M. Mubarak Hasibuan : “Maneki Neko” Dalam Pandangan Jepang Nihon No Siso Kara Miru “Maneki Neko”, 2009. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Semua orang pasti tahu dengan hewan yang benama kucing, kucing adalah hewan lucu yang berkaki empat dan memiliki bulu yang halus, nama latin dari kucing adalah
Felis silvestris-catus. Menurut Sejarah, kucing sudah ada 3500 tahun yang lalu. Pada saat itu hewan kucing digunakan pada zama mesir kuno untuk mengusir tikus dan hewan
pengerat lainnya. Di zaman itu kucing dipercaya sebagai jelmaan seorang dewi yang benama bast. Bast merupakan dewi pelindung rumah dan pelindung ladang dari serangan
tikus. Dewi bast juga terkadang terlibat dalam peperangan dan menjelma menjadi singa betina. Dewi bast adalah anak dari dewa matahari Ra.
Mitos mengenai kucing beragam, ada yang percaya pada mitos itu, ada pula yang tidak percaya samasekali. Salah satu mitos paling populer yang sampai kini masih banyak
dipercayai adalah kucing hitam sebagai salah satu simbol mistis. Sebuah mitos yang sudah tumbuh dan berawal dari masa babilonia kuno dimana kucing adalah persembahan
untuk acara ritual. Mitos ini datang karena ada seekor kucing hitam yang tidur ditengah- tengah seekor ular dengan pulasnya. Tetapi ular itu tidak mematuk ataupun memakan dan
mencederai kucing tersebut. Padahal, pada saat itu ular adalah perlambang kejahatan yang dapat memangsa dan membahayakan manusia.
Berbagai mitos tentang kucing hitam bermunculan dimana-mana. Di Inggris dan Jepang, jika kucing hitam melewati jalan setapak dekat rumah, dipercayai keberuntungan
akan menimpa sipemilik rumah. Sebaliknya bila berada di Amerika Serikat dan sebagian
M. Mubarak Hasibuan : “Maneki Neko” Dalam Pandangan Jepang Nihon No Siso Kara Miru “Maneki Neko”, 2009. USU Repository © 2009
negara Eropa kerugian atau kesialan akan menimpa sipemilik rumah. Di Jerman, jika ada kucing hitam melompat ke tempat tidur orang yang terbaring sakit, dipercayai kematian
akan datang. Di Cina, jika datang kucing hitam yang didatangi akan terkena penyakit. Di Italia,
jika ada kucing mengeong, itu berarti alamat baik bagi yang mendengarnya.httwww.wikipedia.about the cat
Karakter dan sifat kucing yang misterius membuat orang terpesona. Melewati berbagai zaman dan kebudayaan dimana kucing ditakuti dan dipuja-puja. Di waktu lain
kucing dibinasakan karena dipercaya sebagai pertanda buruk. Sekalipun sering dituduh sebagai hewan yang berpotensi menyebarkan virus
toksoplasma yang bisa membahayakan bagi janin manusia, keberadaan kucing sebagai hewan kesayangan tetap tidak bisa dikesampingkan dalam sejarah eksistensi manusia di
muka bumi ini. Dibandingkan anjing yang juga mendapat tempat sebagai hewan peliharaan favorit bagi manusia, kedekatan kucing dalam sejarah manusia justru telah ada
lebih lama. Di Mesir; negara yang dikenal pertama kali sebagai negara pemuja kucing, hewan lucu berbulu halus ini mendapat tempat istimewa. Ini dibuktikan dengan adanya
mitos tentang Dewi Bast yang dipuja sebagai dewi pelindung kaum wanita yang berwujud wanita berkepala kucing. Bast adalah permaisuri Dewa Ptah dan ibu dari Mihos,
dan juga diyakini sebagai mata-mata Dewa Ra, dewa matahari yang sangat diagungkan rakyat Mesir. Mitos mengenai Dewi Bast ini diperkuat setelah ditemukannya mummi
seekor kucing dalam makam yang dikeramatkan di lembah sungai Nil. Orang Mesir meyakini bahwa mummi kucing itu adalah simbol perwujudan Dewi Bast di dunia
manusia.
M. Mubarak Hasibuan : “Maneki Neko” Dalam Pandangan Jepang Nihon No Siso Kara Miru “Maneki Neko”, 2009. USU Repository © 2009
Tak hanya di Mesir, di Jepang maupun negara-negara bagian Eropa, kucing juga mendapat tempat istimewa sebagai hewan kesayangan selain anjing. Kita sering
mendengar dari cerita-cerita, bahwa para penyihir di Eropa selalu memelihara kucing hitam. Kucing hitam dianggap pembawa sial karena ia adalah hewan peliharaan para
penyihir di Eropa pada abad pertengahan. Padahal, sesungguhnya keberadaan kucing hitam itu adalah untuk menjaga majikannya sang penyihir dari bala atau hal-hal jahat
yang selalu mengincar. Dengan kata lain, kucing hitam dipelihara para penyihir untuk menolak musibah. Sebab berdasarkan penelitian sejarah, diketahui bahwa keberadaan
penyihir atau cenayang memang tidak pernah disukai oleh masyarakat pada masa tersebut karena dianggap berhubungan dengan kekuatan iblis. Itulah sebabnya, pada masa tersebut
penyihir selalu diincar untuk dibunuh. Padahal jika melihat secara logika di masa kini, penyihir atau cenayang adalah orang-orang yang kebetulan memiliki kemampuan indera
keenam atau kekuatan supernatural, dan tidak selalu bersifat jahat. Itulah sebabnya para penyihir atau cenayang di jaman dahulu memelihara seekor kucing hitam, untuk menolak
marabahaya yang akan menimpa diri mereka. Bagi orang Jepang, kucing adalah hewan teramat istimewa. Bahkan, konon orang
Jepang lebih memilih memelihara kucing dibanding memelihara anjing. Para kaisar yang pernah menduduki tahta pemerintahan, konon selalu memelihara kucing. Ini dikarenakan
adanya mitos turun-temurun yang menyatakan bahwa kucing adalah hewan kesayangan Dewa Amaterasu, dewa matahari. Sebagai hewan kesayangan Dewa, kucing sering turun
ke dunia manusia untuk mengamati kehidupan para manusia dan melaporkan segala yang dilihatnya itu kepada para dewa. Jika ia menemukan orang yang berhati mulia namun
sangat miskin, ia akan melaporkannya kepada Dewa Kemakmuran agar orang baik
M. Mubarak Hasibuan : “Maneki Neko” Dalam Pandangan Jepang Nihon No Siso Kara Miru “Maneki Neko”, 2009. USU Repository © 2009
tersebut diberi rahmat berupa rejeki. Dari mitos ini pulalah lahir boneka “ManekiNeko”, yaitu boneka atau patung kucing yang duduk dan melambaikan satu kaki depannya. Kita
sering melihat patung seperti ini di toko-toko. Patung ini adalah simbol rejeki atau kemakmuran
, karena orang Jepang percaya bahwa kucing itu mendatangkan rejeki. Mitos ini tidak hanya dipercaya oleh orang Jepang saja, tapi juga oleh orang-orang China
yang dikenal sebagai pedagang ulung. Itulah sebabnya, bagi orang Jepang, kucing dianggap hewan yang keramat.
Mereka percaya, jika seseorang membunuh kucing dengan sengaja, maka kesialan akan mengikuti sepanjang sisa hidupnya akibat kutukan dewa. “Sekalipun kamu tidak
menyukai kucing, jangan sengaja membunuhnya atau resiko kutukan akan mengikuti sisa hidupmu sampai kau mati,” begitulah paham yang dianut oleh orang-orang
Jepang.htt;wikipedia About the cat. Sebetulnya, tidak terlalu berbeda dengan mitos kepercayaan di Indonesia. Orang Indonesia juga meyakini bahwa membunuh kucing
dengan sengaja misalnya sengaja menabrak kucing dengan mobil, maka akan membawa kesialan sepanjang umur bagi si pelakunya. Bagi umat muslim, kucing dipercaya sebagai
hewan kesayangan Nabi Muhammad saw. Sedangkan bagi umat non muslim, kucing diyakini mempunyai kekuatan menangkal roh-roh jahat atau makhluk halus. Konon,
hantu memang tidak menyukai rumah yang penghuninya memelihara kucing. Karena sengat mengagungkan kucing, katanya orang Jepang tidak akan
memperlakukan jenazah kucing mereka dengan sembarangan. Sampai sekarang tradisi ini masih tetap berlaku bagi orang Jepang. Jika kucing peliharaan mereka mati, orang Jepang
akan menguburkan jenazah sang kucing di pemakaman khusus hewan seperti layaknya pemakaman manusia. Mereka memasang dupa di kuburan kucingnya dan mendoakan
M. Mubarak Hasibuan : “Maneki Neko” Dalam Pandangan Jepang Nihon No Siso Kara Miru “Maneki Neko”, 2009. USU Repository © 2009
supaya arwah sang kucing diterima di Kerajaan Dewa. Diyakini, sebagai imbal-baliknya, arwah sang kucing akan melaporkan perlakuan baik yang diterimanya selama berada di
bawah asuhan majikannya kepada Dewa dan Dewa akan memberkati manusia yang menjadi majikannya tersebut. Selain itu, banyak peribahasa dan ungkapan-ungkapan
bahasa Jepang yang menggunakan kata “kucing” neko di dalamnya. Contohnya, ungkapan “nekojita” artinya “lidah kucing” untuk menjuluki orang yang tidak bisa
makan makanan panas karena lidahnya sensitif. Ungkapan-ungkapan lainnya yaitu “karite kita neko”artinya “kucing pinjaman”, “neko kawaigari suru” artinya “sangat
memanjakan kucing”, “neko ni koban” artinya “memberi uang emas kepada kucing” dan banyak lagi.
Di Jepang film–film terkenal atau film karton dan anime sering melibatkan atau memakai tokoh utamanya adalah seekor kucing. Seperti Doraemon, hello kitty, pokemon
dan lain–lain. Tokoh kucing tersebut selalu menjadi pahlawan. Sama halnya dengan Maneki Neko, sangat di kenal dan popular di negeri sakura tersebut.
Maneki Neko adalah pajangan karakter kucing dari Jepang, yang dibuat dari bahan porselen atau keramik dengan sebelah kaki depan tangan yang diangkat seperti
memanggil orang. Maneki artinya memangil, mengundangan, atau mengajak. Sedangkan neko artinya kucing. Jadi Maneki Neko artinya kucing memanggil.
Maneki Neko dipercaya membawa keberuntungan kepada pemiliknya dan biasanya dipajang di toko, restoran dan berbagai tempat usaha. Kalau di lihat dengan
keadaan Jepang saat ini, jelas sekali Negara Jepang bisa dikatakan Negara yang beruntung, dari segi perdagangan, pertokoan, makanan dan dunia usaha yang
M. Mubarak Hasibuan : “Maneki Neko” Dalam Pandangan Jepang Nihon No Siso Kara Miru “Maneki Neko”, 2009. USU Repository © 2009
berkembang pesat dari dulu hingga sekarang. Apakah ada hubungannya dengan Maneki Neko ?
Karakter Maneki Neko sering di buat denga kaki depannya di angkat. Bisa dengan kaki kanan atau kaki kirinya. Kadang-kadang ada juga kedua kakinya diangkat.
Kaki kanan dan kaki kiri yang salah satunya diangkat ternyata memiliki arti dan makna simbolik yang berbeda. Maneki Neko yang mengangkat kaki depan yang sebelah kanan
dipercaya mendatangkan uang, menarik keberuntungan dan kemakmuran. Sedangkan kaki depan sebelah kiri yang diangkat dipercaya mendatangkan pembeli. Kepercayaan
mengenai kaki mana yang diangkat, berbeda-beda tergantung waktu dan tempatnya. Tidak cukup sampai disitu, ternyata tinggi atau rendahnya kaki yang diangkat dipercaya
memiliki arti tersendiri. Semakin tinggi kaki terangkat, semakin besar juga keberuntungan atau kemakmuran yang akan datang. Oleh karena itu Maneki Neko cocok
dipajangkan di toko-toko, restoran dan apa saja yang bisa menghasilkan keuntungan. Selain itu warna dari Maneki Neko juga dipercaya memiliki arti dan manfaat yang
berbeda bagi sipemiliknya. Maneki Neko memiliki beraneka warna seperti merah, putih, hitam, hijau, emas, merah muda pink dan tiga warna yaitu putih, hitam dan oranye
kucing belang. Dari ketiga karakter warna ini, tiga warna inilah yang paling populer dan dipercaya dapat membawa keberuntungan. Kalau warna putih mengindikasikan
kemurnian, kesucian dan merupakan warna paling popular kedua dari belang tiga warna. Hitam dipercaya dapat menjaga kesehatan pemiliknya dan mencegah datangnya setan.
Sedangkan merah juga merupakan warna pelindung. Dipercaya dapat menghalangi datangnya sakit dan arwah jahat. Begitu juga dengan warna yang lainya memiliki
manfaat yang berbeda–beda bagi sipemilikinya.
M. Mubarak Hasibuan : “Maneki Neko” Dalam Pandangan Jepang Nihon No Siso Kara Miru “Maneki Neko”, 2009. USU Repository © 2009
Maneki Neko juga biasanya mempunyai beberapa tambahan ornament di lehernya. Biasanya berupa kalung lengkap dengan lonceng atau bisa juaga kain yang diikatkan di
leher seperti scarf. Maneki Neko kadang-kadang digambarkan sedang memegang koin yang disebut koban. Koban adalah uang yang dipakai pada zaman Edo. Figur patung ini
dipercaya membawa keberuntungan dan kemakmuran sehingga sering digunakan sebagai celengan.
Hewan kucing selain lucu dan lincah juga memiliki beberapa mitos, salah satunya mitos kucing jantan berbelang tiga dipercaya sebagai raja dari segala kucing dan
membawa kekayaan bagi siapa saja yang memeliharanya. Bahkan katanya jika ada seekor kucing betina yang melahrikan anak kucing berjenis kelamin jantan dan berbelang tiga
maka dia akan memakannya. Dan mitos seperti inilah melatar belakangi lahirnya kepercayan orang Jepang terhadap kucing yang berbelang tiga. Walaupun tidak
memelihara langsung kucingnya, namun mereka membuatnya dalam bentuk boneka atau patung Maneki Neko. Dan yang paling populer adalah kucing belang tiga putih, hitam
dan oranye . Selain itu Meneki Neko dikenal sebagai kucing pembawa keberuntung, ini
merupakan mitos saja, bisa dipercaya atau tidak. Kemudian, menurut orang Jepang apabila ada kucing tidur diatap rumah, petanda keberuntungan akan datang, atau usaha
akan laris. Menabrak kucing hingga mati tanpa dikuburkan oleh si penabrak, maka akan terjadi balas dendam yang berupa kecelakaan untuk si penabrak tersebut. Oleh karena
itulah orang Jepang apabila ada kucing yang mati baik tertabrak maupun tidak maka mereka akan menguburkan kucing tersebut dengan sebaik-baiknya. Bahkan di Jepang
M. Mubarak Hasibuan : “Maneki Neko” Dalam Pandangan Jepang Nihon No Siso Kara Miru “Maneki Neko”, 2009. USU Repository © 2009
sudah ada kuburan khusus untuk binatang, dan apabila kucing yang mati mereka begitu menghormatinya.
Berdasarkan keterangan dan penjelasan di atas penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai karakteristik dan mito–mitos “maneki neko” yang ada di
Jepang .
1.2. Perumusan Masalah