Metode pengukuran posisi molar dan besar retraksi insisivus Penjangkaran

dengan pencabutan terjadi pergerakan molar pertama ke mesial dan dapat meningkatkan dimensi vertikal. 16 Hart dkk menyatakan terdapat perubahan posisi molar dan insisivus setelah pencabutan empat premolar pertama sewaktu penutupan ruang pencabutan premolar pertama. Terdapat rata-rata pergerakan molar pertama ke mesial 0,6 mm pada maksila dan 0,9 mm pada mandibula pada kelompok maloklusi Klas I dengan penjangkaran maksimum. Pada kelompok maloklusi Klas I dengan penjangkaran moderate terdapat pergerakan molar pertama ke mesial 3,25 mm. 17 Heo W dkk melakukan penelitian tentang terjadinya anchorage loss dan besarnya retraksi anterior maksila dengan en masse retraksi dan retraksi keempat gigi anterior, retraksi insisivus rata-rata sebesar 4 mm akan menyebabkan pergerakan molar ke mesial 1 mm. Walaupun hasil dalam penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan dalam besarnya retraksi dengan terjadinya anchorage loss molar pertama maksila. 3

2.3 Metode pengukuran posisi molar dan besar retraksi insisivus

berdasarkan metode Heo W dkk Heo W dkk menggunakan bidang palatal palatal plane dan pterygoid vertikal sebagai garis referensi. 3 Heo W dkk menggunakan 10 pengukuran Gambar 2 yaitu: 1. U1 : PP adalah sudut yang dibentuk antara perpotongan bidang palatal dengan bidang yang ditarik dari apikal insisivus sentralis ke apikal. Universitas Sumatera Utara 2. U6 : PP adalah sudut yang dibentuk antara perpotongan bidang palatal dengan bidang yang ditarik dari aksis panjang gigi molar pertama melalui garis tengah dari mahkota molar pertama maksila 3. U1E-hor adalah jarak horizontal dari tepi insisal insisivus maksila ke PTV yang diukur dalam mm. 4. U1A-hor adalah jarak horizontal dari tepi apikal akar insisivus maksila ke PTV yang diukur dalam mm 5. U6M-hor adalah jarak horizontal dari titik paling mesial dari permukaan mesial mahkota molar pertama maksila ke PTV yang diukur dalam mm 6. U6A-hor adalah jarak dari apikal akar mesiobukal dari molar pertama maksila ke PTV yang diukur dalam mm 7. U1E-Ver adalah jarak vertikal dari tepi insisal insisivus maksila ke bidang palatal yang diukur dalam mm 8. U1A-Ver adalah jarak vertikal dari apikal akar insisivus maksila ke bidang palatal yang diukur dalam mm 9. U6C-Ver adalah jarak vertikal dari titik tengah mahkota molar pertama maksila pada permukaan oklusal ke bidang palatal yang diukur dalam mm 10. U6F-Ver adalah jarak vertikal dari furkasi molar pertama maksila ke bidang palatal yang diukur dalam mm Universitas Sumatera Utara

2.4 Penjangkaran

Penjangkaran merupakan salah satu aspek terpenting dalam rencana perawatan ortodonti. Menurut Proffit, penjangkaran merupakan pertahanan terhadap pergerakan gigi yang tidak diinginkan atau sebagai reaksi dari gigi posterior yang diinginkan pada mekanoterapi penutupan ruang. 11,18-20 Dalam perawatan ortodonti, dibutuhkan gaya optimal untuk menggerakkan gigi yaitu gaya paling ringan yang dapat menimbulkan respon maksimum. Daya ambang untuk pergerakan gigi sangat rendah, tetapi berbeda pada setiap gigi tergantung pada luas area ligamen periodontal. 19 Kebutuhan penjangkaran pada rencana perawatan bervariasi pada setiap individu. Berdasarkan kebutuhan penutupan ruang pencabutan Gambar 3, penjangkaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: 12 Gambar 2. Metode Heo W dkk. 1. U1 : PP ; 2. U6 : PP ; 3. U1E-Hor ; 4. U1A-Hor ; 5. U6M-Hor ; 6. U6A- Hor ; 7. U1E-Ver ; 8. U1A- Ver ; 9. U6C- Ver ; 10. U6F-Ver. 3 Universitas Sumatera Utara 1. Penjangkaran kelompok A yaitu mempertahankan secara kritis posisi gigi posterior. Sebanyak 75 atau lebih ruang bekas pencabutan dibutuhkan untuk retraksi gigi anterior Gambar 3B. 2. Penjangkaran kelompok B yaitu penutupan ruang relatif simetris dengan pergerakan dari gigi posterior dan anterior dalam menutup ruang. Sebanyak 50 ruang bekas pencabutan gigi dibutuhkan untuk gigi anterior dan posterior Gambar 3C. 3. Penjangkaran kelompok C yaitu penjangkaran non-kritis. Sebanyak 75 atau lebih ruang bekas pencabutan dibutuhkan untuk gigi posterior. Gambar 3D. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.Klasifikasi penjangkaran. A Susunan gigi sebelum penutupan ruang B Penjangkaran kelompok A, penutupan ruang dibutuhkan untuk retraksi gigi anterior C Penjangkaran kelompok B, penutupan ruang dibutuhkan untuk gigi anterior dan posterior. D Penjangkaran kelompok C, penutupan ruang dibutuhkan untuk gigi posterior. 12 Universitas Sumatera Utara Untuk menambah penjangkaran dalam perawatan, berbagai cara dan alat tambahan dapat digunakan yaitu penjangkaran intra oral, ekstra oral dan penjangkaran skeletal. 13,19 Untuk menambah penjangkaran intra oral dapat dilakukan dengan menambah jumlah gigi penjangkar. Penggunaan banyak gigi sebagai segmen penjangkaran untuk unit balancing dan aplikasi momen yang berbeda merupakan metode untuk menstabilkan posisi molar Gambar 4. 13,18-19. Beberapa klinisi menyatakan dengan mengikat dua gigi molar pertama dan kedua maksila bersamaan dapat memberikan penjangkaran kaku yang berguna dalam mencegah pergerakan molar ke mesial. Alat-alat yang digunakan untuk memperkuat penjangkaran intra oral antara lain lengkung transpalatal, Nance Holding Arch dan elastik intermaksiler. 1,4-6,18 Gambar 4. Nilai penjangkaran dari setiap gigi hampir setara dengan daerah permukaan akar. Molar pertama dan premolar kedua pada setiap lengkung rahang hampir mendekati luas area permukaan kaninus dan dua gigi insisivus. 13,19 Universitas Sumatera Utara Pada penjangkaran ekstra oral, unit penjangkar berada di luar mulut. Penjangkaran ekstra oral diperoleh menggunakan headgear. Alat ekstra oral merupakan alat yang banyak digunakan sebagai metode untuk memperkuat penjangkaran sewaktu retraksi gigi anterior. Kira-kira dibutuhkan gaya sebesar 300- 350 g untuk mencegah gigi posterior bergerak ke mesial. Kooperatif pasien merupakan syarat keberhasilan perawatan dalam pemakaian headgear. 13 Menurut Vasquez, Daniel, dan Pollit ada beberapa prinsip klinis untuk memperkuat penjangkaran pada pasien dewasa yaitu : 20 1. Melibatkan beberapa gigi sebagai unit penjangkar dan mendistribusikan gaya pada daerah akar yang besar. 2. Mengikat unit penjangkar secara bersamaan. 3. Variasi rasio momen terhadap gaya sehingga gigi yang akan digerakkan berpindah secara translasi. 4. Untuk menetralisir gaya dari unit penjangkar dengan cara memberikan gaya oklusal. Keberhasilan dari perawatan ortodonti secara umum adalah mempersiapkan perencanaan penjangkaran, sehingga dapat dihindari terjadinya kehilangan penjangkaran. Kehilangan penjangkaran merupakan reaksi resiprokal yang dapat mengganggu keberhasilan perawatan ortodonti. 18,20 Kehilangan penjangkaran merupakan komplikasi signifikan selama perawatan. Kasus-kasus yang memerlukan Universitas Sumatera Utara perhatian khusus dalam mengontrol kemungkinan terjadi kehilangan penjangkaran antara lain crowding berat, overjet yang berlebihan, dan bimaksiler protrusi. 18 Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kehilangan penjangkaran antara lain seperti maloklusi, tipe dan arah pergerakan gigi bodily tipping, angulasi dan panjang akar, gigi yang hilang, mekanika intraoralekstra oral, kerjasama pasien, crowding, overjet, sisi ektraksi, kontur tulang alveolar, interdigitasi antar lengkung, pola skeletal, molar ketiga dan adanya kelainan patologis. 18

2.5 Lengkung Transpalatal