisme tantrik berkembang pada masa Jawa Timur. Sinkretisme tantrik yaitu penyatuan agama Siwa dan Budha yang mengganggap semua jalan ke arah penebusan dosa pada prinsipnya sama Zoetmoelder. 1965: 270. Pengalaman mistik merupakan cermin kehidupan batin yang berusaha mendekatkan diri melalui proses hidup sangkan paraning dumadi asal-usul dan tujuan manusia, memayu hayuning bawana menjaga, melestarikan, menyejahterakan dunia, manunggaling kawulo gusti upaya mendekatkan diri pada Tuhan. 12 Unsur-unsur di atas pada prakteknya tidak ada pemisahan yang jelas melainkan saling terkait, hal ini di karenakan tujuan utama dari penerapan etika Jawa adalah Jalma wanilis atau manusia yang utama. Berdasarkan tujuan diatas maka dasar etika Jawa adalah Rukun dan Hormat Suseno, 1984: 38. Rukun dan hormat adalah jalan untuk memperoleh keselarasan atau keseimbangan hidup. Nilai hormat menjadi titik temu antara berbagai perasaan individu Jawa yang timbul bila ia berhadapan 0dengan orang lain dan menentukan tingkah laku orang Jawa dalam hubungan sosialnya Geertz, 1983: 110. Tema penelitian ini hanya dibatasi pada kaidah dasar etika Jawa yaitu kaidah rukun dan hormat.

b. Relief Wiracarita