Bagas Godang dan Sopo Godang di Pidoli Dolok

Berdasarkan fungsi bangunan rumah adat serta bangunan hopuk tadi, dapat kita temukan betapa tingginya tatanan adat dan kehidupan sosial yang diperlihatkan oleh masyarakat Mandailing. Hubungan yang harmonis antara raja namora dengan rakyatnya maupun hubungan di antara sesama anggota keluarga masyarakat dalam satu ikatan adat. Apabila diperhatikan dari kedua jenis bangunan rumah adat ini, akan terlihat perbedaan struktur dan bentuk bangunan. Bagas Godang memiliki ukuran yang lebih besar dan indah, serta memiliki variasi bangunan yang dilengkapi ruang-ruang dan dapur. Dan kadang-kadang bentuk atap bangunan memiliki empat sudut yang dilengkapi tutup ari dan dilengkapi masing-masing ornamen sebagai perlambang adat. Sedangkan bangunan Sopo Godang, bentuk dan struktur bangunannya lebih kecil dan sederhana. Tidak semua badan bangunan ditutupi oleh dinding, kecuali ruang penyimpanan alat-alat kesenian. Persamaan yang ditemukan pada bangunan Bagas Godang dan Sopo Godang, terletak pada pola bentuk atapnya serta penerapan maupun penggunaan ornamen pada bagian tutup ari alo angin.

3.3. Bagas Godang dan Sopo Godang di Pidoli Dolok

Bagas Godang dan Sopo Godang di Pidoli Dolok merupakan bangunan warisan peninggalan Raja marga Nasution. Bagas Godang dan Sopo Godang didaerah ini juga memiliki fungsi dan kedudukan yang sama dengan Sopo Godang dan Bagas Godang yang ada didaerah lain. Universitas Sumatera Utara Pada sekitar lima belas tahun yang lalu Bagas Godang dan Sopo Godang telah mengalami perenovasian. Dengan peronovasian maka diharapkan bangunan dapat tetap dilestarikan keberadaanya. Dimana pada saat itu sudah banyak bagian bangunan yang telah rusak dan telah lapuk. Bangunan Bagas Godang dan Sopo Godang berbentuk persegi panjang. Dibangun menghadap barat. Bangunan Bagas Godang di Panyabungan Tonga memiliki beberapa ciri. Ciri-ciri tersebut diantaranya memiliki atap yang mengarah keempat mata angin. Pada bagian puncak atap menggunakan garis lengkung yang menghubungkan empat tutup ari. Adapun pada saat sebelum direnovasi bahan atap terbuat dari ijuk, namun saat ini sudah diganti dengan seng.. Dibawah atap bangunan diletakkan tutup ari yang berbentuk segi tiga.dan diletakan di keempat arah atap. Tutup ari yang berbentuk segi tiga menggambarkan dalihan natolu sebagai falsafah kehidupan adat Mandailing. Bagian miring disebelah kiri disebut Gaja Manyusu dan miring sebelah kanan disebut Naniang Pamulakan. Pada bagian puncak tutup ari diberi dua buah gambar pedang terbuat dari kayu bersilang yang melambangkan adat dan hukum. Pada bagian tutup ari ini beri gambar ornamen-ornamen yang memiliki makna dan arti yang tersendiri. Ornamen–ornamen tersebut melambangkan adat dan hukum yang berlaku. Ornamen-ornamen tersebut diberi warna merah, putih, dan hitam. Sementara untuk pewarnaaan, bangunan Bagas Godang dan Sopo Godang di Pidoli Dolok memiliki warna yang khas. Yaitu warna merah, putih, dan hitam. Yang memiliki arti yang sangat penting yaitu warna merah dapat diartikan bahwa Raja memiliki keberanian dalam memperjuangkan kedudukan dan wilayahnya Universitas Sumatera Utara demi membela masyarakat. Warna putih mengandung arti bahwa Raja sangat memperhatikan rakyatnya, baik dalam kondisi susah maupun senang. Dan yang terakhir warna hitam memiliki makna bahwa Raja sangat menghargai nenek moyang dari keturunan Raja yang terdahulunya. Pada dasarnya badan bangunan Bagas Godang dapat dikategorikan menjadi beberapa bagian. Bagian pertama adalah ruang berupa kamar 3 bilik yaitu ,ruang tengah, ruang depan dan ruang untuk dapur. Pada dasarnya pembagian ruangan dan penyusunaan Bagas Godang berpatok pada keperluan bangunan dan luas bangunan. Setiap ruangan Bagas Godang memiliki fungsi tersendiri. Ruangan tengah berfungsi sebagai ruangan penerima tamu, ruangan tempat berkumpul keluarga, atau tempat sidang adat. Ruangan ini juga dapat dimanfaatkan masyarakat pada untuk suatu acara ataupun urusan tertentu. Ruangan depan berfungsi untuk tempat pos pengawal Raja, berfungsi sebagai menjaga keamanan di sekitar wilayah rumah Raja. Kamar tidur berfungsi untuk tempat tidur anak-anak raja. Selain itu juga terdapat kamar terlarang diperuntukan persembahan raja untuk penguasa gaib. Ruangan ini juga diperuntukan untuk menyimpan benda-benda pusaka, seperti : tombak, panah, pedang, tameng dan lain- lain. Dan terakhir ruangan dapur yang berguna sebagai tempat untuk memasak dan menyiapkan makanan. Pada ruang depan tepatnya pada bagian kanan dan kiri atas tangga masuk terdapat bentuk pahatan dari kayu segi dengan bentuk bulatan yang melambangkan penjaga. Universitas Sumatera Utara Sementara bagian tiang sebagai penyangga bangunan terbuat dari kayu bulat dan utuh. Kayu bulat ini kemudian dipahat hingga berbentuk segi delapan. Sementara jumlah tiang sendiri berjumlah ganjil. Tangga pada bagian depan dan belakang bangunan berguna untuk naik kebangunan. Tangga bagian depan merupakan tangga utama. Bahan anak tangga terbuat dari kayu yang berjumlah sembilan anak tangga. Menurut informasi anak tangga tersebut menandakan adanya kekuasaan Raja yang menempati dalam satu huta. Ada juga yang beranggapan bahwa menunjukkan sembilan anak tangga tersebut mewakilkan sembilan marga yang menduduki seluruh wilayah Mandailing. Pada Bagas Godang ini konon dikatakan memiliki halaman yang luas dikatakan dengan halaman na bolak. Halaman yang luas ini berbentuk hamparan tanah yang terhampar didepan bangunan. Halaman berfungsi untuk kegiatan yang berkaitan dengan upacara adat. Selain itu halaman berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi warga dari kejaran lawanya saat terjadi perkelahian. Orang yang telah berlindung dibagian tengah halaman Bagas Godang tersebut tidak boleh diganggu. Orang tersebut berada didalam perlindungan raja sehingga hanya Raja yang berhak mengambil tindakan untuk mengadilinya. Sopo Godang sendiri memiliki ukuran yang lebih kecil dari Bagas Godang . Bentuk atapnya sama dengan atap pada Bagas Godang . Bahan penutup atapnya menggunakan ijuk. Bangunan ini berbentuk ruang terbuka dengan dinding yang hanya beberapa meter. Pada Bagas Godang hanya ditemukan dua ruangan yakni ruangan Universitas Sumatera Utara musyawarah, berbentuk ruangan terbuka dengan ruang memanjang. Ruangan lainya adalah bilik yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda perlengkapan kesenian seperti yang telah disebut diatas diantaranya gordang sembilan, gong, gendang umbul–umbul adat dan sebagainya. Konon dikatakan bangunan Sopo Godang ini memiliki suatu keistimewaan. Pada bagian tengah bangunan terdapat sebuah tiang berbentuk bulat besar dengan ukiran yang indah. Tiang ini berfungsi sebagai penyangga dan berfungsi sebagai tempat bersandar raja pada saat memimpin sebuah pertemuan- pertemuan kerajaan dan bermusyawarah.. Universitas Sumatera Utara

BAB IV Renovasi Bagas Godang dan Sopo Godang di Pidoli Dolok