pertumbuhan kredit. 4. Tingkat inflasi berpengaruh
positif terhadap pertumbuhan kredit
5. Kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pertumbuhan kredit. Miraza,dkk. 2010
Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Permintaan
Kredit Produktif di Sumatera Utara
1. Laju pertumbuhan
ekonomi 2. Suku bunga
3. Kurs 4. Krisis ekonomi
1. Laju pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap
permintaan kredit produktif. 2. Suku bunga berpengaruh positif
terhadap permintaan kredit produktif.
3. Kurs berpengaruh positif terhadap permintaan kredit
produktif. 4. Krisis ekonomi berpengaruh
positif terhadap permintaan kredit produktif.
2.7 Hubungan Antar Variabel
2.7.1 Suku Bunga dengan Permintaan Kredit
Bunga merupakan harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Menurut Aryaningsih 2008:59 bunga merupakan sejumlah rupiah yang harus
dibayarkan akibat telah mempergunakan dana sebagai balas jasa. Harmanta dan Ekananda 2005:66 menyatakan tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap
permintaan kredit. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat suku bunga maka permintaan kredit akan semakin menurun atau berkurang, sebaliknya ketika bunga
mengalami penurunan maka permintaan kredit akan meningkat.
2.7.2 Inflasi dengan Permintaan Kredit
Inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Inflasi yang meningkat mendorong harga baik barang maupun jasa
sedangkan pendapatan masyarakat yang cenderung tetap akan mendorong masyarakat untuk mengajukan kredit guna memenuhi kebutuhan yang sangat
banyak.
Adanya kenaikan infasi maka permintaan akan kredit juga akan semakin meningkat Harmanta dan Ekananda, 2005:66.
2.7.3 Nilai tukar dengan Permintaan Kredit
Di Era globalisasi saat ini perdagangan internasional berkembang pesat. Pada kondisi ini kurs mempunyai peran yang cukup penting pada ekspor maupun
impor. Melemahnya nilai tukar menyebabkan harga barang import menjadi naik, baik itu barang modal maupun barang konsumsi. Sebagian besar pembiayaan
impor menggunakan jasa kredit dari perbankan. Melemahnya nilai tukar dapat menaikkan permintaan kredit pada perbankan.
2.7.4 Krisis Global Dummy dengan Permintaan Kredit
Krisis global berpengaruh terhadap permintaan kredit. Pada situasi krisis perekonomian cenderung lesu sehingga pertumbuhan ekonomi mengalami
perlambatan. Kondisi
krisis menyebabkan
kebutuhan modal
untuk mengembangkan usaha meningkat. Salah satu cara untuk mendapatkan modal
adalah dengan mengajukan kredit.
2.8 Kerangka Berpikir Penelitian
Menurut UU No.10 Tahun 1998 pasal 1 ayat 11, Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga. Penawaran dan permintaan kredit perbankan di Indonesia dipengaruhi
berbagai faktor. Menururt Fransisca dan Siregar 2009, penawaran kredit perbankan dipengaruhi oleh besarnya dana pihak ketiga, ROA dan NPL.
Permintaan kredit perbankan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, namun dalam penelitian ini faktor yang diteliti adalah tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan
krisis global. Ketika suku bunga turun maka permintaan kredit akan mengalami kenaikan
sebab para debitur berpandangan bahwa kewajiban mereka untuk mengembalikan pinjaman relatif ringan. Berbeda ketika suku bunga naik permintaan kredit akan
turun, hal itu dikarenakan kewajiban debitur untuk mengembalikan pinjaman menjadi lebih besar jika meminjam kredit perbankan.
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang barang-barang secara terus-menerus. Ketika inflasi naik, permintaan kredit cenderung bertambah
dan meningkat. Debitur berpikir jika inflasi naik berarti nilai pinjaman mereka menjadi lebih ringan di masa datang, sehingga mereka akan menambah
permintaan kredit mereka untuk kegiatan transaksi mereka.
Nilai tukar merupakan salah satu indikator stabilitas perekonomian suatu negara. Stabilitas ekonomi yang baik dapat mendorong perekonomian. Dalam
permintaan kredit, melemahnya nilai tukar juga mempengaruhi konsumsi barang impor yang sekarang ini konsumsi lebih banyak dilakukan dengan sistem kredit.
Ketika nilai tukar melemah sehingga permintaan kredit konsumsi berkurang dan berlaku untuk keadaan sebaliknya.
Berdasarkan teori, tinjauan pustaka serta mengacu pada penelitian terdahulu yang relevan secara garis besar maka kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Penelitian 2.9
Hipotesis
Menurut Mardalis 2008:48 hipotesis merupakan jawaban sementara atau kesimpulan yang diambil untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam
penelitian. Maka dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
Tingkat Suku bunga
Inflasi
Nilai tukar RpUS Permintaan kredit
Juta Rp
Krisis Global
1. Ada pengaruh negatif tingkat suku bunga terhadap permintaan kredit pada bank umum di Jawa Tengah pada tahun 2006-2010.
2. Ada pengaruh positif inflasi terhadap permintaan kredit pada bank umum di Jawa Tengah pada tahun 2006-2010.
3. Ada pengaruh positif kurs terhadap permintaan kredit pada bank umum di Jawa Tengah pada tahun 2006-2010.
4. Ada pengaruh positif krisis global terhadap permintaan kredit pada bank umum di Jawa Tengah pada tahun 2006-2010.
5. Ada pengaruh tingkat suku bunga, inflasi, kurs dan krisis global secara bersama-sama terhadap permintaan kredit pada bank umum di Jawa
Tengah pada tahun 2006-2010.
48
BAB III METODE PENELITIAN