M. Mubarak Hasibuan : “Maneki Neko” Dalam Pandangan Jepang Nihon No Siso Kara Miru “Maneki Neko”, 2009. USU Repository © 2009
BAB III KARAKTERISTIK DAN MITOS “MANEKI NEKO” DI JEPANG
3. 1. Sejarah Maneki Neko
Banyak legenda Jepang yang menceritakan asal mula sejarah munculnya Maneki Neko.Ada tujuh legenda yang dikenal, namun ada tiga yang paling terkenal, yaitu
Legenda Kuil Goutokuji, Pramuria Usugumo dari Yoshiwara dan Legenda Wanita Tua dari Imado. Berikut ceritanya:
a. Legenda Kuil Goutokuji
Pada awal zaman Edo abad ke-17 ada sebuah kuil yang terdapat di Setagaya, bagian barat Tokyo. Pendeta kuil tersebut memelihara seekor kucing bernama Tama.
Pendeta tersebut sering berbicara dan kadang-kadang sedikit mengeluh kepada Tama mengenai kondisi kuilnya yang miskin. “Tama, meskipun miskin aku memeliharamu di
kuil ini, bisakah kamu melakukan sesuatu untuk kuin ini?”, harap sang pendeta pada Tama.
Suatu ketika, seorang pengusaha dari daerah Hikone bagian barat Tokyo, bernama Naotaka Li pulang berburu. Ia berteduh menghindari hujan di bawah pohon
besar yang terdapat di depan gerbang kuil tersebut. Kemudian seekor kucing memberi isyarat mengundang Naotaka untuk berteduh di gerbang kuil. Tidak berapa lama setelah
Naotaka berteduh di gerbang kuil, pohon besar tersebut disambar petir. Akhirnya nyawa Naotaka terselamatkan berkat Tama.
M. Mubarak Hasibuan : “Maneki Neko” Dalam Pandangan Jepang Nihon No Siso Kara Miru “Maneki Neko”, 2009. USU Repository © 2009
Setelah kejadian tersebut Naotaka Li dan keluarganya menjadikan kuil tersebut menjadi kuil keluarga dan merubah namanya menjadi Goutokuji. Kuil tersebut menjadi
makmur setelah didukung oleh keluarga Li. Setelah Tama mati, Tama dikuburkan di pekuburan kucing di kuil tersebut dan diciptakan patung kucing Maneki Neko untuk
mengingatkan orang kepada Tama.
b. Legenda Usugumo dari Yoshiwara
Pada zaman Edo banyak terdapat kota-kota kecil yang penuh berbagai macam hiburan gaya Jepang yang disebut Yuukaku. Salah satu yang terkenal adalah Yoshiwara
yang terdapat dibagian timur Tokyo. Ada dua macam wanita yang bekerja di Yoshiwara. Yang terlatih secara professional dalam hal musik dan menari disebut Geisha, yang
lainnya adalah pramuria yang disebut Yuujo. Geisha kelas atas yang terlatih dalam berbagai kesenian disebut Tayuu.
Pada pertengahan zaman Edo abad ke-18 ada seorang Tayuu yang bernama Usugumo. Ia terkenal juga sebagai penyayang kucing. Kucingnya selalu berada
disampingnya kemanapun ia pergi. Suatu malam, ketika Usugumo hendak memasuki toilet, kucingnya menarik-narik bajunya dengan kasar. Meskipun diusir dengan susah
payah, kucinya tidak mau berhenti mengganggunya. Karena ketakutan, usugumo meminta bantuan pemilik rumah. Kemudian pemik tersebut dating dan menebas leher
kucing tersebut dengan samurai, karena ditakutkan kucing tersebut adalah kucing setan. Kepala kucing tersebut terbang ke langit-langit toilet, kemudian menggigit dan
membunuh seekor ular besar yang sedang mengincar Usugumo. Akhirnya Usugumo sangat menyesal karena telah salah membunuh kucingnya. Untuk mengingatkanya atas
M. Mubarak Hasibuan : “Maneki Neko” Dalam Pandangan Jepang Nihon No Siso Kara Miru “Maneki Neko”, 2009. USU Repository © 2009
jasa-jasa kucingnya, salah seorang tamu menghadiahinya patung kucing yang terbuat dari kayu yang harum. Patung kucing inilah yang kemudian berkembang menjadi Maneki
Neko.
c. Legenda Tua Wanita Imado