Karakteristik penyesuaian diri Penyesuaian Diri 1. Pengertian penyesuaian diri

Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku individu, yaitu individu berusaha keras agar mampu mengatasi konflik dan frustrasi karena terhambatnya kebutuhan dalam dirinya, sehingga tercapai keselarasan dan keharmonisan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan lingkungan.

2. Karakteristik penyesuaian diri

Schneiders 1964 mengungkapkan bahwa penyesuaian diri yang normal meliputi tujuh karakteristik sebagai berikut : a. Tidak terdapat emosionalitas yang berlebihan absence of excessive emotionality Penyesuaian diri yang baik dapat ditandai dengan tidak adanya emosi yang relatif berlebihan atau tidak terdapatnya gangguan emosi yang merusak. Individu menanggapi situasi atau masalah yang dihadapinya dengan cara yang baik akan merasa tenang dan memiliki kontrol emosi yang baik. b. Tidak terdapat mekanisme pertahanan diri absence of psychological mechanisms Aspek kedua menjelaskan pendekatan terhadap permasalahan lebih mengindikasikan respon yang normal dari pada penyelesaian masalah yang memutar melalui serangkaian mekanisme pertahanan diri yang disertai tindakan nyata untuk mengubah suatu kondisi. Individu dikategorikan normal jika bersedia mengakui kegagalan yang dialami dan berusaha kembali untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Individu dikatakan mengalami gangguan Universitas Sumatera Utara penyesuaian jika individu mengalami kegagalan dan menyatakan bahwa tujuan tersebut tidak berharga untuk dicapai. c. Tidak terdapat perasaan frustasi pribadi absence of the sence of personal frustation Adanya perasaan frustasi akan membuat individu sulit atau bahkan tidak mungkin bereaksi secara normal terhadap situasi ataupun masalah yang dihadapi. d. Pertimbangan rasional dan pengarahan diri rational deliberation and self direction Pertimbangan rasional tidak dapat berjalan dengan baik apabila disertai dengan emosi yang berlebihan sehingga individu tidak dapat mengarahkan dirinya. Individu yang tidak mampu untuk mempertimbangkan masalah secara rasional akan mengalami kesulitan dalam penyesuaian dirinya. e. Kemampuan untuk belajar ability to learn Proses penyesuaian diri yang baik selalu dapat ditandai dengan sejumlah pertumbuhan atau perkembangan yang berhubungan dengan cara-cara seorang individu menyelesaikan situasi atau ancaman bagi dirinya. f. Pemanfaatan pengalaman utilization of past experience Adanya kesediaan individu untuk belajar dan memanfaatkan pengalaman merupakan hal yang penting bagi penyesuaian diri yang baik. Universitas Sumatera Utara g. Sikap-sikap yang realistik dan objektif realistic and objective attitude Karakteristik ini berhubungan erat dengan orientasi seorang individu terhadap realitas yang dihadapi. Sikap yang realistik dan objektif didasarkan pada proses belajar. Penyesuaian diri yang ada pada individu terbagi dalam dua bentuk. Menurut Hartono Sunarto 2002 terdapat penyesuaian diri yang baik dan yang buruk. a. Penyesuaian diri yang baik Hartono Sunarto 2002 mengatakan bahwa dalam melakukan penyesuaian diri yang baik, individu akan melakukannya dalam berbagai bentuk, antara lain: 1 Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung. Dalam situasi ini individu secara langsung mengahadapi masalahnya dengan segala akibat-akibatnya. Ia melakukan segala tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapinya. Misalnya, seorang siswa yang terlambat dalam menyerahkan tugas karena sakit, maka ia menghadapinya secara langsung, ia mengemukakan segala masalahnya kepada gurunya. 2 Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis. Dalam situasi ini individu mencari berbagai pengalaman untuk dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya. Misalnya, seorang siswa yang merasa kurang mampu dalam mengerjakan tugas, ia akan mencari bahan dalam upaya menyelesaikan tugas tersebut, dengan membaca buku, konsultasi, diskusi dan sebagainya. 3 Penyesuaian dengan trial and error atau coba-coba. Universitas Sumatera Utara Dalam cara ini, individu melakukan suatu tindakan coba-coba, dalam arti kalau menguntungkan diteruskan dan kalau gagal tidak diteruskan. Taraf pemikiran ini kurang begitu berperan dibandingkan dengan cara eksplorasi. 4 Penyesuaian dengan subsitusi mencari pengganti. Jika individu merasa gagal dalam menghadapi masalah, maka ia dapat memperoleh penyesuaian dengan jalan mencari pengganti. Misalnya, gagal nonton film di bioskop, maka ia pindah nonton TV. 5 Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan diri. Dalam hal ini, individu mencoba menggali kemampuan-kemampuan khusus dalam dirinya dan kemudian dikembangkan sehingga dapat membantu penyesuaian diri. Misalnya, seorang siswa yang mempunyai kesulitan dalam keuangan, berusaha mengembangkan kemampuannya dalam menulis mengarang. Dari usaha mengarang ia dapat membantu mengatasi kesulitan dalam keuangan. 6 Penyesuaian dengan belajar. Dengan belajar, individu akan banyak memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat membantu menyesuaikan diri. Misalnya, seorang guru akan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak belajar tentang berbagai pengetahuan. 7 Penyesuaian dengan inhibisi dan pengendalian diri. Penyesuaian diri akan lebih berhasil jika disertai dengan kemampuan memilih tindakan yang tepat dan pengendalian diri secara tepat pula. Universitas Sumatera Utara Dalam situasi ini individu berusaha memilih tindakan mana yang harus dilakukan, dan tindakan mana yang tidak perlu dilakukan. Cara inilah yang disebut dengan inhibisi. Di samping itu, individu harus mampu mengendalikan dirinya dalam melakukan tindakannya. 8 Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat. Dalam situasi ini, tindakan yang dilakukan merupakan keputusan yang diambil berdasarkan perencanaan yang cermat. Keputusan diambil setelah dipertimbangkan dari berbagai segi, yaitu segi untung dan ruginya. b. Penyesuaian diri yang buruk Kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri secara positif dapat mengakibatkan individu melakukan penyesuaian diri yang negatif. Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah, yaitu: 1 Reaksi bertahan Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya, seolah-olah tidak menghadapi kegagalan. Ia selalu berusaha untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami kegagalan. Bentuk khusus reaksi ini antara lain: a Rasionalisasi, yaitu bertahan dengan mencari-cari alasan untuk membenarkan tindakannya. b Represi, yaitu berusaha untuk menekan pengalamannya yang dirasakan kurang enak ke dalam alam tak sadar. Ia berusaha melupakan pengalamannya yang kurang menyenangkan. Universitas Sumatera Utara c Proyeksi, yaitu melemparkan sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain untuk mencari alasan yang dapat diterima. Misalnya, seorang pemuda yang tidak lulus mengatakan bahwa gurunya membenci dirinya. d Anggur kecut sour grapes, yaitu dengan memutarbalikkan kenyataan. Misalnya, seorang siswa yang gagal mengetik mengatakan bahwa mesin tiknya rusak, padahal ia sendiri tidak bisa mengetik. 2 Reaksi menyerang Orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah menunjukkan tingkah laku yang bersifat menyeranag untuk menutupi kegagalannnya. Ia tidak mau menyadari kegagalannya. Reaksi-reaksinya tampak dalam tingkah laku: a Selalu membenarkan diri sendiri b Mau berkuasa dalam setiap situasi c Mau memiliki segalanya d Bersikap senang mengganggu orang lain e Menggertak baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan f Menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka g Menunjukkan sikap menyerang dan merusak h Keras kepala dalam perbuatannya i Bersikap balas dendam j Memperkosa hak orang lain k Tindakan yang serampangan Universitas Sumatera Utara l Marah secara sadis 3 Reaksi melarikan diri Dalam reaksi ini, orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan kegagalannya. Reaksinya tampak dalam tingkah laku seperti berfantasi memunculkan keinginan yang tidak tercapai dalam bentuk angan-angan seolah-olah sudah tercapai, banyak tidur, minum minuman keras, bunuh diri, menjadi pecandu ganja, narkotika dan regresi kembali pada tingkah laku yang semodel dengan tingkat perkembangan yang lebih awal, misalnya orang dewasa yang bersikap dan berwatak seperti anak kecil, dan lain-lain. Dari uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat dua karakteristik seseorang dalam menyesuaikan diri, yaitu penyesuaian diri yang baik dan penyesuaian diri yang buruk.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri