Emotional Quotient EQ Perancangan Sistem Pakar Tes Eq (Emotional Quotient) Untuk Mengetahui Aspek Kepribadian Dengan Metode Forward Chaining

bersifat monogenetik, yaitu berkembang dari satu faktor satuan atau faktor umum. Inteligensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus berkembang sejalan dengan proses kematangan seseorang Azwar, 1996. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi inteligensi Sujanto, 2008, yaitu sebagai berikut: 1. Pembawaan, ialah segala kesanggupan kita yang telah kita bawa sejak lahir dan tidak sama pada tiap orang. 2. Kematangan, ialah saat munculnya sesuatu daya jiwa kita yang kemudian berkembang dan mencapai saat puncaknya. 3. Pembentukan, ialah segala faktor luar yang mempengaruhi inteligensi di masa perkembangannya. 4. Minat, yang merupakan motor penggerak dari inteligensi kita.

2.2 Emotional Quotient EQ

Daniel Goleman menyatakan bahwa kontribusi IQ Intelligence Quotient bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20 dan sisanya yang 80 ditentukan oleh serumpun faktor-faktor yang disebut kecerdasan emosional. Karena itu, ada yang berpendapat bahwa IQ mengangkat fungsi pikiran dan EQ mengangkat fungsi perasaan. Orang yang ber-EQ tinggi akan berupaya menciptakan keseimbangan dalam dirinya sendiri dan bisa mengubah sesuatu yang buruk menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaat Sunar, 2010. Kecerdasan emosional atau yang biasa dikenal dengan EQ Emotional Quotient adalah kemampuan untuk memahami, mengendalikan dan mengevaluasi emosi. Beberapa peneliti menyarankan bahwa kecerdasan emosional dapat dipelajari dan diperkuat melalui pembelajaran dan lingkungan, sedangkan klaim lain adalah karakteristik bawaan genetics Goleman, 1996. Menurut Howard Gardner, terdapat lima pokok utama dari kecerdasan emosional seseorang yakni mampu menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain, mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara emosional, serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivasi diri Sunar, 2010. Universitas Sumatera Utara EQ mengukur tingkat keterampilan emosional dalam memahami emosi untuk mengendalikan reaksi emosional, untuk memotivasi diri sendiri, untuk memahami keadaan sosial dan untuk berkomunikasi secara baik dengan orang lain Sunar, 2010.

2.2.1 Empat Cabang Model Kecerdasan Emosional

Menurut Mayer dan Salovey, empat cabang model kecerdasan emosional menggambarkan empat bidang kemampuan atau keterampilan yang secara kolektif banyak menggambarkan bidang kecerdasan emosional Sunar, 2010. Empat cabang model kecerdasan emosional yaitu sebagai berikut: 1. Menerima Emosi Awal yang paling dasar dan berkaitan dengan penerimaan nonverbal dan ekspresi emosi. Kemampuan untuk secara akurat memahami emosi merupakan titik awal yang penting untuk memahami emosi lebih lanjut. 2. Menggunakan emosi untuk memfasilitasi pikiran Sesuatu yang ditanggapi secara emosional akan mengambil perhatian. Emosi penting untuk memunculkan kreativitas. Misalnya dalam perubahan suasana hati, suasana hati yang positif terlibat dalam kapasitas untuk melaksanakan pikiran kreatif. 3. Memahami emosi Emosi menyampaikan informasi. Setiap emosi dan tindakan terkait memiliki pola sendiri untuk menyampaikan pesan yang mungkin. 4. Mengelola emosi Seseorang perlu memahami emosi dalam menyampaikan informasi.

2.2.2 Aspek Kepribadian

Ada beberapa aspek kepribadian, yaitu sebagai berikut: 1. Depression Kepribadian atau kecenderungan berperilaku depresi adalah kepribadian yang memandang masa depan dengan sikap pesimis, perasaan tak berpengharapan, merasa berdosa dan putus asa. Depresi sebagai kepribadian berbeda dengan depresi sebagai Universitas Sumatera Utara penyakit. Pada penyakit depresi, orang belum tentu mempunyai kepribadian yang depresi dan begitu pula sebaliknya. 2. Psychopath Yang dimaksud dengan perilaku psikopat ialah orang-orang yang sama sekali tidak menghiraukan moral, etik, hukum masyarakat dan norma-norma sosial. Orang tersebut cenderung mau menang sendiri dan tidak mau mendengar apa yang dianggap baik, bagus dan harus oleh masyarakat. 3. Paranoid Perilaku paranoid adalah orang-orang yang mempunyai kepercayaan atau menganggap sesuatunya aneh, ada yang ganjil, yang salah tetapi tidak mau diluruskan. 4. Anxiety Pada perilaku gangguan rasa cemas GRC, adanya rasa cemas, gelisah atau takut yang tidak jelas. Pada umumnya penderita GRC selalu ada saja yang dikhawatirkan atau ditakutkan. 5. Obsessive-Compulsive Disorder Perilaku obsesif adalah orang-orang yang mempunyai kebiasaan-kebiasaan atau pikiran yang mengganggu dalam kehidupan sehari-hari. Kecenderungan obsesif ini diikuti dengan tingkah laku kompulsif, yaitu dorongan untuk melakukan sesuatu yang merupakan reaksi dari obsesif. 6. Panic-Attack Perilaku panik ialah orang-orang yang mudah diserang perasaan panik. Hal ini dirasakan oleh orang yang menderita panik sebagai sesuatu keadaan dimana terjadi perasaan takut atau cemas yang berlebihan, yang biasanya diikuti oleh berbagai gejala somatik. 7. Ekstrovertness Ektrovertness dibagi ke dalam dua bagian yaitu sebagai berikut: a. Exstrovert Yang dimaksud dengan kepribadian extrovert di sini adalah kepribadian seseorang dimana dia senang bersama dengan orang lain. b. Introvert Yang dimaksud dengan kepribadian introvert adalah seseorang dimana dia kurang menyenangi hidup berdampingan atau bersama orang lain. Universitas Sumatera Utara 8. Honesty Dalam pergaulan di tengah-tengah masyarakat, kita harus mematuhi atau tunduk pada aturan atau norma yang berlaku di masyarakat. Salah satu moral yang dituntut oleh masyarakat adalah kejujuran dan tidak berbohong. 9. Friendliness Dalam pergaulan masyarakat, kita mengenal keadaan atau sikap yang bersahabat, berkawan atau bermusuhan. 10. Responsibility Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani mengambil tanggung jawab atau resiko terhadap apa yang telah diperbuatnya. 11. Intellectual Eficiency Ada orang-orang yang cerdas tetapi tidak berhasil dalam pendidikan dan sebaliknya. Sikap atau pembawaan ini ikut menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam menempuh perjalanan intelektualnya. 12. Managerial Kemampuan manajerial atau kemampuan mengelola adalah kemampuan yang mengarahkan pada satu tujuan. 13. Leadership Tidak semua orang dikaruniai bakat sebagai pemimpin, tetapi sedikit kemampuan memimpin selalu ada.

2.3 Kecerdasan Buatan