Perencanaan Anggaran .1 Perencanaan Anggaran Kecamatan
Meski pelimpahan berarti ada sejumlah kewenangan berkurang dari pemerintahan daerah, namun sebenarnya itu tak berarti dibanding manfaat yang
diperoleh. Pelimpahan juga bukan berarti memindahkan kekuasaan kepada camat, namun justru membagi beban dari bupatiwalikota dan dinaslembaga teknis daerah
di kabupatenkota kepada camat, sehingga bupatiwalikota dan dinaslembaga teknis daerah dapat berkonsentrasi kepada hal-hal yang strategis.
Manfaat utamanya adalah mendekatkan pelayanan pemerintahan kepada masyarakat sehingga pelayanan menjadi lebih berkualitas, dan mempersempit
rentang kendali dari bupatiwalikota kepada kepala desalurah. Manfaat lain adalah mempercepat pengambilan keputusan terkait dengan kepentingan dan kebutuhan
masyarakat setempat, sehingga program-progran pemberdayaan masyarakat pun dapat diimplementasikan.
Terakhir adalah bermanfaat untuk memunculkan kader kepemimpinan pemerintahan yang lebih handal, karena lebih teruji dengan tanggung jawab yang
lebih besar.
3.2 Perencanaan Anggaran 3.2.1 Perencanaan Anggaran Kecamatan
Pada saat kecamatan sebagai wilayah administrasi pemerintahan dalam rangka asas dekonsentrasi, anggaran kecamatan bersumber dari APBN dan
bantuan dari APBD Provinsi dan kabupatenkota. Setelah kedudukan kecamatan berubah menjadi wilayah kerja perangkat daerah dan Camat sebagai perangkat
daerah, sumber utama anggaran penyelenggaraan pemerintahan kecamatan berasal dari APBD kabupatenkota. Konsekuensi logis dari perubahan tersebut, maka
anggaran kecamatan disusun dengan prinsip anggaran berbasis kinerja Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 dan anggaran berdasarkan prestasi kerja.
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan diperlakukan sama dengan organisasi perangkat daerah lainnya. Tugas pokok dan fungsi unit kerja merupakan
dasar dalam penyusunan anggaran unit kerja perangkat daerah.
37
Kebijakan penyelenggaraan pemerintahan kecamatan oleh masing- masing daerah mengalami peralihan. Kondisi obyektif perlakuan kecamatan
khususnya anggaran kecamatan belum sepenuhnya dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta beban kerja kecamatan, tetapi masih menggunakan
pendekatan pragmatis dan praktis dalam menentukan kriteria dan besaran alokasi anggaran sehingga cenderung dibuat seragam.
Menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa setiap Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pejabat pengguna
anggaranbarang daerah – termasuk Camat sebagai salah satu Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah - mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyusun anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya; b. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;
c. Melaksanakan anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya; d. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;
e. Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab satuan kerja
perangkat daerah yang dipimpinnya; f. Mengelola barang milikkekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab
satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya; dan g. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja perangkat
daerah yang dipimpinnya. Uraian lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan kecamatan dapat
dilihat dalam butir – butir berikut : 1. Dilihat dari segi pengelolaannya, keuangan daerah dapat dibagi menjadi
keuangan daerah yang pengelolaannya dilakukan secara terpisah contoh BUMD dan pengelolaan keuangan daerah yang pengelolaannya dilakukan
secara tidak terpisah contoh APBD. 2. Kecamatan sebagai bagian integral dari satuan kerja perangkat daerah
SKPD memiliki kewenangan untuk menyusun dan mengelola anggarannya sendiri.
3. Camat sebagai pengguna anggaran setiap tahun memiliki kewajiban untuk menyusun rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah RKA
SKPD dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. 4. Kecamatan sebagai SKPD wajib menyusun program dan anggaran sesuai
pedoman Permendagri No. 132006. 5. Program tahunan kecamatan merupakan pejabaran dari Renstra Kecamatan 5
tahunan yang setiap tahunnya masih harus diselaraskan dengan RKPD.
38
6. Program tahunan yang sudah diselaraskan dengan RKPD dirinci lebih lanjut dalam kegiatan atau aktivitas sesuai dengan jenis urusan atau fungsinya.
7. Berdasarkan rincian program kegiatanaktivitas sebagaimana butir 3 di atas disusunlah anggaran kecamatan.
Adapun penyusunan program dan kegiatan satuan kerja perangkat daerah, termasuk untuk kecamatan mekanismenya adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan kewenangan atributif Pasal 126 UU No. 322004 dan kewenangan delegatif yang dilimpahkan oleh kepala daerah serta berdasarkan
potensi unggulan daerah, Camat menyusun visi misi kecamatan yang dituangkan dalam renstra kecamatan.
2. Renstra kecamatan berisi program kerja indikatif dan terukur yang akan dicapai selama lima tahun guna mendukung atau memberikan kontribusi
pencapaian visi dan misi yang tertuang dalam RPJMD. 3. Program-program indikatif dan terukur yang tercantum di dalam renstra
kecamatan harus digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran kecamatan. 4. Program kerja lima tahunan tersebut secara sistematis dan logis dijabarkan ke
dalam program kerja tahunan sebagai dasar penyusunan anggaran kecamatan. 5. Program kerja tahunan kecamatan setelah diselaraskan dengan RKPD dirinci
ke dalam kegiatan menurut jenis urusan dan fungsinya. 6. Jenis urusan terbagi menjadi 2 dua yakni : 1 Urusan wajib dan 2 Urusan
pilihan. Untuk kecamatan, urusan wajib dan urusan pilihannya mengikuti urusan
tersebut pada tingkat kabupatenkota dengan penekanan sesuai dengan potensi kecamatan masing-masing.
1. Jenis urusan menurut fungsi terbagi menjadi 9 sembilan, yaitu :
Fungsi pelayanan umum;
Fungsi ketertiban dan ketentraman;
Fungsi ekonomi;
Fungsi lingkungan hidup;
Fungsi perumahan dan fasilitas umum;
Fungsi kesehatan;
Fungsi pariwisata dan budaya;
Fungsi pendidikan;
Fungsi perlindungan sosial; Sedangkan penyusunan program anggaran satuan kerja perangkat daerah,
termasuk untuk kecamatan mekanismenya adalah sebagai berikut :
39
1. Berdasarkan Surat Edaran Kepala Daerah SE KDH tentang permintaan anggaran dari kerja satuan pemerintah daerah, Camat menyusun RKA SKPD
kecamatan. 2. SE KDH berisi tentang jumlah atau plafond anggaran sementara, petunjuk
teknis pengisian RKA SKPD dan lampiran Keputusan Kepala Daerah tentang harga satuan barang dan jasa.