7. Dalam hal-hal dimana terdapat conflict of interest, seorang Direksi dilarang
atau setidak-tidaknya dibatasi atau diawasi dalam menjalankan tugasnya. Pengawasan tersebut misalnya dengan memberlakukan prinsip keterbukaan
informasi disclosure terhadap setiap transaksi yang ada conflict of interest.
B. Kaitan Antara Prinsip Fiduciary Duty dengan Duty of Loyalty
Dari rumusan Pasal 92 ayat 1 UUPT dapat diketahui bahwa organ Perseroan yang bertugas menjalankan pengurusan Perseroan sesuai dengan
maksud dan tujuan Perseroan adalah Direksi. Direksi adalah organ yang bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan
50
, serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar
51
. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan
52
Hubungan kerja antara Direksi dan Perseroan yang memberikan pekerjaan adalah hubungan yang berdasarkan kepercayaan fiduciary duty. Direksi dalam
menjalankan tugasnya harus menggunakan wewenang yang dimilikinya untuk . Hal ini membawa konsekuensi hukum bagi setiap anggota
Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan
tujuan Perseroan.
50
Pasal 97 ayat 1 UUPT
51
Pasal 98 ayat 1 UUPT
52
Pasal 97 ayat 2 UUPT
Universitas Sumatera Utara
tujuan yang patut. Direksi tidak dapat atau tidak boleh memperoleh keuntungan untuk dirinya pribadi, bila keuntungan ini diperoleh karena kedudukanya sebagai
Direksi tersebut. Oleh karena itu berdasarkan prinsip kepercayaan ini, maka Direksi harus berbuat bonafit untuk kepentingan Perseroan secara keseluruhan.
Direksi tidak boleh memperoleh keuntungan pribadi karena posisi yang dijabatnya. Diantara tindakan Direksi yang dapat merugikan Perseroan adalah
transaksi melakukan transaksi untuk dirinya sendiri self dealing dan ajaran Coorporate Opportunity
53
Doktrin fiduciary duty menuntut Direksi bertindak dengan itikad baik untuk kepentingan dan tujuan Perseroan. Pelanggaran terhadap prinsip ini
membawa konsekuensi yang berat bagi Direksi, seperti dilihat antara lain dalam Pasal 97 UUPT karena ia dapat diminta pertanggungjawaban secara pribadi atau
dengan perkataan lain berlaku “piercing the corporate veil”. .
54
Fiduciary duty dilakukan oleh Direksi dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab untuk kepentingan Perseroan. untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya diperlukan dedikasi tinggi bagi seorang Direksi. Karena di tangan seorang Direksi, nasib sebuah Perseroan menjadi taruhannya. Untuk
menjelaskan tugas dan tanggung jawab tersebut, Direksi memiliki wewenang- wewenang. Kewenangan pengurusan Perseroan diberikan undang-undang kepada
53
Ajaran Corporate Opportunity menyatakan Direksi tidak diperbolehkan mengambil kesempatan untuk memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri, jika kesempatan tersebut
sebenarnya dapat diberikan kepada Perseroan.
54
Dalam ilmu hukum perusahaan, istilah piercing the corporate veil telah merupakan suatu doktrin atau teori yang diartikan sebagai suatu proses untuk membebani tanggung jawab
ke pundak orang atau perusahaan lain, atas perbuatan hukum yang dilakukan oleh suatu perusahaan pelaku badan hukum, tanpa melihat kepada fakta bahwa perbuatan tersebut
sebenarnya dilakukan oleh Perseroan pelaku tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Direksi agar Direksi dapat melakukan tindakan hukum yang diperlukan. Atau kewenangan pengurusan dipercayakan kepada Direksi agar Direksi dengan itikad
baik senantiasa bertindak semata-mata demi kepentingan dan tujuan Perseroan duty of loyalty
55
Salah satu tolak ukur untuk memutuskan apakah suatu kerugian tidak disebabkan oleh keputusan bisnis business judgment yang tidak tepat sehingga
dapat menghindar dari pelanggaran prinsip duty of care adalah: Pertama, memiliki informasi tentang masalah yang akan diputuskan dan percaya bahwa
informasi tersebut benar. Kedua, tidak memiliki kepentingan dengan keputusan dan memutuskan dengan itikad baik. Ketiga, memiliki dasar rasional untuk
. Jadi dengan fiduciary duty ini, di pihak Direksi harus mempunyai itikad baik yang tinggi dan loyalitas tinggi dalam menjalankan
tugasnya, sementara dipihak perusahaan harus mempunyai kepercayaan yang besar kepada Direksinya.
C. Kaitan Antara Duty of Loyalty dengan Duty of Care