7. Menyediakan perpustakaan yang memadai untuk menggali dan
mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan. 8.
Menggali dan mengembangkan potensi akademik dan non akademik siswa untuk mampu berprestasi di tingkat Kabupaten,Propinsi dan Nasional.
9. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dalam memperlancar
kegiatan dan proses pendidikan di sekolah. 10.
Menjalin kerjasama seluruh warga sekolah secara berkesinambungan dan saling mendukung.
11. Menerapkan manajemen sekolah berbasis partisipasi dan transparansi baik
warga sekolah maupun masyarakat. Fasilitas pendukung yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten
jepara antara lain : 18 ruang kelas yang memadai terbagi dalam kelas X ada 6 kelas, XI ada 6 kelas dan XII ada 6 kelas, ruang guru yang sangat luas, ruang
kepala sekolah, lapangan olah raga, laboratorium IPA, laboratorium komputer, perpustakaan, mushola, dan ruang bimbingan konseling. Jumlah guru yang
mengajar di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten Jepara adalah sebanyak 48 guru.
2. Gambaran Data Awal
Berdasarkan hasil observasi dan informasi yang diperoleh dari guru sejarah di kelas X.5 SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten Jepara diperoleh data dari
observasi kondisi awal, nilai ulangan harian siswa masih sangat rendah, masih banyak siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar. Nilai tertinggi 93, nilai
terendah 10, rata-rata nilai ujian tengah semester 42,25 dengan jumlah siswa tuntas 8 siswa dan yang tidak tuntas 32 siswa dengan persentase ketuntasan
belajar 20 dan persentase tidak tuntas belajar 80 . Untuk dapat melihat lebih jelasnya dapat di lihat tabel dibawah ini.
Dari observasi awal yang dilakukan peneliti sebelum siklus, diperoleh data frekuensi peringkat hasil belajar siswa prasiklus sebagai berikut:
Tabel 1. Data frekuensi peringkat hasil belajar kognitif siswa prasiklus
NO. PERINGKAT
PRA SIKLUS F
P
1 90 -
£
100 1
0,025 2,5
2 80 -
£
90 1
0,025 2,5
3 70 -
£
80 1
0,025 2,5
4 60 -
£
70 6
0,15 15
5 50 -
£
60 9
0,225 22,5
6 40 -
£
50 3
0,075 7,5
7
memberikan acuan kepada siswa dengan cara menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, kemudian guru memberikan apersepsi
dengan cara menanyakan materi pada pertemuan sebelumnya. Dengan menanyakan materi yang sebelumnya membantu siswa mengingat materi
yang lalu untuk memancing semangat siswa dalam belajar. Kegiatan inti pembelajaran diawali dengan menyampaikan informasi
atau materi pelajaran oleh guru. Penyampaian materi ini berlangsung selama 35 menit. Guru juga menginformasikan bahwa pada pertemuan ini siswa
diminta bekerjasama. Hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh setelah siswa mengerjakan
tes evaluasi siklus I. Nilai rata-rata hasil tes evaluasi siklus I sebesar 64,95 dengan nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 47. Pada siklus I siswa yang
tuntas belajar adalah 19 siswa dari 40 siswa. Persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 47,5 sedangkan persentasi siswa yang tidak tuntas belajar
52,5.
Tabel 2. Data frekuensi peringkat hasil belajar kognitif siswa pada siklus I
NO. PERINGKAT
SIKLUS I F
P
1 90 -
£
100 2
80 -
£
90 3
0,075 7,5
3 70 -
£
80 6
0,15 15
4 60 -
£
70 13
0,035 3,5
5 50 -
£
60 17
0,425 42,5
6 40 -
£
50 1
0,025 2,5
7
JUMLAH 40
1 100
Tabel 3. Data hasil belajar siswa siklus I
No. Hasil Tes
Prasiklus Siklus I
1 2
3 4
Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Nilai Rata-rata Ketuntasan
93 10
42,25 20
83 47
64,95 47,5
Berdasarkan tabel diatas diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan setelah dilakukan tindakan. Nilai rata-rata siswa prasiklus
adalah 42,25 dan ketuntasan klasikanya 20, kemudian meningkat setelah dilakukannya tindakan pada siklus I menjadi 64,95 dengan ketuntasan
klasikal 47,5, namun peningkatan tersebut belum memenuhi ketuntasan belajar klasikal yang telah ditetapkan sebesar 75.
Dari hasil refleksi diketahui hasil belajar siswa masih belum memenuhi kriteria ketuntasan maksimal, disebabkan karena dalam siklus I ini masih ada
siswa yang belum terbiasa dengan suasana pembelajaran aktif berbicara. Beberapa siswa terlihat masih belum dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
Dalam siklus I ini guru masih terlihat sangat berperan penuh sebenarnya guru hanya memberikan bimbingan secara merata kepada setiap siswa. Oleh
karena hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang
telah ditetapkan yakni sebesar 75, sehingga penelitian perlu dilanjutkan ke siklus II. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berlangsung di nilai
dengan kreteria yang ditentukan yaitu dengan mengamati banyaknya siswa yang aktif dalam pembelajaran berlangsung. Hasil observasi aktifitas siswa
pada siklus I ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 4. Aktivitas Siswa Siklus I
No. Aktivitas Siswa Siklus I
1 Skor yang diperoleh
25 2
Skor maksimal 40
3 Persentase kerja
62,5 4
Kriteria Baik
Dari tabel diatas dapat diketahui secara umum pada siklus I persentase kerja siswa sebesar 62,5. Pada siklus I siswa masih belum terbiasa untuk
belajar dengan aktif walaupun pada hasil belajar siswa sudah menujukan peningkatan dari prasiklus hingga siklus I. Hasil analisis akifitas siswa dalam
pembelajaran berlangsung sebesar 62,5 mendapatkan kreteria baik. Sedangkan kinerja guru pada siklus I ditujukkan pada tabel sebagai berikut.
Tabel 5. Hasil Kinerja Guru Siklus I
No. Data Kinerja Guru
1 Skor yang diperoleh
92 2
Skor maksimal 120
3 Persentase kerja
76,6 4
Kriteria Baik
Pada tabel diatas kinerja guru dalam kriteria baik dengan nilai 76,6. Dari hasil analisis Kinerja guru yang belum maksimal tersebut akan
diperbaiki dalam siklus selanjutnya. Guru harus berusaha mengelola dengan baik lagi, guru juga harus dapat membimbing diskusi sehingga siswa dapat
terarah dengan baik. Dan siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari gurumenyampaikan pendapat baik dan benar dalam proses pembelajaran.
b. Refleksi
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada siklus I menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran probing-prompting masih
terdapat siswa yang belum berperilaku positif dengan pembelajaran yang baru saja dilakukan. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, ketika
mereka diberikan pertanyaan banyak yang kurang serius dan bercanda. Masih terdapat siswa yang belum aktif dalam mengungkapkan pendapatnya, belum
kritis, kurang disiplin, kurang menghargai pendapat orang lain. Jadi pada siklus I siswa kurang bisa mengikuti model pembelajaran probing-prompting
dengan baik, karena belum begitu memahami model pembelajaran probing- prompting.
Pada siklus II guru harus lebih mengendalikan kondisi kelas utuk merangsang siswa berfikir kritis dan mengikuti model pembelajaran yang
telah dilakukan. Kekurangan-kekurangan pembelajaran pada siklus I harus
diperbaiki pada siklus II. Oleh karena itu, peneliti melaksanakan siklus II untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi pada siklus I.
c. Hasil siklus II
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 16 April 2011, selama 2 x 45 menit 2 x pertemuan yang di ikuti 40 siswa yang terdiri dari 17 laki-laki dan 23
perempuan kelas X.5 SMA N I Bangsri Kabupaten Jepara. Evaluasi siklus II dilaksanakan pada tanggal 30 April 2011. Berdasarkan hasil evaluasi siklus II
diperoleh hasil belajar siswa sebagai berikut.
Tabel 6. Data frekuensi peringkat hasil belajar kognitif siswa pada siklus II
NO. PERINGKAT
SIKLUS II F
P
1 90 -
£
100 3
0,075 7,5
2 80 -
£
90 12
0,3 30
3 70 -
£
80 8
0,2 20
4 60 -
£
70 11
0,275 27,5
5 50 -
£
60 5
0,125 12,5
6 40 -
£
50 1
0,025 2,5
7
Tabel 7. Data hasil belajar kognitif siswa
Tabel diatas dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar siklus I dan siklus II. Nilai rata-rata siswa siklus II mencapai 75,075. Peningkatan
hasil belajar dalam siklus II ini telah memenuhi ketuntasan belajar klasikal yang telah ditetapkan yaitu sebesar 82,5, sehingga penelitian ini tidak perlu
dilanjutkan pada siklus selanjutnya yaitu siklus III. Berdasarkan hasil refleksi diketahui pada siklus II ini keberanian siswa
untuk menjawab pertanyaanmengutarakan pendapat sudah mulai tumbuh, sehingga timbulah adanya suasana kelas yang kondusif dan aktif dalam
mengikuti pelajaran, maka berdampak terhadap pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan juga semakin meningkat. Hal tersebut dapat dilihat
dari keterlibatan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru yang benar-benar dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II ditujukkan pada tabel sebagai berikut.
No Hasil Tes
Siklus I Siklus II
1 2
3 4
Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Nilai Rata-rata Ketuntasan
83 47
64,95 47,5
93 47
75,075 82,5
Tabel 8. Aktivitas Siswa Siklus II
No. Aktivitas Siswa Siklus II
1 Skor yang diperoleh
33 2
Skor maksimal 40
3 Persentase kerja
82,5 4
Kriteria Baik sekali
Sedangkan kinerja guru pada siklus II ditujukkan pada tabel sebagai berikut.
Tabel 9. Hasil Kinerja Guru Siklus II
No. Data Kinerja Guru
1 Skor yang diperoleh
105 2
Skor maksimal 120
3 Persentase kerja
87,5 4
Kriteria Sangat baik
Pada siklus II ini, telah ada perbaikan yang dilakukan oleh guru untuk memberbaiki kesalahan yang terjadi pada siklus I. Guru telah melakukan
upaya perbaikan cara mengajar, guru menyusun kembali perangkat pembelajaran, guru telah mampu mengkondisikan kelas dan mampu
mengatur waktu pembelajaran dengan baik, guru memberi stimulus dan tips dalam menjawab pertanyaan.
4. Analisis Lanjutan