Prosedur ekspor pada pt batik danar hadi di Surakarta aswitia

(1)

commit to user

DI SURAKARTA

Tugas Akhir

Diajukan untuk melengkapi Tugas-Tugas dan persyaratan guna Mencapai Gelar Ahli Madya Pada Program D-3 Bisnis Internasional Fakultas

Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

ASWITIA NOVRIANI F3109013

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012


(2)

commit to user iii


(3)

commit to user iv


(4)

commit to user v

“There’s no secret ingredients, the secret to be special, you just have to believe that you’re special “

(Kungfu panda)

“Apabila kamu mempunyai suatu masalah yang sulit dipecahkan cobalah untuk menyederhanakannya, tapi jangan sampai kamu menganggapnya remeh suatu

masalah” (Albert Einstein)

“Dont be afraid of the space between your dream and reality. If you can dream it,you can make it so”

(Walt Disney)

“Menjadi dewasa adalah sebuah pilihan, jika kamu ingin berhasil maka bersikaplah dewasa dalam menghadapi semua masalah agar masa depan mu tertata dengan rapi”

(Penulis)

“Sometimes, in life you don’t always feel likes a winner, but that doesn’t mean that you not win”

(Lady Gaga)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia (mendapat) pahala dari(kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari

(kejahatan) yang diperbuatnya. (Merekaberdoa), ‘Ya Tuhan Kami,janganlah engkau menghukum kami jika kaMI lupa atau kami melakukan kesalahan.

Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami , Ampunilah kami, dan Rahmatilah kami. Engkaulah Pelindung

kami,maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir” (QS. Al-Baqarah:286)


(5)

commit to user vi

Dengan penuh rasa syukur, kuucapkan terima kasihku, dan Ku persembahkan karya ku ini kepada :

1. Mama dan Papa tercinta, yang sudah

membimbing ku dari kecil hingga sedewasa ini 2. Kedua adikku, Icha Agamazh dan Fazri

Agamazh

3. Keluarga besar ku

4. Teman-teman dan Sahabat-sahabat ku 5. Teman-teman Bisnis Internasional 6. Almamater ku

7. Dan juga Topa yang selalu memberi ku semangat


(6)

commit to user vii

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang dilimpahkan pada kita semua, meskipun dengan waktu yang terbatas akhirnya penulis mampu menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul “PROSEDUR EKSPOR PADA PT.BATIK DANAR HADI DI

SURAKARTA”.

Penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis dengan rendah hati menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu hingga tersusunnya tugas akhir ini,khususnya kepada:

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Progam dan Sekretaris Progam D III Bisnis Internasionalsitas Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Supriyono, M,Si selaku pembimbing yang dengan arif dan kesabarannya telah banyak memberikan pengarahan, petunjuk, nasehat, bimbingan hingga tersusunnya laporan Tugas Akhir ini.

4. Seluruh staf dan karyawan Progam Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan bantuan administratif kepada penulis.

5. Manager Eksport PT.Batik Danar Hadi di Surakarta, Bapak Burhan yang telah berkenan memberikan ijin magang kerja dan penelitian untuk penulisan laporan Tugas Akhir ini.

6. Bapak siswadi, staf bagian ekspor pada PT. Batik Danar Hadi yang sudah memberikan segala informasi yang diperlukan penulis.

7. Staf bagian dokumen ekspor Bapak Gyarto dan Mas Fajar yang telah memberikan data, bimbingan serta arahan yang berguna bagi penulis

8. Seluruh staf dan karyawan divisi Ekspor PT. Batik Danar Hadi di Surakarta, yang telah memberikan banyak informasi, dukungan dan semangat bagi penulis.


(7)

commit to user viii

membantu hingga terselesainya penulisan Tugas Akhir ini.

10.Teman-Teman khususnya seangkatan yang secara kompak telah saling mendukung suksesnya studi kita

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan Tugas Akhir ini.

Surakarta, Juli 2012


(8)

commit to user ix

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN ABSTRAKSI ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian ... 6

E. Metode Penelitian ... 7

BAB II. LANDASAN TEORI A. Sistem Kegiatan Ekspor ... 9

B. Dokumen Ekspor ... 13

C. Ketentuan Pembayaran Ekspor ... 15

D. Jenis-Jenis Pembayaran Ekspor ... 19

E. Prosedur Ekspor ... 32

F. Tahap-Tahap Pelaksanaan Ekspor ... 42


(9)

commit to user x

A. Gambaran Umum Perusahaan ... 52

1. Sejarah Berdirinya PT. Batik Danar Hadi ... 52

2. Lokasi PT. Batik Danar Hadi Surakarta ... 55

3. Tujuan Perusahaan ... 55

4. Struktur Organisasi ... 56

5. Personalia ... 58

6. yang Dihasilkan ... 58

7. Permodalan ... 63

8. Pemasaran ... 63

B. Pembahasan ... 65

1. Proses Terjadinya Kontrak Dagang Ekspor (Sales Contract Process) yang Dilakukan PT. Batik Danar Hadi di Surakar ... 65

2. Prosedur Ekspor PT. Batik Danar Hadi di Surakarta ... 65

3. Hambatan-Hambatan yang Dihadapi PT. Batik Danar Hadi Di konveksi ... 71

4. Cara PT. Batik Danar Hadi Mengatasi Hambatan tersebut …...73

BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan ... 77

B. Saran-Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(10)

commit to user xi

1. Tabel 1.1

Presentase Nilai Ekspor Jawa Tengah terhadap Total Ekpor

Indonesia ... 2

2. Tabel 1.2


(11)

commit to user xii

1. Gambar 2.1

L/C Opening Process ... 24

2. Gambar 3.1

Struktur Organisasi Ekspor ... 56

3. Gambar 3.2

Batik Tulis ... 59

4. Gambar 3.3

Batik Cap ... 60

5. Gambar 3.4

Batik Spray ... 62

6. Gambar 3.5


(12)

commit to user xiii

1. Surat Pernyataan

2. Surat Keterangan Magang 3. Shipping Instruction 4. Invoice

5. Packing List

6. Pemberitahuan Ekspor Barang 7. Bill of Lading ( B/L )

8. Certificate of Origin ( COO ) 9. Nota Pelayanan Ekspor 10.Nota Kredit

11.Realisasi Order

12.Volume Penjualan Ekspor

13.Contoh Email Penawaran Produk 14.Contoh Email Buyer


(13)

commit to user ii

ABSTRAKSI

PROSEDUR EKPOR PADA PT BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA ASWITIA NOVRIANI

F3109013

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memperoleh gambaran nyata dan pemahaman yang lebih mendalam tentang prosedur ekspor yang telah dilakukan suatu instansi yang bergerak dalam ekspor impor untuk memperlancar kegiatan ekspor barang dalam dunia perdagangan internasional.

Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu mengambil satu obyek tertentu untuk dianalisa secara mendalam dengan memfokuskan pada suatu masalah. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dan observasi secara langsung dengan pihak divisi ekspor PT Batik Danar Hadi Surakarta, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku maupun sumber lainnya.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses ekspor yg dilakukan PT Batik Danar Hadi di Surakarta dilakukan melalui 4 tahap proses yaitu : Sales Contract Process, Letter of Credit Process, Cargo Shipment Process, dan Shipping Document

Negotiation Process. Permasalahan yang timbul atau hambatan-hambatan yang dihadapi

oleh PT Batik Danar Hadi terjadi dalam proses kontrak dagang ekspor atau Sales Contract Process, adalah mengenai inquiry atau pesanan dari buyer. Selama ini kapasitas produksi perusahaan hanya bisa memenuhi pasar domestik saja, sedangkan untuk pasar ekspor dengan permintaan yang cukup banyak perusahaan tidak dapat memenuhi pesanan dari buyer, maka perusahaan menjalin hubungan dengan pengrajin-pengrajin batik rumahan untuk memenuhi kapasitas produksi yang di butuhkan perusahaan.

Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini sebaiknya PT Batik Danar Hadi dalam melancarkan kegiatan ekspornya, menambah pengrajin batik atau supplier yang bekerja khusus dalam memproduksi kain batik yang diekspor. Pemilihan calon pengrajin batik atau supplier tersebut, dilakukan terhadap kemahiran kinerja pengrajin tersebut dalam memproduksi kain batik cap dan kain batik ekspor yang bermutu dan berkualitas baik.

Kata kunci : Sales Contract Process, Letter of Credit Process, Cargo Shipment Process, Shipping Document Negotiation Process.


(14)

commit to user iii

ABSTRACT

THE PROCEDURE OF EXPORT IN PT. DANAR HADI IN SURAKARTA

ASWITIA NOVRIANI F3109013

The objective of this Final Project is to obtain a real description and more in-depth understanding about the procedure of export that had been done by an institution operating in export import to smooth the activity of exporting goods in international trading.

The research method used was case study, taking a certain object to be analyzed in in-depth manner by focusing on a problem. The data used were primary and secondary data. The primary data was collected using interview and direct observation with export division of PT. Batik Danar Hadi Surakarta, while the secondary on was obtained from book or other resources.

From the result of research, it could be concluded that the export process the PT. Batik Danar Hadi in Surakarta undertook passed through 4 process stages: Sales Contract Process, Letter of Credit Process, Cargo Shipment Process, and Shipping

Document Negotiation Process. The problems emerging or the obstacles faced in PT.

Batik Danar Hadi occurred in export trading contract process or Sales Contract Process concerned the inquiry or buyer’s order. So far the company ‘s production capacity could meet the domestic market’s demand only, not the export market; therefore the company established relationship with batik home industry to meet the production capacity the company needed.

The recommendation given based on this research was that PT Batik Danar Hadi in smoothing its export activity increased the number of batik crafters or suppliers that worked specially in producing batik cloth to be exported. The selection of potential batik crafter or supplier was done for the crafter performance in producing high quality stamped batik cloth and exported batik cloth.

Keywords: Sales Contract Process, Letter of Credit Process, Cargo Shipment Process, Shipping Document Negotiation Process.


(15)

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perdagangan atau Perniagaan adalah kegiatan tukar menukar barang atau jasa atau keduanya. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Perdagangan atau pertukaran barang melewati batas suatu Negara terjadi karena kebutuhan barang atau jasa yang tidak terdapat pada suatu Negara atau Negara tersebut dapat memperoleh barang atau jasa yang lebih murah dan lebih baik mutunya dari Negara lain. Pelaksanaan perdagangan lintas Negara atau sering disebut ekpor impor berbeda dengan perdagangan dalam negeri. Perbedaan tersebut antara lain dalam hal peraturan kepabean, standar mutu produk, ukuran takaran, dan timbangan serta peraturan perdagangan luar negri yang ditetapkan oleh pemerintah setempat.

Ekspor barang pada hakekatnya dapat ditimbulkan karena adanya kebutuhan untuk mengirim barang yang dihasilkan di suatu tempat dan dijual ke tempat lain. Kegiatan ekspor mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting, baik bagi perkembangan industri itu sendiri maupun bagi pemerintah. Manfaat yang bisa diperoleh dengan adanya perdagangan internasional bagi suatu Negara akan mendorong Negara tersebut untuk memacu transaksi ekspor ke luar negri sehingga dapat meningkatkan


(16)

commit to user 2

pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional Negara. Bagi Indonesia, transaksi ekspor sangat penting untuk menambah cadangan devisa dan mengurangi tingkat pengangguran karena meningkatnya produktivitas dan lapangan pekerjaan.

Peran ekspor bagi suatu Negara, ekspor merupakan salah satu sumber devisa yang sangat dibutuhkan oleh negara atau daerah yang perekonomiannya bersifat terbuka seperti di Indonesia, karena memungkinkan peningkatan jumlah produksi yang mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga diharapkan dapat memberikan andil yang besar terhadap pertumbuhan dan stabilitas perekonomian Negara Indonesia. Prosedur ekspor adalah serangkaian pekerjaan yang saling berhubungan menurut waktu dan cara tertentu dalam menjual barang dan jasa yang diselenggarakan Negara asing sesuai dengan ketentuan pemerintah. Berikut ini adalah tabel total ekspor Indonesia dalam jangka waktu lima tahun.

Tabel 1.1

Persentase Nilai Ekspor Jawa Tengah Terhadap Total Ekspor Indonesia Tahun 2006 - 2010

(Sumber : www.bps.go.id)

Tahun Nilai Ekspor

Indonesia Jawa Tengah Presentase (%)

2006 100.798,6 3.114,7 3,09

2007 1 14.100,9 3.469,7 3,04

2008 1 37.020,4 3.272,2 2,39

2009 1 16.510,0 3.066,5 2,63


(17)

commit to user 3

Pertumbuhan ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia terutama dari Jawa Tengah ke Eropa mulai merangkak naik. Secara keseluruhan pada kuartal pertama 2012 ini tercatat ada kenaikan sekitar lima persen. Produksi tekstil Indonesia masih menguasai pasar domestik. Bahkan nilai penjualan ekspor jauh lebih besar dibandingkan nilaI penjualan domestik. Ekspor tekstil Indonesia pada 2010 mencapai US$ 10,9 miliar, naik 10,7% dibandingkan ekspor tekstil 2009 sebesar US$ 9,3 miliar.

Ekspor dari Indonesia salah satunya adalah barang tekstil. Barang tekstil yang diekspor dari Indonesia antara lain berbagai macam jenis produk batik. Diantara pengusaha industry kerajinan tersebut banyak yang telah mampu mengelola perusahaannya secara professional sehingga dapat menjual barang-barang hasil kerajinannya keluar negri dengan mengekspor sendiri maupun menggunakan jasa perusahaan lain. PT BATIK DANAR HADI yang berada di Surakarta. Perusahaan ini menjual produknya ke dalam negri maupun ke luar negri. Perusahaan ini telah menjalankan usaha ekspornya selama belasan tahun. Negara yang menjadi tempat tujuan ekspor dari perusahaan ini antara lain; Jepang, USA, Canada, Greece dan lain-lain. Sedangkan dalam negri antara lain kota-kota besar yang berada di Indonesia. Berikut ini adalah tabel volume penjualan ekspor PT. Batik Danar Hadi dalam jangka lima tahun.


(18)

commit to user 4

Tabel 1.2

Volume Penjualan Ekspor PT. Batik Danar Hadi Surakarta Tahun 2007 – 2011

(Sumber : PT. Batik Danar Hadi Divisi Ekspor)

Berdasarkan pengalaman, sekitar 80% transaksi bisnis ekspor impor dilakukan melalui korespondensi, sisanya melalui negosiasi tatap muka atau secara lisan. Kesepakatan lisan lazimnya dituangkan dalam bentuk “minutes” atau notulen. Himpunan dari kesepakatan lisan tersebut dirumuskan dalam bentuk “Memorandom of Understanding” (MOU) atau kesepakatan bersama. Kesepakatan bersama ini lazim disebut dengan “Persetujuan Prinsip” dengan menjadi landasan bagi penyusun kontrak dagang ekspor. (Amir M.S,2002).

Transaksi ekspor dapat terjadi baik melalui proses korespondensi maupun melalui negosiasi tatap muka. Namun kedua cara itu akhirnya dirumuskan secara tertulis dalam bentuk kontrak dagang ekspor atau lazim disebut “export sales’s contract”. Kendatipun kontrak dagang secara lisan juga sah secara hukum, namun kontrak dagang ekspor dianjurkan supaya dikukuhkan dalam bentuk tertulis. Seperti diketahui dalam perdagangan ekspor-impor,antara eksportir dan importir berjauhan secara geografis,

TAHUN Nilai Penjualan ( Rp )

2007 13, 855, 901, 849. 46

2008 14, 438, 225, 031. 33

2009 17, 476, 361, 986. 72

2010 19, 759, 397, 777. 87


(19)

commit to user 5

berbeda bahasa, kebiasaan dan hukum antara kedua negara juga berbeda. Karena itu perdagangan ekspor-impor termasuk kegiatan yang mengandung resiko tinggi. Bila terjadi penyimpangan maupun pembatalan kontrak akan lebih mudah dibuktikan bila ada kontrak tertulis.

Perdagangan ekspor-impor lazim juga disebut sebagai perdagangan dokumen karena hampir seluruh aktivitasnya dibuktikan atau dipresentasikan dalam bentuk dokumen. Penawaran dilakukan dalam bentuk tertulis. Bukti pengiriman barang juga dalam bentuk dokumen yang disebut “Bill of Lading”. Pembayaran juga lazim dalam bentuk dokumen yang disebut “Letter of Credit”. Tidak hanya “Bill of Lading “ atau “Letter of Credit” saja , pengiriman barang juga membutuhkan beberapa dokumen penting lainya.

Berdasarkan uraian diatas, dan juga hasil dari kegiatan magang kerja yang telah dijalani selama kurang lebih 1 bulan. Penulis mengambil judul “ PROSEDUR

EKSPOR PT. BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA ”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah prosedur ekspor di PT. Batik Danar Hadi Surakarta ?

2. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi PT. Batik Danar Hadi dalam melakukan proses produksi dan proses ekspor ?

3. Bagaimanakah PT. Batik Danar Hadi mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan ekspor ?


(20)

commit to user 6

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui prosedur ekspor yang dilakukan PT. Batik Danar Hadi di Surakarta.

2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi PT.Batik Danar Hadi di Surakarta dalam melakukan proses produksi dan proses ekspor.

3. Untuk mengetahui PT. Batik Danar Hadi dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

D. Kegunaan Penelitian

Selain mempunyai tujuan penelitian, penelitian ini juga mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan atau PT. Batik Danar Hadi

Memberikan informasi atau masukan-masukan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas ekspor yang dapat digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi dengan perusahaan dalam mengambil kebijaksanaan untuk meningkatkan aktivitas ekspor dan pengembangan usaha.

2. Bagi Mahasiswa dan pembaca lainnya

Merupakan tambahan referensi, bacaan dan informasi bagi mahasiswa yang sedang menyusun Tugas Akhir dengan pokok permasalahan yang sama.


(21)

commit to user 7

E. Metode Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah membahas tentang Prosedur Ekspor yang dilakukan PT Batik Danar Hadi di Surakarta. PT Batik Danar Hadi adalah perusahaan yang bergerak di bidang industry dan perdagangan batik melalui kantor pusatnya di Surakarta dan cabang-cabangnya. Divisi ekspor perusahaan ini beralamatkan di Jalan Slamet Riyadi 205 SOLO. Waktu penelitian/ magang dimulai tanggal 15 Januari 2012 sampai 15 Februari 2012.

2. Jenis dan Alat Pengumpul Data a. Data primer

Merupakan pengamatan secara langsung tentang kegiatan yang berlangsung di PT Batik Danar Hadi Divisi Ekspor sehingga penulis mendapatkan keterangan yang jelas tentang data yang dibutuhkan untuk mendukung topik permasalahan pada tugas akhir ini. Misalkan data tentang jam kerja karyawan pada PT Batik Danar Hadi di Surakarta Divisi Ekspor.

b. Data Sekunder

Merupakan data pendukung yang diperoleh dari publikasi lain yang sudah ada di PT Batik Danar Hadi yang berkaitan dengan penelitian. Misalkan data tentang dokumen ekspor dan volume penjualan ekspor PT Batik Danar Hadi. Termasuk informasi yang mendukung landasan teori dan daftar pustaka.


(22)

commit to user 8

c. Wawancara

Pelaksanaan wawancara yang dilakukan pada waktu magang kerja dengan staf karyawan PT Batik Danar Hadi Divisi Ekspor dilakukan secara langsung pada waktu jam kerja pada saat persiapan dokumen yang diperlukan yang sesuai dalam kesepakatan kontrak dagang.

d. Observasi

Dalam penelitian ini, penulis melihat secara langsung mengenai kegiatan yang dilakukan PT. Batik Danar Hadi Divisi Ekspor di Surakarta


(23)

commit to user 9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sistem Kegiatan Ekspor

Kegiatan ekspor impor didasari atas kondisi bahwa tidak ada suatu negara yang benar-benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi. Setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda baik sumber daya alam, iklim, geografis, struktur ekonomi dan struktur sosial. Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. Adanya interdependensi kebutuhan itulah yang menyebabkan adanya perdagangan internasional. Masing-masing negara memiliki keunggulan dan kekurangan. Komoditas yang dihasilkan suatu negara mungkin juga belum dapat dipakai langsung karena berupa bahan mentah yang memerlukan pengolahan lebih lanjut. Bahan mentah tersebut selanjutnya mungkin dibutuhkan negara lain sebagai bahan baku pabriknya.

Transaksi perdagangan luar negeri yang biasa dikenal dengan istilah ekspor dan impor pada hakikatnya adalah transaksi yang sederhana dan tidak lebih dari kegiatan membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat tinggal dinegara yang berbeda. Namun dalam pertukaran barang dan jasa yang melewati laut


(24)

commit to user 10

dan darat ini tidak jarang menimbulkan berbagai masalah yang kompleks antara pengusaha- pengusaha yang mempunyai perbedaan bahasa, budaya, adat istiadat dan cara yang berbeda beda. Siswanto Sutojo menyimpulkan ciri- ciri khusus dari kegiatan ekspor yaitu:

1. Antara penjual (eksportir) dan pembeli (importir) komoditas yang diperdagangkan dipisahkan oleh batas teritorial kenegaraan.

2. Terdapat perbedaan mata uang antara negara pembeli dan penjual. Seringkali pembayaran transaksi perdagangan dilakukan dengan mempergunakan mata uang asing misalnya dolar Amerika, poundsterling Inggris ataupun yen Jepang.

3. Antara pembeli dan penjual belum terjalin hubungan lama dan akrab. Pengetahuan masing-masing pihak yang bertransaksi tentang kualifikasi mitra dagang mereka termasuk kemampuan membayar atau kemampuan untuk memasok komoditas sesuai dengan kontrak penjualan sangat minim.

4. Seringkali terdapat perbedaan kebijaksanan pemerintah negara pembeli dan penjual dibidang perdagangan internasional, moneter lalu lintas devisa, labeling, embargo atau perpajakan.

5. Antara pembeli dan penjual kadang-kadang terdapat perbedaan tingkat penguasaan teknik dan terminologi transaksi perdagangan internasional serta bahasa asing yang secara populer dipergunakan dalam transaksi itu misalnya bahasa inggris.


(25)

commit to user 11

Perdagangan atau Perniagaan adalah kegiatan tukar menukar barang atau jasa atau keduanya. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Perdagangan atau pertukaran barang melewati batas suatu Negara terjadi karena kebutuhan barang atau jasa yang tidak terdapat pada suatu Negara atau Negara tersebut dapat memperoleh barang atau jasa yang lebih murah dan lebih baik mutunya dari Negara lain. Pelaksanaan perdagangan lintas Negara atau sering disebut ekpor impor berbeda dengan perdagangan dalam negeri. Perbedaan tersebut antara lain dalam hal peraturan kepabean, standar mutu produk, ukuran takaran, dan timbangan serta peraturan perdagangan luar negri yang ditetapkan oleh pemerintah setempat.

Pada hakekatnya ekspor barang dapat ditimbulkan karena adanya kebutuhan untuk mengirim barang yang dihasilkan di suatu tempat dan dijual ke tempat lain. Prosedur ekspor adalah serangkaian pekerjaan yang saling berhubungan menurut waktu dan cara tertentu dalam menjual barang dan jasa yang diselenggarakan kepada Negara asing sesuai dengan ketentuan pemerintah. Kegiatan ekspor mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting, baik bagi perkembangan industri itu sendiri maupun bagi pemerintah. Manfaat yang bisa diperoleh dengan adanya perdagangan internasional bagi suatu Negara akan mendorong Negara tersebut untuk memacu transaksi ekspor ke luar negri sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional Negara.


(26)

commit to user 12

Kegiatan ekspor dapat membantu pemasukan devisa negara yang merupakan salah satu sumber dana untuk pembangunan, sementara dari kegiatan impor dapat diperoleh bahan baku dan barang modal yang diperlukan dalam pembangunan. Perdagangan antar negara bermanfaat mendorong produksi dalam negri agar dapat bersaing dipasaran Internasional dan untuk memicu transaksi ekspor keluar negri sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional negara. Kegiatan ekspor juga dapat memicu suatu negara untuk lebih cepat tanggap dalam menanggapi kemajuan perdagangan di pasar Internasional.

Secara umum ekspor mempunyai arti suatu kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Daerah pabean itu sendiri merupakan wilayah suatu negara yang meliputi wilayah darat, laut dan udara, serta tempat-tempat tertentu dalam Zona Ekonomi Exclusive. Dibawah ini merupakan definisi ekspor :

 Ekspor adalah mengeluarkan barang-barang dari peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan barang tersebut ke luar negri sesuai ketentuan pemerintah dan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing. (Amir M.S,2000:100)

 Ekspor adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing, dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing, serta melakukan komunikasi dengan memakai bahasa asing.

Pemerintah mengawasi setiap jual beli antar negara dan memberikan peraturan serta kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam kegiatan tersebut. Kegiatan ekspor tentunya


(27)

commit to user 13

lain dengan jual beli di dalam negri karena pemerintah mengatur semua kegiatan ekspor impornya yaitu dengan adanya pajak bea dan cukai yang dikenakan terhadap barang ekspor, standar mutu produk, peraturan kepabeanan, prosedur ekspor, dan adanya larangan dan batasaan-batasan terhadap barang ekspor dan impor.

B. Dokumen Ekspor

Menurut Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) dokumen-dokumen yang diperlukan dalam melakukan kegiatan ekspor adalah sebagai berikut : 1. Pemberitahuan Ekspor Barang ( PEB )

Dokumen pabean yang digunakan untuk pemberitahuan pelaksanaan ekspor barang yang isinya antara lain jenis barang ekspor, identitas eksportir, nama importer, NPWP, izin khusus ekspor barang, Karantina, no HS, berat barang , Negara tujuan ,propinsi asal barang , cara penyerahan barang (FOB, CIF, dll), merek dan nomor kemasan dan lain-lain.

2. Commercial Invoice/ Faktur

Merupakan nota perincian tentang keterangan barang-barang yang dijual dan harga dari barang-barang tersebut. Commercial Invoice oleh penjual ditujukan kepada pembeli yang nama dan alamatnya sesuai dengan yang tercantum dalam L/C dan ditandatangani oleh yang berhak menandatangani.

3. Bill of Lading (B/L)

B/L merupakan dokumen pengapalan surat yang membuktikan bahwa barang yang tercantum dalam dokumen sudah di muat dalam kapal.


(28)

commit to user 14

4. Airway Bill

Airway Bill adalah tanda terima barang dikirim melalui udara untuk orang

dan alamat tertentu.

5. Packing List

Dokumen ini menjelaskan tentang isi barang yang dipak, dibungkus atau diikat dalam peti, kaleng, atau kardus dan sebagainya. Yang berfungsi untuk memudahkan pemeriksaan oleh Bea dan Cukai.

6. Surat Keterangan asal (SKA)

Surat keterangan yang menyatakan asal barang yang diekspor atau surat yang menyatakan bahwa barang yang diekspor tersebut benar-benar dibuat di Negara Indonesia.

7. Inspection Certificate

Sertifikat ini memuat tentang keadaan barang yang dibuat independent surveyor, juru pemeriksa barang atau badan resmi yang disahkan oleh pemerintah dan dikenal oleh dunia perdagangan internasional. Sertifikat ini memberikan jaminan : mutu dan jumlah barang, ukuran dan berat barang, keadaan barang, pembungkusan dan pengepakan, banyaknya satuan isi masing-masing pengepakan harga barang.

8. Marine and Air Certificate

Asuransi ini merupakan persetujuan dimana pihak penanggung berjanji akan mengganti kerugian sehubung dengan kerusakan, kehilangan. Dalam kontrak FOB


(29)

commit to user 15

importer bertanggung jawab atas asuransi barang-barang sedangkan dalam kontrak CIF eksportir yang menutup biaya asuransi.

9. Certificate of Quality

Sertifikat ini merupakan surat keterangan yang menyatakan tentang mutu barang yang diekspor. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Badan Peneliti yang disahkan oleh pemerintah suatu Negara dan wajib dimiliki oleh setiap eksportir untuk keperluan perdagangan.

10.Manufacturer’s Quality Control

Sertifikat mutu ini memberikan penjelasan tentang baru tidaknya barang dan apakah sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan. Sertifikat ini dibuat oleh pabrik pembuat atau suatu lembaga resmi baik swasta maupun pemerintah.

11.Consular Invoice

Yakni invoice yang dikeluarkan oleh kedutaan (consult). Yang berhak menandatangani adalah konsul perdagangan Negara pembeli.

12. Wesel

Merupakan alat pembayaran, perintah yang tidak bersyarat dalam bentuk tertulis oleh seseorang kepada orang lain ditandatangani oleh orang yang menarik

(drawer) dan mengharuskan pihak si tertarik (drawee) untuk membayar pada saat

diminta atau pada waktu tertentu. C. Ketentuan Pembayaran Ekspor

Proses pembayaran transaksi perdagangan ekspor tidak lepas dari peranan pihak perbankan, karena hampir semua proses pembayaran ekspor dilakukan melalui sistem


(30)

commit to user 16

perbankan. Oleh sebab itu perbankan memiliki peranan penting dalam membantu kelangsungan proses pembayaran transaksi perdagangan ekspor (Sarjianto dan Samodro R.B, 2007).

Peranan bank dalam proses transaksi pembayaran ekspor adalah dapat memperlancar transaksi ekspor impor guna memberikan keuntungan baik negara pengimpor maupun pengekspor sehingga dalam mekanismenya mengacu pada peraturan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku secara intern. Peraturan dan ketentuan-ketentuan secara internasional tersebut antara lain :

1. Uniform Customs and Practise for Documentary Credits The International

Chamber of Commerce. Publication Number : 500 (UCPDC:600). Yang berlaku

mulai 1 Januari 1993.

2. International Chamber of Commerce Uniform Rules for bank to bank Rembusement

Under Decomentary Credit. Publication No. 515 (URR 515). Ketentuan seragam

antar bank rembusement yang diterbitkan ICC (International Chamber of

Commerce) berlaku sejak 1 Januari 1996.

3. International Chamber of Commerce Uniform Rules for collection (URC : 522)

Publication No.522. Ketentuan seragam dalam transaksi bisnis internasional yang menyangkut documentary collection (inkaso). Yang berlaku mulai 1 Januari 1996. 4. INCOTERMS : 2000 (International Commercial Term) Publication No.560.

Ketentuan seragam dalam hal penyerahan barang dan pembayaran serta perpindahan tanggung jawab resiko dalam transaksi internasional yang berlaku sejak 1 Januari 2000.


(31)

commit to user 17

5. IKPI (Iktisar Ketentuan Perbankan Indonesia) berisi ketentuan yang di keluarkan oleh bank Indonesia khususnya jilid III , tentang transaksi devisa dan perdagangan internasional.

Untuk mengantisipasi berbagai kendala dalam transaksi perdagangan internasional maka peranan bank sangat diperlukan diseluruh dunia. Perbankan melakukan hubungan kerjasama (korespondensi) untuk menjalankan fungsi basic sebagai mediator lalu lintas pembayaran dan dokumen dalam transaksi perdagangan internasional. Hubungan antar bank tersebut dibedakan menjadi dua yaitu (Sarjianto dan Samodro R.B , 2007) :

a. Hubungan antar bank bersifat Non Depository Correspondent

Hubungan antar bank sebagai lembaga mediasi lalu lintas pembayaran dan dokumen transaksi perdagangan internasional didasarkan pada agency arrengment. Proses tersebut dapat dilakukan dengan cara yaitu :

1)Menetapkan kantor yang sudah memiliki hubungan. 2)Pertukaran dokumen kontrak antar bank, seperti:

a) Contoh tanda tangan pejabat bank b) Teller (tested telex)

c) Specimen form atau surat-surat berharga

d) SWIFT (Society Worlwide Interbank of Financial Telecomunication)

3) Berdasarkan jenis transaksi yang dilakukan. 1)Berdasarkan jenis mata uang yang digunakan. 2)Berdasarkan penyelesaian bank (sett lement bank).


(32)

commit to user 18

b. Hubungan antar Bank bersifat Depository Correspondent

Hubungan antar bank sebagai lembaga mediasi lalu lintas pembayaran dan dokumen transaksi perdagangan internasional yang bersifat korespondensi biasa di tingkatkan menjadi korespodensi dengann adanya rekening Koran yang dimiliki masing-masing bank antara lain :

1). Nostro Account

Nostro Account adalah rekening Koran bank nasional dalam bentuk mata

uang asing yang di buka di Negara lain. 2). Vasto Account

Vasto Account adalah rekening Koran dalam bentuk mata uang nasional di

bank nasional yang di buka atau dimiliki oleh bank-bank luar negeri.

“setelah mengetahui dan memahami hubungan perbankan sebagai lembaga mediasi dalam lalu lintas pembayaran transaksi perdagangan internasional, selanjutnya berbicara tentang sistem pembayaran ekspor”.

Sistem pembayaran ekspor adalah metode pembayaran dalam transaksi perdagangan ekspor. Sistem pembayaran ekspor secara otomatis tidak terlepas dari proses transaksi yang didalamnya terdapat tata cara penyelesaian pembayaran ekspor-impor, antara lain (Sarjianto dan Samodro R.B , 2007) :

1) Letter of Credits (L/C)

2) Non L/C


(33)

commit to user 19

b)Open Account (Perhitungan Kemudian)

c)Collection Draft (Wesel Inkaso)

d)Consignment (Konsinyasi)

e)Cara pembayaran lain-lain D. Jenis-Jenis Pembayaran Ekspor

Untuk meminimalisasi resiko yang ditimbulkan dalam transaksi pembayaran perdagangan ekspor maka diperlukanlah pengetahuan dan pemahaman ekspor dalam transaksi pembayaran ekspor sehingga kedua belah pihak terhindar dari resiko kerugian dengan melalui suatu kebijakan yaitu suatu perjanjian jual beli (Sales Contract). Sistem perdagangan ekspor-impor secara otomatis tidak lepas dari proses transaksi yang di dalamnya terdapat tata cara penyelesaian pembayaran ekspor-impor, antara lain (Amir M.S,2000) :

1. Letter Of Credits (L/C)

L/C adalah institusi berupa jaminan yang diterbitkan oleh bank atas permintaan nasabahnya (aplicant) untuk membayar sejumlah uang kepada penerima L/C (beneficiary) atas penyerahan seperangkat dokumen sesuai dengan syarat dan kondisi yang diminta dalam L/C (publikasi ICC No.600). Sistem pembayaran ini lebih mendekati kesempurnaan dan dapat memilihara kepentingan kedua belah pihak, dengan maksud :

a.Kepada penjual dipastikan akan adanya pembayaran bilamana dokumen-dokumen pengapalan lengkap sesuai syarat-syarat L/C.


(34)

commit to user 20

b.Kepada pembeli dipastikan bahwa pembayaran hanya akan dilakukan oleh bank bila sesuai dengan syarat-syarat L/C.

Kepastian pembayaran itu tergantung dengan bentuk dan jenis L/C, karena pihak bank hanya melihat dan berkepentingan dalam dokumen saja dan tidak terlibat dalam barang-barang.

1)Jenis – Jenis Letter Of Credit

a) Revocable Letter Of Credits

Revocable Letter Of Credits adalah suatu L/C yang dapat diubah atau

dibatalkan setiap saat secara sepihak tanpa pemberitahuan atau persetujuan pihak lain yang terkait.

b) Irrevocable Letter Of Credits

Irrevocable Letter Of Credits adalah suatu L/C yang tidak dapat diubah

atau dibatalkan secara sepihak tanpa pemberitahuan atau persetujuan pihak lain yang terkait.

c) Confirmed Letter Of Credits

Confirmed Letter Of Credits adalah suatu L/C yang merupakan jaminan

pembayaran yang dilakukan lebih dari satu bank beneficiary, sehingga hanya issuing bank yang bertanggung jawab pembayarannya.

d) Clean Letter Of Credits

Clean Letter Of Credits adalah L/C yang didalamnya tidak dicantumkan


(35)

commit to user 21

dokumen–dokumen lainnya, bahkan pengambilan uang dari kredit yang tersedia dapat dilakukan dengan penyerahan kuitansi biasa.

e) Back to back Letter Of Credits

Back to back Letter Of Credits adalah suatu L/C yang dibuka atas dasar

L/C lain atau pembukaan suatu L/C dengan jaminan (Master L/C).

f) Red Clause Letter Of Credits

Red Clause Letter Of Credits suatu L/C yang memuat syarat bahwa

beneficiary (eksportir) di perkenakan untuk menarik sejumlah uang muka

(advance payment).

g) Revolving Letter Of Credits

Revolving Letter Of Credits suatu L/C yang dapat dipergunakan beberapa

kali secara otomatis sesuai dengan jadwal yang ditentukan dalam jangka waktu tertentu selama berlakunya L/C dan biasanya bersifat commulative atau non commulative.

h) Documentary Letter Of Credits

Documentary Letter Of Credits penarikan wesel harus dilengkapi dengan

dokumen –dokumen lain sebagaimana disebut dalam syarat-syarat dari L/C itu.

2)Dokumen – dokumen dalam Letter of Credit

a) Draft (Bill of Exchange)

Draft (Bill of Exchange) adalah suatu perintah tertulis tanpa syarat yang


(36)

commit to user 22

melakukan pembayaran pada waktu surat itu ditujukan kepadanya atau pada waktu tertentu.

b) Bill of Lading

Bill of Lading adalah dokumen yang diterbitkan maskapai pelayaran yang

merupakan tanda terima penyerahan barang, tanda bukti kontrak pengangkutan barang, dan tanda bukti atau hak atas kepemilikan barang

(Document of Title)

c) Airwaybill

Airwaybill adalah dokumen yang diterbitkan maskapai udara yang

merupakan bukti pengangkutan barang.

d) Invoice (Commercial Invoice)

Invoice (Commercial Invoice) adalah dokumen yang dikeluarkan oleh

eksportir mengenai keadaan barang, jumlah, kualitas, harga, syarat – syarat pembayaran.

e) Packing List

Packing List adalah suatu daftar barang yang dibuat dan ditandatangani

oleh eksportir dengan menyebut perincian barangnya (pieces, peti, colli, karung atau ball), juga mencantumkan berat kotor dan berat bersih tergantung dengan jenis barangnya, tetapi tanpa mencantumkan harga.

f) Policy Insurance

Policy Insurance adalah dokumen asuransi atas barang yang dikirim yang


(37)

commit to user 23

meminta asuransi serta kepada siapa permintaan ganti rugi (claim) dibayarkan.

g) Certificate of Origin

Certificate of Origin adalah suatu sertifikat yang dikeluarkan oleh badan

tertentu yang menjelaskan mengenai Negara asal barang , di Indonesia sertifikat ini diterbitkan oleh kantor Disperindag.

h) Certificate of Fumagation

Certificate of Fumagation adalah suatu sertifikat yang dikeluarkan oleh

badan tertentu atau instansi tertentu yang menjelaskan mengenai tindakan anti hama atas ruangan kapal atau tumpukan barang tertentu yang telah dilakukan.

i) Certificate of Inspection

Certificate of Inspection adalah suatu sertifikat yang dikeluarkan oleh

badan tertentu atau orang tertentu (pemeriksa barang) yang menjelaskan mengenai hasil pemeriksaan barang pada saat pemuatan.

3)Proses Pembukaan Letter of Credit (L/C)

Eksportir dan importir harus dapat memahami proses aplikasi pembukaan L/C terlebih dahulu , hal ini diperlukan karena dapat menambah pengetahuan dan pemahaman eksportir dan importir dalam hal sistem pembayaran transaksi perdagangan internasional.

Apabila eksportir dan importir kurang pengetahuan dan pemahaman proses aplikasi pembukaan Letter of Credit, maka dapat dipastikan bahwa akan


(38)

commit to user 24

terjadi kesalah pahaman yang dapat menghambat proses perdagangan internasional.

Gambar 2.1 L/C Opening Process

Aplikasi L/C

(L/C Confirmed) LN

DnN

L/C Advice DN

(Sumber: Amir M.S 2002)

Keterangan :

a) Importir (applicant) meminta kepada bank devisanya untuk membuka sebuah L/C sebagai dana yang dipersiapkan untuk melunasi hutangnya kepada eksportir, sejumlah yang telah disepakati dalam sale’s contract dan sesuai dengan syarat – syarat pencairan yang disebut dalam sale’s contract

dan merujuk pada ketentuan UCPDC-600. L/C yang dibuka untuk dan atas

L/C OPENING PROCESS

IMPORTIR ( APLICANT) )

OPENING BANK

EKSPORTIR ( BENEFICIARY)

ADVISING BANK


(39)

commit to user 25

nama eksportir (beneficiary) atau orang atau badan usaha lain yang ditentukan eksportir, sesuai dalam sale’s contract.

b) Opening bank adalah bank devisa yang diminta importir (applicant)

membuka L/C. Opening bank inilah yang bertanggung jawab melakukan pembayaran atas L/C itu kepada eksportir (beneficiary). Opening bank

setelah menyelesaikan jaminan dana L/C dengan importir, kemudian melakukan pmbukaan L/C melalui bank korespondennya di Negara eksportir. Pembukaan L/C dilakukan dengan surat, kawat, telex, faxsimili, atau media elektronik lainnya yang sah. Penegasan pembukaan L/C dalam bentuk tertulis itu disebut L/C Confirmation. Kemudian diteruskan oleh opening bank kepada bank korespondennya untuk disampaikan kepada penerima, yaitu eksportir yang disebut dalam surat itu. Bank koresponden yang diminta opening bank untuk menyampaikan amanat pembukaan L/C

disebut advising bank.

c) Advising bank setelah meneliti keabsahan amanat pembukaan L/C yang

diterimanya dari opening bank meneruskan amanat pembukaan L/C itu kepada eksportir yang berhak menerima dengan surat pengantar dari

advising bank. Surat pengantar itu disebut L/C Advice, Bila advising bank

diminta dengan tertulis oleh opening bank untuk turut menjamin pembayaran atas L/C tersebut, maka advising bank juga disebut sebagai


(40)

commit to user 26

4) Kebaikan dan Kelemahan Penggunaan L/C a) Kebaikan penggunaan L/C

1. Penjual (eksportir)dapat lebih menggantungkan kepercayaan pada L/C yang dikeluarkan dari Issuing bank.

2. Penjual (eksportir) menerima pembayaran segera dari bank pembayar bilamana semua dokumen yang sesuai dengan syarat L/C yang diserahkan pada bank pembayar walaupun pembeli (importir) belum menerima dokumen-dokumen tersebut.

3. Penjual (eksportir) dapat menggunakan L/C untuk pembiayaan selanjutnya seperti bak to back L/C dan sebagainya.

4. Pembeli (importir) biasanya tidak diharuskan menyediakan dana sampai barang impor tiba untuk ditebus.

5. Pembeli (importir)dapat menggunakan hak pemilikan untuk dokumen-dokumen berdasarkan L/C untuk memperoleh pembiayaan selanjutnya. 6. Pembeli (importir) merasa terjamin sehingga banknya akan menolak

pembayaran kepada penjual (eksportir) kecuali penjual (eksportir) telah memenuhi persyaratan L/C yang telah diminta oleh pembeli (importir)kepada banknya seperti ditentukan dalam L/C.

b) Kelemahan Penggunan L/C

1. Banyaknya biaya – biaya yang dikenakan dalam penanganan L/C.

2. Banyaknya waktu yang digunakan dalam memproses surat-surat yang diperlukan melalui saluran bank-bank.


(41)

commit to user 27

3. Bank – bank hanya berkepentingan dalam dokumen saja dan tidak dalam barang-barang.

4. Pembeli (importir) tidak mendapat jaminan bahwa barang-barang yang dipesan dengan barang tertentu adalah yang sebenarnya yang dikapalkan.

2. Non Letter of Credit

a.Advance Payment (Pembayaran di Muka)

“Advance Payment adalah pembeli (importir) yang membayar dimuka

(pay in advance) kepada penjual (eksportir) sebelum barang-barang dikirim

oleh penjual tersebut melalui bank dimana eksportir berdomisili. Sehingga dengan adanya pembayaran di muka tersebut eksportir mempunyai barang-barang maupun uang. Itu berarti importir memberikan kredit kepada eksportir untuk mengirimkan barang pesanan. Proses selanjutnya eksportir mengirimkan barang kepada importir pada final destination yang telah dirujuk dan hak milik barang yang telah dibuat atas nama importir sesuai dengan kontrak formal maupun informal tergantung pada tingkat kepercayaan importir terhadap eksportir. Sistem pembayaran ini biasanya dilakukan importir untuk mempercepat pengiriman barang dan menghindari pajak bank ( Roselyne Hutabarat,1992)”.

Faktor pendorong penggunaan Advance Payment, antara lain :

1) Kepercayaan importir yang penuh terhadap eksportir bahwa ia akan menerima barang-barang yang dipesan.


(42)

commit to user 28

2) Keyakinan importir bahwa Negara eksportir tidak akan melarang ekspor barang yang bersangkutan setelah adanya pembayaran.

3) Keyakinan importir bahwa Pemerintah di Negara importir mengizinkan adanya pembayaran di muka, kebayakan Negara tidak mengizinkan.

4) Bahwa importirmempunyai likuiditas yang cukup atau dapat memperoleh modal kerja melalui fasilitas ekspor.

Resiko pembayaran dengan Advance Payment, antara lain :

1) Adanya kemungkinan ketidaksesuaian barang yang diproses dengan barang yang akan dikirim, meliputi spesialisasi produk, standar, jumlah, mutu, dan jadwal pengiriman barang yang disepakati.

2) Adanya kemungkinan eksportir sama sekali tidak mengirimkan barang yang dipesannya.

“Namun importir dapat memperkecil resiko pembayaran dengan advance

payment apabila sebelum melakukan pembayaran,terlebih dahulu untuk

mendapatkan kepastian pembayaran dengan cara mencari informasi tentang kredibilitas eksportir. Akan lebih aman lagi jika importir meminta eksportir untuk mendapatkan jaminan bank yang valid, yang menyatakan ganti rugi kepada importir bilamana eksportir ingkar janji (Sarjianto dan Samodro R.B, 1997)”.

b.Open Account (Perhitungan Kemudian)

“Sistem pembayaran ini adalah kebalikan dari sistem Advance Payment.


(43)

commit to user 29

mendapat fasilitas kredit atau penangguhan pembayaran adalah importir (Roselyne Hutabarat,1992)”

Dengan kata lain, cara pembayaran ini disebut open account karena belum dilakukan pembayaran apa-apa oleh importir kepada eksportir sebelum barang-barang dikapalkan atau tiba dan diterima importir atau sebelum waktu tertentu yang telah disepakati. Selanjutnya , dalam invoice tersebut eksportir akan mencantumkan tanggal atau waktu tertentu importir harus melakukan pembayaran dan pemberian discount harga bagi pembayaran yang dilakukan sebelum jatuh tempo.

Dalam transaksi dengan menggunakan open account terdapat resiko-resiko sebagai berikut :

1) Eksportir tidak mendapat perlindungan atau kepastian apakah importir akan membayar.

2) Karena tidak ada bukti dalam hal importir tidak membayar, eksportir sulit membuktikan di pengadilan bahwa ia mempunyai tagihan kepada importir. 3) Penyelesaian-penyelesaian perselisihan akan menimbulkan ongkos bagi

eksportir terutama bila ia harus datang ke tempat importir.

Berikut ini adalah jaminan yang mungkin dapat diperoleh eksportir dengan syarat-syarat pembayaran open account, antara lain :

1) Pengetahuan bahwa pembeli mempunyai nama tau reputasi baik.

2) Pengetahuan bahwa keadaan ekonomi dan politik Negara pembeli stabil. 3) Asuransi kredit yang ada.


(44)

commit to user 30

c.Collection Draft (Wesel Inkaso)

Sistem pembayaran ini lebih besar kekuatannya dari “open account” sebab eksportir mempunyai hak dalam pengawasan barang-barangsampai draft atau weselnya di aksep atau dibayar. Eksportir atau si penarik wesel (drawer) mengapalkan barang-barang ekspornya yang ditujukan kepada importir dan sementara itu dokumen-dokumenkepemilikan atau penguasaan atas pengiriman barang-barang tersebut secara langsung atau melalui banknya di dalam negeri dikirim ke bank importir di luar negeri yang merupakan pihak tertarik dari wesel yangbersangkutan (drawee).

Dokumen-dokumen tersebut dapat diserahkan kepada importir atas dasar 1) D/P (Document against Payment)

D/P (Document against Payment) adalah penyerahan dokumen kepada importir dilakukan apabila importir telah membayar.

2) D/A (Document against Acceptance)

D/A (Document against Acceptance) adalah penyerahan dokumen kepada importir apabila importir telah mengaksep wesel yang bersangkutan.

Keuntungan importir melakukan pembayaran dengan collection draft, antara lain :

a) Importir tidak perlu menyetor sejumlah uang untuk menjamin

pembukaan L/C.


(45)

commit to user 31

c) Importir tidak perlu membayar sebelum menerima

dokumen-dokumen pemilikan barang.

Kerugian eksportir karena menanggung resiko, antara lain : a) Resiko ekonomi dan politik Negara importir.

b) Importir membatalkan transaksi.

c) Importir mengulur-ulur waktu pembayaran.

d) Tidak tersedianya foreign exchange (devisa) di Negara tersebut. d.Consignment (Konsinyasi)

Consignment adalah pengiriman barang-barang ekspor pada importir di

luar negeri di mana barang-barang tersebut dikirim oleh eksportir sebagai titipan untuk dijualkan oleh importir dengan harga yang ditetapkan oleh eksportir. Barang-barang tsersebut dikumpulkan dan dijual oleh importir yang merupakan agen dari eksportir tersebut dan segera setelah barang-barang tersebut terjual maka pembayarannya akan dilakukan kepada eksportir.

Bilamana barang-barang tersebut tidak terjual, maka akan dikembalikan kepada eksportir.

Dalam sistem konsinyasi ini eksportir tetap memegang hak milik atas barang, sedang importir hanya merupakan pihak yang dititipi barang untuk dijual. Dengan demikian maka eksportirlah yang memegang resiko yang mungkin terjadi, yaitu :

1) Modal terlalu lama tertimbun pada barang yang diperdagangkan. 2) Tidak adanya kepastian eksportir akan menerima pembayaran.


(46)

commit to user 32

3) Eksportir dapat menjadi korban kenakalan importir yang melaporkan barng

telah terjual pada saat harga belum naik, padahal pada saat tersebut barang belum dijual, sehingga hasil ekspor yang diterima eksportir tidak sesuai dengan yang seharusnya diterima.

4) Bila importir tidak membayar, tidak ada bukti yang diperoleh eksportir menuntut importir di pengadilan.

E. Prosedur Ekspor

Persiapan utama yang harus dimiliki oleh mereka yang ingin masuk dalam dunia ekspor adalah persiapan mental. Apakah kita sebagai pengusaha

(entrepreneur) ataukah sebagai pengelola usaha (manajemen), ataukah hanya

sebagai karyawan biasa, persiapan utama yang harus kita miliki adalah keberanian dan kemampuan mengambil keputusan untuk mengekspor atau mengimpor. Tanpa keberanian mengambil keputusan maka bagaimanapun besarnya suatu perusahaan, bagaimanapun tingginya daya saing komoditi yang dihasilkan, betapapun banyaknya fasilitas yang diberikan pemerintah, dapat dipastikan tidak akan pernah menjadi eksportir ataupun importir.

Jadi persiapan utama yang harus ada ialah keberanian dalam mengambil keputusan go internasional. Persiapan lain yang perlu dilakukan pada umumnya dapat dibagi menjadi empat kelompok persiapan yaitu:

1. Proses Ekspor

Sebagai calon eksportir maupun importir yang akan berhubungan dengan pasar internasional kita mengetahui langkah demi langkah yang perlu


(47)

commit to user 33

ditempuh dalam melakukan transaksi. Langkah-langkah yang perlu diketahui itu misalnya dimana kita bisa mendapatkan nama dan alamat calom pembeli, bagaimana cara memilih media promosi, bagaimana cara mengajukan penawaran barang, bagaimana caranya mengapalkan barang, mengurus pembayaran barang, menyusun kontrak dagang, membuat kalkulasi ekspor maupun impor dan sebagainya. Dengan mengetahui proses ekspor ini, kita akan mempunyai gambaran umum tentang jalannya suatu transaksi maupun impor. Bertitik tolak dari pengetahuan dasar ini, kelak kita akan terdorong untuk lebih mendalami substansi tahapan-tahapan selanjutnya.

2. Strategi Ekspor

Tujuan utama dari setiap usaha bisnis adalah mencari laba. Untuk mencapai tujuan tersebut khususnya dalam bidang ekspor diperlukan kebijakan-kebijakan tertentu yang bertujuan memungkinkan perusahan memperoleh keuntungan. Sebelum memulai ekspor atau impor, kita harus bisa menetapkan kebijakan-kebijakan untuk mencapai laba tersebut. Kebijakan itu misalnya menyangkut penentuan pasar yang akan menjadi sasaran bagi komoditi ekspor kita, segmen pasar yang akan dimasuki, kebijakan harga, sistem promosi, pelayanan purna jual, dan langkah-langkah strategis lainnya.

3. Peraturan Ekspor

Selaku eksportir dan importir kita berkewajiban mempelajari peraturan yang berlaku dalam perdagangan internasioanl baik yang


(48)

commit to user 34

dikeluarkan oleh pemerintah negara pengekspor ataupun oleh negara pengimpor. Begitu pula peraturan yang dikeluarkan oleh badan-badan internasional dalam bidang bisnis seperti Kamar Dagang Internasional,

World Trade Organization (WTO) seperti ketentuan tentang Letter of Credit

(UCPDC-600), INCOTERMS 2000, Anti Dumping and Countervailling

Duties, The Hugue Rules-Carriage by Sea Act Rules, Reconcilliation and

Arbitration Rules dan lain-lain.

4. Prosedur Ekspor-Impor

Sebelum memulai ekspor dan impor, kita harus mengetahui prosedur ekspor-impor. Yang dimaksud dengan prosedur ekspor-impor adalah tata cara yang harus ditempuh dalam memenuhi ketentuan peraturan pemerintah serta kelaziman yang berlaku dalam pelaksanaan suatu transaksi ekspor dan impor. Prosedur yang dimaksud misalnya tata cara pemeriksaan barang sebelum pengapalan oleh surveyor, tata cara penyelesaian pembayaran Pajak Ekspor dan Pajak Ekspor Tambahan (PE/ PET), tata cara pengisian formulir dan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) atau Pemberitahuan Ekspor Barang Tertentu (PEBT).

Berikut ini merupakan prosedur ekspor yang diambil melalui situs depperin yaitu:


(49)

commit to user 35

a. Pemberitahuan Ekspor

1) Ekspor barang wajib PEB

Bahwa setiap barang ekspor menggunakan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang dapat dibuat dengan mengisi formulir atau dikirim melalui media elektronik.

2) Tidak diperlukan PEB/ Dikecualikan dari Pembuatan PEB

Dikecualikan dari pembuatan PEB, ekspor barang tersebut di bawah ini :

a) Barang penumpang dan barang awak sarana pengangkut dengan menggunakan Deklarasi Pabean

b) Barang pelintas batas yang menggunakan Pemberitahuan Pabean sesuai ketentuan perjanjian perdagangan pelintas batas c) Barang dan atau kendaraan bermotor yang diekspor kembali

dengan menggunakan dokumen yang diatur dalam ketentuan Kepabeanan Internasional (ATA CARNET, TRIPTIEK ATAU CPD CARNET)

d) Barang kiriman melalui PT (Persero) Pos Indonesia dengan menggunakan Declaration En Douane (CN 23).

b.Prosedur Pemeriksaan Pabean atas Barang Ekspor

Terhadap barang ekspor hanya dilakukan penelitian dokumen. Dalam hal tertentu diadakan pemeriksaan fisik, dan dilaksanakan oleh :


(50)

commit to user 36

1. Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Terhadap barang ekspor yang :

a. Berdasarkan petunjuk kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi pelanggaran ketentuan di bidang ekspor

b. Berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Pajak terdapat petunjuk kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi pelanggaran ketentuan di bidang perpajakan dalam kaitannya dengan restitusi PPN dan PPn BM, atau

c. Akan dimasukkan kembali ke dalam Daerah Pabean (re-impor) Pemeriksaan dapat dilaksanakan dikawasan pabean, gudang eksportir, atau tempat lain yang digunakan eksportir untuk menyimpan barang ekspor.

2. Surveyor

Terhadap barang ekspor yang seluruhnya atau sebagian berasal dari barang impor yang mendapatkan fasilitas pembebasan Bea Masuk, penangguhan pembayaran PPN / PPn BM, dan pengembalian Bea Masuk serta pembayaran pendahuluan PPN/PPn BM. Pemeriksaan dilaksanakan di tempat yang ditunjuk oleh eksportir di luar Kawasan Pabean.

c. Pengajuan PEB

Eksportir atau kuasanya mengisi PEB dengan lengkap dan benar dan mengajukannya kepada Kantor Pabean dengan dilampiri :


(51)

commit to user 37

1. LPS-E dalam hal barang ekspor wajib diperiksa oleh Surveyor

2. Copy Surat Tanda Bukti Setor (STBS) atau copy Surat Sanggup Bayar (SSB) dalam hal barang ekspor dikenakan pungutan ekspor

3. Copy invoice dan copy packing list;

4. Copy dokumen pelengkap pabean lainnya yang diwajibkan sebagai pemenuhan ketentuan kepabeanan di bidang ekspor.

5. Pelunasan Pungutan Negara Dalam Rangka Ekspor (PNDRE). PEB untuk barang yang terutang PNDRE terlebih dahulu diajukan ke Bank Devisa untuk pelunasannya.

d.Pemasukan Barang Ekspor ke Kawasan Pabean

1. Pemasukan barang ekspor ke Kawasan Pabean atau ke Tempat Penimbunan Sementara dilakukan dengan menggunakan PEB atau dokumen pelengkap pabean dalam hal pelaksanaan ekspor dilakukan dengan PEB Berkala.

2. Atas barang ekspor yang diperiksa Surveyor, selain disertai dengan PEB juga harus dilampiri CTPS.

3. Dalam hal pengangkutan barang ekspor dilakukan dengan menggunakan peti kemas Less Container Load (LCL), seluruh PEB dari barang ekspor dalam peti kemas yang bersangkutan harus diajukan secara bersamaan dan diberitahukan oleh konsolidator dalam dokumen konsolidasi ekspor.


(52)

commit to user 38

e. Pendaftaran PEB

Pejabat Bea dan Cukai membukukan PEB ke dalam Buku Catatan Pabean dan memberi nomor dan tanggal pendaftaran.

f. Penelitian Dokumen

Pejabat Bea dan Cukai melakukan penelitian dokumen terhadap PEB bersangkutan, yang meliputi :

1. Kelengkapan dokumen pelengkap pabeannya, berupa dokumen seperti tersebut pada butir 1 di atas

2. Kebenaran pengisian PEB

3. Kebenaran penghitungan pungutan negara yang tercantum dalam bukti pelunasan PNDRE

g.Persetujuan Muat

Dalam hal penelitian dokumen kedapatan sesuai, pejabat Bea dan Cukai

memberikan persetujuan muat pada PEB tersebut dengan

mencantumkan nama tempat, tanggal, tanda tangan, nama terang, NIP serta cap dinas pada PEB yang bersangkutan.

h.Pembetulan/ Perubahan

1. Dalam hal penelitian dokumen tidak sesuai, PEB dikembalikan kepada eksportir untuk diadakan pembetulan/perubahan.

2. Pembetulan atau perubahan isi PEB dapat dilakukan sebelum atau sesudah persetujuan muat diberikan oleh pejabat Bea dan Cukai dari Kantor tempat PEB didaftarkan.


(53)

commit to user 39

i. Pemuatan

Pemuatan barang ekspor ke atas sarana pengangkut dilaksanakan setelah mendapat persetujuan muat dari pejabat Bea dan Cukai.

j. Pengangkutan

1. Pengangkut yang sarana pengangkutnya meninggalkan kawasan pabean dengan tujuan ke luar daerah pabean, wajib memberitahukan barang yang diangkutnya dengan menggunakan pemberitahuan berupa manifes (outward manifest) barang ekspor yang diangkutnya kepada pejabat Bea dan Cukai di kantor pabean paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak keberangkatan sarana pengangkut.

2. Barang ekspor yang diangkuit lanjut ke tempat lain dalam daerah pabean wajib diberitahukan oleh pengangkutnya kepada pejabat Bea dan Cukai di kantor tempat transit dengan menggunakan copy PEB barang ekspor yang bersangkutan dan daftar Rekapitulasi PEB yang telah ditandasahkan oleh pejabat Bea dan Cukai di tempat pemuatan.

3. Barang ekspor yang diangkut dalam daerah pabean melalui luar daerah pabean, sebelum sarana pengangkut meninggalkan tempat pemuatan, mengajukan pemberitahuan pengangkutan barang asal daerah pabean dari satu tempat lain melalui luar daerah pabean (BC1.3).


(54)

commit to user 40

k. Tata Cara Pemerikasaan Fisik Barang oleh Surveyor

1. Pemeriksaan barang dilakukan oleh surveyor setelah adanya Permintaan Pemeriksaan Barang Ekspor (PPBE) dari eksportir . 2. PPBE diajukan oleh eksportir paling lama 3 (tiga) hari kerja

sebelum pemeriksaan. 3. Pemeriksaan meliputi :

a) jenis barang, b) jumlah barang, c) spesifikasi teknis,

d) klasifikasi barang berdasarkan HS, e) jenis kemasan,

f) merek kemasan,

g) harga satuan dan harga total; dan h) pemenuhan ketentuan di bidang ekspor.

4. Terhadap barang yang telah dilakukan pemeriksaan, surveyor memasang Tanda Pengenal Surveyor (TPS) dan menuangkan hasil pemeriksaan barang ke dalam LPS-E.

5. LPS-E diterbitkan dalam rangkap 5 (lima) : a) Lembar 1 (satu) untuk keperluan eksportir;

b) Lembar 2 (dua) untuk Kantor Pabean tempat pemuatan; c) Lembar 3 (tiga) untuk instansi yang memberikan fasilitas d) Lembar 4 (empat) dan 5 (lima) untuk Surveyor.


(55)

commit to user 41

l. Fasilitas PEB Berkala

1. PEB berkala adalah PEB yang diajukan untuk seluruh transaksi ekspor dalam periode waktu tertentu

2. Eksportir dapat memberitahukan ekspor barang yang dilaksanakan dalam periode waktu yang ditetapkan dengan menggunakan PEB berkala

3. Penggunaan PEB Berkala, dilakukan setelah mendapat persetujuan

dari direktur jenderal atau pejabat yang ditunjuknya.

4. Persetujuan dapat diberikan dalam hal eksportir mempunyai reputasi

yang baik dan :

a) Frekuensi ekspornya tinggi

b) Jadwal sarana pengangkut barang ekspor tersebut tidak menentu

c) Lokasi pemuatan barang ekspor tersebut jauh dari kantor pabean

dan/ atau bank devisa

d) Barang yang bersangkutan diekspor melalui saluran pipa atau

jaringan transmisi atau

e) Berdasarkan pertimbangan direktur jenderal atau pejabat yang

ditunjuknya, pengeksporan barang perlu menggunakan PEB Berkala.

m. Sanksi Administrasi

1. Dalam hal pembetulan atau perubahan isi PEB sebagai akibat salah memberitahukan jenis dan/atau jumlah barang, eksportir


(56)

commit to user 42

dikenai sanksi administrasi berupa denda paling banyak Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) dan paling sedikit Rp 1.000.000 (satu juta rupiah).

2. Eksportir yang tidak melaporkan pembatalan ekspornya dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp 5.000.000 (lima juta rupiah).

3. Eksportir yang tidak menyelenggarakan pembukuan dan menyimpan surat-menyurat yang bertalian dengan ekspor dan perbuatan tersebut tidak menyebabkan kerugian keuangan negara dikenai sanksi administrasi Rp 5.000.000 (lima juta rupiah).

4. Pengangkut yang tidak mengajukan pemberitahuan barang yang diangkut dikenai sanksi administrasi sebesar Rp 5.000.000 (lima juta rupiah).

F. Tahap-Tahap Pelaksanaan Ekspor

1. Sales Contract Process

a. Eksportir mempromosikan komoditas yang akan diekspornya melalui media promosi seperti pameran dagang, iklan di koran, majalah, radio, maupun televisi, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, atau melalui badan-badan khusus urusan promosi ekspor. Tujuan promosi adalah untuk menarik minat calon importir terhadap komoditas yang akan diekspor.


(57)

commit to user 43

b. Importir yang berminat, mengirimkan surat permintaan harga atau

Letter of Inquiry kepada eksportir. Letter of Inquiry lazimnya berisikan

permintaan penawaran harga dengan memberitahukan mutu barang yang diinginkan, kuantum yang ingin dibeli, harga satuan dan total harga dalam valuta asing (US$ atau lainnya), waktu pengiriman (shipment date), dan nama pelabuhan tujuan yang diingini.

c. Eksportir memenuhi permintaan importir dengan mengirimkan surat penawaran harga yang lazim disebut dengan Offersheet. Offersheet

berisikan keterangan sesuai permintaan importir, seperti uraian barang, mutu, kuantum, waktu penyerahan, harga dan tempat penyerahan barang, syarat pembayaran, waktu pengapalan, cara pengepakan barang, brosur, dan bila perlu contoh barang yang ditawarkan.

d. Importir, setelah mempelajari dengan saksama offersheet dari eksportir, menempatkan surat pesanan dalam bentuk ordersheet atau purchase

order kepada eksportir.

e. Eksportir menyiapkan kontrak jual beli ekspor (sale's contract) sesuai dengan data dari offer sheet dan order sheet ditambah dengan keterangan seperti force majeur clause, klaim, syarat pengapalan seperti

shipment, transshipment, dan lain-lain. Kontrak tersebut ditandatangani

oleh eksportir dan dikirimkan kepada importir untuk ditandatangani pula sebagai tanda persetujuan atas sale's contract itu. Lazimnya sale's contract dibuatkan aslinya dalam rangkap dua (two original).


(58)

commit to user 44

f. Importir mempelajari sale's contract dengan saksama, dan bila dapat menyetujuinya kemudian ia menandatangani dan mengembalikannya kepada eksportir. Satu original copy ditahan oleh importir sebagai dokumen asli transaksi yang lazim disebut sebagai sale's confirmation. Kedua sale's confirmation copy yang asli ini mempunyai kekuatan hukum yang sama.

2. L/C Opening Process

a.Importir meminta kepada bank devisanya untuk membuka sebuah Letter

of Credit (L/C) sebagai dana yang dipersiapkan untuk melunasi

hutangnya kepada eksportir, sejumlah yang disepakati dalam sale's

contract dan sesuai dengan syarat-syarat pencairan yang disebut dalam

sales contract. L/C yang dibuka adalah untuk dan atas nama eksportir atau orang atau badan usaha lain yang ditentukan eksportir, sesuai kesepakatan dalam sale's contract. Bank devisa yang diminta eksportir membuka L/C itu disebut opening bank. Opening bank inilah yang bertanggung jawab melakukan pembayaran atas L/C itu kepada eksportir penerima L/C. Importir yang meminta pembukaan L/C disebut

applicant.

b.Opening bank setelah menyelesaikan jaminan dana L/C dengan importir,

melakukan pembukaan L/C melalui bank korespondennya di negara eksportir. Pembukaan L/C dilakukan dengan surat, kawat, teleks,


(59)

commit to user 45

pembukaan L/C dalam bentuk tertulis itu disebut L/C confirmation yang diteruskan oleh opening bank kepada bank korespondennya untuk disampaikan kepada penerima, yaitu eksportir yang disebut dalam surat itu. Bank koresponden yang diminta opening bank untuk menyampaikan amanat pembukaan L/C disebut advising bank.

c. Advising bank setelah meneliti keabsahan amanat pembukaan L/C yang

diterimanya dari opening bank, lalu meneruskan amanat pembukaan L/C itu kepada eksportir yang berhak menerima dengan surat pengantar dari advising bank. Surat pengantar itu disebut L/C Advice, sedangkan eksportir penerima L/C disebut sebagai beneficiary dari L/C itu. Bila advising bank diminta dengan tertulis oleh opening bank untuk turut menjamin pembayaran atas L/C tersebut, maka advising bank juga disebut sebagai confirming bank

3. Cargo Shipment Process

a.Eksportir setelah menerima L/C confirmation yang sifatnya operatif (sah sebagai landasan pembayaran) kemudian mempersiapkan barang ready

for export, melakukan booking atau memesan ruangan/tempat kepada

perusahaan pelayaran (shipping company) yang kapalnya akan berangkat ke pelabuhan tujuan yang dimaksud dalam sale's contract

serta sesuai dengan waktu pengapalan (shipment date) yang disepakati dalam sale's contract tersebut. Eksportir kemudian mengurus formalitas ekspor seperti mengisi pemberitahuan ekspor barang, membayar Pajak


(60)

commit to user 46

Ekspor (PE) dan Pajak Ekspor Tambahan (PET) melalui advising bank, mengurus izin muat kepada Kantor Inspeksi Bea dan Cukai di pelabuhan muat. Setelah semua formalitas ekspor selesai, eksportir menyerahkan barang kepada perusahaan pelayaran (shipping company) untuk dimuat pada waktu yang disepakati.

b. Shipping company, setelah selesai melakukan pemuatan barang ke atas

kapal, menyerahkan bukti penerimaan barang, bukti kontrak angkutan, dan bukti pemilikan barang dalam bentuk Bill of Lading atau transport document lainnya kepada eksportir yang dalam pengangkutan ini disebut sebagai shipper.

c. Shipping company selanjutnya bertanggung jawab mengangkut muatan

itu sampai ke pelabuhan tujuan, serta menyerahkannya dengan selamat dan utuh kepada penerima barang yang disebut dalam B/L di pelabuhan tujuan (destination port) yang juga disebutkan dalam B/L itu.

d.Importir selaku penerima barang (consignee), bila telah menerima dokumen pengapalan (shipping document) dari opening bank, mengurus izin impor (import clearance) kepada pihak Bea Cukai di pelabuhan tujuan. Kemudian importir menghubungi agen pelayaran (shipping

agent) di pelabuhan tujuan di negaranya untuk menerima muatan itu.

e. Shipping agent menyerahkan muatan kepada importir segera setelah

pelunasan biayayang menjadi hak skipping agent bersangkutan. Dengan ini maka selesailah proses penerimaan barang oleh importir.


(61)

commit to user 47

4. Shipping Documents Negotiation Process

a. Eksportir, setelah menerima Bill of Lading dari perusahaan pelayaran, menyiapkan semua dokumen pengapalan yang disyaratkan dalam Letter of Credit seperti faktur, daftar pengepakan, sertifikat mutu, Surat Kete-rangan negara Asal (SKA) dan lain sebagainya seperti wesel (draft) serta surat pengantar negosiasi dokumen secara lengkap dan cermat. Semua dokumen pengapalan itu diserahkan eksportir kepada negotiating bank yang ditentukan dalam L/C untuk memperoleh pembayaran (payment).

b. Negotiating bank meneliti dengan saksama semua dokumen pengapalan

yang diminta dalam syarat-syarat L/C. Bila semuanya cocok baik jumlah, jenis, maupun uraian sebagaimana yang dituntut oleh L/C, maka negotiating bank akan membayarkan jumlah yang ditagih oleh eksportir dari dana L/C yang tersedia.

c. Negotiating bank meneruskan dokumen pengapalan yang sudah dilunasi

itu kepada opening bank yang membuka L/C bersangkutan sebagai pena-gihan kembali dari uang yang sudah dibayarkan oleh negotiating bank tersebut kepada eksportir.

d. Opening bank memeriksa dengan saksama semua dokumen pengapalan itu, dan bila ternyata sesuai dengan syarat-syarat L/C yang dibuka maka opening bank kemudian melunasi uang yang sudah dibayarkan oleh


(62)

commit to user 48

negotiating bank. Pembayaran pelunasan kembali ini disebut sebagai reimbursement.

e. Opening bank selanjutnya memberitahukan penerimaan dokumen pengapalan itu kepada importir. Importir akan mengambil dokumen pengapalan itu kepada opening bank dan menyelesaikan pelunasan dokumen pengapalan tersebut dengan opening bank bersangkutan. Setelah itu opening bank akan menyerahkan seluruh dokumen pengapalan itu kepada importir untuk dipergunakan menerima barang bersangkutan dari perusahaan pelayaran dan Bea Cukai setempat.

G. Para Pelaksana Perdagangan Internasional

Di dalam kontrak dagang ekspor terdiri dari dua belah pihak yaitu penjual (ekportir) dan pembeli (importir) yang telah sepakat melakukan jual beli. Eksportir bertugas memproduksi barang yang inginkan oleh pembeli (eksportir), sedangkan importer bertugas sebagai orang yang membeli barang yang dihasilkan oleh penjual (eksportir) untuk memenuhi kebutuhan seharihari.Penjual dan pembeli ini merupakan pihak inti dari kontrak dagang ekspor.

Tetapi yang menjadi kendala pertama kali dalam praktek bisnis adalah masalah kepercayaan. Karena mungkin saja jika antara eksportir dan importir belum saling mengenal akan ada rasa takut akan adanya salah satu pihak yang meningkari janji atau isi dari sale’s contract yang telah di sepakati bersama. Misalnya: apabila di dalam sale’s contract di sebutkan bahwa sistem pembayaran akan di lakukan dengan cara non L/C (tanpa letter of credit), maka


(63)

commit to user 49

perdagangan itu sangat beresiko tinggi. Karena dalam hal ini eksportir kemungkinan ragu-ragu kalau sudah mengirim barang ternyata tidak di bayar oleh importir. Demikian pula dengan importir takut kalau sudah di bayar ternyata barang tidak dikirim oleh eksportir. Apabila ditambah faktor penghambat lainnya yaitu : kebudayaan,bahasa,dan peraturan-peraturan yang berbeda-beda di setiap negara serta kemungkinan jarak yang sangat jauh antara eksportir dengan importir. Jika keadaan ini berlanjut, maka kemungkinan transaksi perdagangan antara kedua belah pihak tidak akan pernah terjadi.

Oleh karena itu di perlukan solusi untuk menghadapi resiko tersebut, yaitu dengan adanya lembaga (badan/institusi) yang terkait untuk menjembatani kegiatan perdagangan internasional atau sering di sebut juga dengan kegiatan ekspor-impor. Menurut Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Lembaga (badan/institusi) yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan ekspor-impor antara lain:

1. Bank

Bank mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai penyedia kredit ekspor bila diperlukan oleh eksportir. Kedua, mempelancar dan mengamankan transaksi melalui Letter Of Credit (L/C), karena L/C ini dari sisi eksportir bisa merupakan jaminanan kepastian pembayaran dari importer, Letter Of Credit (L/C) adalah dokumen yang dikeluarkan oleh bank yang diminta importir yang ditujukan kepada eksportir, dengan


(64)

commit to user 50

memberi hak untuk menarik wesel sejumlah uang yang disebutkan dalam L/C tersebut jika persyaratan yang tercantum dalam L/C terpenuhi.

2. Departement Perdagangan dan Perindustrian

Peranan Depaertement Perdagangan dan Perindustrian dalam kegiatan ekspor impor sangat penting, yaitu : pertama, instansi pemerintahan yang mengeluarkan ijin sebagai Eksportir Terdaftar (ET) dan ijin sebagai importer (API/APIT/APIS). Kedua, mengeluarkan dokumen ekspor yang disebut

“certificate of origin” (COO) yang merupakan surat pernyatan bahwa

barangbarang yang diekspor tersebut adalah benar-benar dibuat di Negara Indonesia. Ketiga, mengawasi, mengatur, dan memonitor barang barang yang terkena quota, dan tentunya pertumbuhan ekspor Indoneia.

3. Surveyor

Surveyor independent mempunyai peran sebagai importir dalam pemeriksaan barang-barang yang akan dimuat kedalam container di lokasi eksportir. Dalam hal ini pemeriksaan hanya di lakukan bila ada permintaan dari pihak importer. Selain itu ada faktor lain yaitu yang Negara tujuan eksportirnya memberlakukan system pemeriksaaan pra pengapalan (PSI/Pre Shipment Inspment Inspection).

4. Shipping Company

Peranan shipping company, yaitu: sebagai perusahaan jasa pengapalan barang-barang yang diekspor/impor, dan juga sebagai penyedian container kosong (empty container) bagi eksportir.


(1)

commit to user

72

pesanan dari buyer. Selama ini kapasitas produksi perusahaan hanya bisa memenuhi pasar domestik saja,sedangkan untuk pasar ekspor dengan permintaan yang cukup banyak perusahaan tidak dapat memenuhi,maka perusahaan menjalin hubungan dengan pengrajin-pengrajin batik rumahan untuk memenuhi kapasitas produksi yang di butuhkan prusahaan. Hambatan-hambatan tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut:

a.Proses produksi yang memerlukan waktu lama dan membutuhkan banyak tenaga kerja

Hal ini disebabkan karena PT Batik Danar Hadi sudah memiliki buyer tetap atau langganan yang selalu membeli produk-produk yang telah dihasilkan oleh perusahaan. Banyaknya pesanan barang dari buyer baik buyer tetap atau buyer yang baru pertama kali memesan produk, membuat perusahaan kualahan dalam memenuhi semua pemesanan barang tersebut karena proses produksi barang yang cukup lama dan rumit. Untuk menyelesaikan suatu pesanan produk membutuhkan waktu kurang lebih 1 bulan yang melalui berbagai tahapan untuk menghasilkan produk-produk yang berkualitas. Masalah lain yang dihadapi perusahaan ada dalam produksi adalah, Selama ini perusahaan hanya menyerahkan produksi kepada pengrajin-pengrajin tertentu saja, yang terkadang sulit menyelesaikan pekerjaan tepat waktu sesuai pesanan.

b.Proses kesepakatan dalam penentuan harga

Meski perusahaan sudah berusaha sebaik mungkin sebaiknya memberikan pelayanan serta tidak membeda-bedakan dalam menanggapi calon buyer,


(2)

commit to user

73

perusahaan masih saja tidak bisa lepas dari berbagai masalah atau hambatan dalam pembuatan kontrak dagang ekspor. Hal ini disebabkan karena tanggapan dari importir atau pelayanan penawaran yang diberikan oleh perusahaan berbeda-beda pada umumnya importir selalu menginginkan harga yang rendah dengan kualitas yang tinggi, sedangkan perusahaan menginginkan harga yang tinggi, mereka selalu menyesuaikan dengan keadaan masing-masing, jadi hambatan dalam penentuan harga bisa terjadi kapan saja.

3. Cara PT Batik Danar Hadi Mengatasi Hambatan Tersebut

PT Batik Danar Hadi selama ini mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses kontrak dagang ekspor yaitu mengenai pesanan barang atau produk dan juga penentuan harga dengan cara sebagai berikut :

a.Mempercepat proses produksi

Perusahaan selalu memperhatikan atau mengawasi kualitas dari barang atau produk itu sendiri dari para pengrajin batik. Perusahaan selalu berupaya untuk memberikan yang terbaik bagi para importir yang selama ini telah memberikan kepercayaan atas produk-produk yang telah dihasilkan dan juga untuk menjalin hubungan kerjasama dalam waktu yang lama atau jangka panjang. PT Batik Danar Hadi dalam memenuhi pesanan, menyerahkan barang ke pengrajin batik baru untuk membuat dasar-dasar dari produk yang akan dibuat sesuai dengan permintaan buyer. Disini perusahaan akan melakukan proses finishing dari produk yang telah di buat oleh para pengrajin, hal ini dilakukan untuk


(3)

commit to user

74

mempercepat proses produksi sehingga perusahaan bisa memenuhi pesanan tepat waktu.

Selain itu untuk mempercepat proses produksi perusahaan juga menambah karyawan tidak tetap atau karyawan borongan, jumlah karyawan borongan yang diperlukan kurang lebih sekitar 10 atu 20 orang tergantung dari banyaknya order yang diterima. Sehingga dengan adanya karyawan tetap ditambah dengan karyawan borongan perusahaan bias menyelesaikan pesanan dan mengirimkan barang sesuai dengan waktu yang telah disepakati dalam kontrak dagang ekspor.

b. Menggunakan strategi harga

Mengatasi masalah mengenai penentuan harga yang sudah bisa mendapatkan keuntungan yang cukup memuaskan, perusahaan mempunyai cara-cara tersendiri yaitu dengan cara-cara setiap calon pembeli yang ingin mengikat perjanjian perdagangan dengan melakukan penawaran harga atas produk yang telah ditawarkan semuanya akan ditanggapi dengan baik oleh pihak perusahaan. Dalam hal ini pihak perusahaan akan mempelajari dengan cermat penawaran tersebut, apakah penawaran yang diberikan oleh importir menguntungkan atau bahkan merugikan bagi perusahaan.

Strategi harga yang digunakan oleh perusahaan sebenarnya strategi yang sederhana namun memiliki peran yang sangat menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh pihak perusahaan, pada dasarnya setiap buyer yang menawarkan harga atas produk yang telah ditawarkan oleh


(4)

commit to user

75

perusahaan sudah mempunyai keinginan untuk melakukan transaksi ekspor-impor tinggal bagaimana proses negosiasinya, apakah akan menuju kesepakatan atau kegagalan. Dengan menggunakan strategi ini, resiko yang ditanggung oleh perusahaan sedikit berkurang, apabila pihak buyer menanggung semua biaya pengangkutan dan transportasi. Sebenarnya perusahaan sangat suka jika ada calon buyer menawar harga barang yang ditawarkan karena dengan menganut dan menerapkan strategi harga ini, perusahaan tidak takut akan mengalami kerugian, hal ini disebabkan karena dengan kepandaian dan kejelian pihak perusahaan maka semuanya bisa diatasi dengan baik.

Penentuan strategi harga ini tergantung pada tinggi rendahnya penawaran yang dilakukan oleh calon importir, apabila penawaran dirasa pihak perusahaan cukup rendah maka tanggung jawab barang mulai dari barang dimasukkan kedalam kontainer sampai barang dikirim ke pelabuhan importir, seluruhnya akan di tanggung oleh pihak importir. Namun apabila penawaran dirasa cukup tinggi atau bahkan masih rata-rata biasanya tanggung jawabnya akan di bagi setengah-setengah atau peihak perusahaan hanya menyediakan kontainernya saja kemudian biaya pengangkutan dan transportasi ditanggung oleh importir, jadi dengan menggunakan strategi harga semacam inilah perusahaan bisa mendapatkan pelanggan tetap dan sekaligus mendapatkan keuntungan dari transaksi ekspor-impor.


(5)

commit to user

76

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai prosedur ekspor pada PT Batik Danar Hadi, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Prosedur ekspor yang dilakukan PT Batik Danar Hadi melalui empat tahapan proses, yaitu proses terjadinya kontrak dagang (sales contract process), proses pembukaan letter of credit ( L/C opening process), proses pengapalan (cargo shipment process) dan tahap terakhir adalah proses pengiriman dokumen (shipping document negotiation process).

2. Hambatan yang dialami PT Batik Danar Hadi adalah dalam proses ekspornya adalah

mengenai inquiry dalam pemesanan produk yang membutuhkan waktu lama dan membutukan banyaknya tenaga kerja. Hambatan yang kedua adalah dalam proses kesepakatan dalam penentuan harga.

3. Cara PT Batik Danar Hadi dalam mengatasi hambatan tersebut perusahaan akan melakukan proses finishing dari produk yang telah dibuat oleh para pengrajin, hal ini dilakukan untuk mempercepat proses produksi sehingga perusahaan bisa memenuhi pesanan tepat waktu. Dalam mengatasi kesepakatan dalam penentuan harga perusahaan menggunakan strategi yang sederhana namun memiliki peran yang sangat menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Pada dasarnya setiap buyer


(6)

commit to user

77

yang menawarkan harga atas produk yang telah ditawarkan oleh perusahaan sudah mempunyai keinginan untuk melakukan transaksi ekspor impor tinggal bagaimana proses negosiasinya, apakah akan menuju kesepakatan atau kegagalan.

B. Saran

1. PT Batik Danar Hadi dalam melancarkan kegiatan ekspornya, sebaiknya menambah pengrajin batik atau supplier yang mempunyai kinerja bagus dan mahir dalam bidang memproduksi produk batik sesuai pesanan para buyer yang membutuhkan waktu yang sangat lama dalam proses pengerjaannya. Pemilihan pengrajin-pengrajin batik yang dibutuhkan dilakukan melalui penilaian dalam memproduksi kain batik cap dan kain batik ekspor yang bermutu dan berkualitas yang baik.

2. Perusahaan sebaiknya dalam mengatasi proses kesepakatan harga yaitu dengan memperhitungkan kuantiti barang yang diinginkan pembeli atau buyer, jika buyer menginginkan harga yang lebih rendah dari harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan, maka perusahaan mengurangi kuantiti barang yang akan dipesan. Jadi perusahaan tetap mempunyai keuntungan yang jauh lebih besar dan maksimal.

3. Perusahaan dalam mensiasati banyak nya pesanan buyer, sebaiknya menambah karyawan pocokan untuk mengerjakan proses finishing produk dari para supplier, agar cepat selesai dan barang yang dipesan dapat dikirimkan tepat waktu. Perusahaan sebaiknya memberikan banyak opsi mengenai harga murah dengan kuantiti dan kualitas barang yang sedang atau harga tinggi dengan kuantiti dan kualitas barang yang maksimal.