Inteligensi Perancangan Sistem Pakar Tes Eq (Emotional Quotient) Untuk Mengetahui Aspek Kepribadian Dengan Metode Forward Chaining

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Inteligensi

Inteligensi bukan merupakan kata asli yang berasal dari bahasa Indonesia. Kata Inteligensi adalah kata yang berasal dari bahasa latin, yaitu “inteligensia”. Sedangkan kata ”inteligensia” itu sendiri berasal dari kata inter dan lego, inter yang berarti diantara, sedangkan lego berarti memilih. Sehingga Inteligensi pada mulanya mempunyai pengertian kemampuan untuk memilih suatu penalaran terhadap fakta atau kebenaran http:storage.jak- stik.ac.idstudentspaperpenulisan2 0ilmiah30401038BAB 20II.pdf. Menurut George D. Stoddard Azwar, 1996, inteligensi adalah bentuk kemampuan untuk memahami masalah-masalah yang bercirikan: 1. Mengandung kesukaran. 2. Kompleks, yaitu mengandung bermacam jenis tugas yang harus dapat diatasi dengan baik dalam arti bahwa individu yang inteligen mampu menyerap kemampuan baru dan memadukannya dengan kemampuan yang sudah dimiliki untuk kemudian digunakan dalam menghadapi masalah. 3. Abstrak, yaitu mengandung simbol-simbol yang memerlukan analisis dan interpretasi. 4. Ekonomis, yaitu dapat diselesaikan dengan menggunakan proses mental yang efesien dari segi penggunaan waktu. 5. Diarahkan pada suatu tujuan, yaitu bukan dilakukan tanpa maksud melainkan mengikuti suatu arah atau target yang jelas. 6. Mempunyai nilai sosial, yaitu cara dan hasil pemecahan masalah dapat diterima oleh nilai dan norma sosial. 7. Berasal dari sumbernya, yaitu pola pikir yang membangkitkan kreativitas untuk menciptakan sesuatu yang baru dan lain. Menurut Wechsler, inteligensi juga didefinisikan sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara rasional, serta menghadapi lingkungannya dengan efektif. Alfred Binet mengatakan bahwa, inteligensi Universitas Sumatera Utara bersifat monogenetik, yaitu berkembang dari satu faktor satuan atau faktor umum. Inteligensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus berkembang sejalan dengan proses kematangan seseorang Azwar, 1996. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi inteligensi Sujanto, 2008, yaitu sebagai berikut: 1. Pembawaan, ialah segala kesanggupan kita yang telah kita bawa sejak lahir dan tidak sama pada tiap orang. 2. Kematangan, ialah saat munculnya sesuatu daya jiwa kita yang kemudian berkembang dan mencapai saat puncaknya. 3. Pembentukan, ialah segala faktor luar yang mempengaruhi inteligensi di masa perkembangannya. 4. Minat, yang merupakan motor penggerak dari inteligensi kita.

2.2 Emotional Quotient EQ