b. Lengkung transpalatal Zachrisson
Lengkung transpalatal Zachrisson dikembangkan oleh Zachrisson BU, terdiri dari tiga buah loop dan terbuat dari kawat stainless steel berukuran 0,9 mm.
27
Alat ini merupakan modifikasi dari lengkung transpalatal Goshgarian. Perbedaan lengkung
transpalatal Zachrisson dengan Goshgarian terletak pada jumlah dan bentuk loop. Loop yang terletak di tengah lebih besar dan panjang daripada loop model
Goshgarian, serta ada tambahan dua loop kecil yang terletak simetris bersisian dengan loop yang terletak di tengah mengarah ke mesial dan dua loop tambahannya
mengarah ke distal Gambar 10 .
21,27,28
Gambar 10 .Lengkung transpalatal Zachrisson yang memiliki sebuah loop yang
terletak ditengah yang mengarah ke mesial dan dua loop tambahan
yang mengarah ke distal.
28
Universitas Sumatera Utara
c. Lengkung transpalatal implant
Lengkung transpalatal implant Gambar 11 semakin berkembang saat ini. Hal ini disebabkan ketidakpuasan klinisi terhadap fungsi stabilisasi dan penjangkaran
dengan menggunakan lengkung transpalatal cekat maupun lepas.
23,29
Menurut penelitian Wehrbein, kegagalan penjangkaran yang disebabkan oleh lengkung
transpalatal lepas dan cekat adalah sekitar 0,5-1 mm. Fungsi penjangkaran maksimal yang didapat dengan pemasangan implant disebut juga dengan penjangkaran skeletal
atau penjangkaran absolut.
29,30
Gambar 11. Lengkung transpalatal yang ditambah
dengan pemasangan
implant agar
fungsi penjangkaran maksimal
30
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental kuasi dengan desain one group pre dan post.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1. Tempat : Klinik Spesialis Ortodonti RSGMP FKG USU 3.2.2. Waktu penelitian
: 3 bulan
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat di klinik spesialis ortodonti RSGMP FKG USU.
3.3.2. Sampel Penelitian
Sampel yang ada di klinik PPDGS RSGMP FKG USU yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi, diambil dengan cara consecutive sampling.
Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus:
31
N
=
Z α + Zβ S
X
1
– X
2
2
Dimana : Zα = Tingkat kemaknaan 95 → Zα = 1,96
Universitas Sumatera Utara