BAB 4 HASIL PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan 21 sampel sefalometri lateral pasien yang dirawat di klinik spesialis Ortodonti RSGMP FKG USU. Sampel dalam penelitian ini
≤ 50, maka uji distribusi normal yang dipakai adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Jika p
0,05 maka variabel terdistribusi normal. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan terhadap sampel diperoleh nilai rata-rata dan standar deviasi variabel yang dapat
dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai Rata-Rata Posisi Molar dan Insisivus dalam arah Sagital, vertikal dan
angulasinya Sebelum dan Setelah Retraksi Anterior
Variabel n
SD U1:PP° T1
21 121,762
6,7964 U1:PP°T2
21 113,214
10,6308 U1E-Hor T1
21 64,738
4,1911 U1E-Hor T2
21 61,214
3,8130 U1E-Ver T1
21 31,262
3,3638 U1E-Ver T2
21 32,333
2,9126 U6:PP° T1
21 82,024
3,3033 U6:PP° T2
21 81,333
4,3311 U6M-Hor T1
21 30,024
3,6348 U6M-Hor T2
21 33,024
3,2691 U6C-Ver T1
21 24,976
2,9769 U6C-Ver T2
21 25,429
2,7581
Universitas Sumatera Utara
Untuk melihat perubahan angulasi insisivus dan molar, posisi insisivus dan molar dalam arah sagital serta vertikal sebelum dan setelah retraksi anterior
digunakan uji t berpasangan. Perbedaan data hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil analisis statistik posisi molar dan insisivus dalam arah sagital, vertikal dan angulasinya sebelum dan setelah retraksi anterior.
Variabel n
Perlakuan Selisih
rata- rata
p Signifikan
Sebelum ± SD
Setelah ± SD
U1:PP° 21 121,762 ± 6,7964
113,214 ± 10,6308 8,5476 0,007
S U1E-Hor
21 64,738 ± 4,1911
61,214 ± 3,8130 3,5238 0,001
S U1E-Ver
21 31,262 ± 3,3638
32,333 ± 2,9126 1,0714 0,008
S U6 : PP°
21 82,024 ± 3,3033
81,333 ± 4,3311 0,6905 0,521
NS U6M-Hor
21 30,024 ± 3,6348
33,024 ± 3,2691 3,0000 0,000
S U6C-Ver
21 24,976 ± 2,9769
25,429 ±2,7581 0,4524 0,225
NS
Keterangan : signifikan p 0,05
Tabel 2 menunjukkan data hasil pengukuran sebelum dan setelah perawatan. Angulasi molar dan posisi molar dalam arah vertikal menunjukkan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah retraksi anterior. Dari hasil penelitian sebelum dan setelah retraksi anterior diperoleh signifikan jika p 0,05.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan antara variabel, karena data terdistribusi normal maka dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson’s Tabel 3.
Tabel 3. Hubungan antar Variabel pengukuran Sebelum dan Setelah Retraksi Anterior
Korelasi antar variabel n
r p
U1 : PP T1 dengan U1:PP T2 21
-0,055 0,813
U1E-Hor T1 dengan U1E-Hor T2 21
0,501 0,021
U1E-Ver T1 dengan U1E-Ver T2 21
0,871 0,000
U6 : PP T1 dengan U6 : PP T2 21
0,215 0,349
U6M-Hor T1 dengan U6M-Hor T2 21
0,673 0,001
U6C-Ver T1 dengan U6C-Ver T2 21
0,836 0,000
Keterangan : signifikan p 0,05 Keterangan : signifikan p 0,01
Dari hasil penelitian diatas terlihat bahwa terdapat korelasi yang positif pada pengukuran insisivus dalam arah horizontal T1 dan T2, insisivus dalam arah
vertikal T1 dan T2, angulasi molar T1 dan T2, posisi molar dalam arah horizontal T1 dan T2 dan posisi molar dalam arah vertikal T1 dan T2. Korelasi yang negatif
terdapat pada pengukuran angulasi molar T1 dan T2. Hubungan antara besar retraksi anterior dengan posisi angulasi molar, posisi
molar dalam arah horizontal dan posisi molar dalam arah vertikal dapat dilihat pada tabel 4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Hubungan antara besar retraksi anterior T2 dengan posisi angulasi molar, posisi molar dalam arah horizontal dan vertikal T2.
Korelasi antar variabel U1E -Hor mm
r p
U6 : PP° 0,263
0,249 U6M-Hor mm
0,490 0,024
U6C-Ver mm 0,381
0,089
Keterangan : signifikan p 0,05 Keterangan : signifikan p 0,01
Dari hasil penelitian diatas didapat bahwa uji korelasi positif pada besar retraksi anterior terhadap perubahan angulasi molar, posisi molar dalam arah
horizontal dan vertikal.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN