127
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan pada skripsi yang berjudul “Pembinaan Kompetensi Pembina Pramuka Pasca-KMD oleh Kwartir
Cabang Kota Semarang ”, dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Pembinaan kompetensi bagi lulusan KMD yang dilakukan di lingkungan
Kwartir Cabang Kota Semarang belum berjalan dengan baik. Kwartir Cabang dalam membina melibatkan Andalan dan Pelatih. Manajemen
organisasi yang berpangkal dari Plan, Do, Ceck, dan Action secara internal berjalan baik. Masing-masing langkah tersebut dilakukan secara terencana
dan sistematis serta dijalankan secara colektif colegeal. Upaya pembinaan lulusan KMD sesuai dengan peraturan yang ada melalui Nara Karya I dan
supervisi. Prinsip program Nara Karya I adalah melakukan Pembinaan dengan mengelola satuan Pramuka dalam masa bakti enam bulan.
Pembuatan Rencana Tindaklanjut RTL belum diterapkan secara rinci dan diimplentasikan sesuai aturan yang ada. Supervisi belum dilakukan oleh
Pihak Kwartir Cabang kepada Gugus depan, sehingga manfaat supervisi belum dirasakan lulusan KMD. Implementasi Keputusan Kwartir Nasional
Nomor 179 Tahun 2010 baru pada tataran meningkatkan jumlah anggota saja, belum melaksanakan pembinaan mutu dengan berkelanjutan.
Implementasi Keputusan Kwartir Nasional nomor 201 tahun 2011 yang
memuat indikator-indikator kompetensi Pembina Pramuka belum berjalan pada lulusan KMD.
2. Hambatan yang muncul pada upaya pembinaan lulusan KMD berpangkal
pada proses komunikasi dan distribusi informasi yang kurang diantara dua belah pihak. Kwartir Cabang kurang dalam menjalin kerjasama dengan
Gugus depan dalam rangka memberikan informasi dan sosialisasi Nara Karya I kepada lulusan KMD. Hal ini menimbulkan kurangnya
pemahaman oleh lulusan KMD, tentang urgenya pembinaan kompetensi yang notabene merupakan kebutuhan seorang Pembina Pramuka. Disisi
lain jika kesadaran ini tidak terpupuk dengan baik akan berdampak lebih jauh, yaitu kurangnya peran aktif lulusan KMD dalam Gerakan Pramuka.
Meskipun latar belakang Pelatih dan Andalan merupakan praktisi pendidikan tidak menjadikan rolling jadwal pembinaan berjalan maksimal,
memberi perhatian lebih kepada institusi dimana mereka bekerja. Fokus kerja organisasi Kwartir Cabang terhadap pembinaan kompetensi menjadi
prioritas kedua setelah akreditasi Gugus depan, untuk penguatkan Gerakan Pramuka melalui struktur organisai. Konsistensi dalam melaksanakan
proses tertib administrasi, pemberian Ijasah dan SHB yang belum sesuai dengn peraturan dan kebijakan yang berlaku.
B. Saran