PROSES EKSPOR GARMENT PADA PT. BATIK ARJUNA DI SUKOHARJO

(1)

commit to user

PROSES EKSPOR GARMENT

PADA PT. BATIK ARJUNA DI SUKOHARJO

Proposal Tugas Akhir

Diajukan Untuk melengkapi Tugas-Tugas dan Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya pada

Program Studi Diploma III Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh : Ike Widiana NIM F3107027

PROGRAM DIPLOMA III BISNIS INTERNASIONAL

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010


(2)

(3)

(4)

commit to user MOTTO

Kesabaranitupahit, tetapibuahnyamanis, pahit di awal

dan manis melebihi madu di akhir.

(Jean Jacques Rousseau)

Keberadaan Kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada

Engkaulah kami mohon pertolongan.

(Al - Fatihah)

Sesungguhnya setelah kesusahan itu ada kemudahan oleh karena itu

Kerjakanlah sesuatu itu dengan sungguh – sungguh.

(QS Al – Insyiroh:(6 - 7)

Jangan menjadi pohon kaku yang mudah patah

Jadilah bambu yang mampu bertahan melengkung melawan terpaan angin


(5)

commit to user PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur, kuucapkan terima kasih dan

kupersembahkan secuil karyaku ini kepada :

1. Allah SWT pemilik hidup dan matiku,mantapkan

hatiku untuk menjalani takdirku serta kuatkanlah

aku dalam islam dan iman

2. Ibu, Ayah dan adikku tercinta, atas segala doa dan

kasih sayang yang tidak dapat dinilai dengan

apapun karena aku tidak dapat berdiri sendiri tanpa

bantuanmu.

3. Semua sahabatku (Dhina Ramasari, Dewi Restiani,

Eric Budiman, Afifah Zahra), dan dimana saja

yang tidak dapat aku sebut satu persatu yang telah

memberi berjuta kenangan.


(6)

commit to user KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Segalapujisyukurpenulispanjatkankehadirat Allah SWT

atassegalarahmatdanhidayah - Nya yang dilimpahkankepadakitasemua,

meskipundengankemampuandanwaktu yang

terbatasakhirnyapenulismampumenyelesaikanpenyusunanTugasAkhirinidenganju

dul“ PROSES EKSPOR GARMENT PADA PT. BATIKARJUNADI

SUKOHARJO ”.

PenyusunanTugasAkhirinitidaklepasdarisegalabentukbantuan, dorongan,

danbimbingandariberbagaipihak.Padakesempataninipenulisinginmengucapkanteri

makasihkepadapihak - pihak yang

secaralangsungmaupuntidaklangsungtelahmembantuhinggatersusunnyaTugasAkhi

rini, khususnyakepada :

1. Drs. H. HariMurti, M.Siselakupembimbing, yang

sepenuhhatidanpenuhkesabaran yang

telahmemberikanmasukanpadapenulisdalampenyelesaiantugasakhirini.

2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua program dan sekretaris program D III Bisnis Internasional Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Seluruh staf dan karyawan program D III Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan bantuan administrative kepada penulis.


(7)

commit to user

5. Bapak Kisruh Setyo Raharjodan Ibu Sri Suparmi yang telah berkenan mencarikan tempat magang sehingga dapat memperolehnya.

6. Kedua Orang Tuaku yang selalu mendoakanku, menasehatiku,dan memberi dukungan untukku.

7. Direktur utama PT. Batik Arjuna yaitu Bapak Ir. Kindro Wibawa yang telah berkenan memberikan ijin magang kerja dan penelitian untuk penulisan laporan tugas akhir ini.

8. Bapak Wagiman, Bapak Djito, Bapak Lilik, Mbak Hesti, Bapak Budi serta seluruh karyawan PT. Batik Arjuna yang telah memberikan segala informasi dan semangatnya yang diperlukan bagi penulis.

9. Teman-teman KOMBINASI (KomunitasBisnisInternasional 2007) yang selalumendukungdalamstudipenulis.

10.Serta pihak-pihak yang tidakdapatdisebutkansatupersatu yang telahmembantuhinggaterselesaikannyapenulisantugasakhirini.

Akhirnyakata

semogatugasakhirinidapatbermanfaatbagipenuliskhususnyamaupunseluruhpembac apadaumumnya.Serta

penulismenyadaribahwadalampenulisanTugasAkhirinimasihjauhdarisempurna, olehkarenaitupenulismengharapkan saran dankritikandariberbagaipihak demi kemajuanpenulisdantentunyapenulisanTugasAkhirselanjutnya.

Surakarta, Juli 2010


(8)

commit to user DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN ABSTRAKSI ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xi

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. PerumusanMasalah ... 2

C. TujuanPenelitian ... 3

D. ManfaatPenelitian ... 4

E. MetodePenelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. PengertianEkspor ...7


(9)

commit to user

B. DokumenEkspor ...12

C. Proses KegiatanEkspor ...19

BAB III. DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GambaranUmumPerusahaan ...28

1. SejarahBerdiri Perusahaan ... 28

2. LokasiPerusahaan ... 31

3. StrukturOrganisasi ... 33

4. Kepegawaian ... 35

5. Proses Produksi ... 38

6. PemasaranProduk ………..….. 44

B. Pembahasan ... 45

1. Proses ekspor yang dilakukan PT. Batik Arjuna ...45

2. Dokumen yang digunakandalam transaksi ekspor ...48

3. Hambatan yang dialamidalampelaksanaanekspor ……..51

BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan ...57

B. Saran - saran ...58

DAFTAR PUSTAKA ...59 LAMPIRAN


(10)

commit to user DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1 Sale’s Contract Proses………. 21

Gambar 2.2 L/C Opening Process………...23

Gambar2.3 Cargo Shipment Process………...…..25

Gambar2.4 Shipping Documents Negotiation Process………....….. 27

Gambar3.1 StrukturOrganisasi PT. Batik Arjuna……….…... 34


(11)

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pernyataan

Daftar Nilai Magang

Lampiran 2 Company Profile PT. Batik Arjuna di Sukoharjo

Lampiran 3 Letter of Credit (L/C)

Lampiran 4 Documentary Collection Aplication

Lampiran 5 Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)

Lampiran 6 Commercial Invoice

Lampiran 7 Packing list and Weight list

Lampiran 8 Manufacturer’s Single Country Declaration of Origin

Lampiran 9 Beneficiary Certificate

Lampiran 10 Garment Wearing Apparel Detail

Sampel 1

Sampel 2

Sampel 3

Lampiran 11 Certificate of Origin (COO)


(12)

commit to user

PADA PT. BATIK ARJUNA DI SUKOHARJO IKE WIDIANA

F 3107027

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang lebih mendalam dan pemahaman mengenai proses ekspor pada PT. Batik Arjuna di Sukoharjo.

Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif, yaitu mengamati obyek penelitian dan menggambarkan suatu keadaan yang ada dalam obyek penelitian tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer didapatkan melalui wawancara secara langsung kepada pihak PT. Batik Arjuna khususnya divisi ekspor. Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku ataupun sumber bacaan lainnya yang berkenaan dan relevan dengan pokok bahasan yang diambil.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses ekspor yang dilakukan oleh PT. Batik Arjuna dimulai dengan Promosi. Kemudian dilanjutkan dengan Negosiasi, Sale’s Contract, Pembayaran ( Payment ), Penyiapan barang, Pengapalan ( Shipment ), Penyiapan / pengurusan dokumen. Sedangkan dokumen - dokumen ekspor yang digunakan PT. Batik Arjuna dalam kegiatan ekspor adalah Pemberitahuan Ekspor Barang ( PEB ), Invoice, Packing List, Bill of Lading ( B / L ), Certificate of Origin ( COO ).


(13)

commit to user

THE GARMENT EXPORT PROCESS IN PT BATIK ARJUNA IN SUKOHARJO IKE WIDIANA

F3107027

The objective of research is to get more profound description and understanding about the export process in PT. Batik Arjuna in Sukoharjo.

This research used a descriptive study method, that is, to observe the research object and to describe the condition existing within the object of research. The data used in this research were primary and secondary data. The primary data was obtained through direct interview with export division of PT. Batik Arjuna. Meanwhile the secondary done was obtained from the books or other reading sources relevant to the subject matter studied.

Considering the result of research, it can be concluded that the export process done by PT. Batik Arjuna starts from Promotion. Next, it is followed by negotiation, Sale’s contract, payment, good preparation, shipment, document preparation/administration. Meanwhile the export documents used by PT. Batik Arjuna in the export activity is Goods Export Notification (PEB), Invoice, Packing List, Bill of Lading (B / L), Certificate of Origin (COO)/


(14)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

Kegiatan ekspor adalah suatu upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara lain dengan mengharapkan pembayaran dengan valuta asing, serta komunikasi dengan memakai bahasa asing(Amir M S, 1999:1).

Kegiatan ekspo merupakan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis yang sangat penting, tidak hanya bernilai penting untuk negara tetapi juga bernilai penting bagi industri itu sendiri. Bagi negara, kegiatan ekspor rmampu meningkatkan cadangan devisa dalam negeri dan juga mampu mengurangi tingkat pengangguran dalam negeri. Menembus perdagangan internasional, membutuhkan strategi agar bisa menarik perhatian para buyer di luar negeri, salah satu strateginya adalah strategi pemasaran yang baik.Pemasaran adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan pengusaha dalam menyampaikan suatu komoditi ataupun jasa dari produsen ke konsumen. (Amir M S,2004:53).Dalam kegiatan ekspor pastilah ditemukan suatu perbedaan, misalnya: peraturan kepabeanan, standar mutu produk dan cara pembayarannya.

Banyak perusahaan mempunyai kesamaan dalam kegiatan yang menyangkut ekspor-impor tetapi ada juga perbedaan antara perusahaan yang satu


(15)

commit to user

dengan yang lain, biasanya para pelaku ekspor akan mencari jalan yang relatif mudah dan menguntungkan bagi para pelaku ekspor itu sendiri.

PT. Batik Arjuna adalah eksportir batik yang berada di Sukoharjo.PT. Batik Arjuna telah melaksanakan usaha ekspornya bertahun-tahun.Perusahaan ini telah mengekspor produknya ke Amerika, Jerman, dan berbagai negara di kawasan Asia dan Eropa. Dalam melakukan ekspor terhadap produk yang dihasilkannya PT. Batik Arjuna perlu untuk melaksanakan proses dalam melaksanakan ekspor sehingga kegiatan ekspor yang dilakukannya dapat berjalan dengan lancar.

Banyak perusahaan mempunyai kesamaan dalam kegiatan yang menyangkut ekspor-impor tetapi ada juga perbedaan antara perusahaan yang satu dengan yang lain, biasanya para pelaku ekspor akan mencari jalan yang relative mudah dan menguntungkan bagi pelaku ekspor itu sendiri. Maka berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan proses dan dokumen ekspor dan juga permasalahan yang ada di dalamnya yaitu dengan judul “PROSES EKSPOR GARMENT PADA PT BATIK ARJUNA DI SUKOHARJO“

B. PerumusanMasalah

Perumusan masalah dalam penulisan ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman untuk melakukan penelitian secara cermat dan tepat sesuai dengan prinsip–prinsip suatu penelitian yang alami. Dengan perumusan masalah


(16)

commit to user

diharapkan dapat mengetahui obyek-obyek yang diteliti, serta bertujuan agar tulisan dan ruang lingkup penelitian uraiannya terbatas dan teraarah pada hal-hal yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

Untuk memudahkan pembahasan dengan masalah dan pemahamannya, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana proses ekspor yang dilakukan oleh PT. Batik Arjuna di

Sukoharjo?

2. Dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam pelaksanaan ekspor?

3. Hambatan – hambatan apa saja yang dihadapi PT. BatikArjuna di Sukoharjo

dalam pelaksanaan ekspor?

C. TujuanPenelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses ekspor yang dilakukan pada PT. Batik Arjuna di

Sukoharjo.

2. Untuk mengetahui dokumen ekspor apa saja yang dibutuhkan dalam proses

ekspor pada PT. Batik Arjuna di Sukoharjo.

3. Untuk mengetahui hambatan – hambatan ekspor pada PT. Batik Arjuna di


(17)

commit to user

D. ManfaatPenelitian

Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat bagi:

1. Perusahaan

Memberikan masukan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan prosedur ekspor sebagai salah satu bahan evaluasi bagi perusahaan dalam mengambil kebijaksanaan untuk meningkatkan aktivitas ekspor dan pengembangan usaha.

2. Mahasiswa dan Pembaca yang lainnya

Merupakan tambahan referensi bacaan dan informasi ,khususnya bagi mahasiswa jurusan Bisnis Internasional yang sedang menyusun Tugas Akhir dengan permasalahan yang sama.

3. Pemerintah

Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam mengambil berbagai kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan ekspor.

E. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan metode penelitian dimana berguna untuk memperlancar jalannya penyusunan laporan dari hasil penelitian. Metode penelitian mengemukakan tata cara dari suatu penelitian terdiri dari :

1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan dengan cara metode analisis deskriptif, mengamati obyek penelitian dan menggambarkan suatu keadaan


(18)

commit to user

yang ada dalam obyek penelitian tersebut, yaitu prosedur dan dokumen ekspor PT. Batik Arjuna.

2. Jenis Data dan Alat Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data yang dikumpulkan secara langsung dari sumbernya yaitu dengan wawancara langsung dengan karyawan, staff dan pimpinan PT. Batik Arjuna.

Antara lain: sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan lain –lain.

b. Data Sekunder

Data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yang berkaitan dengan penelitian. Dokumen ini diperoleh dari buku maupun sumber lain.

Antara lain: dokumen pengertian ekspor, dokumen yang diperlukan dalam kegiatan ekspor, dan dokumen pendukung lain.

Sedangkan alat pengumpul data dengan menggunakan:

1) Wawancara: pengumpulan data dengan jalan mengadakan tanya jawab

secara langsung kepada responden atau karyawan, staff serta pimpinan PT. Batik Arjuna.

2) Pengumpulan Dokumen: pengumpulan dokumen yang diperlukan

adalah dokumen-dokumen yang berhubungan dengan prosedur ekspor yang dilakukan PT. Batik Arjuna.


(19)

commit to user

3) Studi Pustaka: merupakan teknik pengumpul data, yaitu dengan cara

mempelajari baik itu buku, catatan, arsip, maupun dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Misalnya dengan mencari buku di perpustakaan, toko-toko buku, dan juga melalui internet.


(20)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ekspor

Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean Indonesia, maka pelaksanaannya harus sesuai dengan prosedur dan dokumen ekspor yang ditetapkan baik oleh pemerintah Indonesia maupun negara pengimpor ( PPEI, 2004:1 ).

Cara paling mudah dalam memasuki pasar di negara lain adalah dengan cara melakukan ekspor. Aktivitas ekspor merupakan kegiatan produksi barang di suatu negara dan menjualnya di negara lain. Ada dua bentuk aktifitas ekspor yaitu, occasional exportindanactive exporting. Occasional exporting adalah merupakan bentuk keterlibatan perusahaan yang pasif, dimana perusahaan hannya mengekspor karena adanya permintaan dari luar negeri.

Sedaangkan active exporting adalah komitmen perusahaan untuk

mengembangkan ekspor, perusahaan membuat produknya di negeri sendiri (home country). Produksi ini bisa tetap seperti asli, maupun telah disesuaikan dengan pasar di luar negeri. Kegiatan ekspor nyaris tidak mengubah lini produk, organisasi, investasi, dan misi perusahaan. Salah satu keunggulan dari ekspor adalah memnungkinkan kegiatan pemanufacturan di konsentrasikan di satu lokasi saja (di dalam negeri), yang mana hal ini memberikan keuntungan biaya dan kualitas daripada kegiatan pemanufacturan yang terdesentralisasi.


(21)

commit to user

Meskipun ekspor merupakan alternatif strategi memasuki pasar dengan investasiyang murah dan resiko rendah, namun strategi ini memerlukan investasi yang cukup besar dan berarti dalam aspek pemasarannya.

Cara untuk mengekspor barang produksi ada dua macam, yaitu sebagai berikut :

1. Ekspor Langsung

Ekspor yang dilakukan secara langsung tanpa melalui perantara. Untuk menghindari kelemahan- kelemahan dari ekspor tidak langsung, maka perusahaan melakukan ekspor secara langsung dengan cara membentuk :

a. Domestic- Based Export Departement or Division. Defisi atau cabang

ini dapat berdiri sendiri dalam menangani ekspor dan berfungsi sebagai pusat laba.

b. Overseas Sales Branch or Subsidiary. Dengan mendirikan cabang

diluar negeri perusahaan dapat mengendalikan pemasaran diluar negeri. Cababg- cabang tersebut juga dapat menjadi pusat pameran (display center) dan pusat pelayanan pelanggan ( costumer- service


(22)

commit to user

c. Traveling Export Sales Representative. Perusahaan dapat pula

mengirimkan wiiraniaga dalam negeri (home- based sales

representative).

d. Foreign- Based Distributors or Agent. Perusahaan juga dapat

menggunakan jasa distributor atau agen diluar negeri untuk menjual produk dengan mengatasanamakan perusahaan. Untuk itu mereka mendapat hak- hak eksklusif sebagai wakil perusahaan di negara bersangkutan, atau hanya hak- hak umum saja.

Manfaat dari ekspor langsung adalah perusahaan dapat melakukan promosi produk lebih agresif, menggarap pasar asing dengan lebih selektif, dan lebih dapat mengendalikan aktifitas penjualannya.Adapun kesulitan- kesulitan yang timbul dari strategi ini adalah pasar asing mungkin tidak terbiasa dengan produk atau praktik- praktik pemasaran perusahaan.Selain itu armada penjual dari dalam negeri yang dikirim ke luar negeri umumnya merasa asing dengan pasar yang digarap.

2. Ekspor Tidak Langsung

Ekspor yang dilakukan melalui perantara. Perusahaan biasanya memulai dengan ekspor tidak langsung, yaitu memanfaatkan jasa perantara independen untuk menangani aktifitas ekspornya. Disuatu sisi lain perusahaaan tersebut tidak mempunyai kendali atas perantaranya tersebut. Yang lebih buruk lagi biasannya perantara-perantara seperti itu


(23)

commit to user

bukanlah pemasar yang agresif dan biasanya tidak menghasilkan volume penjualan yang besar. Meskipun demikian masih ada perusahaan yang menggunakan jasa dari perusahaan perantara karena kemampuan, pengetahuan dan jasa yang mereka miliki untuk menjual di luar negeri. Disamping itu perusahaan tidak perlu membentuk departemen ekspor dalam struktur organisasinnya, tidak perlu membentuk armada penjualan diluar negeri, serta tidak memerlukan perangkat untuk melakukan kontak dengan pihak asing. Berbagai jenisperantara yang digunakan meliputi :

a. Domestic – Based Export Merchant. Perantara ini membeli produk –

produk perusahaan dan menjualnnya diluar negeri atas biaya sendiri dan untuk keuntungan sendiri pula.

b. Domestic – Based Export Agent.Perantara ini hanya mencarikan dan

menegosiasikan transaksi dengan pembeli atas imbalan komisi. Rading company termasuk dalam kelompok perntara ini.

c. Cooperative – Organization. Organisasi ini melakukan ekspor dengan

mengatasnamakan beberapa produsen, yang sebagian memegang kendali administratif. Cara ini sering digunakan oleh produsen produk- produk primer seperti buah- buahan, kacang- kacangan, dan lain- lain.


(24)

commit to user

d. Export – Management Company. Perantara ini hanya bersedia

mengelolaaktivitas ekspor perusahaan lain dengan imbalan bayaran

(fee) tertentu.

Setiap Negara yang melakukan ekspor harus mempersiapkan segala persyaratan- persyaratan tertentu yaitu (PPEI,2008) :

1.Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP ) dari Depperindag atau Izin

Usaha dari Departemen Teknis lainnya.

2.Memiliki Tanda Daftar Perusahaan ( TDP ).

3.Harus memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).

Adapun syarat – syarat untuk mendapatkan SIUP dan TDP adalah

a. Persyaratan untuk mendapatkan SIUP

- Memiliki akte (pengesahan surat keterangan notaries).

- Menyerahkan foto copy KTP dan foto.

- Menyerahkan surat keterangan domisili.

- Menyerahkan SK WNI, ganti nama (warga asing).


(25)

commit to user

b. Persyaratan untuk mendapatkan TDP

- Memiliki akte pendirian perusahaan.

- Melampirkan KTP semua pengurus.

- Melampirkan daftar pemegang saham.

- Menyerahkan foto copy NPWP.

- Melampirkan foto copy keterangan domisili.

- Melampirkan foto copy SIUP.

B. Dokumen Ekspor

Semua jenis dokumen yang terdapat dalam perdagangan internasional, baik yang dikeluarkan pengusaha, perbankan, pelayaran, dan instansi lain mempunyai arti dan peranan yang sama penting. Karena itu semua dokumen perlu dibuat dan diteliti dengan seksama. Dokumen-dokumen dalam perdagangan internasional dapat dibedakan atau dimasukkan dalam kelompok sebagai berikut (Amir M.S, 2005 : 217) :

1. Dokumen Induk

Dokumen inti yang dikeluarkan oleh Badan Pelaksana Utama Perdagangan Internasional, yang fungsinya sebagai alat pembuktian realisasi suatu transaksi. Yang termasuk jenis ini adalah :


(26)

commit to user

Dikeluarkan oleh eksportir sendiri. Yang dimaksud dengan Faktur Perdagangan adalah suatu mota perhitungan yang dibuat oleh Eksportir untuk Importir yang terutama berisi :

1). Jumlah barang (Quantity ) 2). Harga satuan (Unit Price) 3). Harga total (Total Price)

4). Perhitungan pembayaran (Payment breakdown)

Faktur merupakan alat bukti perhitungan atas suatu transaksi yang dilakukan antara eksportir dengan importir.

a. Letter of Credit (L/C)

Dikeluarkan oleh Bank Devisa. Yang dimaksud dengan L/C adalah surat kredit yang dikeluarkan oleh Bank Devisa atas permintaan Importir, yang memberi hak kepada eksportir menarik wesel atas importir bersangkutan untuk sejumlah uang yang disebut dalam surat kredit itu. L/C merupakan alat bukti pembayaran atas suatu transaksi yang dilakukan antara eksportir dengan importir.

b. Bill of Lading.

Dikeluarkan oleh Perusahaan Pelayaran Samudra.Yang dimaksud dengan B/L adalah suatu tanda terima penyerahan barang yang dikeluarkan oleh Perusahaan Pelayaran sebagai tanda bukti pemilikan atas barang yang telah dimuat di atas kapal laut oleh


(27)

commit to user

eksportir untuk diserahkan kepada importir.B/L merupakan alat bukti penerimaan dan sekaligus penyerahan hak milik atas barang sebagai pelaksanaan suatu transaksi antara eksportir dengan importir.B/L juga merupakan alat bukti adanya kontrak pengangkutan antara shipper dengan perusahaan pelayaran.

c. Polis Asuransi

Dikeluarkan oleh Maskapai Asuransi.Yang dimaksud dengan polis asuransi adalah Surat Bukti Pertanggungan yang dikeluarkan Maskapai Asuransi atas permintaan eksportir maupun importir untuk menjamin keselamatan atas barang yang dikirim dari aneka bencana dan kerusakan, dengan membayar premi.Polis Asuransi merupakan alat bukti pertanggungan atas barang yang dimaksud sebagai pelaksanaan suatu transaksi antara eksportir dengan importir.

2. Dokumen Penunjang

Dimaksud dengan Dokumen Penunjang adalah dokumen yang dikeluarkan untuk memperkuat atau merinci keterangan yang terdapat dalam dokumen induk, terutama faktur perdagangan. Yang termasuk jenis ini adalah :


(28)

commit to user a. Packing List

Daftar yang berisi perincian lengkap mengenai jenis dan jumlah satuan dari barang yang terdapat dalam tiap peti atau total keseluruhannya sama dengan jenis dan jumlah yang tercantum dalam Faktur Perdagangan.

Packing List penting sekali untuk barang yang tidak sejenis atau tidak

seragam seperti mesin-mesin Spareparts( suku cadang) barang kelontong, tekstil, pakaian jadi, dan lainnya.

b. Weight Note

Suatu pernyataan (catatan) yang berisi perincian berat dari tiap peti atau tiap kemasan yang biasanya menyebutkan berat kotor dan berat bersih dari tiap kemasan itu dan dihimpun menjadi satu daftar yang total keseluruhannya sama dengan total berat kotor dan total berat bersih yang tercantum dalam Faktur Perdagangan. Weight Note penting artinya untuk barang yang harganya didasarkan pada beratnya dan juga penting untuk menyediakan alat bongkar muat maupun alat angkut yang sesuai dengan berat tiap kemasan itu, seperti dalam menyediakan forklift, truck, trailer serta kondisi jalan yang akan dilalui, juga untuk menghitung uang tambang.


(29)

commit to user c. Measurement List

Daftar yang berisi ukuran dan takaran dari tiap peti atau tiap kemasan yang biasanya menyebutkan volume atau kubikasi dari tiap kemasan. Daftar ini total keseluruhannya sama dengan total volume yang tercantum dalam Faktur Perdagangan. Measurement List penting artinya untuk barang yang harganya didasarkan pada volumenya dan juga untuk menyediakan alat bongkar muat dan alat angkut yang sesuai.Juga untuk menghitung uang tambang.

d. Inspection Certificate atau Surveyor Report.

Suatu pernyataan (kadang kala di bawah sumpah) yang berisi keterangan mengenai mutu barang, jenis, jumlah, harga dan lain keterangan yang dibutuhkan, yang dikeluarkan oleh suatu badan usaha jasa yang independen atas permintaan eksportir, ataupun instansi lain yang membutuhkan. Inspection Certificate penting untuk menilai secara menyeluruh sauatu barang dalam suatu transaksi.Semakin kurang dikenal bonafiditas dan integritas seorang rekanan, semakin penting artinya kedudukan Inspection Certificate. Begitu juga untuk transaksi


(30)

commit to user e. Chemical Analysis

Suatu pernyataan yang dikeluarkan oleh laboratorium kimia dari perusahaan sendiri, atau dari Badan Penelitian yang independen yang berisikan komposisi kimiawi dari suatu barang.Chemical Analysis ini penting artinya untuk menentukan mutu dari produk kimia.

f. Test Certificate

Pernyataan yang dibuat oleh Laboratorium Perusahaan atau Balai Penelitian yang independen yang menyatakan hasil uji coba atas suatu barang ataupun peralatan mengenai kekuatan, daya tahan, kapasitas, dan konstruksinya.Test Certificate ini penting untuk barang yang akan dipergunakan menahan beban, seperti kemasan, alat angkut, mesin industri, tangki-tangki, boiler, diesel serta sumber energi lainnya.

g. Manufacturer’s Certificate

Surat pernyataan yang dibuat oleh produsen yang menyatakan bahwa barang tersebut adalah hasil produksinya yang membawa merk dagangannya (Trade Mark). Manufacturer Certificate penting artinya sebagai bukti keaslian dan jaminan mutu atas barang, yang dikaitkan


(31)

commit to user

dengan nama baik dari produsen itu dalam pasaran Internasional, yang juga menyangkut masalah Patent, Trade Mark, dan Lisensi.

h. Certificate of Origin

Surat pernyataan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, biasanya Kamar Dagang (Chamber of Commerce), yang menyebutkan negara asal suatu barang. Certificate of Origin ini penting artinya untuk memperoleh fasilitas bea masuk maupun sebagai alat penghitung quota di negara tujuan, atau untuk mencegah masuknya barang dari negara yang terlarang.

3. Dokumen Pembantu

Dokumen yang diperlukan untuk membantu para pelaksana dalam menjalankan tugas Follow up(Tugas Lanjutan). Yang termasuk jenis ini adalah :

a. Instruction Manual

Keterangan terinci mengenai tata cara dan tata kerja suatu alat, termasuk uraian mengenai Manufacturing Process(Proses Produksi) dari suatu komoditi. Instruction Manual ini penting artinya untuk memudahkan


(32)

commit to user

operator dalam mempergunakan suatu alat, sehingga sangat berguna dalam upaya reparasi.

b. Layout Scheme

Gambar desain tata letak mesin dalam pabrik yang susunannya disesuaikan dengan urutan proses produksi dan bertujuan untuk memperoleh efisiensi dan produktivitas yang optimal pada saat berproduksi. Layout Scheme ini penting artinya untuk memudahkan erector pada saat pemasangan mesin-mesin dilakukan dalam arena pabrik.

c. Brochure atau Leaflet

Buku kecil yang berisi keterangan singkat mengenai suatu produk yang bertujuan memberikan informasi kepada konsumen tentang produk termaksud.Brochure atau Leaflet ini penting artinya untuk memudahkan


(33)

commit to user

C. Proses Kegiatan Ekspor

1. Sale’s Contract Process

a. Eksportir mempromosikan komoditas yang akan diekspornya melalui Media promosi seperti pameran dagang, iklan di koran, majalah maupun televisi, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, atau melalui Badan-badan urusan promosi ekspor.

b. Importir yang berminat akan mengirimkan surat permintaan harga

atau letterof inquiry kepada eksportir.

c. Eksportir memenuhi permintaan importir dengan mengirimkan surat

penawaran harga yang lazim disebut dengan offer sheet.

d. Importir setelah mempelajari dengan seksama offer sheet dari

eksportir menempatkan surat pesanan dalam bentuk order sheet atau

purchase order kepada eksportir.

e. Eksportir menyiapkan kontrak jual beli ekspor (sale’s contract) sesuai

dengan data-data dari offer sheet dan order sheet ditambahkan dengan keterangan seperti force majeur clause, claims, syarat pengapalan seperti partial shipment, transshipment, vessel age dan lain-lain. Ditandatangani oleh eksportir dan dikirimkan kepada importir untuk ditandatangani pula sebagai tanda persetujuan atas


(34)

commit to user

f. Importir mempelajari dengan seksama sale’s contract dan bila dapat

menyetujuinya, maka ditandatangani importir untuk dikembalikan kepada eksportir.

Sale’s Contract Process

Dalam Negeri Luar Negeri

Gambar 2.1. Sale’s Contract Process Sumber : PPEI, tahun 2009

E

x

p

o

r

t

e

r

 

I

m

p

o

t

r

t

e

r

 

Promotoin

Inquiry

2

Offer

 

Sheet

Order

 

Sheet

4

Sale’s

 

Contract

Sale’s

 

Contract


(35)

commit to user

2. L/C Opening Process

a. Importir meminta kepada bank devisanya untuk membuka Letter of

Credit (L/C) sebagai dana yang dipersiapkan untuk melunasi hutangnya

kepada eksportir, sejumlah yang disepakati dalam Sale’s Contract dan sesuai dengan syarat-syarat pencairan yang disebut dalam Sale’s Contract dan merujuk pada ketentuan dari The Uniform Custom and Practice

ofDocumentary Letter of Credit. L/C yang dibuka adalah untuk dan atas

nama eksportir atau orang badan usaha lain yang ditentukan eksportir, sesuai kesepakatan di dalam Sale’s Contract. Bank devisa yang diminta importir membuka L/C disebut dengan opening bank. Importir yang meminta pembukaan L/C disebut applicant.

b. Opening bank setelah menyelesaikan jaminan danaL/C dengan importir,

melakukan pembukaan L/C melalui bank korespondennya di negara eksportir. Pembukaan L/C itu dapat dilakukan dengan surat, telex,

facsimile atau media elektronik lainnya yang sah. Penegasan pembukaan

L/C itu dalam bentuk tertulis disebut dengan L/C Confirmation yang

diteruskan oleh opening bank kepada bank korespondennya untuk disampaikan kepada penerima, yaitu eksportir yang disebut dalam surat itu. Bank koresponden yang diminta


(36)

commit to user

opening bank untuk menyampaikan amanat pembukaan L/C disebut sebagai advising bank.

c. Advising bank setelah meneliti keabsahan amanat pembuaan L/C yang

diterimanya dari opening bank, meneruskan amanat pembukaan L/C itu kepada eksportir yang berhak menerima dengan surat pengantar dari

advising bank. Surat pengantar itu disebut sebagai L/C Advise, sedangkan

eksportir penerima L/C disebut sebagai beneficiary dari L/C itu. Bila

advising bank diminta dengan tertulis oleh opening bank untuk turut

menjamin pembayaran atas L/C itu, maka advising bank juga disebut sebagai confirming bank.

L/C Opening Process

Aplikasi L/C

L/C Confirmation Luar Negeri

--- Dalam Negeri L/C Advice

Gambar 2.2. L / C Opening Process Sumber: PPEI, 2009

Importer

 

(Applicant)

 

Opening

        

Bank

 

2

Advising

   

Bank

 

Importer

 


(37)

commit to user

3. Cargo Shipment Process

a. Eksportir setelah menerima L/C Confirmation yang sifatnya operatif(sah

sebagai landasan pembayaran) lantas mempersiapkan barang “ready

forexport”. Melakukan booking atau memesan ruangan (tempat) kepada

perusahaan pelayaran (shipping company) yang akan berangkat ke pelabuhan tujuan sesuai dengan yang dimaksud pada sale’s contract atauL/C sesuai dengan waktu pengapalan (shipment date) yang disepakati dalam sale’s contract. Kemudian mengurus formalitas ekspor seperti mengisi pemberitahuan ekspor barang, membayar pajak ekspor (PE) dan pajak ekspor tambahan (PET) melalui advising bank. Mengurus izin muat dengan kantor inspeksi beadan cukai di pelabuhan muat. Setelah semua formalitas selesai, kemudian menyerahkan barang kepada perusahaan pelayaran (shipping company) untuk dimuat pada waktu yang disepakati.

b. Shipping company setelah selesai melakukan pemuatan barang ke atas

kapal, menyerahkan bukti penerimaan barang, bukti kontrak angkutan dan bukti pemilikan barang dalam bentuk bill of lading(B/L) atau transport

document lainnya kepada eksportir yang dalam pengangkutan ini disebut

sebagai shipper.

c. Shipping company bertanggung jawab mengangkut muatan itu sampai ke


(38)

commit to user

penerima barang yang disebut dalam B/L di pelabuhan tujuan (destination

port) yang disebut dalam bill of lading tersebut.

Cargo Shipment Process

Import Clearance

Cargo Delivery

Luar Negeri

--- Dalam Negeri

Shipment

Booking

PEB Bill of Lading

Gambar 2.3. Cargo Shipment Process Sumber :PPEI, tahun :2009

Opening

 

Bank

 

Importer

 

Shipping

 

Agent

 

4 5

Custom

 

Office

 

Advising

 

Bank

Bea

 

dan

 

Cukai

 

Shipping

 

Company

Importer

 

3 2 1 


(39)

commit to user

4. Shipping Documents Negotiation Process

a. Eksportir setelah menerima bill of lading dari perusahaan pelayaran,

menyiapkan semua dokumen yang disyaratkan dalam letter of credit. Semua dokumen pengapalan itu diserahkan eksportir kepada negotiating

bank yang ditentukan dalam L/C untuk memperoleh

pembayaran(payment).

b. Negotiating bank meneliti dengan seksama semua dokumen pengapalan

yang diminta oleh syarat-syarat L/C. Bila semua cocok baik jumlah, jenis maupun uraian sebagaimana yang dituntut oleh L/C, maka negotiating bank akan membayarkan jumlah yang ditagih oleh eksportir dari dana L/C yang tersedia.

c. Negotiating bank meneruskan dokumen pengapalan yang sudah dilunasi

itu kepada opening bank yang membuka L/C bersangkutan sebagai penagihan kembali dari uang yang sudah dibayarkan negotiating bank itu kepada eksportir.

d. Opening bank memeriksa dengan seksama semua dokumen pengapalan

itu, dan bila ternyata sesuai dengan syarat-syarat L/C yang dibuka, maka

opening bank melunasi uang yang sudah dibayarkan oleh negotiating


(40)

commit to user

e. Opening bank selanjutnya memberitahukan penerimaan dokumen

pengapalan itu kepada importir.

Shipping Documents Negotiation Process Delivery of Ship’s Docs

Luar Negeri

Collecting

---

Dalam Negeri Reimbursement

Negotiation Payment

Gambar 2.4. Shipping Documents Negotiation Process Sumber : PPEI, tahun: 2009

Importer

 

Opening

 

Bank

 

Exporter

 

Negotiating

 

bank

 

2

3  4


(41)

commit to user

BAB III

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Berdiri Perusahaan

Batik adalah suatu budaya yang menjadi salah satu ciri negara Indonesia yang dapat dibanggakan di wajah dunia, dimana batik adalah komoditi yang paling diminati di pasar dunia. Oleh sebab itu banyak perusahaan batik beroperasi, salah satunya di kota Solo karena dinilai bisnis ini sangat menguntungkan.

PT. Batik Arjuna didirikan pada tahun 1966, oleh Bapak Y. Gunawan Wibowo.Perusahaan Batik Arjuna pada mulanya jangkauan pemasarannya hanya untuk daerah solo dan sekitarnya. Pada awal industrinya ingin mengoperasikan batik tulis dan batik cap saja yang kemudian terus berkembang ke pakaian jadi. Perusahaan PT. Batik Arjuna adalah perusahaan yang bergerak dibidang batik cap, batik tulis (batik tradisional) sampai pakaian jadi. Batik merupakan salah satu bentuk usaha yang terkenal di Solo. Usaha batik merupakan industri keluarga dan biasanya merupakan peninggalan dari leluhur.Pada tahun 1956 untuk meningkatkan pemasaran, perusahaan mengadakan pelayanan secara langsung kepada konsumen.Langkah ini diambil dengan jalan membuka toko Batik Arjuna yang berlokasi di Jl.Yos Sudarso No.5 Solo.


(42)

commit to user

Perkembangan selanjutnya pada tahun 1965, membuka perusahaan di Jl.Kratonan No. 145 Solo, dengan luas tanah dan bangunan 700m, namun perkembangannya tidak seperti yang diharapkan. PT.Batik Arjuna mengalami hambatan atau kesulitan dalam operasinya yaitu kesulitan dalam pengadaan atau penyediaan bahan baku, permodalan maupun penjualan produk, kondisi pasar tidak stabil sehingga perkembangan dan kemajuan perusahaan sangat lamban.

Hambatan dan kesulitan yang dialami PT. Batik Arjuna karena efek gejolak politik dan perekonomian saat itu mengalami goncangan. Kesulitan yang dialami perusahaan tidak berlangsung lama, berkat keuletan dan kemampuan pemimpin perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Pada tahun 1980, anak Bp.Gunawan yaitu Bp. Kindro Wibawa Dipl.Ing. Ikut menangani perusahaan, setalah menyelesaikan studinya di Jerman. Berkat Bp. Kindro Wibawa perusahaan dapat mengembangkan pemasarannya ke luar negeri. Usaha ekspor ini diutamakan pada jenis Batik Printing yang produksinya dapat dilakukan secara masal sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen.

Pada tahun 1972, produksi pakaian jadi mulai banyak peminatnya, hal ini disebabkan adanya kebijaksanaan atau anjuran pemerintah untuk menggunakan bahan sandang batik untuk seragam sekolah, seragam kantor, organisasi maupun dipakai dalam acara resmi. Sejak saat itu pakaian dari


(43)

commit to user

batik makin banyak pemakaiannya, perubahan tersebut merupakan hal yang sangat menggembirakan bagi perusahaan.

Untuk memenuhi permintaan dan selera konsumen, perusahaan menambah jenis produk baru dengan bahan baku yang sama. Meningkatnya permintan kualitas dan jenis produk tersebut mendorong perusahaan untuk mengembangkan kegiatan operasinya dengan langkah pindah lokasi ke tempat yang lebih luas dan lebih strategis. Pada tahun 1976 perusahaan dipindahkan ke lokasi baru dengan luas tanah dan bangunan 2000 m di Jl. Rajiman No. 401 Surakarta yang dilengkapi dengan Show Room guna melayani pembeli secara langsung. Perkembangan ini terbukti pula dengan bertambahnya jenis produk yang dihasilkan yaitu Batik Printing yang menjadi andalan dan paling banyak digemari konsumen.

Pada tahun 1982, Bp. Gunawan meninggal dunia, sejak saat itu perusahaan dikelola oleh istri Bp. Gunawan almarhum dibantu oleh Bp. Kindro Wibawa. Pada tahun 1985, kuasa pimpinan sepenuhnya diserahkan pada Bp. Kindro Wibawa yang memiliki kemampuan dan pola pikir yang maju dan untuk memenuhi permintaan pasar baik dalam maupun luar negeri mulai tahun 1986 perusahaan menyewa tanah di Pucang Sawit Surakarta sebagai perluasan usaha.

Mengingat semakin bertambah besarnya perusahaan, maka untuk

memperoleh kekuatan hukum yang sah perusahaan dijadikan perusahaan berbadan hukum berbentuk PT dan diberi nama PT. Batik Arjuna yang


(44)

commit to user

diresmikan berdasarkan akte notaries No. 44 Tanggal 16 Desember 1986 oleh Tjandra Santoso, SH.

Dengan melihat permintaan yang semakin meningkat baik dalam maupun luar negeri, kapasitas produksi yang ada tidak memenuhi maka pada tahun 1991 PT. Batik Arjuna membangun perluasan perusahaan di lokasi yang baru yaitu di Desa Sapen, Kecamatan Mojolaban, Kab. Sukoharjo. Lokasi perusahaan yang baru tersebut tanah dan banguna seluas 10.800 m, dan selanjutnya pada tanggal 3 Januari 1991 pusat produksi perusahaan dan pusat penjualan PT.Batik Arjuna dipindahkan ke lokasi baru tersebut, sedangkan lokasi perusahaan yang lama di Jl. Rajiman No. 401 Solo digunakan sebagai unit garment dan penjualan lokal.

Perlu juga diketahui jenis produksi yang dihasilkan sampai saat ini

berupa pakaian jadi yang di ekspor ke luar negeri dan pakaian jadi sisa ekspor (barang sortiran dan sisa barang bagus) dijual untuk kebutuhan dalam negeri/lokal.

2. Lokasi dan Lay Out Perusahaan

Pemilihan lokasi perusahaan adalah suatu hal yang sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri, dengan pemilihan lokasi yang tepat, perusahaan akan memiliki keuntungan tersendiri. Penentuan lokasi adalah suatu hal yang tidak mudah untuk dipecahkan karena banyak factor lain yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan lokasinya, baik jangka


(45)

commit to user

pendek maupun jangka panjang, termasuk mengenai pertimbangan perluasan mendatang.

Lokasi perusahaan ditinjau dari segi :

a. Segi Administrasi

PT. Batik Arjuna terletak pada wilayah Ds. Kebakan RT. 01/06 Sapen, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

b. Segi Geografis

PT. Batik Arjuna tempatnya sangat strategis dan mudah dijangkau oleh transportasi.

1) Faktor Pemasaran

Letak perusahaan dipandang strategis untuk pemasaran, karena perusahaan berdomisili di Solo yang pada saat ini batik berkembang pesat dan berpotensi sangat menonjol di bidang industry dan perdagangan terutama garment.

2) Faktor Transportasi

Lokasi perusahaan terletak di pinggir jalan sehingga memudahkan dalam pengangkutan bahan baku dan bahan yang dibeli, serta pengiriman barang asil produksi.


(46)

commit to user

3) Faktor Tenaga Kerja

Letak perusahaan yang tidak terlalu jauh dari penduduk maka masalah pengadaan tenaga kerja tidak mengalami permasalahan, baik tenaga terdidik, tidak terdidik maupun tenaga terampil. Meskipun letak perusahaan cukup dekat dengan permukiman penduduk, kegiatan tidak menimbulkan efek samping yang merugikan lingkungan seperti ;

a. Gangguan polusi, yaitu polusi asap atau debu.

b. Gangguan limbah industry (sisa industri) yaitu :

1) Sisa kotoran dari kegiatan produksi, karena sudah dibangun unit

pengolah limbah industry dan penampungan sisa industri.

2) Gangguan sosial dan lain – lain.

3. Struktur Organisasi

Agar tujuan yang diharapkan mendapat tercapai, perusahaan memerlukan adanya suatu bentuk organisasi dalam perusahaan sehingga dapat dilakukan pembagian tugas dan tanggung jawab serta koordinasi kerja yang baik. Berdasarkan keterangan penulis peroleh, bagan struktur organisasi dapat .dilihat pada gambar I.


(47)

commit to user

4. Kepegawaian

Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

a. Komisaris

1) Bertanggungjawab dalam penyediaan modal perusahaan

2) Memberi petunjuk kepada manajer utama dalam melaksanakan

tugasnya

3) Mengawasi seluruh jalannya perusahaan

b. Manajer utama

1) Melakukan koordinasi antar manajer

2) Membuat perencanaan perusahaan secara global bersama manajer di

bawahnya

3) Melakukan kontrol atas pelaksanaan rencana perusahaan

4) Memberikan pengarahan terhadap pelaksanaan rencana perusahaan

5) Bertanggungjawab atas jalannya perusahaan kepada komisaris

c. Asisten Direktur

1) Membantu tugas-tugas manajer utama

2) Melaksanakan rencana perusahaan yang tdah ditetapkan

3) Melakukan koordinasi ke atas dan ke bawah

4) Membuat laporan berkala atas pelaksanaan rencana perusahaan


(48)

commit to user

d. Manajer (meliputi Manajer Produksi Pakaian Jadi, Manajer Produksi

Printing, Manajer Pemasaran, Manajer Keuangan dan Akuntansi)

1) Melaksanakan rencana perusahaan yang telah ditetapkan

2) Membuat rencana berkala pada bagian masing-masing

3) Melakukan koordinasi ke atas dan ke bawah; juga koordinasi antar

bagian

4) Melakukan kontrol atas pelaksanaap rencana pada bagiannya

5) Memberi pengarahan atas pelaksanaan rencana

6) Bertanggungjawab penuh atas mcngenai bagian masing-masing.

e. Asisten Manajer Produksi Pakaian Jadi

1) Melaksanakan rencana yang telah dibuat

2) Membantu tugas-tugas manajer produksi

3) Membuat laporan produksi berkala untuk bagiannya

4) Mengawasi pelaksanaan tugas bagian bawahnya

5) Melakukan koordinasi ke atas dan ke bawah

6) Memberi pengarahan atas pelaksanaan tugas kepada bagian

dibawahnya

7) Membuat analisa terhadap hal-hal yang berkaitan dengan produksi

dibagiannya


(49)

commit to user

f. Asisten Manajer Produksi Printing

1) Melaksanakan rencana yang telah dibuat

2) Membantu tugas-tugas manajer produksi

3) Membuat laporan produksi berkala untuk bagiannya

4) Mangawasi pelaksanaan tugas bagian bawahnya

5) Melakukan koordinasi ke atas dan bawah

6) Bertanggunjawab kepada manajer produksi priming

g. Asisten Manajer Pemasaran

1) Melaksanakan rencana yang telah dibuat

2) Membantu tugas-tugas manajer pcmasaran

3) Membuat laporan penjualan berkala

4) Mernbuat laporan pesanan penjualan

5) Bersama asisten manajer keuangan dan akuntansi menganalisa

mengenai hasil penjualan dan pesanan penjualan

6) Mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan tugas bagian bawahnya

7) Melakukan koordinasi ke atas dan ke bawah

8) Bertanggungjawab kepada manajer pemasaran

h. Asisten Manajer Keuangan dan Akuntansi

1) Melaksanakan rencana yang telah dibuat

2) Membantu tugas-tugas manajer keuangan dan akuntansi

3) Mernbuat laporan keuangan


(50)

commit to user

5) Bersama asisten manajer pemasaran menganalisa hasil penjualan dan

pesanali penjualan

6) Mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan tugas bagian bawahnya

7) Melakukan koordinasi ke atas dan ke bawah

8) Bertanggung jawab kepada manajer keuanganaan akuntansi

5. Proses Produksi

Dalam industri ini terdapat beberapa bagian penting yang saling berinteraksi satu sama lain dan terbagi dalam beberapa departemen atau bagian terpisah yang dipimpinoleh seorang kepala departemen atau manajer. Beberapa industri garmen di Indonesia, masing - masing mempunyai istilah dan nama tersendiri sesuai dengan fungsi, ukuran dan kapasitasnya.Secara garis besar alur proses bisnis secara keseluruhan dalam industri garmen adalah sebagai berikut :

a. Pembuatan Pola Pakaian (Cutting)

Cutting adalah proses pemotongan kain sesuai pola marker yang

ada dan sudah dicek kebenarannya oleh bagian marker dan QC cutting. Secara singkat yang dilakukan oleh bagian QC cutting adalah mengecek gelaran kain, kain tidak gelombang, tidak melipat, kain bawah sampai atas harus sama, dan penyusutan kain. Kemudian mengecek hasil potongan, potongan harus sesuai dengan sample dan toleransi ukuran.


(51)

commit to user

Urutan/prosedur pemeriksaan pada cutting (QC Cutting):

1) Periksa lembar kain bagian atas sampai pada lembar kain bagian

bawah dengan posisi kertas marker.

2) Periksa dan cocokkan komponen pola dengan komponen pola yang

terdapat pada kertas marker apakah komponen pola sudah lengkap atau belum. Petugas QC harus mencatat semua temuan pada lembar laporan pemeriksaan.

3) Periksa apakah terdapat kesalahan potong pada setiap garis

komponen pola ataukah tidak.

4) Cek interlining dengan pola (bila komponen garmen menggunakan

interlining dan bordir)

5) Kesalahan potong pada bagian yang seharusnya dipotong ulang

pada kain cadangan, dilakukan pencatatan dan pemotongan ulang Lebih detailnya adalah sebagai berikut :

1) Melakukan pemeriksaan terhadap kontruksi kain, warna kain,

design kain, bagian luar dalam kain, dan bagian centre line kain. Juga melakukan pemeriksaan terhadap kualitas kain.

2) Melakukan pemeriksaan pada marker, apakah rasio size/ukuran


(52)

commit to user

3) Melakukan pemeriksaan terhadap hasil spreading/ampar apakah

kain yang diampar sudah benar benar rata tidak bergelombang dan lurus.

4) Melakukan pemeriksaan terhadap metode cutting

5) Pemeriksaan terhadap hasil potong, apakah seluruh hasil potong

sudah benar benar sesuai dengan original pattern/pola yang diberikan oleh buyer/pemesan.

6) Pemeriksaan pada hasil potong, apakah stripe atau kotak dari

potongan komponen benar benar matching dan balance.

Design, Bahan dan Sample

Sample adalah contoh bahan atau material, contoh model atau style,

atau contoh garment.Sample ini dapat berupa sample dari pihak pembeli atau pun yang dibuat oleh pihak pabrik.

Sample yang dimaksud di sini adalah sample yang dibuat oleh pihak

pabrik berdasarkan contoh dari pihak pembeli. Tujuan pemeriksaan adalah agar seluruh sample yang dibuat oleh pihak pabrik (bagian sample) bebas dari cacat, kerusakan, penyimpangan/ ketidaksesuain baik model, mutu jahitan/finishing, ukuran, warna, dan lain sebagainya.

Mutu produk adalah kesesuaian ciri dan karakter produk yang dibuat, dengan ciri dan karakter produk yang diminta, dan kemampuan suatu produk


(53)

commit to user

untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam kondisi tertentu.Setelah menerima

sample, selanjutnya sample di-copy komplit size, cek style dan ukuran,

kemudian dilanjutkan dengan membuat top sample pre production sebanyak 4 pcs atau lebih per style dan size.

b. Jahit (sewing)

Merupakan bagian produksi setelah cutting yang melakukan proses pembuatan garment dengan menggabungkan beberapa panel menjadi sebuah produk berupa baju, shirt, skirt, dress, pants, vest, skort, jacket atau produk garmen lain yang sesuai dengan spesifikasi detail yang sudah ditetapkan dengan buyer. Sewing merupakan proses utama dari keseluruhan proses produksi garmen dan terdiri dari beberapa operasi yang memerlukan karyawan banyak.

Urutan/prosedur pemeriksaan pada proses sewing:

1) Bekerja sesuai dengan pedoman produksi atau work sheet.

2) Mengikuti proses sesuai dengan layout sampai baju jadi

3) Periksa hasil cutting per komponen sesuai dengan sample dan

toleransi

4) Memeriksa jumlah stikan dalam 1 inch (stitch/inch)

5) Periksa hasil jahitan dan ukuran tiap tahapan proses, jahitan harus


(54)

commit to user

6) Periksa hasil jadi sesuai dengan work sheet

7) Periksa hasil jadi setelah dilakukan trimming.

8) Semua data dicatat pada blangko yang sudah disediakan

Lebih detailnya adalah sebagai berikut

1) Melakukan pemeriksaan terhadap model/style yang akan digunakan.

2) Melakukan pemeriksaan terhadap material penunjang yang akan

digunakan, nisalnya : Label, Button, benang

3) Melakukan pemeriksaan terhadap hasil komponen jadi, spi, ukuran,

model/style, handling/penanganan

4) Melakukan pengukuran terhadap garmen jadi

5) Melakukan tes cuci pada garmen jadi untuk mengetahui apakah ada

perubahan warna, dan ukuran setelah pencucian.

c. Cek Ukuran

Pengendalian mutu produk dilakukan juga pada pengecekan ukuran, hal ini bertujuan untuk mengendalikan kualitas produk yang akan dikirim.


(55)

commit to user

d. Gratil

Gratil adalah proses perubahan ukuran yang dilakukan karena kesalahan pada proses pengukuran, pemotongan dan jahit, sehingga ukuran pola tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen. Proses ini berupa pengubahan ukuran sperti menjadikan ukuran m (medium) menjadi s (small) atau sebaliknya.

e. Setrika dan proses lipat

Proses setrika dilakukan sebelum melakukan proses lipat, diharapkan dengan proses setrika produk yang akan dilipat lebih terlihat rapih dan mempermudah proses pelipatan. Dalam pemeriksaan kualitas yang dilakukan bagian QC ada beberapa proses yang dilakukan, antara lain :

1) Melakukan pemeriksaan secara tekhnis apakah temperature/suhu

yang digunakan sudah sesuai dengan jenis kain yang akan digosok atau tidak.

2) Melakukan pemeriksaan dari hasil gosok, apakah ada perubahan

warna, bentuk dan ukuran setelah penggosokan.

3) Melakukan pemeriksaan dari hasil gosokan apakah sudah halus


(56)

commit to user

4) Melakukan pemeriksaan apakah folding method/cara lipat sudah

seusesuai dengan permintaan buyer atau tidak. f. Packing dalam Box

Setelah semua proses produksi selesai dilakukan kemudian sebelum packing, bagian QC melakukan final audit berupa pemeriksaan terhadap jumlah pesanan, warna dan model, ukuran baju tiap model, bentuk jahitan, dan lain-lain. Setelah semua proses quality control selesai dan menyatakan barang yang akan dikirim sesuai dengan pesanan,maka barang yang akan dikirim di packing ke dalam box yang dibungkus dengan plastik dan carton.

g. Staffing

Staffing adalah proses penataan barang ke dalam box container.

Dalam proses ini setiap barang yang masuk ke dalam container wajib dicatat sebagai bukti perbandingan data, bahwa barang yang akan dikirim sesuai dengan jumlah pesanan. Setelah proses staffing dalam

box container selesai maka truck siap berangkat menuju pelabuhan peti

kemas Tanjung Mas Semarang.

6. Pemasaran Produk

PT. Batik Arjuna mempunyai reputasi sebagai salah satu produsen garment di Indonesia dan dunia. PT. Batik Arjuna secara terus menerus


(57)

commit to user

mencari perluasan jaringan distribusi internasional yang telah dipilih. Ada lebih dari 10 pengimpor besar di seluruh dunia yang membeli produk PT. Batik Arjuna dan jumlahnya terus bertambah.

Diantaranya:

- Australia

- Austria

- Belgia

- Kanada

- Denmark

- Jerman

- Italia

- Islandia

- Jepang

- Myanmar

- Selandia Baru

- Saudi Arabia

- Belanda


(58)

commit to user

B. PEMBAHASAN

1. Proses ekspor yang dilakukan oleh PT. Batik Arjuna

a. PT. Batik Arjuna melakukan promosi menggunakan media internet

atau web dan pameran kepada importir. Melakukan penawaran juga mrnggunakan sample , yaitu dengan mempromosikan motif dan bahan- bahan yang dipergunakan oleh PT. Batik Arjuna dari yang paling murah hingga yang paling mahal, model dari bentuk baju yang dewasa ini lebih dapat mengikuti mode yang sedang menjadi trend.

b. Setelah dilakukan promosi maka biasanya akan ada buyer yang

melakukan permintaan penawaran. Mulai dari permintaan penawaran harga, mutu barang, sampai waktu pengiriman barang.

c. PT. Batik Arjuna memenuhi permintaan importir mengirimkan surat

penawaran harga. Berisikan keterangan sesuai permintaan importir.

d. Importir mengirimkan purchase order kepada PT. Batik Arjuna

apabila sudah merasa sesuai dengan isi yang sebelumnya dikirim oleh PT. Batik Arjuna.

e. PT Batik Arjuna dan importir mengadakan kontrak jual beli.

f. Setelah adanya kesepakatan maka Importir membuka aplikasi Letter of


(59)

commit to user

g. PT. Batik Arjuna segera mempersiapkan barang yang telah dipesan

oleh importir sesuai dengan kesepakatan kontrak dagang dan yang telah tercantum di dalam Letter of Credit.

h. PT. Batik Arjuna melakukan pengepakan barang dan menyiapkan

dokumen ekspor invoice dan packing list.

i. PT. Batik Arjuna kemudian memesan ruang kapal dan menerbitkan

shipping instruction pada maskapai pelayaran maupun perusahaan jasa

pengiriman barang.

j. PT. Batik Arjuna menyelesaikan pengurusan dokumen – dokumen

ekspor pada pihak – pihak yang bersangkutan.

k. PT. Batik Arjuna melakukan pemuatan barang di atas kapal dengan

menggunakan jasa perusahaan ekspedisi.

l. Perusahaan mengurus Bill of Lading dan menyelesaikan segala urusan

administrasi dan dokumen yang berhubungan dengan pengapalan.

m. PT. Batik Arjuna telah selesai melakukan pengiriman barang dan

kemudian melengkapi persyaratan yang ada dalam Letter of Credit untuk mengambil pembayaran dari importir


(60)

(61)

commit to user

2. Dokumen-dokumen apa saja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

ekspor.

a. Pemberitahuan Ekspor Barang ( PEB )

Dokumen pabean yang dipergunakan dalam rangka ekspor untuk pemberitahuan barang-barang yang akan dikirim ke luar negeri oleh eksportir. Merupakan manifestasi bentuk kewajiban eksportir untuk melaporkan kegiatan ekspornya kepada pemerintah. PEB dibuat atau diterbitkan oleh eksportir berdasarkan data-data dari invoice dan packing list yang diterbitkan oleh eksportir. Dibuat dalam rangkap 6, masing-masing diperuntukkan :

1)Lembar 1 : Bea dan Cukai

2)Lembar 2 : Departemen Perdagangan

3)Lembar 3 : Badan Statistik

4)Lembar 4 : Bank Indonesia

5)Lembar 5 : Kantor Pajak

6)Lembar 6 : Eksportir

b.Invoice

Dokumen yang berisi identifikasi penjual dan pembeli barang dan jasa,


(62)

commit to user

pengiriman, identifikasi moda transport, persyaratan penyerahan dan pembayaran, daftar lengkap dan deskripsi barang atau jasa yang dijual, termasuk kuantitas, harga, dan diskon.

c. Packing List

Dokumen yang berisi daftar jenis dan kuantitas barang dalam suatu pengiriman yang disiapkan oleh pengirim. Contoh: nomor barang, jenis barang, ukuran barang, jumlah barang, berat barang.

d.Bill of Lading (B/L)

Bukti atau tanda terima penyerahan barang kepada pihak perusahaan pelayaran dan sebagai bukti adanya perjanjian pengakuan barang melalui laut.Bill of lading diterbitkan dalam rangkap 3 asli (biasa disebut

NegoitableB/L) dan rangkap 3 copy (biasa disebut Non-NegoitableB/L).B/L

berfungsi atau memiliki kegunaan sebagai alat untuk mengambil barang dari perusahaan pelayaran sebagai pembawa barang di pelabuhan tujuan. Proses pengurusan B/L pada PT Batik Arjuna adalah perusahaan forwading yang telah ditunjuk oleh PT Batik Arjuna.

e. Surat Keterangan Asal (SKA) atau Certificate of Origin (COO)

Multilateral serta ketentuan dokumen berdasarkan kesepakatan dalam perjanjian bilateral, regional, dan sepihak dari suatu negara tertentu wajib disertakan pada waktu barang ekspor Indonesia akan memasuki wilayah


(63)

commit to user

negara tertentu yang membuktikan bahwa barang tersebut dihasilkan dan atau diolah di Indonesia. COOtersebut diterbitkan berdasarkan klasifikasi atas negara-negara yang menjadi tujuan ekspor.

1) Form A : Eropa, Amerika, Norwegia, Canada, Australia, dan

Turki

2) Form B : Asia, Jepang, dan Afrika

3) Form D : Untuk negara-negara yang tergabung di ASEAN yang akan

meminta keringanan bea masuk di negaranya masing-masing karena mengimpor barang dari negara antar Asia.

Negara yang sering menjalin hubungan kerjasama dengan PT Bati Arjuna adlah negara- negara di wilayah Asia dan Afrika, sehingga form yang sering digunakan oleh PT. Batik Arjuna adalah Form B.

f. Shipping Instruction

Merupakan dokumen yang diajukan oleh perusahaan jasa

pengangkutan yang berisi mengenai nama dan alamat importir, cara pembayaran, nama perusahaan pengapalan, komoditas ekspor untuk melakukan pemuatan barang ke dalam container.


(64)

commit to user

Dokumen ini berisikan tentang hasil pemeriksaan pada barang ekspor

yang disterilisasi agar terbebas dari zat yang berbahaya yang mana dokumen ini dikeluarkan oleh badan yang telah ditunjuk dan dipercaya oleh pemerintah.

3. Hambatan yang dihadapi PT. Batik Arjuna dalam pelaksanaan

ekspor.

1. Keterlambatan Bahan

Hampir setiap perusahaan garment yang berkembang memiliki kendala yang sama dalam hal keterlambatan bahan. Hal ini disebabkan karena kurangnya dana perusahaan. Kurangnya dana ini biasanya berakibat keterlambatan produksi atau waktu produksi berkurang, sehingga prosess produksi dipercepat.

2. Dalam Produksi

a.Jenis cacat dalam memproduksi Garment

Berdasarkan hasil pemeriksaan ketidaksesuaian pada proses produksi garment di PT. Batik Arjuna, cacat yang terjadi dapat dikelompokan dalam dua bagian yaitu sebagai berikut.

b. Cacat material.

Dalam cacat material ini biasanya cacat yang terjadi sebelum pengolahan kain menjadi pakaian. Cacat meterial ini dapat terjadi dalam pengiriman maupun dalam memproduksi kain yang akan


(65)

commit to user

digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakaian. Adapun cacat yang sering termasuk dalam cacat material antara lain sebagai berikut.

1) Kain shadding

Ketidaksesuaian warna kain sebelum diolah menjadi pakaian. Kain yang akan digunakan adalah kain yang sesuai standar yaitu yang warnanya sama dan tidak terdapat belang atau warna beda dalam satu rol atau satu lot kain. Jika dalam satu rol atau satu lot kain mengalami 1 warna yang berbeda maka kain tersebut sudah dikatakan cacat.

2) Kain banyak berlubang

Sebelum kain digunakan untuk bahan pakaian, dicek apakah kain banyak berlubang apakah tidak.Walaupun lubang yang terdapat cukup kecil, kain tersebut sudah dikatakan cacat. Lubang pada kain dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain tersangkut pada waktu pengiriman.

3) Kain banyak benang yang putus

Kain yang dalam rajutanya banyak benang yang putus, kain tersebut sudah dikatakan cacat biasanya benang yang putus dalam rajutanya dikarenakan faktor dalam memproduksi kain untuk bahan baku pakaian.


(66)

commit to user

4) Kain banyak yang kotor

Jika dalam kain banyak kotoran kain tersebut sudah dikatakan cacat.Kotor dalam kain banyak disebabkan oleh faktor dalam mendistribusikan kain tersebut.Kotor yang banyak terjadi diakibatkan air yang mengenai kain, sehingga ada bekas tertinggal dalam kain tersebut.

c.Cacat Produksi

Cacat produksi adalah cacat yang disebabkan saat memproduksi pakaian. Cacat yang termasuk dalam cacat produksi dapat digolongkan menjadi beberapa bagian antara lain sebagai berikut.

1) Berlubang terkena gunting

Lubang yang terkena gunting dalam memproduksi pakaian sudah dikatakan cacat. Biasanya kain yang berlubang dikarenakan gunting terdapat dalam proses cutting atau bagian pemotongan kain dan pada proses batil dari sisa-sisa benang jahitan.

2) Berlubang terkena jarum patah

Kain yang berlubang dikarenakan jarum patah biasanya pada waktu menjahit bagian atau komponen pakaian.Walaupun lubang yang dihasilkan dari jarum patah cukup kecil, pakaian tersebut sudah dikatakan cacat.


(67)

commit to user 3) Tension

Tension adalah benang pada rajutan tidak normal seperti benang

kendor atau terlalu kencang dalam rajutnya.

4) Langkah jarum

Langkah jarum yang terlalu lebar dan terlalu sempit mengakibatkan benang tidak sesuai ukuran normalnya, sehingga jahitan pada pakaianya sudah tidak sempurna atau cacat.

5) Terkena Kotoran

Kotoran yang biasanya mengenai kain adalah jenis minyak pada mesin jahit dan tanah yang menempel pada kain.

3. Kesalahan Human dalam Penulisan Dokumen

Dalam bidang ekonomi dan bisnis, pencatatan adalah unsur yang sangat penting, karena dalam pencacatatan ini kita dapat melihat kembang susutnya perusahaan, serta laba rugi yang dialami perusahaan.

Terkadang dalam penulisan laporan terjadi kesalahan-kesalahan dengan faktor ketidaksengajaan sang penulis laporan. Tapi kesalahan kecil dalam penulisan laporan dapat berakibat fatal bagi perusahaan. Sebagai contoh adalah dalam proses staffing yang telah dijelaskan diatas, jika barang yang masuk kedalam box container ada beberapa


(68)

commit to user

tidak tercatat, maka secara otomatis barang tersebut dihitung tidak terkirim. Hal ini menyebabkan seller mengalami kerugian.

4.Resiko Pembayaran

Dalam dokumen perjanjian yang telah disahkan oleh Bank (L/C), disebutkan bahwa buyer sanggup membayar order yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Tetapi dalam kenyataanya terkadang ada buyer yang tidak membayar atau buyer membayar lunas semua order tetapi dalam waktu yang cukup lama, sehingga modal perusahaan berhenti.

Terhentinya modal ini membuat pihak seller mengalami kerugian, kerugian tersebut berupa berhentinya modal perusahaan yang dapat menghambat proses produksi.

5.Kecelakaan

Kecelakaan yang dimaksud antara lain : a. General Average Losses

kerugian akibat usaha penyelamatan kapal yang ditanggung bersama oleh pemilik barang atau perusahaan transportasi.

b. Total Loss Only


(69)

commit to user

c. Free From Particular Average Loss

Suatu kerugian yang diakibatkan kandasnya kapal, tubrukan kapal atau terdamparnya kapal, yang pada batas kerugian tertentu tidak diganti.


(70)

commit to user

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan mengenai proses eksporpada PT. Batik Arjunamakapenulisdapatmengambilbeberapakesimpulansebagaiberikut :

1. Tahapan- tahapan yang dilakukan PT. Batik Arjuna dalam proses

ekspor antara lain, adalah: promosi, negosiasi, pengadaan produksi, pengurusan dokumen dan pengiriman barang.

2. Dokumen - dokumen yang digunakan dalam kegiatan ekspor PT. Batik

Arjuna adalah : Pemberitahuan Ekspor Barang ( PEB ),

Invoice,Packing List, Bill of Lading ( B / L ),Certificate of Origin (

COO ), Shipping Instruction.

3. Hambatan- hambatan yang selama ini dihadapi oleh PT. Batik Arjuna

adalah: keterlambatan bahan baku untuk melakukan produksi,cacat dalam proses produksi juga merupakan hambatan yang paling sering terjadi dalam perusahaan ini, peraturan yang berbeda ditiap negara juga menjadi hambatan saat berlangsungnya proses ekspor, human

error seperti dalam hal penulisan dokumen, pengecekkan barang,

perhitungan biaya, dan kesalahan yang tidak disengaja sedikit banyak menjadi salah satu hambatan yang cukup berarti dalam proses jual beli.


(71)

commit to user

B. SARAN

Penulis dapat memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan khusunya pihak – pihak yang terkait dengan transaks iperdagangan internasional. Adapun saran – saran tersebutadalah :

1. Sebaiknya PT Batik Arjunalebihmengutamakanpada proses

promosidenganmengikutipameran – pamerandankegiatan lain agar produklebih dikenal. Serta melakukan penelitian mengenaiproduk yang sedangdiminati di pasarinternasional.

Contoh :Mengembangkan produk baru sesuai dengan trend yang sedang diminati pasar.

2. Padasaat PT Batik Arjuna melakukan kontrak dagang sebaiknya banyak

hal yang perlu diperhatikan supaya tidak terjadi kesalahan yang dapat merugikan pihak eksportir dan importir.

Contoh :Harus lebih hati – hati dan teliti dalam pengisian dokumen ekspor agar tidak terjadi kesalahan.

3. PT Batik Arjuna sebaiknya menjaga hubungan baik dengan pihak – pihak

yang terkait dalam pelaksanaan ekspor agar proses ekspor dapat berjalan dengan lancar.

Contoh :Menjalin hubungan baik dengan pihak importir, forwaderdan Dep. Perdagangan.


(1)

4) Kain banyak yang kotor

Jika dalam kain banyak kotoran kain tersebut sudah dikatakan cacat.Kotor dalam kain banyak disebabkan oleh faktor dalam mendistribusikan kain tersebut.Kotor yang banyak terjadi diakibatkan air yang mengenai kain, sehingga ada bekas tertinggal dalam kain tersebut.

c.Cacat Produksi

Cacat produksi adalah cacat yang disebabkan saat memproduksi pakaian. Cacat yang termasuk dalam cacat produksi dapat digolongkan menjadi beberapa bagian antara lain sebagai berikut.

1) Berlubang terkena gunting

Lubang yang terkena gunting dalam memproduksi pakaian sudah dikatakan cacat. Biasanya kain yang berlubang dikarenakan gunting terdapat dalam proses cutting atau bagian pemotongan kain dan pada proses batil dari sisa-sisa benang jahitan.

2) Berlubang terkena jarum patah

Kain yang berlubang dikarenakan jarum patah biasanya pada waktu menjahit bagian atau komponen pakaian.Walaupun lubang yang dihasilkan dari jarum patah cukup kecil, pakaian tersebut sudah dikatakan cacat.


(2)

3) Tension

Tension adalah benang pada rajutan tidak normal seperti benang kendor atau terlalu kencang dalam rajutnya.

4) Langkah jarum

Langkah jarum yang terlalu lebar dan terlalu sempit mengakibatkan benang tidak sesuai ukuran normalnya, sehingga jahitan pada pakaianya sudah tidak sempurna atau cacat.

5) Terkena Kotoran

Kotoran yang biasanya mengenai kain adalah jenis minyak pada mesin jahit dan tanah yang menempel pada kain.

3. Kesalahan Human dalam Penulisan Dokumen

Dalam bidang ekonomi dan bisnis, pencatatan adalah unsur yang sangat penting, karena dalam pencacatatan ini kita dapat melihat kembang susutnya perusahaan, serta laba rugi yang dialami perusahaan.

Terkadang dalam penulisan laporan terjadi kesalahan-kesalahan dengan faktor ketidaksengajaan sang penulis laporan. Tapi kesalahan kecil dalam penulisan laporan dapat berakibat fatal bagi perusahaan. Sebagai contoh adalah dalam proses staffing yang telah dijelaskan diatas, jika barang yang masuk kedalam box container ada beberapa


(3)

tidak tercatat, maka secara otomatis barang tersebut dihitung tidak terkirim. Hal ini menyebabkan seller mengalami kerugian.

4.Resiko Pembayaran

Dalam dokumen perjanjian yang telah disahkan oleh Bank (L/C), disebutkan bahwa buyer sanggup membayar order yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Tetapi dalam kenyataanya terkadang ada buyer yang tidak membayar atau buyer membayar lunas semua order tetapi dalam waktu yang cukup lama, sehingga modal perusahaan berhenti.

Terhentinya modal ini membuat pihak seller mengalami kerugian, kerugian tersebut berupa berhentinya modal perusahaan yang dapat menghambat proses produksi.

5.Kecelakaan

Kecelakaan yang dimaksud antara lain :

a. General Average Losses

kerugian akibat usaha penyelamatan kapal yang ditanggung bersama oleh pemilik barang atau perusahaan transportasi.

b. Total Loss Only


(4)

c. Free From Particular Average Loss

Suatu kerugian yang diakibatkan kandasnya kapal, tubrukan kapal atau terdamparnya kapal, yang pada batas kerugian tertentu tidak diganti.


(5)

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan mengenai proses eksporpada PT. Batik Arjunamakapenulisdapatmengambilbeberapakesimpulansebagaiberikut :

1. Tahapan- tahapan yang dilakukan PT. Batik Arjuna dalam proses

ekspor antara lain, adalah: promosi, negosiasi, pengadaan produksi, pengurusan dokumen dan pengiriman barang.

2. Dokumen - dokumen yang digunakan dalam kegiatan ekspor PT. Batik

Arjuna adalah : Pemberitahuan Ekspor Barang ( PEB ), Invoice,Packing List, Bill of Lading ( B / L ),Certificate of Origin ( COO ), Shipping Instruction.

3. Hambatan- hambatan yang selama ini dihadapi oleh PT. Batik Arjuna

adalah: keterlambatan bahan baku untuk melakukan produksi,cacat dalam proses produksi juga merupakan hambatan yang paling sering terjadi dalam perusahaan ini, peraturan yang berbeda ditiap negara juga menjadi hambatan saat berlangsungnya proses ekspor, human error seperti dalam hal penulisan dokumen, pengecekkan barang, perhitungan biaya, dan kesalahan yang tidak disengaja sedikit banyak menjadi salah satu hambatan yang cukup berarti dalam proses jual


(6)

B. SARAN

Penulis dapat memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan khusunya pihak – pihak yang terkait dengan transaks iperdagangan internasional. Adapun saran – saran tersebutadalah :

1. Sebaiknya PT Batik Arjunalebihmengutamakanpada proses

promosidenganmengikutipameran – pamerandankegiatan lain agar produklebih dikenal. Serta melakukan penelitian mengenaiproduk yang sedangdiminati di pasarinternasional.

Contoh :Mengembangkan produk baru sesuai dengan trend yang sedang diminati pasar.

2. Padasaat PT Batik Arjuna melakukan kontrak dagang sebaiknya banyak

hal yang perlu diperhatikan supaya tidak terjadi kesalahan yang dapat merugikan pihak eksportir dan importir.

Contoh :Harus lebih hati – hati dan teliti dalam pengisian dokumen ekspor agar tidak terjadi kesalahan.

3. PT Batik Arjuna sebaiknya menjaga hubungan baik dengan pihak – pihak

yang terkait dalam pelaksanaan ekspor agar proses ekspor dapat berjalan dengan lancar.

Contoh :Menjalin hubungan baik dengan pihak importir, forwaderdan Dep. Perdagangan.