APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DI TANAH PASIR PANTAI

(1)

SKRIPSI

Oleh: Septia Handayani

20120210126

Program Studi Agroteknologi

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA


(2)

APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI

DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG

MANIS

(Zea mays saccharata

Sturt

.)

DI TANAH PASIR PANTAI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian

Oleh: Septia Handayani

20120210126

Program Studi Agroteknologi

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA


(3)

SKRIPSI

APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI

DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG

MANIS

(Zea mays saccharata

Sturt

.)

DI TANAH PASIR PANTAI

Diajukan oleh: SEPTIA HANDAYANI

20120210126

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 20 Mei 2016 :

Skripsi tersebut telah diterima sebagai persyaratan yang diperlukan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

Pembimbing / Penguji Utama

Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P NIP. 19601120 198903 1 001

Anggota Penguji

Ir. Mulyono, M.P

NIP: 19600608 198903 1 002 Pembimbing / Penguji Pendamping

Ir. Titiek Widyastuti, M.S NIP. 19580512 198603 2 001

Yogyakarta, 09 Juni 2016 Dekan

Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Ir. Sarjiyah, M.S NIP: 19610918 1991 03 2 001


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan:

1. Karya tulis saya, skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik, baik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta maupun perguruan tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.

3. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penilaian saya setelah mendapatkan arahan dan saran dari Tim Pembimbing. Oleh karena itu, saya menyetujui pemanfaatan karya tulis ini dalam berbagai forum ilmiah, maupun pengembangannya dalam bentuk karya ilmiah lain oleh Tim Pembimbing.

4. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

5. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran alam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya yang sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Yogyakarta, 09 Juni 2016

Yang membuat pernyataan

Septia Handayani 20120210126


(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Aplikasi Briket Campuran Arang Serbuk Gergaji Dan Tepung Darah Sapi Pada Budidaya Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.) Di Tanah Pasir Pantai yang merupakan syarat yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun proposal, pelaksanaan hingga tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, oleh sebab itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Sarjiyah, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr.Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., Ibu Ir. Titiek Widyastuti, M.S., bapak Ir. Mulyono, M.P selaku Dosen Pembimbing Utama, Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji yang telah memberikan kepercayaan, ilmu, saran, nasehat dan arahan dengan penuh kesabaran juga selalu memberikan semangat, motivasi, kepada saya hingga tersusunya skripsi ini.

3. Bapak Sukir, Bapak Rudi, Bapak Yuli, Ibu Marsih dan Ibu Harini selaku laboran Agroteknologi UMY, terimakasih banyak atas bantuannya dalam menyediakan sarana dan prasarana penelitian

4. Keluargaku baik yang di Palembang maupun di Kulonprogo, terimakasih atas do’a, support dan bantuannya

5. Sahabat Agroteknologi 2012 ikatan cinta kita luar biasa.

Atas semua bantuan, doa dan dukungan yang telah diberikan semoga mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini membawa manfaat yang besar, baik bagi penulis maupun pembaca.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Yogyakarta, 09 Juni 2016


(6)

Motto

‘’ Jagalah Allah, maka Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, maka engkau akan mendapatkan-Nya dihadapanmu. Ingatlah Allah pada saat engkau senang, maka Dia akan mengingatmu pada saat engkau susah. Bila engkau meminta, mintalah kepada Allah. Bila engkau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah. Sungguh pena telah kering menuliskan ketetapan yang bakal terjadi (sampai hari kiamat). Kalaulah semua makhluk hendak memberimu manfaat dengan sesuatu yang ditetapkan Allah untukmu, mereka tidak akan mampu melakukannya. Dan jika mereka ingin mencelakakanmu dengan sesuatu yang tidak ditetapkan Allah atasmu, mereka tidak akan mampu melakukannya. Berbuatlah untuk Allah dengan syukur dan yakin. Ketahuilah, ada banyak kebaikan dalam kesabaranmu atas sesuatu yang engkau benci, pertolongan ada bersama kesabaran,

kelapangan ada bersama kesusahan, dan dalam kesulitan ada kemudahan’’

(HR. Tirmidzi)

‘’Apabila telah Aku bebankan kemalangan (bencana) kepada salah seorang hamba-Ku pada badannya, hartanya, atau anaknya, kemudian ia menerima dengan kesabaran yang sempurna, maka Aku merasa enggan menegakkan

timbangan pada hari kiamat atau membukakan buku catatan amalan baginya’’

(Hadits Qudsi, Dari Qudha’i, Dailami, Hakim, Tirmidzi, Dari Anas Ra.)

‘’Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki.

Mereka bergembira dengan kehidupan didunia itu (dibandingkan dengan)

kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit)’’

(QS. Ar-Ra’d:26)

‘’Akan engkau dapati manusia yang paling jahat pada hari kiamat di depan Allah (ketika diadili) yaitu orang yang mempunyai dua muka, yang pergi kepada segolongan dengan satu muka dan pergi pada segolongan yang lain dengan muka


(7)

Persembahan

Bismillaahirrahmanirrahiim,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarrakaatuh..

ه لؤسر ادامحم اناد ْثا ه اَا هلاَاْناد ْشا

Atas ridho dari Allah SWT dan syafa’at Nabi Muhammad SAW, ku persembahkan karya kecilku teruntuk yang sangat berarti dalam hidup:

Mr. Benhur;

You may have thought I didn't see or that I hadn't heard life lessons that you taught to me but I got every word. Perhaps you thought I missed it all and that we'd grow apart, but Dad, I picked up everything,Its written on my heart. Without you, Dad, I wouldn't beThe Person I am today.You built a strong foundationthat No one can take away.I love you, Dad, and want you to know, I feel your love wherever I go. Your wisdom and knowledge have shown me the way and I'm thankful for you as I live day by day. I don't tell you enough how important you are, In my universe you're a bright shining star. I love you because you're my father, but you're really so much more. You're a guide and a companion. You and I have great rapport. You’re pay attention to me, You’re listen to what I say, You’re pass on words of wisdom, helping me along the way. Whenever I'm in trouble,You always have a plan. You are the perfect father and I'm your biggest fan! I've grown up with your values and I'm very glad I did. So here's to you, dear father, From your forever grateful kid.

Mrs. Budinah;

Mom, from the time I was really young, I realized I had someone...you: who always cared, who always protected me, who was always there for me no matter what. You taught me right from wrong and pushed me to do the right thing,even when it was hard to do. You took care of me when I was sick and your love helped make me well. You had rules and I learned that when I obeyed them. my life was simpler, better, richer. You were and are the guiding light of my life. My heart is filled with love for you, You’re my teacher, my friend, my mother. Mom, I wish I had words to tell How much you mean to me. Your unconditional love Made me happy, strong, secure. Your teaching and example Made me confident, mature. Mom, without you, there would be no me. Your love, your attention, your guidance, have made me who I am. Without you, I would be lost, wandering aimlessly without direction or purpose. You showed me the wayto serve, to accomplish, to persevere. Without you, there would be an empty spaceI could never fill, no matter how I tried.In all the world, there is no mother better than my own. You're the best and wisest Mom I have ever known. Instead, because of you; I have joy, contentment, satisfaction and peace. Thank you, mom. I have always loved youand I always will.


(8)

My loveliest teachers;

Especially to Mr. Dr. Ir. Gunawaan Budiyanto, M. P., Mr. Ir. Mulyono, M.P and Mrs. Ir. Titiek Widyastuti, M.P; you are my second parents who taught me to live. After what we had passed in these 3,7 years you had educated me in joy and sorrow, now this is the time for me to go and apply all the knowledge that you had taught me. I am so grateful to be your student. You do not only teach but also educate me lovingly. Thank you for being a very influential person in my live. You had helped me find my identity and potency in my life. Who I am and what I’ve done now is the result of your hard work over the years. Thank you for being the best teachers ever that taught me over the years. We had created so many beautiful memories together. I will never forget that memories. I can’t give back for what you had given to me. It can’t be denied that you had made a wonderful impact in my live. Sometimes I made you upset but I know that you really care about me. I say thanks to you for all of your services and sacrifice for me. You gave your time sincerely to educate me to be a knowledgeable and faithful human. Thank you for teaching me to live in this tough world. You had given me the courage to live. Wherever I go and whatever I do, I will always remember you. I will remember all of your advices and guidance forever. Your kindness is so precious and you will be our best teachers of all time. Ordinary teacher only teaches human to be a good creature by asking them read the book. But great teachers like you teach me to be a good human by becoming an inspiration for me. Thank you for all your dedication, Thanks for leading me in achieving my dreams, thank you for all your sacrifices and thank you for all your attention. Only this word as my gratitude that I can give to you: Thanks for everything that you had given to me, my teachers. May Allah SWT rewards all of your kindness!

43;

We help one another, we tell our worst fears and biggest secrets. And then, just like real

sisters, we listen and don’t judge. Thanks for being my sister like figure, I’m so glad to

have you in my life. Thanks for all that you’ve given to me, hopefully all of these are

useful for all of us. You’re the guard in all my night and my fear. Thanks for all the love that you’ve given to me. I really felt a sincere kindness when you helped me. You’re so

kind thanks for sparing the time to handle everything that I need. You’re the light that

shines my life. Without you, I can’t do anything, I can’t pass all these troubles without your help. Thanks for knowing me more than I know my self. What you’ve done so far is

quite useful to me. I am not able to repay your kindness. I can’t give anything to you. I can only say thanks because you become very good person in my life. Hopefully what

you’ve given to me and all your goodness will be paid by the best reward from Allah

SWT. You’re the best Sister that I’ve ever had !

11.12.13;

A man like you can get any womant that you want. However, a woman like me can only own you in my dreams. At first I tought I was alone until you came into my life. Thanks for making my dream comes true. Thanks for being by my side. Thanks for the time we spent together. Thanks for never leaving me in the bad times. Thanks for understanding me. Thanks for your patience and kindness. Thanks for being mine, accepting me and


(9)

trying to make me happy when I’m sad. Thanks for being here when I need you. Thanks for helping me passing my bad moments. Thanks for becoming my best friend in my life. When the world has closed its doors for me, you open your hands for me. When the world

doesn’t hear me, you open your heart to me. No matter how bad I feel, I always know that

you’ll catch me and hel me to get up. Because of you; I laugh a little harder, cry a little less and smile a lot more. However, the most important is thanks for loving me like you love yourself. You’re the only person who staying by my side, accompanying me through the storm and the obstacles that come into my life. Thanks for all that you’ve given to me. Thanks for everything you’ve done for me. Thanks for being an awesome for me. Thanks for becoming a hero, Avenger !

2012;

I’ll never stop loving the person who makes me happy when I’m sad. The

lighthouse in my storm of a life. My best friends, you means the world for me. Thanks for proving me that there still good people in this world just like you. Thanks for becoming a friend that is so perfect, a friends who always I need and friends that I deserve to have. The best part having you as friends is having a full

of jokes and laughter days with you. I can’t find any other way to explain how much help, you’ve given to me. I don’t know what would I do and I can’t imagine

one second without you. You was there for me when no one else was. I promise

I’ll remember you wherever I go, it’s hard to forget someone who give you so

much to remember.

Wherever we are, it is our friends that make our world. ‘’ Good friends are Hard to find, Harder to leave and Impossible to Forget’’ I love you the moon and back !

Wahai Allah SWT, tuhan semesta alam jadikanlah segala yang saya impikan berikut mimpi mereka terwujud. Ampunkanlah segala dosa kami dan berikanlah kami kebahagiaan dunia akhirat. Bimbinglah kami untuk selalu berada di jalan yang lurus, jauhkan kami dari segala bentuk kejahatan dan sifat buruk yang menghantarkan pada kenistaan. Jadikanlah kami hamba-Mu yang selalu bersyukur dan bersabar dan jadikanlah kami Ahli Surga-Mu, amiin.

Wahai Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW berkat cintamu yang tak terhingga dan segala perjuanganmu menegakkan ISLAM. Semoga kami termasuk

pengikutmu yang mendapatkan syafa’at di Hari Akhir, amiin.

Bersama ampunan Allah SWT, Nun Wal Qalami Wama Yasturun,


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

INTISARI ... xiv

ABSTRACT ... xv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

Pasir Pantai ... 5

Briket ... 7

Arang Serbuk Gergaji ... 9

Tepung Darah Sapi ... 11

Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.) ... 12

Hipotesis ... 16

III. TATA CARA PENELITIAN ... 17

Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

Bahan dan Alat Penelitian ... 17

Metode Penelitian... 17

Cara Penelitian ... 18

Parameter Pengamatan ... 24

Analisis Data ... 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

Tinggi Tanaman ... 27

Jumlah Daun ... 33

Panjang Akar ... 37

Bobot Segar Tanaman ... 39

Bobot Kering Tanaman ... 42

Bobot Segar Akar ... 44

Bobot Kering Akar ... 47

Panjang Tongkol ... 50

Diameter Tongkol ... 53

Bobot Segar Tongkol ... 57

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Uji Jarak Berganda Duncan Tinggi Tanaman Jagung Manis ... 28

Tabel 2. Uji Jarak Berganda Duncan Jumlah Daun Jagung Manis ... 33

Tabel 3. Rerata Panjang Akar Jagung Manis ... 38

Tabel 4. Uji Jarak Berganda Duncan Bobot Segar Tanaman Jagung Manis ... 39

Tabel 5. Uji Jarak Berganda Duncan Bobot Kering Tanaman Jagung Manis ... 43

Tabel 6. Uji Jarak Berganda Duncan Bobot Segar Akar Jagung Manis ... 45

Tabel 7. Uji Jarak Berganda Duncan Bobot Kering Akar Jagung Manis ... 47

Tabel 8. Uji Jarak Berganda Duncan Panjang Tongkol Jagung Manis... 51

Tabel 9. Uji Jarak Berganda Duncan Diameter Tongkol Jagung Manis... 54


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Tinggi Tanaman Jagung Manis ... 31

Gambar 2. Jumlah Daun Jagung Manis ... 36

Gambar 3. Perlakuan Tanpa Briket Dan Briket Arang Serbuk Gergaji Dan Tepung Darah Sapi ... 73

Gambar 4. Tinggi Tanaman Jagung Manis Umur 10 MST ... 73

Gambar 5. Perbedaan Tinggi Tanaman (a) Perlakuan Briket dan (b) Tanpa Briket ... 73

Gambar 7. Perbandingan Klorofil Daun (a) Perlakuan Tanpa Briket dan (b) Briket ... 73

Gambar 8. Pengukuran Panjang Akar ... 74

Gambar 9. Densitas Akar Pengaruh Perlakuan Briket Pada Media Tanah Pasir . 74 Gambar 10. Pertumbuhan Tanaman Pada Umur 8 MST ... 74

Gambar 11. Bobot Kering Tanaman ... 74

Gambar 12. Kemampuan Akar Mengikat Briket ... 75

Gambar 13. Penimbangan Bobot Kering Akar ... 75

Gambar 14. Pengukuran Panjang Tongkol Jagung Manis ... 76

Gambar 15. Pengukuran Diamater Tongkol ... 76

Gambar 16. Biji yang Muncul Pada Tongkol ... 76

Gambar 17. Penimbangan Bobot Segar Tongkol ... 77


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran I. Lay Out Penelitian ... 66 Lampiran II. Perhitungan Dosis Perlakuan ... 67 Lampiran III. Hasil Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan P0, P1, P2 dan P3 Terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Daun, Panjang Akar, Bobot Segar Tanaman, Bobot Kering Tanaman, Bobot Segar Akar, Bobot Kering Akar, Panjang Tongkol, Diameter Tongkol, Bobot Segar Tongkol 70 Lampiran IV. Dokumentasi Penelitian ... 73


(14)

(15)

Septia handayani

Gunawan Budiyanto / Titiek Widyastuti Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Muhammdiyah Yogyakarta ABSTRACT

The research is Application Briquette of Sawdust Charcoal and Cow Blood Flour On Sweet Corn (Zea mays saccharata Sturt.) Cultivation in the Sand Beach has done in Green House and Land Experiment Faculty of Agriculture, University of Muhammadiyah Yogyakarta in November 2015 until March 2016. The purpose of this research is to obtain composition briquettes mixture of the charcoal sawdust and cow flour blood to supply a part of nitrogen and also to increase the growth and yield of sweet corn in land sand beach.

This study used an experimental method which arranged in completely randomized design (CRD) with the design of single factor treatment consisted of 4 treatments. as follows: treatment P0: Without Briquette (Manure + Urea + SP36 + KCl), treatment P1: 99% Charcoal Sawdust + 1% Cow Flour Blood + 3.439 gram of Urea + SP36 + KCl, Treatment P2: 98% Charcoal Sawdust + 2% Cow Flour Blood + 2.396 gram of Urea + SP36 + KCl, treatment P3: 97% Charcoal Sawdust + 3% Cow Flour Blood + 1.354 gram of Urea + SP36 + KCl. Each treatment was repeated 3 times so that there are 12 experimental units consisting of three plant samples that contained 36 plants. Observation parameters which is plant height, leaf number, root length, fresh weight of plants, plant dry weight, fresh weight of root, root dry weight, cob length, diameter cobs and cobs fresh weight.

The result showed that all treatments briquettes positive effect on all parameters except the observation of the root length. Treatment tends to be better is Briquette composition P2 (98% Charcoal Sawdust + 2% Cow Flour Blood + 2,396 gram Urea) who is able to substitute the use of urea by 70% with the result that the average sweet corn cobs 113.06 gram.


(16)

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah penduduk Indonesia yang meningkat dari 237 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik, 2011) menjadi 255 juta jiwa pada tahun 2015 (Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Demografi_Indonesia, Diakses Tanggal 7 Maret 2015) menyebabkan meningkatnya kebutuhan pangan, salah satunya tanaman jagung. Menurut Badan Pusat Statistik (2014), dalam 5 tahun terakhir luas tanam jagung nasional mengalami penyusutan sebesar 180.220 hektar dari 2008 sampai dengan 2013. Hal ini disebabkan karena adanya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian yang mengakibatkannya terbatasnya jumlah lahan budidaya tanaman dan penurunan produksi jagung nasional.

Menurut Hafsjah (2003), laju alih fungsi lahan pertanian potensial ke penggunaan non pertanian secara nasional mencapai sekitar 47.000 hektar per tahun dan sebagian besar terjadi di Pulau Jawa, yaitu sekitar 43.000 hektar per tahun. Alternatif yang dapat dilakukan adalah peningkatan potensi lahan marjinal. Lahan marjinal merupakan lahan yang bermasalah dan mempunyai faktor pembatas tinggi untuk tanaman.

Salah satu lahan marjinal yang memiliki potensi tinggi untuk dimanfaatkan di Indonesia adalah lahan pasir pantai yang memiliki panjang garis pantai mencapai 106.000 km dengan potensi luas lahan 1.060.000 hektar, lahan marginal tersebut tersebar di beberapa pulau, termasuk di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (Dja’far, dkk., 2007). Lahan pasir pantai yang terdapat di DIY merupakan gumuk-gumuk pasir. Karakteristik lahan di gumuk pasir wilayah ini


(17)

adalah tanah bertekstur pasir, struktur berbutir tunggal, daya simpan lengasnya rendah, status kesuburannya rendah, evaporasi tinggi, dan tiupan angin laut kencang ( Dja’far, dkk., 2007 ).

Inovasi yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sifat dan hara lahan pasir pantai yaitu dengan pemberian bahan organik dalam bentuk briket yang berfungsi meningkatkan kemampuan mengikat air dan memasok hara. Pemberian briket ke dalam tanah juga dapat membuat pemupukan menjadi lambat tersedia sehingga unsur hara pupuk terhindar dari proses pelindian.

Beberapa limbah yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan briket diantaranya adalah campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi. Serbuk gergaji membutuhkan proses degradasi dari bahan komplek menjadi sederhana. Sedangkan tepung darah sapi mengandung protein non-sistetik yang cukup tinggi, dengan kandungan N = 13,25%, P=1% dan K=0,6% (Jamila, 2012). Arang serbuk gergaji yang kaya akan senyawa karbon akan diimbangi dengan tepung darah sapi yang kaya akan senyawa nitrogen. Briket arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi dapat mengikat kandungan pupuk N, P dan K yang diberikan agar terhindar dari proses perlindian sehingga ketersediaan hara semakin panjang, dapat mensuplai sebagian hara N sehingga dapat meminimalisir penggunaan pupuk Urea serta dapat meningkatkan kemampuan tanah pasir pantai dalam mengikat air sehingga pemupukan tanaman jagung manis dapat ditingkatkan efisiensinya.


(18)

B. Perumusan Masalah

Tanah pasir dicirikan bertekstur pasir, struktur berbutir, konsistensi lepas, sangat porous, sehingga daya sangga air dan pupuk sangat rendah, miskin hara dan kurang mendukung pertumbuhan tanaman. Selain itu, stabilitas agregat dan kandungan liat tanah pasiran rendah sehingga pada saat hujan, air dan hara akan mudah hilang melalui proses pergerakan air ke bawah. Kondisi ini mengakibatkan pemupukan di lahan pasir pantai menjadi tidak efisien karena sebagian hara pupuk akan terlindi.

Upaya untuk memperbaiki sifat dan hara tanah pasir yaitu dengan pemberian bahan organik dalam bentuk briket campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi. Tepung darah sapi merupakan bahan ransum yang berasal dari darah yang segar dan bersih yang biasanya diperoleh dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Tepung darah sapi mengandung protein kasar sebesar 80 %, lemak 1,6 % dan serat kasar 1 %, N = 13,25%, P=1% dan K=0,6%. Darah yang dihasilkan dari seekor ternak yang disembelih antara 7-9 % dari berat badannya sehingga limbah darah harus dimanfaatkan salah satunya sebagai sebagai pemasok unsur hara bagi pertumbuhan jagung di tanah pasir pantai.

Menurut Jamila, 2012 darah dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk. Oleh karena itu briket campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi yang diaplikasikan pada tanah pasir pantai dapat berfungsi meningkatkan kemampuan mengikat air, memasok hara dan membuat pemupukan menjadi lambat tersedia sehingga unsur hara pupuk terhindar dari proses pelindian dan


(19)

dapat meningkatkan efisiensi pemupukan tanaman jagung yang di budidayakan di tanah pasir pantai.

Dengan demikian permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Berapakah komposisi briket campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi yang dapat mensuplai sebagian kebutuhan hara N pada budidaya tanaman jagung manis?

2. Apakah pemberian briket campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendapatkan komposisi briket campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi yang dapat memberikan menyuplai sebagian hara N pada budidaya jagung manis di tanah pasir pantai.

2. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis di tanah pasir pantai.


(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pasir Pantai

Pasir pantai merupakan tanah muda (baru) yang umumnya belum mengalami perkembangan horizon, bertekstur kasar, struktur kersai atau berbutir tunggal, konsistensi lepas-lepas sampai gembur dan kandungan bahan organik rendah. Lahan pasiran adalah lahan yang tekstur tanahnya memiliki fraksi pasir >70%, dengan porositas total <40%, kurang dapat menyimpan air karena memiliki daya hantar air cepat, dan kurang dapat menyimpan hara karena kekurangan kandungan koloid tanah. Pemberian bahan organik ke dalam tanah pasir merupakan praktek yang paling dianjurkan, dan biasanya diberikan dalam takaran yang melebihi anjuran pada umumnya (Gunawan Budiyanto, 2014).

Di Indonesia tanah ini dijumpai di Ciherang dan di sekitar Yogyakarta dan daerah-daerah sekitar pantai (Muhammad Isa Darmawijaya, 1992). Berikut ini merupakan sifat-sifat tanah pasir yaitu:

1. Sifat kimia

pH tanah berkisar antara 6-7, kaya akan unsur-unsur hara seperti posfor dan kalium kecuali nitrogen tetapi belum terlapuk sehingga perlu penambahan pupuk organik.

2. Sifat fisika

Butiran tanahnya kasar dan berkerikil, belum menampakkan adanya diferensiasi horizontal, warnanya bervariasi dari merah kuning, coklat kemerahan, dan coklat kekuningan dan konsistensi lepas sampai gembur.


(21)

3. Sifat biologi

Di tanah ini hanya sedikit mikroorganisme yang dapat memfiksasi nitogen dari udara. Terdapat banyak bakteri bacillus yang dapat melarutkan senyawa fosfat dan kalium di dalam tanah

Produktivitas tanah pasir pantai yang rendah disebabkan oleh faktor pembatas yang berupa kemampuan memegang dan menyimpan air rendah, infiltrasi dan evaporasi tinggi, kesuburan dan bahan organik sangat rendah dan efisiensi penggunaan air rendah (Bambang Djatmo Kertonegoro, 2001). Produktivitas tanah dipengaruhi oleh kandungan C organik, KPK, tekstur dan warna. Tanah pasir dicirikan bertekstur pasir, struktur berbutir, konsistensi lepas, sangat porous, sehingga daya sangga air dan pupuk sangat rendah, miskin hara dan kurang mendukung pertumbuhan tanaman (Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, 1994). Tekstur tanah pasir ini sangat berpengaruh pada status dan distribusi air, sehingga berpengaruh pada sistem perakaran, kedalaman akar, hara dan pH (Bulmer and Simpson, 2005). Menurut Abdul Syukur (2005) lahan pasir pantai memiliki kemampuan menyediakan udara yang berlebihan, sehingga mempercepat pengeringan dan oksidasi bahan organik.

Kendala utama dalam pemanfaatan tanah pasir yaitu miskin mineral, lempung, bahan organik dan tekstur yang kasar. Tekstur yang kasar dan struktur berbutir tunggal menyebabkan tanah ini bersifat porus, aerasinya besar, dan kecepatan infiltrasinya tinggi. Keadaan tersebut menyebabkan pupuk yang diberikan mudah terlindi. Kandungan bahan organik yang dimiliki oleh tanah


(22)

pasiran rendah karena temperatur dan aerasi memungkinkan tingkat dekomposisi bahan organik tinggi.

Selain itu, stabilitas agregat dan kandungan liat tanah pasiran rendah sehingga pada saat hujan, air dan hara akan mudah hilang melalui proses pergerakan air ke bawah (Gunawan Budiyanto, 2009). Hasil analisis yang dilakukan Gunawan Budiyanto (2014) terhadap lahan pasir pantai yang sampelnya di ambil dari Lahan Pantai Trisik, Banaran, Galur Kabupaten Dati II Kulon Progo, DIY menunjukan bahwa daya dukung lahan dan potensi kesuburan rendah. Untuk meningkatkan kesuburan lahan maka perlu penambahan bahan organik dan biasanya dalam jumlah yang melebihi anjuran pada umumnya. Salah satu bahan organik yang dapat di manfaatkan guna meningkatkan kesuburan tanah pasir pantai yaitu campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi yang di berikan dalam bentuk briket.

Secara morfologis briket memiliki pori yang efektif untuk mengikat dan menyimpan hara tanah yang akan dilepaskan secara perlahan sesuai konsumsi dan kebutuhan tanaman (slow release). Selain itu briket bersifat higroskopis sehingga hara dalam tanah tidak mudah tercuci. Struktur tanah yang baik serta dengan perimbangan dan penyebaran pori yang baik, maka agregat tanah dapat pula memberikan imbangan padat dan ruang pori yang lebih menguntungkan terutama bagi tanaman.

Briket

Briket adalah bahan padat yang berasal dari biomassa tanaman dan telah mengalami pengarangan. Pembuatan briket arang dari limbah pertanian dapat


(23)

dilakukan dengan menambah bahan perekat, yang bahan bakunya diarangkan terlebih dahulu kemudian ditumbuk, dicampur perekat, dicetak dengan sistem hidrolik maupun manual dan selanjutnya dikeringkan. Briket arang yang baik diharapkan memiliki kadar karbon yang tinggi. Kadar karbon sangat dipengaruhi oleh kadar zat mudah menguap dan kadar abu. Semakin besar kadar abu akan menyebabkan turunnya kadar karbon briket arang tersebut (Gustan Pari dan Hartoyo, 1983). Pembuatan briket arang terdiri dari beberapa proses berikut:

1. Karbonasi

Proses pengarangan (pirolisa) adalah penguraian biomassa (lysis) menjadi panas (pyro) pada suhu lebih dari 1500 C. Pada proses pirolisa terdapat beberapa tingkatan proses yaitu pirolisa primer dan pirolisa sekunder. Pirolisa primer adalah pirolisa yang terjadi pada bahan baku (umpan), sedangkan pirolisa sekunder adalah pirolisa yang terjadi atas partikel dan gas/uap hasil pirolisa primer.

2. Bahan Perekat

Sifat alamiah bubuk arang cenderung saling terpisah sehingga membutuhkan campuran perekat. Penambahan bahan perekat menyebabkan butir-butir arang dapat disatukan dan dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Pembuatan briket dengan penggunaan bahan perekat akan lebih baik hasilnya jika dibandingkan tanpa menggunakan bahan perekat. Disamping meningkatkan nilai bakarnya, kekuatan briket arang dari tekanan luar juga lebih baik (tidak mudah pecah) (Sudrajat, 1983).


(24)

3. Pemadatan dan pencetakan

Tekanan diberikan untuk menciptakan kontak antara permukaan bahan yang direkat dengan bahan perekat, setelah bahan perekat dicampurkan dan tekanan mulai diberikan maka perekat yang masih dalam keadaan cair akan mulai mengalir ke permukaan bahan. Pada saat yang bersamaan dengan terjadinya aliran maka perekat juga mengalami perpindahan dari permukaan yang diberi perekat kepermukaan yang belum terkena perekat (Muhammad Kirana, 1985). Adonan yang sudah jadi siap untuk dicetak menjadi briket dengan cara memasukan adonan ke dalam cetakan kemudian dipadatkan. 4. Pengeringan

Pengeringan ini bertujuan untuk menguapkan kembali air yang telah ditambahkan pada proses pencampuran. Pengeringan dilakukan terhadap briket, agar air yang tersimpan dalam briket dapat diuapkan, sehingga tidak mengganggu pada saat briket di bakar (Noer Widayanti, 1995).

Arang Serbuk Gergaji

Arang merupakan hasil pembakaran dari bahan yang mengandung karbon yang berbentuk padat dan berpori. Sebagian besar porinya masih tertutup dengan hidrokarbon, ter dan senyawa organik lain yang komponennya terdiri dari abu, air, nitrogen dan sulfur. Proses pengarangan akan menentukan dan berpengaruh terhadap kualitas arang yang dihasilkan (Sudradjat dan Soleh, 1994).

Keuntungan pemberian arang yaitu arang mempunyai kemampuan dalam memperbaiki sirkulasi air dan udara di dalam tanah, sehingga dapat merangsang


(25)

pertumbuhan akar serta memberikan habitat yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Selain dapat meningkatkan pH tanah, arang juga dapat memudahkan terjadinya pembentukan dan peningkatan jumlah spora dari ekto mau pun endomikoriza. Gusmailina, dkk., (1999) mengemukakan bahwa pemberian arang pada tanah selain dapat membangun kesuburan tanah, berfungsi sebagai pengikat. Kandungan hara yang terdapat pada arang serbuk gergaji bergantung kepada bahan baku serbuk gergaji. Secara umum arang yang dihasilkan dari serbuk gergaji campuran mempunyai kandungan hara N berkisar antara 0,3 sampai 0,6 %; kandungan P total dan P tersedia berkisar antara 200 sampai 500 ppm dan 30 sampai 70 ppm; kandungan hara K berkisar antara 0,9 sampai 3 meq/100 gram; kandungan hara Ca berkisar antara 1 sampai 15 meq/100 gram; dan kandungan hara Mg berkisar antara 0,9 sampai 12 meq/100 gram. Pemberian arang sebagai campuran media semai tanaman secara nyata meningkatkan diameter batang Eucalyptus urophylla (Gusmailina, dkk., 1999).

Hasil penelitian Gustan Pari (1996) menyimpulkan bahwa arang aktif dari serbuk gergajian sengon yang dibuat secara kimia dapat digunakan untuk menarik logam Zn, Fe, Mn, Cl, PO4 dan SO4 yang terdapat dalam air sumur yang tercemar dan juga dapat digunakan untuk menjernihkan air limbah industri pulp kertas.

Penggunaan arang baik yang berasal dari limbah eksploitasi maupun yang berasal dari industri pengolahan kayu untuk peningkatan kesuburan tanah, merupakan salah satu alternatif pemanfaatan arang selain sebagai sumber energi. Secara morfologis arang memiliki pori yang efektif untuk mengikat dan menyimpan hara tanah.


(26)

Oleh sebab itu aplikasi arang pada lahan-lahan terutama lahan miskin hara seperti tanah pasir pantai dapat meningkatkan beberapa fungsi antara lain: sirkulasi udara dan air tanah, pH tanah, merangsang pembentukan spora endo dan ektomikoriza, dan menyerap kelebihan CO2 tanah. Tanah pasir pantai membutuhkan bahan organik dapat bentuk padat seperti briket yang tidak mudah terlindi dan dapat menyediakan unsur hara dalam waktu yang lebih lama, sehingga dapat meningkatkan kesuburan lahan pasir pantai dan meningkatkan hasil tanaman jagung manis.

Tepung Darah Sapi

Salah satu pengelolahan limbah darah di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yatu dibuat menjadi tepung darah sapi. Tepung darah sapi merupakan hasil pengolahan dari darah yang telah dikeringkan sehingga membentuk tepung. Tepung darah sapi merupakan bahan ransum yang berasal dari darah yang segar dan bersih yang biasanya diperoleh dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Tepung darah sapi mengandung protein kasar sebesar 80 %, lemak 1,6 % dan serat kasar 1 %, tetapi miskin asam amino, kalium dan phospor. Darah yang dihasilkan dari seekor ternak yang disembelih antara 7-9 % dari berat badannya (Jamila, 2012).

Tepung darah sapi diproduksi dari darah hasil pemotongan ternak yang bersih dan segar, berwarna coklat kehitaman serta relatif sulit larut dalam air. Adapun jumlah darah yang dapat diperoleh dari suatu pemotongan sangat tergantung pada lama proses pengeluaran darah serta teknik pengeluaran darah yang dilakukan pada saat proses penyembelihan berlangsung. Pada proses


(27)

pembuatan tepung darah sapi, untuk mendapatkan 1 kg tepung darah sapi memerlukan 5 kg darah segar (5:1). Untuk mencegah terjadinya pembekuan darah pada saat penampungan maka dapat ditambahkan sejumlah garam (Jamila, 2012).

Tepung darah sapi mengandung protein non-sistetik yang cukup tinggi, dengan kandungan N = 13,25%, P=1% dan K=0,6%. Secara umum tepung darah sapi mengandung bahan kering 90%, protein kasar 80-85%, lemak kasar 1-1,6%, serat kasar 1-1,5%, abu 4%, beta nitrogen 8,40% dan protein tercerna 63,1%. Kadar asam amino masing-masing metionin 1,0%; sistin 1,4%; lisin 6,9%; triptophan 1,0%; isoleusin 0,8% ; histidin 3,05% ; valin 5,2% ; leusin 10,3% ; arginin 2,35% dan glisin 4,4%. Darah dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk (Jamila, 2012).

Oleh sebab itu limbah darah harus dimanfaatkan agar tidak mencemari lingkungan. Salah satu pemanfaatan limbah darah yaitu sebagai bahan baku campuran briket yang dapat memperbaiki tingkat kesuburan tanah pasir, sebagai pemasok hara dan meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung di tanah pasir pantai.

Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.)

Jagung di Indonesia kebanyakan ditanam di dataran rendah sebagian terdapat juga di daerah pegunungan pada ketinggian 1000-1800 mdpl. Tanaman jagung memerlukan aerasi yang baik sehingga membutuhkan kondisi tanah yang gembur dan subur. Kemasaman tanah (pH) yang terbaik untuk jagung adalah sekitar 5,5-7,0 (http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung, Diakses Tanggal 7 Maret 2015). Jagung manis atau sweet corn (Zea mays saccharata Sturt.) termasuk ke


(28)

dalam famili Gramineae subfamili Panicoidae (Thompson and Kelly 1957). Berdasarkan tipe pembungaannya jagung manis termasuk tanaman monoecius yaitu memiliki bunga jantan dan betina pada satu tanaman.

Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman berupa karangan bunga (inflorescence), sedangkan bunga betina tersusun dalam tongkol yang terbungkus oleh cangkang yang umum disebut ‘’kelobot” dengan rambut jagung yang sebenarnya merupakan tangkai putik. Jagung manis dibudidayakan melalui tahapan sebagai berikut:

1. Persiapan Bahan Tanam

Ketersediaan benih sebaiknya dengan mutu tinggi baik genetik, dan fisiknya. Benih untuk penyulaman dibutuhkan untuk menganti tanaman yang terserang hama/penyakit dan yang tumbuh abnormal. Jagung manis beradaptasi baik di dataran rendah sampai sedang dengan potensi hasil ± 16.8 ton/hektar.

2. Pengolahan Lahan

Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya kurang baik. Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/hektar) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, 1 bulan sebelum tanam.


(29)

3. Lubang Tanam

Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 2 butir benih. Ruang tanam antar lubang tanam 75 cm x 25 cm. Taburkan furadan di atas benih sebanyak 0,5 gram perlubang, pemberian pupuk dasar dengan jarak 5 cm dari biji jagung.

4. Penjarangan dan Penyulaman

Tanaman yang tumbuhnya kurang maksmimal, dipotong tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (HST). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.

5. Pemupukan

Pemupukan dalam budidaya tanaman bertujuan untuk merangsang pertumbuhan jagung lebih maksimal. Pemupukan di bagi menjadi pemupukan dasar dan susulan. Pupuk dasar yang diberikan sesudah tanah diolah umumnya menggunakan pupuk kompos dan pupuk buatan seperti Urea, SP36, dan KCl. Pupuk kandang diberikan seminggu sebelum benih ditanam sebanyak 10-20 ton/hektar (Himmah Amaliyah Hasanah, 2010). Dosis N yang biasanya digunakan petani untuk budidaya jagung manis adalah 200 kg/hektar atau setara dengan 435 kg pupuk Urea, dosis pupuk P2O5 yaitu 150 kg/hektar atau setara dengan 335 kg SP36, sedangkan dosis


(30)

pupuk K2O sebanyak 150 kg/hektar atau setara dengan 250 kg KCl (Koswara, 1989). Pupuk diberikan sebanyak 2 kali, 1/3 bagian pada saat tanam dan 2/3 bagian pada saat tanaman berumur 4 – 5 minggu dengan metode alur atau barisan (Soemadi Widyaningsih dan Abdul Mutholib, 1999). Menurut Enny Purbani, dkk., (2009) pemupukan pertama biasanya dilakukan 1-10 hari setelah tanam. Pemupukan kedua diberikan 28–35 hari setelah tanam. Kadang juga diperlukan pemupukan ketiga, yaitu saat tanaman menjelang masa berbunga.

6. Pengairan

Pengairan dilakukan setiap hari untuk menciptakan kondisi tanah yang lembab dan hangat, sehingga mempercepat terjadinya perkecambahan benih serta ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Pengairan diberikan hari pada pagi atau sore hari dan setiap kali selesai pemupukan.

7. Hama dan Pengendalian a. Hama

Hama yang menyerang tanaman jagung yaitu: lalat bibit, ulat pemotong (Agrotis sp., Spodoptera litura) dan Penggerek buah (Helicoverpa armigera). Pengendalian hama-hama tersebut adalah dengan tanam secara serempak pada areal yang luas, mencari dan membunuh secara manual, serta melakukan semprot dengan insektisida dengan dosis sesuai anjuran. b. Penyakit

Penyakit yang menyerang tanaman jagung yaitu bulai (Downy mildew), bercak daun, gosong bengkak, busuk tongkol dan busuk biji Pengendalian


(31)

dengan menggunakan benih varietas unggul, pergiliran tanaman, seed treatment, serta melakukan penyemprotan dengan bahan aktif Mancozep bila ada gejala serangan.

8. Pemanenan

Panen jagung manis dilakukan sekitar umur 65-75 hst, atau buah sudah dikatakan masak secara fisiologis dengan ciri-ciri daun dan kelobot sudah mengering (menguning), bila kelobot dibuka biji sudah tampak kisut 100%, serta ada black layer pada daerah titik tumbuh. Teknis panen dapat dilakukan sebagai berikut: Kelobot pembungkus buah dikupas dengan cara disobek dengan tangan. Seleksi buah, dengan cara dipisahkan antara buah normal dengan yang masih muda serta busuk.

Hipotesis

Di duga kombinasi perlakuan 98 % Arang Serbuk Gergaji + 2 % Tepung darah sapi + 2,396 gram Urea merupakan perlakuan terbaik sebagai komposisi briket dalam mensuplai hara N serta meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis.


(32)

III.TATA CARA PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan Maret 2016 di Green House dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu pasir pantai Samas, arang serbuk gergaji sengon, tepung darah sapi, benih jagung manis, Urea, SP36, KCl, daun randu dan air. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu timbangan analitik, polybag, ember, meteran, seng, alat press briket, sekop, saringan ukuran 0,5 mm, nampan, karung, dan alat tulis.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan rancangan perlakuan faktor tunggal terdiri dari 4 perlakuan. Adapun susunan perlakuan sebagai berikut :

1. Per1akuan P0 : Tanpa Briket 2. Perlakuan P1 : Briket A 3. Perlakuan P2 : Briket B 4. Perlakuan P3 : Briket C

Setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 12 unit percobaan yang terdiri dari 3 tanaman sampel sehingga terdapat 36 tanaman (Lampiran I).


(33)

Aplikasi dosis briket campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi pada budidaya jagung manis yaitu 20 ton/hektar.

Cara Penelitian 1. Pengambilan Sampel Pasir Pantai

Sampel tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah pasir pantai yang diambil secara komposit dari 6 titik di pantai Samas, Bantul, Yogyakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara membersihkan bagian permukaan pasir pantai kemudian menggali sedalam 30 cm sesuai dengan kedalamam perakaran tanaman jagung manis dan diambil sesuai kebutuhan yaitu 360 kg.

2. Pembuatan Tepung Darah Sapi

Prinsip utama yang digunakan dalam memproses tepung darah sapi hanya dengan mengurangi kadar air melalui teknik pengeringan darah menjadi tepung darah sapi secara sederhana sebagai berikut :

a. Darah segar yang telah diperoleh dari Rumah Potong Hewan (RPH) ditampung dalam wadah.

b. Kemudian tambahkan garam dapur sebanyak 1% dari volume darah agar darah tidak menggumpal sehingga mempermudah pembuatan tepung.

c. Darah yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 15 liter. Selanjutnya darah segar dipanaskan di atas nyala api sedang sambil diaduk secara perlahan hingga akhirnya mengental (kira-kira selama 15-20 menit).


(34)

d. Darah yang sudah mengental akan berwarna hitam yang menandakan bahwa campuran tersebut sudah matang.

e. Campuran darah kemudian dijemur dibawah sinar matahari selama 2 hari kemudian ditumbuk hingga halus dan diayak hingga konsistensinya menyerupai tepung. Tepung darah sapi dapat langsung digunakan sebagai campuran briket arang serbuk gergaji.

3. Pembuatan Arang Serbuk Gergaji

Proses pengarangan/karbonisasi arang serbuk gergaji yaitu:

a. Bahan dan alat yang diperlukan dipersiapkan terlebih dahulu (serbuk gergaji sebanyak 3 karung, korek api, air, ember, seng, sapu lidi, gembor dan kayu bakar).

b. Seng diletakkan pada dua tempat yaitu di atas tungku dengan api menyala dan di bagian samping tungku. Setelah api membesar, serbuk gergaji sengon dituangkan diatas seng dan diratakan menggunakan sapu lidi agar merata sehingga mempermudah pengarangan. Seng akan menghantarkan panas ke semua pori serbuk gergaji. Bagian permukaan serbuk gergaji menghitam sempurna menandakan bahwa serbuk gergaji telah menjadi arang. Arang serbuk gergaji kemudian dipindahkan ke seng berikutnya dan langsung disiram air agar arang tidak menjadi abu.

c. Arang serbuk gergaji yang sudah jadi didinginkan sampai sekitar 45 menit kemudian dijemur selam 24 jam dan disaring menggunakan


(35)

ayakan 0,5 mm untuk memisahkan abu yang ada pada arang serbuk gergaji.

d. Pengujian daya serap arang serbuk gergaji dilakukan dengan cara meletakkan arang pada petridish yang berisi air selanjutnya mencelupkan jari telunjuk ke dalam petridish. Apabila arang serbuk gergaji menempel pada seluruh bagian jari telunjuk maka arang tersebut memiliki daya serap yang tinggi.

4. Pembuatan Briket

Proses pembuatan briket campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi, yaitu:

a. Bubuk arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi yang telah dibuat sebelumnya disiapkan kemudian bahan tersebut dicampur menjadi satu dengan daun randu sebagai perekat, yang sebelumnya telah dihaluskan menggunakan mortar agar getah dalam daun dapat keluar secara maksimal. Dosis pemberian daun randu sebagai perekat adalah 30 % dari dosis briket yang diaplikasikan yaitu 112,5 gram kemudian dilakukan pengadukan untuk menghasilkan adonan yang merata. Jumlah campuran masing-masing bahan sesuai dengan perlakuan yaitu:

i. Per1akuan P0 : Tanpa Briket (Pupuk Kandang 375 gram + 8,15 gram Urea + 6,28 gram SP36 + 4,68 gram KCl).

ii. Perlakuan P1= (371, 25 gram (99%) arang serbuk gergaji + 3,75 gram (1%) tepung darah sapi + 3,493 gram Urea) + 6,28 gram SP36 + 4,68 gram KCl.


(36)

iii. Perlakuan P2= (367,5 gram (98%) arang serbuk gergaji + 7,5 gram (2%) tepung darah sapi + 2,396 gram Urea) + 6,28 gram SP36 + 4,68 gram KCl.

iv. Perlakuan P3= (363,75 gram (97%) arang serbuk gergaji + 11,25 gram (3%) tepung darah sapi + 1,354 gram Urea) + 6,28 gram SP36 + 4,68 gram KCl ( Lampiran II ).

b. Adonan yang sudah tercampur rata dimasukkan ke dalam alat press briket, kemudian bagian bawah alat dilapisi karung. Adonan yang telah masukkan ke dalam alat press briket, selanjutnya ditekan untuk memadatkan adonan sehingga keras dan berbentuk bongkahan. Briket dikeluarkan dari cetakan dan dilakukan pengeringan di bawah sinar matahari sampai briket menjadi kering dan keras.

c. Briket yang sudah kering siap diaplikasikan pada media tanam jagung manis.

5. Aplikasi Briket Pada Tanaman Jagung a. Persiapan media tanam

Cara mempersiapkan media tanam yaitu pasir pantai dikeringanginkan terlebih dahulu selama 1 hari. Pasir pantai yang telah dikeringanginkan selanjutnya ditimbang sebanyak 10 kg dan dimasukkan ke dalam polybag berukuran 35 cm x 35 cm kemudian siram air sampai media tanah pasir menjadi lembab.


(37)

b. Persiapan benih

Benih yang digunakan pada penelitian ini yaitu biji jagung manis hibrida F1 yang sebelumnya telah direndam air. Benih yang mengapung tidak digunakan. Benih tersebut direndam dalam cairan 2 jenis fungisida, 1 jenis bakterisida dan aktivator. Masing-masing dosis fungisida dan bakterisida sebesar 5 gram/liter sedangkan aktivator sebanyak 1 tutup botol.

c. Penanaman

Penanaman dilakukan 1 minggu setelah pupuk dasar diaplikasikan dengan cara menanam 5 biji jagung kedalam media tanam sesuai dengan perlakuan masing-masing. Biji yang telah berkecambah disisakan 2 tiap media tanam dan yang tumbuh abnormal atau tidak berkecambah dibuang.

d. Penjarangan

Penjarangan dilakukan pada saat tanaman jagung berumur 3 minggu setelah tanam (MST) dengan memilih 1 tanaman jagung dengan pertumbuhannya lebih baik.

e. Pemupukan

i. Pemupukan dasar

Kegiatan awal yaitu menimbang pupuk kandang, pupuk Urea, SP36, KCl dan briket campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi sesuai dosis perlakuan per polybag (lampiran II) dan diaplikasikan ke dalam media taah pasir pantai. Pada perlakuan tanpa briket aplikasi dilakukan dengan cara mencampur pasir pantai dengan pupuk kandang hingga homogen sedangkan pada perlakuan briket aplikasi


(38)

dilakukan dengan cara meletakkan briket pada bagian atas, tengah dan bawah berbentuk zig-zag dan untuk pupuk dasar N, P dan K diaplikasikan dengan metode ring placement seminggu sebelum benih jagung manis ditanam.

ii. Pemupukan susulan

Pemupukan pertama biasanya dilakukan 1-10 hari setelah tanam Pemupukan kedua dilakukan pada saat umur 28-35 hari setelah tanam. Pemupukan dengan takaran pupuk anorganik yaitu Urea, SP36, KCl sesuai dengan dosis perhektar. Pemupukan dilakukan dengan membenamkan pupuk di zona perakaran (Enny Purbani, dkk., 2009). d. Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma disekitar tanaman jagung dan penyiangan dilakukan sesuai dengan pertumbuhan gulma

e. Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari dengan memberi air secukupnya untuk menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, jumlah air yang diperlukan lebih besar sehingga pemberian air diberikan dua kali lipatnya.

f. Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan pestisida atau insektisida dengan dosis anjuran saat terjadi serangan yang dapat membahayakan produksi tanaman jagung.


(39)

g. Panen

Panen tanaman jagung manis dilakukan pada tanaman berumur 65-75 hari setelah tanam yang ditandai dengan tongkol atau klobot mulai mengering, biji kering, keras dan mengkilat. Pemanenan dilakukan dengan cara memutar tongkol berikut klobotnya atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai buah jagung. Buah jagung dan sisa tanaman (akar, batang dan daun) dimasukan kedalam kantong kertas yang sudah diberi label dan untuk selanjutnya dilakukan analisis data.

Parameter Pengamatan 1. Tinggi tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap setiap minggu setelah tanam hingga panen, Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur mulai dari pangkal batang bawah hingga ruas batang sebelum bunga dan dinyatakan dalam satuan sentimeter.

2. Jumlah daun (helai)

Perhitungan jumlah daun dilakukan setiap 1 minggu sekali setelah tanam sampai tanaman dipanen. Perhitungan dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun yang membuka dan dinyatakan dalam satuan helai.

3. Panjang akar (cm)

Panjang akar diperoleh dengan cara mengukur akar tanaman jagung manis terpanjang mulai dari pangkal akar sampai ujung akar pokok


(40)

menggunakan penggaris. Pengamatan dilakukan saat panen dan dinyatakan dalam satuan sentimeter.

4. Bobot segar tanaman (g)

Pengukuran bobot segar tanaman dilakukan setelah panen. Pengukuran dilakukan dengan cara menyobek polybag kemudian media tanam digemburkan dibawah pancuran air, selanjutnya dibilas hingga bagian akar bersih. Sampel tanaman yang telah dibersihkan kemudian ditimbang dan dinyatakan dalam satuan gram.

5. Bobot kering tanaman (g)

Pengukuran berat kering tanaman dilakukan setelah panen dengan cara mengambil tanaman yang telah ditimbang bobot segarnya kemudian dijemur pada terik sinar matahari hingga kering. Tanaman yang telah dikeringkan selanjutnya dibungkus dengan kertas dan dioven pada suhu sekitar 800Cselama 48 jam hingga konstan.

6. Bobot segar akar (g)

Bobot segar akar diperoleh dengan cara menimbang akar tanaman jagung manis pada saat panen. Pengamatan dilakukan pada saat panen dan dinyatakan dalam satuan gram.

7. Bobot kering akar (cm)

Bobot kering akar diperoleh dengan cara menimbang akar tanaman jagung sampai diperoleh angka yang konstan. Sebelumnya akar dijemur dan dioven pada suhu sekitar 800C selama 48 jam hingga


(41)

konstan. Pengamatan dilakukan pada saat panen dan dinyatakan dalam satuan sentimeter.

8. Panjang tongkol (cm)

Pengukuran panjang tongkol jagung dilakukan pada saat panen menggunakan penggaris dan dinyatakan dengan satuan sentimeter. 9. Diameter tongkol (cm)

Pengukuran diameter tongkol jagung dilakukan menggunakan jangka sorong pada bagian atas, tengah dan bawah kemudian hasilnya direrata dan dinyatakan dengan satuan sentimeter.

10.Bobot segar tongkol ( g )

Penimbangan bobot segar tongkol dilakukan dengan cara menimbang tongkol jagung manis pada masing-masing tanaman dan dinyatakan dalam satuan gram.

Analisis Data

Data hasil pengamatan di Sidik Ragam (Analysis of Variance) 5 %. Apabila terdapat pengaruh yang berbeda nyata antar perlakuan dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan taraf nyata 5%.


(42)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada akhir musim kemarau dan awal musim hujan. Pada awal tanam, tanaman jagung yang ditanam pada media pasir pantai di Green House mengalami gejala bulai hingga penanaman kedua. Oleh sebab itu penelitian dipindahkan ke Lahan Percobaan dan dapat tumbuh dengan baik hingga panen. Tanaman jagung setiap waktu mengalami pertumbuhan yang menunjukkan telah terjadi pembelahan dan pembesaran sel. Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, fisiologi dan genetik tanaman. Hasil penelitian aplikasi briket arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi pada budidaya jagung manis di tanah pasir pantai sebagai berikut :

Tinggi Tanaman

Tanaman setiap waktu mengalami pertumbuhan yang menunjukkan telah terjadi pembelahan dan pembesaran sel. Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, fisiologi dan genetik tanaman. Pada tanaman jagung manis tinggi tanaman merupakan salah satu parameter pertumbuhan vegetatif yang diukur dari pangkal batang sampai hingga ruas batang terakhir sebelum bunga. Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan karena tinggi tanaman merupakan ukuran pertumbuhan yang paling mudah dilihat (S.M Sitompul dan Bambang Guritno, 1995).


(43)

Adapun perlakuan yang diujikan pada penelitian ini yaitu aplikasi briket campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi seperti Gambar 3. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan semua perlakuan yang diaplikasikan berpengaruh tidak sama (Lampiran III.a). Hasil Uji Jarak Berganda Duncan 5% terhadap tinggi tanaman disajikan dalam Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Uji Jarak Berganda Duncan Tinggi Tanaman Jagung Manis Perlakuan

Tinggi Tanaman (cm) P0 : Tanpa Briket ( Pupuk Kandang + Urea + SP36 + KCl ) 83,78 b P1 : Briket (99 % Arang Serbuk Gergaji + 1 % Tepung

Darah Sapi + 3,439 gram Urea) + SP36 + KCl 148,44 a P2 : Briket (98 % Arang Serbuk Gergaji + 2 % Tepung

Darah Sapi + 2,396 gram Urea) + SP36 + KCl 155 a P3 : Briket (97 % Arang Serbuk Gergaji + 3 % Tepung

Darah Sapi + 1,354 gram Urea) + SP36 + KCl 147,89 a Keterangan:Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada tiap kolom menunjukkan

pengaruh berbeda nyata menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5%.

Hasil Uji Jarak Berganda Duncan dalam Tabel 1 terhadap tinggi tanaman jagung manis menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan P0 tidak sama dengan pengaruh perlakuan P1, P2 dan P3 dan berpengaruh sama antar pengaruh perlakuan P1, P2 dan P3. Hal ini disebabkan karena porositas tanah pasir pantai yang besar, aerasi besar, dan kecepatan infiltrasinya tinggi sehingga daya sangga air dan pupuk sangat rendah akibat kekurangan kandungan koloid tanah. Tanah pasir juga miskin hara sehingga kurang mendukung pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk kandang dengan dosis 20 ton/hektar pada perlakuan P0 cenderung tidak dapat meningkatkan kesuburan tanah pasir pantai dan menahan laju perlindian pupuk. Unsur hara yang terkandung pada pupuk kandang dan


(44)

pupuk N, P dan K teroksidasi dan hilang secara perlahan akibat proses infiltrasi dan presipitasi melalui penyiraman.

Hal ini diperkuat dengan pendapat Syukur (2005) bahwa lahan pasir pantai memiliki kemampuan menyediakan udara yang berlebihan, sehingga mempercepat pengeringan dan oksidasi bahan organik. Stabilitas agregat dan kandungan liat tanah pasiran rendah sehingga pada saat hujan, air dan hara akan mudah hilang melalui proses pergerakan air ke bawah (Gunawan Budiyanto, 2009). Sesuai dengan hasil analisis Gunawan Budiyanto (2014) bahwa kebutuhan bahan organik pada lahan pasiran lebih banyak dari lahan konvensional yaitu sekitar 15–20 ton/hektar sedangkan kebutuhan tanah lempung berkisar 60 ton/hektar, sehingga pemberian bahan organik ke dalam tanah pasir dapat diberikan dalam jumlah 30-40 ton/hektar dari berbagai sumber bahan organik.

Selama proses pertumbuhan, tanaman membutuhkan unsur hara makro dan mikro untuk proses pembelahan sel. Perbandingan tinggi tanaman perlakuan tanpa briket dan perlakuan briket dapat dilihat pada Gambar 5 saat tanaman jagung manis berumur 3 MST. Tanaman pengaruh perlakuan briket memiliki pertumbuhan yang seragam, optimal dan mendukung proses fotositesis yang maksimal sedangkan tanaman pengaruh perlakuan P0 atau tanpa briket mengalami pertumbuhan yang lebih lambat atau kerdil. Hilangnya unsur hara N, P dan K menyebabkan tanaman pengaruh perlakuan P0 mengalami defisiensi unsur hara terutama nitrogen. Defisiensi nitrogen menyebabkan proses pembelahan sel terhambat dan mengakibatkan penyusutan pertumbuhan tanaman atau kerdil. Menurut Mul Mulyani Sutedjo (1990) bahwa untuk dapat tumbuh dengan baik


(45)

tanaman membutuhkan hara N, P dan K yang merupakan unsur hara esensial dimana unsur hara ini sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman secara umum pada fase vegetatif. Sesuai dengan Marschner (1986) yang menyatakan bahwa tanaman yang kekurangan unsur nitrogen akan tumbuh lambat dan kerdil.

Tanaman jagung manis perlakuan briket P1, P2 dan P3 mengalami pengaruh pertumbuhan yang normal dan lebih baik dibandingkan dengan perlakuan P0, hal ini terlihat dari Gambar 1 dan 4 bahwa selama fase vegetatif hingga fase generatif tanaman jagung manis pengaruh perlakuan briket memiliki pertumbuhan yang seragam dan optimal sehingga pembentukan bunga dan kelobot lebih cepat dibandingkan dengan pengaruh perlakuan P0. Hal ini disebabkan karena secara morfologis briket campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi memiliki pori yang efektif untuk mengikat dan menyimpan hara dari pupuk N, P dan K yang akan dilepaskan secara perlahan sesuai konsumsi dan kebutuhan tanaman dan bersifat higroskopis sehingga hara dalam tanah tidak mudah tercuci.

Pemberian arang serbuk gergaji yang diaplikasikan ke dalam tanah pasir pantai dapat berfungsi sebagai pembangun kesuburan tanah dan memperbaiki perakaran jagung manis. Eni Faridah (1996) menyimpulkan bahwa pemberian serbuk arang pada kadar 10 % volume berpengaruh positif terhadap pertumbuhan awal tinggi semai kapur (Dryobalanops sp). Selain itu kandungan nitrogen yang terdapat dalam tepung darah sapi dinilai efektif dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung manis dan meminimalisir penggunaan pupuk N anorganik seperti Urea.


(46)

Hal ini terlihat dari semua tanaman perlakuan briket tidak ada yang mengalami gejala khlorosis atau kekurangan unsur hara N. Namun antar perlakuan briket tidak terjadi beda nyata terhadap tinggi tanaman jagung manis, hal ini menunjukkan bahwa unsur N yang dibutuhkan untuk perpanjangan sel tanaman tercukupi pada masing-masing perlakuan briket. Penyebab lain ialah semua dosis briket campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi yang diaplikasikan sama sesuai kebutuhan hara N per tanaman yaitu sebesar 3,75 N/tanaman (Lampiran II.a.5) sehingga mengakibatkan semua perlakuan briket berpengaruh sama terhadap tinggi tanaman. Hasil pengamatan pengaruh perlakuan terhadap tinggi tanaman dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini:

Gambar 1. Tinggi Tanaman Jagung Manis

Pada Gambar 1, tinggi tanaman jagung manis mengalami peningkatan setiap minggu dan membentuk kurva sigmoid. Tanaman jagung manis perlakuan P0 dan perlakuan P1, P2 dan P3 mengalami pengaruh pertumbuhan seragam pada umur 1-3 MST. Pada umur 4 MST laju pertumbuhan mengalami perbedaan, tanaman jagung manis pengaruh perlakuan P0 mengalami pertumbuhan yang

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00 160,00 180,00 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST 9 MST 10 MST Tinggi Tanaman (cm)

PO P1 P2 P3


(47)

lebih lambat karena hara N, P dan K tidak tersedia untuk mendukung proses fotosintesis. Aplikasi pupuk susulan N, P dan K pada umur 5 MST dapat mensuplai hara sehingga pertumbuhan tanaman mengalami peningkatan. Pada umur 4-6 MST jagung manis pengaruh perlakuan briket P1, P2 dan P3 mengalami peningkatan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan pengaruh perlakuan P0. Pada umur 5 MST laju tanaman jagung pengaruh perlakuan briket mengalami perbedaan, pengaruh perlakuan P3 mengalami laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengaruh briket P1 dan P2. Laju pertumbuhan pada umur 6 MST kembali seragam antar semua perlakuan briket.

Laju pertumbuhan optimal pada tanaman pengaruh perlakuan briket P1, P2 dan P3 terjadi pada umur 8 MST, sedangkan tanaman pengaruh perlakuan P0 terjadi pada pada umur 9 MST. Hal ini menunjukkan tanaman pengaruh perlakuan briket P1, P2 dan P3 lebih cepat memasuki fase generatif dibandingkan tanaman pengaruh perlakuan P0 yang terlambat memasuki fase generatif. Hal ini terlihat dari kemunculan bunga pada pengaruh perlakuan briket P1, P2 dan P3 yang lebih cepat dan bunga mekar dengan sempurna sehingga penyerbukan pada kelobot berjalan maksimal. Pada tanaman pengaruh perlakuan P0 bunga jantan yang muncul lebih lambat dan tidak mekar sempurna sehingga proses penyerbukan dan pembentukan biji jagung tidak berjalan maksimal.

Hal ini membuktikan bahwa komposisi N dari campuran arang serbuk gergaji, tepung darah sapi dan Urea dapat mensuplai kebutuhan hara hingga fase generatif tanpa adanya pupuk N susulan. Pemberian bahan organik dalam bentuk


(48)

briket pada tanah pasir pantai memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap daya sangga hara dan air sehingga menahan laju perlindian.

Jumlah Daun

Daun merupakan organ tanaman tempat mensintesis makanan untuk kebutuhan tanaman maupun sebagai cadangan makanan. Daun memiliki klorofil yang berperan dalam melakukan fotosintesis. Semakin banyak jumlah daun, maka tempat untuk melakukan proses fotosisntesis lebih banyak dan dan hasilnya lebih optimal. Soegito (2003) menyatakan bahwa semakin besar jumlah nitrogen yang tersedia maka akan memperbesar jumlah hasil fotosintesis sampai dengan optimum. Hasil sidik ragam 5% terhadap jumlah daun menunjukkan semua perlakuan yang diaplikasikan berpengaruh tidak sama (Lampiran III.b). Hasil Uji Jarak Berganda Duncan 5% terhadap jumlah daun disajikan dalam Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Uji Jarak Berganda DuncanJumlah Daun Jagung Manis

Perlakuan

Jumlah Daun (helai) P0 : Tanpa Briket ( Pupuk Kandang + Urea + SP36 + KCl ) 12,11 b P1 : Briket (99 % Arang Serbuk Gergaji + 1 % Tepung Darah Sapi +

3,439 gram Urea) + SP36 + KCl 14,11 a

P2: Briket (98 % Arang Serbuk Gergaji + 2 % Tepung Darah Sapi +

2,396 gram Urea) + SP36 + KCl 14,67 a

P3: Briket (97 % Arang Serbuk Gergaji + 3 % Tepung Darah Sapi +

1,354 gram Urea) + SP36 + KCl 14 a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada tiap kolom menunjukkan pengaruh berbeda nyata menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5%.

Hasil Uji Jarak Berganda Duncan dalam Tabel 2 terhadap jumlah daun jagung manis menunjukkan pengaruh perlakuan P0 tidak sama dengan pengaruh perlakuan P1, P2 dan P3 dan berpengaruh sama antar pengaruh perlakuan P1, P2


(49)

dan P3. Hal ini disebabkan karena kandungan N pada pengaruh perlakuan P0 lebih banyak mengalami perlindian dibandingkan jumlah yang dapat diserap oleh tanaman. Hal ini terlihat pada Gambar 7, daun tanaman pengaruh perlakuan briket P1, P2, dan P3 berwarna hijau tua yang menunjukkan tanaman mengandung cukup N atau kadar klorofil dalam daun tinggi. Warna daun tanaman pengaruh perlakuan P0 berwana kuning menunjukkan defisiensi unsur hara N atau klorosis akibat kekurangan klorofil. Minimnya kandungan klorofil tanaman pengaruh perlakuan P0 mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis, akibatnya jumlah fotosintat yang dihasilkan tanaman rendah sehingga jumlah daun yang muncul pada tanaman pengaruh perlakuan P0 lebih rendah dibandingkan tanaman pengaruh perlakuan P1, P2, dan P3.P1, P2, dan P3.

Menurut Pinus Lingga (2003) cekaman Kebutuhan hara untuk pertumbuhan jagung manis adalah nitrogen yang penting dalam meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman. Lebih lanjut Marschner (1986) menyatakan bahwa tanaman yang kekurangan unsur nitrogen akan tumbuh lambat dan kerdil. Kekurangan unsur hara nitrogen mengakibatkan terhambatnya pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif seperti daun, batang, dan akar

Perlakuan briket P1, P2 dan P3 memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan jumlah daun dibandingkan pengaruh perlakuan P0. Peningkatan jumlah daun yang tinggi menyebabkan pertumbuhan jagung manis lebih optimal karena cahaya matahari yang diserap oleh daun lebih banyak sehingga jumlah klorofil lebih besar dan fotosisntesis berjalan lancar dengan adanya cahaya yang mendukung.


(50)

Semua perlakuan briket P1, P2 dan P3 berpengaruh sama. Hal ini disebabkan karena unsur N yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dapat tersedia dalam waktu yang lama sesuai dengan kebutuhan tanaman jagung manis. Menurut Sugeng Winarso (2005) pemupukan N pada lahan-lahan dengan faktor pembatas air sangat menguntungkan karena tanaman yang dipupuk N akan lebih efisien dalam menggunakan air. Pemberian pupuk khususnya N dapat menghemat pemakaian oleh tanaman sehingga pemupukan N pada lahan-lahan pertanian yang sulit air bisa merupakan salah satu faktor pengelolaan lahan yang sangan penting dan menguntungkan. Briket campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi yang diaplikasikan pada media tanah pasir pantai memiliki daya serap yang tinggi sehingga dapat menyimpan air dan unsur hara N, P dan K dari pupuk yang diberikan kemudian mensuplai hara tersebut secara perlahan-lahan sesuai kebutuhan tanaman sehingga terhindar dari proses perlindian.

Kandungan hara N dalam tepung darah sapi dapat meminimalisir penggunaan Urea dan mensuplai kebutuhan hara N serta meningkatkan kesuburan tanah pasir pantai. Menurut Kementrian Kesehatan RI (2012), darah sapi yang dihasilkan rumah pemotongan hewan (RPH) merupakan limbah yang masih memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi apabila diolah menjadi bahan tambahan sebagai sumber nitrogen pupuk tanaman maupun sebagai bahan pengembang bakteri. Hal tersebut dikarenakan darah sapi limbah RPH disamping mengandung energi, lemak, fosfor, juga mengandung protein dan zat besi yang cukup. Pengamatan jumlah daun disajikan dalam Gambar 2 sebagai berikut:


(51)

Gambar 2. Jumlah Daun Jagung Manis

Berdasarkan gambar diatas jumlah daun tanaman jagung manis meningkat setiap minggu. Hal tersebut dikarenakan tanaman jagung berada pada fase vegetatif sehingga akan mengalami penambahan jumlah daun yang akan meningkatkan laju fotosintesis tanaman. Pada tanaman jagung manis pengaruh perlakuan P0 umur 1-10 MST mengalami penambahan jumlah daun yang lebih rendah dibandingkan tanaman pengaruh perlakuan briket P1, P2 dan P3. Pada tanaman jagung manis pengaruh perlakuan P0 umur 1-4 MST laju penambahan jumlah daun mengalami peningkatan dan laju penambahan jumlah daun berjalan lebih lambat pada umur 5 MST. Pemupukan susulan yang dilakukan dapat mensuplai kebutuhan hara N, P, dan K sehingga laju penambahan jumlah daun kembali meningkat hingga optimal pada umur 7 MST dan mengalami pertumbuhan maksimal pada umur 8-10 MST yang ditandai dengan tidak terjadinya penambahan daun jagung manis.

Pada tanaman jagung manis pengaruh perlakuan briket P1, P2 dan P3 mengalami penambahan jumlah daun terus meningkat pada umur 1-10 MST. Pada umur 1-2 MST laju penambahan jumlah daun meningkat seragam dan pada umur

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST 9 MST 10 MST

Jumlah Daun

PO P1 P2 P3


(52)

3-4 MST mengalami pebedaan, tanaman pengaruh perlakuan P2 dan P3 mengalami peningkatan laju penambahan jumlah daun yang lebih tinggi dibandigkan tanaman pengaruh perlakuan P1. Saat tanaman berumur 5-6 MST laju penambahan jumlah daun tanaman pengaruh perlakuan briket P1, P2 dan P3 meningkat seragam dan laju menjadi optimal pada tanaman pengaruh perlakuan briket P1 dan P3 hingga maksimal sampai 10 MST. Pada tanaman pengaruh perlakuan P2 laju optimal pada umur 7 MST dan berjalan maksimal sampai umur 10 MST. Penambahan briket arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui penambahan jumlah daun dan luas daun sehingga proses fotosintesis berjalan maksimal. Hasil fotosintat dan asimilat yang ditranslokasikan pada bagian tanaman menjadi lebih banyak sehingga laju peningkatan jumlah daun lebih tinggi dibandingkan tanaman pengaruh perlakuan P0.

Panjang Akar

Panjang akar merupakan komponen yang menunjukan tingkat kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara yang tersedia. Perakaran tanaman jagung terdiri dari 4 macam akar, yaitu akar utama, akar cabang, akar lateral, dan akar rambut. Sistem perakaran tersebut berfungsi sebagai alat untuk mengisap air serta garam-garam mineral yang terdapat dalam tanah, mengeluarkan zat organik serta senyawa yang tidak diperlukan dan alat pernapasan. Akar jagung termasuk dalam akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 meter meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 meter. Pada tanaman yang cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga


(1)

namun berpengaruh tidak sama pada pengaruh perlakuan P1 dan P3. Pengaruh yang tidak sama antara semua pengaruh perlakuan briket P1, P2 dan P3 dengan pengaruh perlakuan P0 karena bobot tajuk tanaman dan akar serta kandungan air pada perlakuan briket P1, P2 dan P3 lebih besar dibandingkan pengaruh perlakuan P0, terlihat dari tanaman perlakuan briket yang mengalami pertumbuhan lebih baik seperti Gambar 10. Pada pengaruh perlakuan P1, P2 dan P3 kandungan N tersedia lebih besar sehingga mendukung penyerapan air dan hara yang lebih besar dibanding pengaruh perlakuan P0.

Bobot Kering Tanaman

Hasil sidik ragam 5% terhadap bobot kering tanaman menunjukkan semua perlakuan yang diaplikasikan berpengaruh tidak sama. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan 5% terhadap bobot kering tanaman disajikan dalam Tabel 5 berikut :

Tabel 5. Uji Jarak Berganda Duncan Bobot Kering Tanaman Jagung Manis

Perlakuan

Bobot Kering

(gr) P0 : Tanpa Briket ( Pupuk Kandang + Urea + SP36 + KCl ) 24.64 b P1 : Briket (99 % Arang Serbuk Gergaji + 1 % Tepung Darah Sapi +

3,439 gram Urea) + SP36 + KCl 66.47 a

P2 : Briket (98 % Arang Serbuk Gergaji + 2 % Tepung Darah Sapi

+ 2,396 gram Urea) + SP36 + KCl 80.88 a

P3 : Briket (97 % Arang Serbuk Gergaji + 3 % Tepung Darah Sapi

+ 1,354 gram Urea) + SP36 + KCl 80,70 a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada tiap kolom menunjukkan pengaruh berbeda nyata menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5%.

Hasil Uji Jarak Berganda Duncan dalam Tabel 5 terhadap bobot kering tanaman menunjukkan pengaruh perlakuan P0 tidak sama dengan pengaruh perlakuan P1, P2 dan P3 namun berpengaruh sama antar pengaruh perlakuan P1, P2 dan P3 karena hasil suatu tanaman ditentukan oleh kegiatan yang berlangsung dalam sel dan jaringan tanaman jagung manis sehingga besarnya nilai bobot kering tanaman pengaruh perlakuan briket P1, P2 dan P3 menunjukkan bahwa kandungan hara dalam briket campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi serta pupuk N, P dan K dapat diserap oleh tanaman dalam jumlah besar sehingga proses metabolisme dalam


(2)

Perlakuan

Bobot Segar Akar

(gr) P0 : Tanpa Briket ( Pupuk Kandang + Urea + SP36 + KCl ) 47,85 c P1 : Briket (99 % Arang Serbuk Gergaji + 1 % Tepung Darah Sapi +

3,439 gram Urea) + SP36 + KCl 257,78 b

P2 : Briket (98 % Arang Serbuk Gergaji + 2 % Tepung Darah Sapi

+ 2,396 gram Urea) + SP36 + KCl 370 ab

P3 : Briket (97 % Arang Serbuk Gergaji + 3 % Tepung Darah Sapi +

1,354 gram Urea) + SP36 + KCl 481,11 a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada tiap kolom menunjukkan pengaruh berbeda nyata menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5%.

Hasil Uji Jarak Berganda Duncan dalam Tabel 6 terhadap bobot segar akar menunjukkan pengaruh tidak sama pada perlakuan P0 dengan perlakuan P1, P2 dan P3. Berpengaruh beda tidak nyata pada pengaruh perlakuan P2 dengan P1 dan P3, namun berpengaruh tidak sama pada pengaruh perlakuan P1 dan P3. Hal ini disebabkan karena pengaruh perlakuan briket P1, P2 dan P3 memiliki perakaran yang lebih baik dibandingkan dengan pengaruh perlakuan P0 sehingga kondisi akar yang baik mendukung penyerapan air dan hara yang optimal. Beda nyata terjadi pada pengaruh perlakuan briket P1 dengan P3 namun keduanya beda tidak nyata dengan pengaruh perlakuan P2 seperti pada Tabel 6 karena pada penimbangan bobot segar akar kadar air yang terdapat pada perakaran jagung manis berkisar hingga 90% sehingga semakin tinggi bobot segar akar tanaman jagung manis maka semakin tinggi kandungan air yang terdapat didalamnya. Pada pengaruh perlakuan P1 penyerapan air yang dilakukan oleh akar lebih rendah dibandingkan dengan pengaruh perlakuan P3 yang serapan akarnya lebih besar sedangkan pengaruh perlakuan P2 beda tidak nyata dengan pengaruh perlakuan P1 dan P3.

Bobot Kering Akar

Hasil sidik ragam 5% terhadap bobot kering akar menunjukkan semua perlakuan yang diaplikasikan berpengaruh tidak sama. Uji Jarak Berganda Duncan 5% terhadap bobot kering akar disajikan dalam Tabel 7 berikut:


(3)

Tabel 7. Uji Jarak Berganda Duncan Bobot Kering Akar Jagung Manis

Perlakuan

Bobot kering Akar(gr) P0 : Tanpa Briket ( Pupuk Kandang + Urea + SP36 + KCl ) 24.64 b P1 : Briket (99 % Arang Serbuk Gergaji + 1 % Tepung Darah Sapi

+ 3,439 gram Urea) + SP36 + KCl 66.47 a

P2 : Briket (98 % Arang Serbuk Gergaji + 2 % Tepung Darah Sapi

+ 2,396 gram Urea) + SP36 + KCl 80.88 a

P3 : Briket (97 % Arang Serbuk Gergaji + 3 % Tepung Darah Sapi

+ 1,354 gram Urea) + SP36 + KCl 80.70 a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada tiap kolom menunjukkan pengaruh berbeda nyata menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5%.

Hasil Uji Jarak Berganda Duncan dalam Tabel 7 terhadap bobot kering akar menunjukkan pengaruh perlakuan P0 tidak sama dengan pengaruh perlakuan P1, P2 dan P3 namun berpengaruh sama antar pengaruh perlakuan P1, P2 dan P3. Hal ini disebabkan karena bobot kering akar dipengaruhi oleh pembentukan biomassa. Pembentukan biomassa sangat berpengaruh pada hasil fotosintesis yang terjadi selama proses pertumbuhan jagung manis. Tingginya bobot kering akar pada pengaruh perlakuan briket P1, P2 dan P3 mencerminkan pertumbuhan akar yang lebih baik dibandingkan dengan pengaruh perlakuan P0. Perakaran pada pengaruh perlakuan briket P1, P2 dan P3 menyebabkan tanaman mampu menyerap unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhaannya secara optimal, sehingga mendukung pertumbuhan tanaman jagung manis lebih baik dibandingkan pengaruh perlakuan P0.

Panjang Tongkol

Hasil sidik ragam 5% terhadap panjang tongkol menunjukkan semua perlakuan yang diaplikasikan berpengaruh tidak sama. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan 5% terhadap panjang tongkol disajikan dalam Tabel 8 berikut :

Tabel 8. Uji Jarak Berganda Duncan Panjang Tongkol Jagung Manis

Perlakuan

Panjang Tongkol (cm) P0 : Tanpa Briket ( Pupuk Kandang + Urea + SP36 + KCl ) 16,05 b P1 : Briket (99 % Arang Serbuk Gergaji + 1 % Tepung Darah


(4)

Hasil Uji Jarak Berganda Duncan dalam Tabel 8 terhadap panjang tongkol menunjukkan pengaruh perlakuan P0 tidak sama dengan pengaruh perlakuan P1, P2 dan P3 namun berpengaruh sama antar pengaruh perlakuan P1, P2 dan P3. Pengaruh yang tidak sama pada pengaruh perlakuan P0 dengan pengaruh perlakuan briket P1, P2 dan P3 karena kandungan unsur hara makro yaitu N, P dan K pada briket campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi dapat diserap maksimal oleh tanaman sehingga tongkol yang dihasilkan lebih panjang dibanding pengaruh perlakuan P0.

Diameter Tongkol

Hasil sidik ragam 5% terhadap diameter tongkol menunjukkan semua perlakuan yang diaplikasikan berpengaruh tidak sama. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan 5% terhadap diameter tongkol disajikan dalam Tabel 9 berikut :

Tabel 9. Uji Jarak Berganda Duncan Diameter Tongkol Jagung Manis

Perlakuan

Diameter Tongkol (cm) P0 : Tanpa Briket ( Pupuk Kandang + Urea + SP36 + KCl ) 1.96 b P1 : Briket (99 % Arang Serbuk Gergaji + 1 % Tepung Darah Sapi

+ 3,439 gram Urea) + SP36 + KCl 2.71 a

P2 : Briket (98 % Arang Serbuk Gergaji + 2 % Tepung Darah Sapi

+ 2,396 gram Urea) + SP36 + KCl 2.84 a

P3 : Briket (97 % Arang Serbuk Gergaji + 3 % Tepung Darah Sapi

+ 1,354 gram Urea) + SP36 + KCl 2.48 a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada tiap kolom menunjukkan pengaruh berbeda nyata menggunakan uji Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5%.

Hasil Uji Jarak Berganda Duncan dalam Tabel 9 terhadap diameter tongkol menunjukkan pengaruh perlakuan P0 tidak sama dengan pengaruh perlakuan P1, P2 dan P3 namun berpengaruh sama antar pengaruh perlakuan P1, P2 dan P3. Pengaruh yang tidak sama pada pengaruh perlakuan P0 dengan pengaruh perlakuan briket P1, P2 dan P3 karena diameter tongkol berhubungan erat dengan ketersediaan N. Nitrogen merupakan komponen utama dalam proses sintesa protein. Apabila sintesa protein berlangsung baik akan berkorelasi positif terhadap peningkatan ukuran tongkol baik dalam hal panjang maupun ukuran diameter tongkolnya (Ferry H Tarigan, 2007).

Pada pengaruh perlakuan briket P1, P2 dan P3, meskipun jumlah dosis N dari tepung darah sapi dan Urea lebih sedikit dibanding pengaruh perlakuan P0 namun dapat memenuhi kebutuhan hara N hingga munculnya tongkol jagung dan pembentukan biji.

Bobot Segar Tongkol

Hasil sidik ragam 5% terhadap bobot segar tongkol menunjukkan semua perlakuan yang diaplikasikan berpengaruh tidak sama. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan 5% terhadap bobot segar tongkol disajikan dalam Tabel 10 berikut :


(5)

Perlakuan

Bobot Segar Tongkol (gr) P0 : Tanpa Briket ( Pupuk Kandang + Urea + SP36 + KCl ) 70,30 b P1 : Briket (99 % Arang Serbuk Gergaji + 1 % Tepung Darah

Sapi + 3,439 gram Urea) + SP36 + KCl 112,36 ab P2 : Briket (98 % Arang Serbuk Gergaji + 2 % Tepung Darah

Sapi + 2,396 gram Urea) + SP36 + KCl 113,06 a

P3 : Briket (97 % Arang Serbuk Gergaji + 3 % Tepung Darah

Sapi + 1,354 gram Urea) + SP36 + KCl 95,00 ab

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada tiap kolom menunjukkan pengaruh berbeda nyata menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5%.

Hasil Uji Jarak Berganda Duncan dalam Tabel 10 terhadap bobot segar tongkol menunjukkan pengaruh tidak sama pada pengaruh perlakuan P0 dengan pengaruh perlakuan P2 namun keduanya berpengaruh tidak beda nyata pada pengaruh perlakuan P1 dan P3. Pengaruh yang tidak sama pada pengaruh perlakuan P0 dengan pengaruh perlakuan P2 karena hasil fotosintat yang ditraslokasikan ke bagian tongkol lebih besar pada perlakuan P2. Nurhayati (2002) menyatakan bahwa peningkatan bobot tongkol berhubungan erat dengan besar fotosintat yang dialirkan ke bagian tongkol. Apabila transport fotosintat ke bagian tongkol tinggi maka akan semakin besar tongkol yang dihasilkan erat dengan besarnya fotosintat yang ditranslokasikan ke bagian tongkol. Semakin besar fotosintat yang ditranslokasikan ke bagian tongkol maka semakin meningkat pula berat segar tongkol.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Semua perlakuan briket campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi dapat menyuplai sebagian hara N.

2. Perlakuan Briket (98 % Arang Serbuk Gergaji + 2 % Tepung Darah sapi + 2,396 gram Urea) + SP36 + KCl cenderung lebih baik dalam meningkatkan bobot tongkol dengan meminimalisir penggunaan pupuk Urea.

Saran


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2011. Peningkatan Jumlah Penduduk Negara Indonesia. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_su byek=55&notab=70 . diakses tanggal 26 Maret 2015.

Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

Benyamin Lakitan.2001. Fisiologi Pertumbuhan dan perkembangan tanaman. PT. Raja Grafindo Persada

Ferry H Tarigan. 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Organi Green Giant dan Pupuk daun Super Bionik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea mays. L). Jurnal Agrivigor 23 (7): 78-85.

Gunawan Budiyanto., 2014. Manajemen Sumberdaya Lahan. LP3M UMY. Yogyakarta. 253 h.

Hafsjah. 2003. Karakteristik Lahan Pasir Pantai. http://repository.ipb.ac.id /bitstream/handle/123456789/53340/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustak a.pdf. Diakses tanggal 26 Maret 2015.

Jamila. 2012. Pemanfaatan Darah dari Limbah RPH. [Modul]. Teknologi Pengolahan Limbah dan Sisa Hasil Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Hasanudin. Makassar

Nurhayati. 2002. Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan Umur Panen Terhadap Hasil dan Kandungan Gula Jagung Manis . Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Terbuka. 42 hal.

Shiddieq, D., Kertonegoro, B. D., Sudana, W., dan Dariah. 2007. Optimalisasi Lahan Pasir Pantai Kulon Progo Untuk Pengembangan Tanaman Hortikultura Dengan Teknologi Inovatif Berwawasan Agribisnis. Kerjasama Lembaga Penelitian UGM dengan BBPP Yogyakarta.

Susilowati. 2001. Pengaruh Pupuk Kalium Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt). Jurnal Budidaya Pertanian.Vol.7(1) : 36- 45.