Pengujian Hipotesis Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Kebijakan Loan To Value Terhadap Penyaluran Kredit Konsumsi (Studi Kasus pada BUSN Devisa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014)

12

4.1.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda Multiple Regression

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, maka persamaan regresi linier berganda yang akan dibentuk adalah sebagai berikut: Y= = -2,411 + 0,161X 1 +6,133X 2 Hasil analisis regresi berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.3.

4.1.2.3 Analisis Korelasi

1. Analisis Korelasi Antara Dana Pihak Ketiga Dengan penyaluran Kredit Konsumsi

Nilai koefisien korelasi yang diperoleh antara Dana Pihak Ketiga X 1 dengan penyaluran kredit konsumsi Y sebesar 0,839. Nilai korelasi bertanda positif, yag menunjukan bahwa hubungan yang terjadi adalah searah. Berdasarkan interpretasi koefisien korelasi, nilai sebesar 0,839 termasuk kedalam kategori hubungan yang sangat kuat, berada dalam kelas interval antara 0,80 1,000.

2. Analisis Korelasi Antara Kebijakan Loan to Value Dengan penyaluran Kredit

Konsumsi Nilai koefisien korelasi yang diperoleh antara kebijakan LTV X 2 dengan penyaluran kredit konsumsi Y adalah sebesar 0,208. Nilai korelasi bertanda positif, yang menunjukan bahwa hubungan yang terjadi adalah searah. Berdasarkan interpretasi koefisien korelasi, nilai sebesar 0,208 termasuk kedalam kategori hubungan yang rendah, berada dalam kelas interval antara 0,20 0,399. Hasil dari analisis korelasi dapat dilihat pada tabel 4.4.

4.1.2.4 Analisis Koefisien Determinasi

Hasil dari analisis koefisien determinasi menunjukkan bahwa Dana Pihak Ketiga DPK memberikan kontribusi paling dominan terhadap penyaluran kredit konsumsi dengan kontribusi yang diberikan sebesar 69,6, lalu 3,2 diberikan oleh kebijakan LTV dan 27,2 lainnya merupakan konstribusi dari variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini diantaranya adalah tingkat suku bunga simpanan, rasio pembiayaan bermasalah Non Performing Loan, rasio permodalan bank Capital Adequacy Ratio, jumlah nasabah, tingkat suku bunga kredit dan lainnya. Hasil dari analisis koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.5.

4.1.2.5 Pengujian Hipotesis

A. Pengujian Hipotesis Pertama Dana Pihak Ketiga Berpengaruh Terhadap

Penyaluran Kredit Konsumsi Diketahui bahwa nilai t hitung yang diperoleh Dana Pihak Ketiga DPK sebesar 13,922. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai t tabel pada tabel distribusi t. Dengan =0,05, df=n-k-1=80- 2-1= 77, diperoleh nilai t tabel untuk pengujian dua pihak sebesar ±1,991. Dari nilai-nilai di atas terlihat bahwa nilai t hitung yang diperoleh sebesar 13,922, berada diluar nilai t tabel -1,991 dan 1,991. Sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H ditolak dan H 1 diterima, artinya secara parsial Dana Pihak Ketiga DPK berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit konsumsi perbankan Indonesia periode tahun 2011-2014. Hasil pengujian hipotesis pertama dapat dilihat pada tabel 4.6.

B. Pengujian Hipotesis Kedua Kebijakan Loan to Value Berpengaruh Terhadap

Penyaluran Kredit Konsumsi Diketahui bahwa nilai t hitung yang diperoleh Loan to Value LTV sebesar 2,597. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai t tabel pada tabel distribusi t. Dengan =0,05, df=n-k-1=80-2-1= 77, diperoleh nilai t tabel untuk pengujian dua pihak sebesar ±1,991. Dari nilai-nilai di atas terlihat bahwa nilai t hitung yang diperoleh sebesar 2,597, berada diluar nilai t tabel -1,991 dan 1,991. Sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H ditolak dan H 1 diterima, artinya secara parsial Loan to Value LTV berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit konsumsi perbankan Indonesia periode tahun 2011-2014. Hasil pengujian hipotesis pertama dapat dilihat pada tabel 4.7. 13

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit Konsumsi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dana pihak ketiga dengan penyaluran kredit konsumsi sebesar 0,839. Nilai korelasi bertanda positif, yang menunjukan bahwa hubungan yang terjadi adalah searah dan mempunyai arti bahwa semakin besar dana pihak ketiga maka kredit konsumsi yang akan disalurkan oleh bank akan semakin besar. Berdasarkan interpretasi koefisien korelasi, nilai sebesar 0,839 termasuk kedalam kategori hubungan yang sangat kuat, berada dalam kelas interval antara 0,800-1,000. Hasil pengujian hipotesis antara dana pihak ketiga terhadap penyaluran kredit konsumsi menunjukkan bahwa nilai t hitung yang diperoleh dari variabel dana pihak ketiga berada diluar nilai t tabel . Dari hasil pengujian hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel dana pihak ketiga berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit konsumsi pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Besarnya pengaruh dana pihak ketiga terhadap penyaluran kredit konsumsi yaitu sebesar 69,6 lalu 3,2 diberikan oleh kebijakan loan to value dan sisanya 27,2 merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini diantaranya adalah tingkat suku bunga simpanan baik itu simpanan giro, tabungan maupun deposito, rasio pembiayaan bermasalah Non Performing Loan bank yang rendah, tingginya rasio permodalan bank Capital Adequacy Ratio, kinerja perusahaan yang baik Return On Asset, jumlah nasabah dan faktor lainnya. Fenomena yang terjadi pada Bank Danamon, Bank QNB Kesawan dan Bank Mega, penyaluran kredit konsumsi menurun disaat dana pihak ketiga yang meningkat. Kredit konsumsi yang disalurkan oleh ketiga bank tersebut menurun sementara tidak diikuti dengan dana pihak ketiga yang menurun. Penurunan kredit konsumsi pada ketiga bank tersebut diprediksikan karena terkena dampak sementara dari kebijakan loan to value, kenaikan tingkat suku bunga kredit dan perlambatan ekonomi Indonesia sehingga mengakibatkan kredit yang disalurkan oleh bank menurun. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Greydi 2013 yang menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga DPK merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh terhadap peningkatan penyaluran kredit perbankan pada bank umum di Indonesia. Venny 2015 menyatakan bahwa dana pihak ketiga memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap jumlah penyaluran kredit.

4.2.2 Pengaruh Kebijakan Loan to Value Terhadap Penyaluran Kredit Konsumsi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kebijakan loan to value dengan penyaluran kredit konsumsi sebesar 0,208. Nilai korelasi bertanda positif, yang menunjukan bahwa hubungan yang terjadi adalah searah dan mempunyai arti bahwa diterbitkannya kebijakan loan to value pada tahun 2012 meningkatkan kredit konsumsi yang disalurkan oleh perbankan. Berdasarkan interpretasi koefisien korelasi, nilai sebesar 0,208 termasuk kedalam kategori hubungan yang rendah, berada dalam kelas interval antara 0,200- 0,399. Hasil pengujian hipotesis antara kebijakan loan to value terhadap penyaluran kredit konsumsi kredit menunjukkan bahwa nilai t hitung yang diperoleh dari variabel dana pihak ketiga berada diluar nilai t tabel . Dari hasil pengujian hipotesis parsial tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kebijakan loan to value berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit konsumsi pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011- 2014. Hal ini juga menunjukkan bahwa kebijakan loan to value berbanding searah dengan penyaluran kredit konsumsi. Besarnya pengaruh kebijakan loan to value terhadap penyaluran kredit konsumsi yaitu sebesar 3,2 lalu 69,6 diberikan oleh dana pihak ketiga dan sisanya 27,2 merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini diantaranya adalah faktor dari rasio pembiayaan bermasalah Non Performing Loan bank yang rendah, tingginya rasio permodalan bank Capital Adequacy Ratio, kinerja perusahaan yang baik Return On Asset, jumlah nasabah dan faktor lainnya. Beberapa BUSN Devisa juga mengalami penurunan 14 penyaluran kredit pada saat kebijakan loan to value diterapkan, diprediksikan penyaluran kredit pada bank tersebut menurun akibat terkena dampak sementara dari aturan kebijakan loan to value serta tingginya suku bunga kredit. Fenomena yang terjadi dilapangan yang diungkapkan oleh Direktur Kredit Konsumer Bank Central Asia, Henry Konaefi 2013 menyatakan kebijakan baru ini hanya akan memperlambat penyaluran kredit konsumsi selama 3 bulan hingga 4 bulan, setelahnya pertumbuhan kredit akan berangsur pulih. Hal ini juga sama seperti yang diungkapkan oleh pernyataan Direktur Retail Banking Bank Permata, Lauren Sulistiawati 2012 yang menyatakan jika aturan LTV yang dikeluarkan Bank Indonesia BI tidak terlalu berpengaruh terhadap bisnis kredit konsumsi Bank Permata, hal ini dapat dilihat dari jumlah kredit konsumsi yang disalurkan oleh bank permata meningkat dari tahun ke tahun. Kredit konsumsi yang disalurkan oleh kedua bank tersebut tidak terpengaruh oleh kebijakan loan to value karena didorong oleh faktor lain seperti meningkatnya dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank sehingga kredit konsumsi yang disalurkan oleh bank tersebut akan ikut meningkat. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Alfiah 2014 yang menyatakan bahwa loan to value untuk kredit rumah memberikan pengaruh yang signifikan positif terhadap kredit konsumsi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh dana pihak ketiga dan kebijakan loan to value terhadap penyaluran kredit konsumsi pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dana pihak ketiga berpengaruh signifikan terhadap kredit konsumsi yang disalurkan oleh Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Artinya, ketika dana pihak ketiga meningkat, maka kredit konsumsi yang disalurkan oleh perbankan pun akan ikut meningkat. Rendahnya penyaluran kredit konsumsi oleh perbankan sebagian besar disebabkan oleh rendahnya jumlah penghimpunan dana pihak ketiga, tingginya tingkat suku bunga kredit yang dibebankan oleh bank, ekonomi yang melambat selama beberapa tahun terakhir serta dampak sementara dari aturan loan to value. 2. Kebijakan loan to value berpengaruh signifikan terhadap kredit konsumsi yang disalurkan oleh Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Artinya, kebijakan loan to value yang diterapkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2012 cenderung meningkatkan pertumbuhan kredit konsumsi pada perbankan. Rendahnya penyaluran kredit konsumsi dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi Indonesia dan kenaikan tingkat suku bunga kredit sehingga mengakibatkan kredit yang disalurkan oleh bank menurun .

5.2 Saran

5.2.1 Saran Operasional

1. Bagi Perbankan Sebelum bank memberikan kreditnya bank juga harus memperhatikan beberapa faktor dalam penilaian kredit, salah satunya adalah dengan analisis 5C. 2. Bagi Nasabah Bagi nasabah, diharapkan hasil penelitian ini menjadi sumber pengetahuan dan referensi untuk mengetahui tentang kondisi perbankan di Indonesia khususnya BUSN Devisa yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014 serta memberikan informasi terkait dampak dari aturan Loan to Value yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Efisiensi Operasional, Kecukupan Modal, Dana Pihak Ketiga Dan Risiko Kredit Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 64 82

Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

12 54 89

Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Assets, Suku Bunga SBI Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit: Studi Empiris Pada Bank BUMN dan Bank Swasta Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

6 110 108

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap Volume Kredit Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 29 79

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia

0 41 114

Pengaruh Distress Risk,Firm Size, Dan Book To Market Ratio Terhadapreturn Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010 – 2014

1 29 90

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada BUSN Non Devisa Konvensional yang Terdaftar di OJK 2011-2014)

9 104 46

Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Penyaluran Kredit Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada BUSN Devisa yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

0 2 1

Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Suku Bunga Kredit terhadap Penyaluran Kredit pada perusahaan Bank umum yang terdaftar di Bursa efek Indonesia Studi kasus tahun 2011-2014

2 8 65