pada proses PBL, karena skenario PBL harus sesuai dengan tingkat pengetahuan mahasiswa sebelumnya untuk memastikan bahwa mahasiswa
dapat menghubungkan pengetahuan baru yang diperoleh untuk struktur pengetahuan yang sudah ada sebelumnya dalam diri mereka Norman
Schmidt, 2000. Para anggota diskusi tutorial mendapatkan pengetahuan yang baru dengan
arahan dari tutor atau fasilitator. Kunci utama tutorial adalah prior knowledge yang ada didalam diri anggota diskusi Harsono, 2003.
2.3.2 Penalaran Klinis dan Ketrampilan Pengambilan Keputusan
Penalaran klinis dan ketrampilan pengambilan keputusan adalah suatu proses disiplin intelektual aktif dan kemahiran dalam menerapkan atau mengevaluasi
informasi yang ada dan dapat timbul dari pengalaman atau komunikasi sebagai petunjuk yang dapat dipercaya dan dalam bertindak. Berpikir kritis
sangat penting dalam mengevaluasi informasi yang diterima dan untuk mengurangi resiko bertindak yang mendasari penalaran salah Halonen
Smith, 2008. Disebutkan pada area kompetensi yang ke tujuh SKDI yaitu tentang pengelolaan masalah kesehatan dengan salah satu poinnya
kemampuan yang harus dikuasai yaitu clinical reasoning Konsil Kedokteran Indonesia, 2012.
Keputusan untuk memilih terapi sudah tepat, apakah didukung oleh bukti- bukti ilmiah yang kuat yang membenarkan bahwa terapi itu memang efektif
untuk memecahkan masalah yang dihadapi pasien Facione, 2011. Penalaran
klinis dan ketrampilan pengambilan keputusan dalam clinical practise merupakan suatu proses intelektual dari penerapan proses penalaran yang
mahir, sebagai petunjuk „untuk dapat dipercaya‟ atau bertindak. Penyediaan pelayanan kesehatan yang profesional salah satunya dapat dilakukan dengan
belajar cara untuk berpikir nalar secara klinis. Betapa pentingnya berpikir kritis „dibangun‟ dalam praktek kedokteran sehingga sesuai dengan
intelektual standard serta keahlian dalam menggunakan penalaran dan kemampuan untuk mengambil pertimbangan klinis yang aman. Penalaran
klinis merupakan proses dalam memecahkan masalah dengan menggunakan critical thinking. Berpikir kritis tidak hanya persoalan berpikir seca-ra
analitis, tetapi juga berpikir secara berbeda thinking differently.
Clinical reasoning merupakan kemampuan utama yag harus dimiliki seorang dokter yang memerlukan kemampuan berpikir kritis baik dalam proses
mengkonstruksi pengetahuan maupun maupun proses pengambilan keputusan terhadap pasien. Dalam pendidikan kedokteran berpikir kritis menjadi salah
satu alat untuk memperoleh pemahaman materi pengetahuan yang sudah dipelajarui serta kompetensi yang dikembangkan selama proses pendidikan
agar lulusannya dapat bekerja dengan baik.
Clinical reasoning merupakan salah satu kompetensi utama pendidikan dokter. Hal ini bertujuan agar mahasiswa kedokteran mengetahui alur berpikir
yang baik dan terstruktur dalam proses pengmbilan keputusan klinik. Pada praktek strategi tersebut jarang dilakukan kecuali pada kasus-kasus sulit atau