Ruang Lingkup Pembahasan Metode Penelitian

M. Mubarak Hasibuan : “Maneki Neko” Dalam Pandangan Jepang Nihon No Siso Kara Miru “Maneki Neko”, 2009. USU Repository © 2009 Figur kucing ini telah diproduksi menjadi berbagai alat dan bentuk seperti gantungan kunci, celengan, pengharum ruangan, dan lain-lain. Berbagai bahan juga dipergunakan, dari yang paling murah seperti plastik, kayu dan kertas hingga yang mahal seperti jade atau giok. Berbagai bentuk, warna dan ornamen tambahan dipercaya mempunyai fungsi tertentu. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai mitos–mitos dan karakteristik dari kucing “Maneki Neko”, maka penulis menetapkan permasalahn–permasalahan yang akan dikaji dalam skipsi nantinya. Adapun permasalahanya dalam bentuk pertanyaan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik dari “Maneki Neko”. 2. Nilai–nilai mitos apa saja yang terkandung dari “Maneki Neko” tersebut.

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Sesuai dengan judul proposal skripsi ini yaitu “ karakteristik dan mitos “Maneki Neko” di Jepang, maka penulis hanya akan membahas karakteristik “Maneki Neko” dilihat dari bentuk kakinya, warnanya, dan ornamen yang melengkapinya. Selain itu penulis juga membahas nilai-nilai mitos yang terkandung dalam kucing Maneki Neko . Nilai-nilai mitos tersebut seperti, nilai keberuntungan, kemakmuran, pelindung, dan selamat datang. Karena penulis hanya dapat melihat nilai-nilai itu saja. Nilai mitos tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri warna dan tempat dimana Maneki Neko itu diletakkan. Maneki Neko memiliki beberapa warna misalnya putih, hitam, merah, kuning keemasan, merah mudapink, hijau dan yang paling populer adalah tiga warna yaitu putih, hitam, dan oranye kucing belang. Warna hitam dan merah mengindikasikan sebagai pelindung, M. Mubarak Hasibuan : “Maneki Neko” Dalam Pandangan Jepang Nihon No Siso Kara Miru “Maneki Neko”, 2009. USU Repository © 2009 kuning keemasan pembawa kemakmuran dan tiga warna sebagai pembawa keberuntungan. Sedangkan penempatan Maneki Neko umumnya diletakkan di toko-toko, rumah dan tempat usaha. Jenis kucing yang dimaksud adalah jenis kucing Japanese Bobtail, karena jenis ini berasal dari Jepang. Sebelum pembahasan, penulis memperjelaskan juga tentang sejarah kucing, jenis dan ras kucing dan legenda Maneki Neko.

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1. Tinjauan Pustaka

Berbagai cerita, legenda dan mitos yang berhubungan dengan ras kucing ini banyak sekali. Salah satu wujud ras tersebut yang terkenal adalah Maneki Neko.. Digambarkan sebagai kucing Japanese bobtail yang sedang duduk dengan salah satu kaki depan terangkat. Pose kucing ini sangat terkenal, merupakan perlambang keberuntungan dan selamat datang. Patung kucing atau boneka dengan posisi tersebut, bahkan dengan tangan yang bergerak seolah melambai-lambai banyak ditemuka n di toko-toko. Maneki Neko merupakan contoh klasik untuk Kith, kith adalah kenala-kenala atau yang lebih di kenal dengan teman-teman. Maneki Neko biasanya dibuat dalam berbagai warna, aneka gaya dan ragam hiasan. Maneki Neko juga bisa ditemui sebagai bentuk berbagai macam barang seperti gantungan kunci, celengan, hingga pengharum ruangan. Maneki Neko juga bisa dibuat dari bahan-bahan lain seperti plastik atau kain perca. Di dalam bahasa Inggris umum dikenal sebagai Fortune Cat atau Beckoning Cat www.wikipedia.com M. Mubarak Hasibuan : “Maneki Neko” Dalam Pandangan Jepang Nihon No Siso Kara Miru “Maneki Neko”, 2009. USU Repository © 2009 Maneki Neko dianggap sebagai benda pembawa keberuntungan. Orang Jepang banyak yang membelinya pada saat tahun baru. Di beberapa daerah di Jepang, Maneki Neko banyak dijual di kios-kios pasar kaget di sekitar kuil Shinto. Menurut Kiyoshi Sonobe 1965 toko khusus yang menjual Maneki Neko dalam berbagai ukuran sering dijumpai di kota dengan tradisi dagang yang kuat. Salah satunya adalah kota Takasaki di prefektur Gunma, terkenal sebagai pusat produksi Maneki Neko yang dibuat bersama- sama dengan Daruma. Teknik produksi yang paling banyak dipakai adalah Hariko rangka kayu yang ditempel dengan Washi . Maneki Neko banyak dibuat dari keramik atau plastik Dalam dongeng dan metephor hewan dianugrahkan karakter manusia atau sebaliknya, mereka sering berinteraksi dengan manusia dengan cara yang misterius, menciptakan kerangka supranatural yang mana menceritakan kisah-kisah mengajarkan moral atau menunjukkan jalan memberi tuntunan. Hewan, baik yang nyata maupun hanya tokoh dongeng, juga memiliki peran yang paling penting dalam dunia supranatural Jepang. Menurut Rooss 2007 : 35 di Jepang hewan–hewan yang memiliki kemampuan ajaib adalah kodok, kura-kura, kucing, anjing, monyet, burung, tikus, serigala, celeng, rusa, kuda, berang-berang, musang, laba-laba, kupu-kupu, kunang-kunang, bahkan cacing tanah. Bila ada dalam perjalan menabrak kucing hingga mati bermakna akan ada peristiwa yang menimpa kita dalam belalu lintas. Tetapi bila kucing tersebut dikuburkan oleh kita maka kita akan selamat. Kucing dipercaya mampu melihat hal-hal gaib. Oleh karena itu sering digunakan sebagai jimat, pelet, obat perangsang dan dipercaya dapat M. Mubarak Hasibuan : “Maneki Neko” Dalam Pandangan Jepang Nihon No Siso Kara Miru “Maneki Neko”, 2009. USU Repository © 2009 membawa keberuntungan httwww.wikipediaor.id. Ini salah satu mtos yang ada mengenai kucing.

2. Kerangka Teori

Dalam Abdurrahman 1999:30 Wahyu mengatakan bahwa kerangka teori adalah jalan pikiran menurut kerangka yang logis untuk menangkap, menerangkan dan menunjukan masalah–masalah yang telah diidentifikasikan. Dengan demikian, penulis akan menguraikan landasan pikiran penulis untuk menjelaskan permasalaha- permasalahan yang telah dirumuskan di atas. Pembahasan mengenai karakter dan mitos “Maneki Neko” di Jepang tidak terlepas dari dua hal yaitu pertama: asal mula kucing “maneki neko”Jenis kucing Japanese Bobtail. Kedua cerita mitos “maneki neko”. Japanese Bobtail adalah salah satu ras kucing yang terbentuk secara alamiah. Sesuai namanya, ras kucing dengan ekor pendek bobtail ini berasal dari Jepang. Ras kucing ini telah ada selama beberapa abad. Kucing-kucing ini banyak disebutkan dan digambarkan dalam berbagai dokumen kuno yang berasal dari Jepang. Dengan demikian dalam pembahasan ini penulis memakai landasan atau konsef beberapa ahli tentang mitos, magi dan takhayul Jika berbicara tentang mitos, satu hal yang harus ditegaskan yaitu pengertian mitos itu sendiri. Kata mitos barasal dari bahasa Yunani muthos, yang secara harfiah di artikan sebagai cerita atau sesuatu yang dikatakan seseorang, dalam pengertian yang lebih luas bisa berarti suatu pernyatan, sebuah cerita, ataupun alur suatu drama Dhavamony, 2001:147. Ilmu yang mempelajari mitos disebut Mythology. Kata mythlogy dalam bahasa Inggris menunjuk pengertian, baik sebagai studi atas mitos atau isi mitos, maupun M. Mubarak Hasibuan : “Maneki Neko” Dalam Pandangan Jepang Nihon No Siso Kara Miru “Maneki Neko”, 2009. USU Repository © 2009 bagian tertentu dari sebuah mitos. Sedangkan kata mitos berasal dari bahasa inggris “myth” yang berarti dongeng atau cerita yang dibuat-buat. Mitos menceritakan bagaimana suatu keadaan menjadi sesuatu yang lain; bagaimana dunia yang kosong menjadi berpenghuni, bagaimana situasi yang kacau menjadi teratur dan lain–lain. Zaman mitos adalah kejadian yang menyebapkan manusia dipengaruhi dan menjadi seperti sekarang ini. Dan zaman yang moderen seperti ini pun mitos–mitos tetap ada dan sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Jadi mitos juga dapat dikatakan bermanfaat bagi manusia. Mitos digunakan untuk mempengaruhi masyarakat secara langsung dan telah mengubah kondisi manusia hingga seperti sekarang ini. Dalam Dhavamony 1969:1134-5 Eliade menyatakan, mengetahui mitos berarti mempelajari rahasia asal muasal segala hal. Oleh karena itu mitos-mitos tentang Maneki Neko sengat berpengaruh bagi pola hidup dan pola pikir masyarakat Jepang. Baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia bisnis dan perdagangan. Mitos Maneki Neko merupakan cerita rakyat untuk rakyat, yang diceritakan dari mulut ke mulut dan itu diyakini dengan sungguh-sungguh. Menurut Bascom dalam Danandjaja 1984:50-67 cerita prosa rakyat dapat dibagi tiga golongan, mitos, legenda dan dongeng. Menurutnya mitos adalah cerita prosa rakyat yang dianggab benar-benar terjadi dan dianggab suci oleh empunya sendiri. Mitos di tokohi oleh makhluk setengah dewa atau para dewa. Sedangkan menurut Minsarwati 2002:22 mitos adalah suatu fenomena yang sangat dikenal, namun tempatnya sangat sulit dirumuskan dengan tepat, sehingga dalam membicarakan mengenai mitos, pertama harus diuraikan dulu apa makna mitos. Mitos myth adalah cerita rakyat legendaris atau tradisional, biasanya bertokoh makhluk yang luar biasa dan mengisahkan peristiwa-peristiwa yang tidak dijelaskan M. Mubarak Hasibuan : “Maneki Neko” Dalam Pandangan Jepang Nihon No Siso Kara Miru “Maneki Neko”, 2009. USU Repository © 2009 secara Rasional, seperti cerita terjadinya sesuatu kepercayaan atau keyakinan yang tidak terbukti tetapi diterima mentah-mentah Sudjima,1984:50. Begitu jugalah dengan Maneki Neko, yang memiliki berbagai mitos-mitos, dimana mitos-mitos itu berupa cerita- cerita yang dapat dipercaya tetapi tidak bisa dapat dibuktikan dengan rasional kita. Oleh karena itu penulis memakai landasan atau pandangan terhadap teori mitos. Selain itu penulis juga memakai landasan teori Magi. Bicara tentang magi, banyak para ahli memberi pandapat. Magi menurut Dhavamony 2001:47 adalah suatu penomena yang sangat dikenal dan umunya dipahami, namun tampaknya sangat sulit dirumuskan dengan tepat. Atau lebih jelasnya magi adalah kepercayan dan praktik menurut mana manusia yakin bahwa secara langsung mereka dapat mempengaruhi kekuatan alam dan mereka sendiri, entah untuk tujuan baik atau buruk. Menurut Frazer dalam Dhavamony 1958:56 magi sama sekali tidak berkaitan dengan agama yang didefinisikannya sebagai sesuatu orientasi ke arah roh, dewa-dewa atau hal-hal lain yang melampaui susunan alam atau kosmos fisik ini. Ahli magi menghubungkan dirinya dengan kekuatan “supranatural” yang melampaui alam dan manusia. Dengan demikian, magi adalah suatu jenis supernaturalisme. Oleh karena itu Maneki Neko juga mempunyai kekuatan Magi untuk menari orang untuk bisa memilikinya dan menyakininya. Seperti ada suatu kekuatan supranatural yang tersembunyi. Selain itu, magi bersifat individual, magi biasanya merupakan keadaan di mana seseorang mempergunakan penyihir untuk memenuhi maksud-maksud pribadi tertentu. Misalnya kematian seorang musuh, penyembuhaan penyakit, tercapainya kemakmuran atau kemenangan atas suatu perang B.Malinowski 1954:88. Magi bertujuan mencapai M. Mubarak Hasibuan : “Maneki Neko” Dalam Pandangan Jepang Nihon No Siso Kara Miru “Maneki Neko”, 2009. USU Repository © 2009 hubungan dengan daya-daya alam, pada hakikatnya bersifat manipulatif, yakni mau mengontrol daya-daya alam tersebut untuk kepentingan pribadi. Dalam hal ini Maneki Neko memiliki magi untuk mendapatkan kemakmuran bagi pemiliknya bukan untuk menyakiti atau merugikan seseorang. Selain Mitos dan Magi penulis juga menggunakan landasan Takhayul, yang hampir sama dengan Mitos dan Magi, tetapi jelas beda. Menurut Mustafa Kamal 2003 Takhayul berasal dari Tahayalat yang artinya hayalan. Oleh karena itu Takhayul adalah merupakan cerita hayalan dari manusia. Takhayul itu mitos, sesuatu yang tidak nyata khayali jadi Takhayul itu hanya ada dalam cerita-cerita yang tidak jelas asal usulnya atau cerita dalam mimpi dan cerita yang tidak masuk akal. Sedangkan menurut Yusfitriadi, 2007 Takhayul adalah sesuatu yang tidak nyata. Itu hanya ada dalam cerita saja tidak nyata khayali. Mengacu pada pendapat di atas cerita Maneki Neko juga bisa dikatakan cerita berupa hayalan belaka, hayalan-hayalan yang dibuat orang Jepang yang mengingkan kemakmuran dan keberuntungan. Namun hayalan ini bisa juga jadi kenyatan dan bisa juga tidak sama sekali. Tetapi orang Jepang tetap menjadikan cerita tentang Maneki Neko sebagai suatu kepercayaan, karena sudah menjadi kebudayan orang Jepang yang percaya terhadap cerita yang baik untuk mereka atau sebaliknya. Takhayul sesungguhnya adalah khayalan belaka. Ia merupakan bayangan yang dimaginasikan. Takhayul adalah semacam system kepercayaan ada unsur keyakinan terhadap sesuatu yang ada di luar jangkauan nalar dan logika. Lalu keyakinan ini sangat boleh jadi mentradisi ketika ditransformasikan dari generasi ke generasi htt;kompas.com. Oleh karena itulah cerita tentang Maneki Neko, yang katanya dapat M. Mubarak Hasibuan : “Maneki Neko” Dalam Pandangan Jepang Nihon No Siso Kara Miru “Maneki Neko”, 2009. USU Repository © 2009 memberikan keberuntungan bagi pemiliknya sudah menjadi suatu kepercayan dan keyakinan yang kuat di dalam hati orang Jepang.

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok masalah yang telah di uraikan di atas, maka tujuan penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui karakteristik “ Maneki Neko” Jenis kucing Japanese Bobtail 2. Untuk mengetahui nilai-nilai mitos dari “ Maneki Neko” di Jepang

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat nantinya bagi pihak–pihak tertentu baik penulis maupun pembaca, diantaranya yaitu : 1. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi pembaca untuk menambah pemahaman dan pengetahuan tentang karakteristik kucing “ Maneki Neko” 2. Dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan tentang mitos–mitos kucing “ Maneki Neko”

1.6. Metode Penelitian

Hassan dan Koentjaraningrat dalam Mulyadi 2004:425 menyatakan bahwa metode penelitian merupakan cara memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Dalam hal ini objek yang dimaksudkan adalah “ Maneki Neko” Metode yang digunakan oleh penulis dalam skripsi ini, adalah Metode Library Research studi kepustakaan dan metode deskrpsi. Sementara itu, pengambilan data dilakukan dengan metode studi kepustakaan tepatnya dengan cara survey book. Survey M. Mubarak Hasibuan : “Maneki Neko” Dalam Pandangan Jepang Nihon No Siso Kara Miru “Maneki Neko”, 2009. USU Repository © 2009 book adalah pengumpulan data dari bebagai literature buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Secara umum literature yang berhubungan dengan masalah yang dibahas adalah buku–buku yang berasal dari perpustakan yakni Perpustakaan Umum Sumatra Utara, Perpustakaan Jurusan Sastra Jepang dan Perpustakaan Konsulat Jendral Jepang di Medan. Sumber–sumber tidak hanya berupa buku tetapi terdapat data berupa artikel–artikel yang diambil dari internet. Karena literature berupa buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti tidak banyak ditemukan dan literature yang ada juga dianggap kurang akurat up to date maka penulis banyak menggunakan data–data berupa artikel dari internet untuk menunjang keakuratannya. M. Mubarak Hasibuan : “Maneki Neko” Dalam Pandangan Jepang Nihon No Siso Kara Miru “Maneki Neko”, 2009. USU Repository © 2009

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KUCING DAN MITOLOGI

2. 1. Kucing di Jepang Kucing Felis Silvestris-Catus adalah sejenis hewan karnivora, pemakan daging. Kata “kucing” biasanya merujuk kepada “kucing” yang telah dijinakkan dan dipelihara di rumah-rumah. Tetapi bisa juga merujuk kapada “kucing Raksasa” seperti singa, harimau, macan dan sebagainya. Penelusuran terhadap leluhur kucing telah mengantarkan para peneliti pada sejenis kucing liar yang kerabat dekatnya masih berkeliaran di gurun terpencil Timur Tengah saat ini. Adapun perubahan kucing dari hewan pemangsa ganas menjadi binatang peliharaan lucu, menurut analisa genetis, perubahaan itu diduga terjadi sekitar 10.000 tahun lalu. Pada saat itu manusia mulai bercocok tanam. Maksudnya, kucing pertama yang bersahabat dengan manusia kemungkinan besar berperan sebagai pemburu tikus yang sering mengganggu biji-bijian yang disimpan manusia. Itulah awal mula dari sejarah alam terjadinya hubungan manusia dengan kucing. Stephen O’Brien 1987:43 mengatakan, kucing mulai disenangi manusia karena kucing membantu manusia dalam bidang pertanian. Sampai sekarang para peneliti mengetahui sedikit saja tentang hubungan genetis antara berbagai jenis kucing, termasuk antara kucing liar dan kucing rumahan. Salah satu penyebabnya adalah karena kucing rumahan seringkali kawin dengan kucing liar. Sehingga sulit bagi peneliti untuk membedakan antara kucing campuran rumahan dan liar dengan kucing yang benar-benar liar.