Sebuah Penelitian oleh Deuster pada tahun 1994 yang berjudul Biological, Social and Behavioral Factories Associated With Premenstrual Syndrome yang
melibatkan 874 wanita di Virginia menemukan fakta bahwa mereka yang telah menikah cenderung mempunyai resiko yang lebih kecil untuk mengalami
sindrom pramenstruasi 3,7 daripada mereka yang tidak menikah 12,6 Maulana, 2008.
Di Asia Pasifik, 63 penderita Premenstrual Sindrome PMS tidak pernah memeriksakan diri ke dokter karena menganggap bahwa PMS adalah sesuatu
yang wajar dan harus dijalani. Padahal jika menyempatkan diri untuk berkonsultasi ke tenaga kesehatan, maka dapat mengetahui tingkat keparahan
penyakit PMS, dan memperoleh perawatan yang paling sesuai dengan kondisi tersebut Proverawati dan Misaroh, 2010.
Ada banyak faktor yang diduga menjadi penyebab timbulnya PMS. Salah satu faktor penyebab PMS yaitu kadar hormon progesteron rendah, kadar hormon
estrogen yang berlebihan, perubahan ratio kadar hormon estrogenprogesteron, dan dimungkinkan berhubungan dengan faktor-faktor hormonal, genetik, sosial,
perilaku, biologis, dan psikis Waluyo, 2009. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin meneliti, “Efektifitas
penyuluhan terhadap pengetahuan remaja tentang sindrom premenstruasi di SMA Tri Sakti Medan”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah “Bagaimanakah efektifitas penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap
remaja tentang Sindrom Premenstruasi?”
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui efektifitas penyuluhan terhadap pengetahuan remaja tentang Sindrom Premenstruasi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan remaja tentang Sindrom Premenstruasi sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. .
b. Menganalisis efektifitas penyuluhan terhadap pengetahuan remaja sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi remaja
mengenai sindrom premenstruasi.
2. Manfaat Aplikatif
a. Praktik kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan remaja dalam menghadapi Sindrom Premenstruasi.
b. Penelitian Kebidanan
Dapat dijadikan masukan sebagai pengembangan penelitian selanjutnya dibidang promosi kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyuluhan Kesehatan 1. Pengertian
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yangberlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,
dimanaindividu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang
bisadilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok denganmeminta pertolongan Effendy, 2003.
2. Sasaran
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di
rumah sakit,klinik, puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan. Penyuluhan kesehatan pada keluarga diutamakan pada keluarga
resiko tinggi, seperti keluarga yang menderita penyakit menular, keluarga dengan sosial ekonomi rendah, keluargadengan keadaan gizi yang buruk,
keluarga dengan sanitasi lingkungan yang burukdan sebagainya. Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan pada
kelompokibu hamil, kelompok ibu yang mempunyai anak balita, kelompok masyarakat yangrawan terhadap masalah kesehatan seperti kelompok lansia,
kelompok yang ada diberbagai institusi pelayanan kesehatan seperti anak sekolah, pekerja dalamperusahaan dan lain-lain. Penyuluhan kesehatan pada
sasaran masyarakat dapatdilakukan pada masyarakat binaan puskesmas,
Universitas Sumatera Utara
masyarakat nelayan, masyarakatpedesaan, masyarakat yang terkena wabah dan lain-lain Effendy, 2003.
3. Materipesan
Materi atau pesan yang disampaikan kepada sasaran hendaknya disesuaikandengan kebutuhan kesehatan dari individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat,sehingga materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materiyang disampaikan sebaiknya menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti, tidakterlalu sulit untuk dimengerti oleh sasaran, dalam penyampaian materi sebaiknyamenggunakan metode dan media untuk
mempermudah pemahaman dan untukmenarik perhatian sasaran Effendy,
2003. 4. Metode
Menurut Notoatmodjo 2007, metode penyuluhan merupakan salah satu faktoryang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal.
Metodeyang dikemukakan antara lain :
1. Metode penyuluhan perorangan individual Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina
perilakubaru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atauinovasi. Dasar digunakan pendekatan individual
ini karena setiap orang mempunyaimasalah atau alasan yang berbeda- beda sehubungan dengan penerimaan atau perilakubaru tersebut. Bentuk
dari pendekatan ini antara lain: a. Bimbingan dan penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalahyang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu
Universitas Sumatera Utara
penyelesaiannya. Akhirnyaklien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akanmenerima perilaku tersebut.
b. Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk
menggali informasimengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belummenerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah
perilaku yang sudah atau akandiadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belummaka perlu penyuluhan yang
lebih mendalam lagi. 2. Metode penyuluhan kelompok
Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnyakelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran.
Untuk kelompokyang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil. Efektifitas suatumetode akan tergantung pula pada besarnya sasaran
penyuluhan. Metode inimencakup : a. Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15
orang. Metodeyang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.
1. Ceramah Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi
maupun rendah. Hal-halyang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah adalah :
a. Persiapan
Universitas Sumatera Utara
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materiapa yang akan diceramahkan, untuk itu penceramah
harus mempersiapkandiri. Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagikalau disusun dalam diagram atau skema
dan mempersiapkan alat-alatbantu pengajaran. b. Pelaksanaan
Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat sasaran Untuk dapat menguasai sasaran
penceramah dapatmenunjukkan sikap dan penampilan yang meyakinkan. Tidak bolehbersikap ragu-ragu dan gelisah. Suara
hendaknya cukup keras dan jelas.Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta. Berdiri di depan dipertengahan,seyogianya tidak duduk dan
menggunakan alat bantu lihat semaksimalmungkin 2. Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar deng pendidikanmenengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari
seseorang ahli ataubeberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan dianggaphangat di masyarakat.
a. Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang
dari 15 orang. Metodeyang cocok untuk kelompok ini adalah diskusi kelompok, curah pendapat, bolasalju, memainkan
peranan, permainan simulasi. 3. Metode penyuluhan massa
Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat yangsifatnya massa atau public. Oleh karena sasaran
Universitas Sumatera Utara
bersifat umum dalam arti tidakmembedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi, tingkatpendidikan dan
sebagainya, maka pesan kesehatan yang akan disampaikan harusdirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa
tersebut. Padaumumnya bentuk pendekatan masa ini tidak langsung, biasanya menggunakan mediamassa. Beberapa contoh dari metode ini
adalah . ceramah umum, pidato melalui mediamassa, simulasi, dialog antara pasien dan petugas kesehatan, sinetron, tulisandimajalah atau
koran, bill board yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dansebagainya.
5. Alat Bantu dan Media Penyuluhan a. Alat Bantu Penyuluhan Peraga
Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan oleh penyuluh dalammenyampaikan informasi. Alat bantu ini sering disebut
alat peraga karena berfungsi membantu dan meragakan sesuatu dalam proses penyuluhan Notoatmodjo,2007. Alat peraga ini disusun
berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada padasetiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyakindera yang
digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakinjelas pula pengertianpengetahuan yang diperoleh. Dengan kata
lain, alat peraga inidimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu objeksehingga mempermudah persepsi.Secara
terperinci, fungsi alat peraga adalah untuk menimbulkan minat sasaran,mencapai sasaran yang lebih banyak, membantu mengatasi
hambatan bahasa,merangsang sasaran untuk melaksanakan pesan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan, membantu sasaran untukbelajar lebih banyak dan tepat, merangsang sasaran untuk meneruskan pesan yangditerima kepada orang
lain, mempermudah memperoleh informasi oleh sasaran,mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami
danakhirnya memberikan pengertian yang lebih baik, dan membantu menegakkanpengertian yang diperoleh.
Pada garis besarnya ada 3 macam alat bantu penyuluhan yaitu : a. Alat bantu lihat
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasikan indera mata pada waktu terjadinya penyuluhan. Alat ini ada 2 bentuk yaitu alat yang
diproyeksikanmisalnya slide, film dan alat yang tidak diproyeksikan misalnya dua dimensi, tigadimensi, gambar peta, bagan, bola dunia,
boneka dan lain-lain. b. Alat bantu dengar
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasi indera pendengar, pada waktuproses penyampaian bahan penyuluhan misalnya piringan hitam,
radio, pita suaradan lain-lain. c. Alat bantu lihat-dengar
Alat ini berguna dalam menstimulasi indera penglihatan dan pendengaran padawaktu proses penyuluhan, misalnya televisi, video
cassette dan lain-lain.Sebelum membuat alat-alat peraga kita harus merencanakan dan memilih alat peraga yang paling tepat untuk digunakan
dalam penyuluhan. Untuk itu perludiperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Tujuan yang hendak dicapai
Universitas Sumatera Utara
a. Tujuan pendidikan adalah untuk mengubah pengetahuanpengertian, pendapatdan konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi,
menanamkan tingkahlakukebiasaan yang baru. b. Tujuan penggunaan alat peraga adalah sebagai alat bantu dalam
latihanpenataran penyuluhan, untuk menimbulkan perhatian terhadap sesuatumasalah, mengingatkan sesuatu pesaninformasi
dan menjelqskan fakta-fakta,prosedur dan tindakan. 2. Persiapan penggunaan alat peraga
Semua alat peraga yang dibuatberguna sebagai alat bantu belajar dan tetapharus diingat bahwa alat ini dapat berfungsi mengajar dengan
sendirinya. Kita harusmengemfangkan keterampilan dalam memilih, mengadakan alat peraga secara tepatsehingga mempunyai hasil yang
maksimal.
b. Media Penyuluhan
Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesaninformasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran
dapatmeningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan.Penyuluhan kesehatan tak dapat
lepas dari media karena melalui media, pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapatmempelajari pesan tersebut
sehingga sampai memutuskan untuk mengadopsinya keperilaku yang positif. Tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam
pelaksanaanpenyuluhan kesehatan antara lain adalah : a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
Universitas Sumatera Utara
c. Media dapat memperjelas informasi. d. Media dapat mempermudah pengertian.
e. Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik. f. Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan mata.
g. Media dapat memperlancar komunikasi. Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan kesehatan, media ini
dibagimenjadi 3 yakni : a. Media cetak
Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari gambaransejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk
dalam media iniadalah booklet, leaflet, flyer selebaran, flip chart lembar balik, rubric atautulisan pada surat kabar atau majalah, poster, foto yang
mengungkapkan informasikesehatan. Ada beberapa kelebihan media cetak antara lain tahan lama, mencakupbanyak orang, biaya rendah, dapat dibawa
kemana-mana, tidak perlu listrik,mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar. Media cetakmemiliki kelemahan yaitu tidak dapat
menstimulir efek gerak dan efek suara danmudah terlipat. b. Media elektronik
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengardan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang termasuk
dalam media ini adalah televisi, radio, video film, cassette, CD, VCD. Seperti halnya mediacetak, media elektronik ini memiliki kelebihan antara lain lebih
mudah dipahami,lebih menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap muka, mengikut sertakanseluruh panca indera, penyajiannya dapat dikendalikan dan
diulang-ulang sertajangkauannya lebih besar. Kelemahan dari media ini adalah
Universitas Sumatera Utara
biayanya lebih tinggi,sedikit rumit, perlu listrik dan alat canggih untuk produksinya, perlu persiapanmatang, peralatan selalu berkembang dan berubah,
perlu keterampilanpenyimpanan dan keterampilan untuk mengoperasikannya. c. Media luar ruang
Media menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media cetak maupunelektronik misalnya papan reklame, spanduk, pameran, banner dan
televisi layarlebar. Kelebihan dari media ini adalah lebih mudah dipahami, lebih menarik,sebagai informasi umum dan hiburan, bertatap muka, mengikut sertakan
seluruhpanca indera, penyajian dapat dikendalikan dan jangkauannya relatif besar.Kelemahan dari media ini adalah biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu
alatcanggih untuk produksinya, persiapan matang, peralatan selalu berkembang danberubah, memerlukan keterampilan penyimpanan dan keterampilan
untukmengoperasikannya.Media penyuluhan kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikaninformasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai
dengan tingkat penerimaansasaran, sehingga sasaran mau dan mampu untuk mengubah perilaku sesuai dengan pesan yang disampaikan.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyuluhan
Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor penyuluh, sasaran dan proses penyuluhan.
a Faktor penyuluh, misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi yang
akandijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecil dan
kurang dapatdidengar serta penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton sehinggamembosankan.
Universitas Sumatera Utara
b Faktor sasaran, misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit
menerimapesan yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena
lebih memikirkankebutuhan yang lebih mendesak, kepercayaan dan adat kebiasaan yang telahtertanam sehingga sulit untuk mengubahnya, kondisi
lingkungan tempat tinggalsasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan perilaku.
c Faktor proses dalam penyuluhan, misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai
dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan keramaiansehingga menggangu proses penyuluhan yang dilakukan, jumlah
sasaranpenyuluhan yang terlalu banyak, alat peraga yang kurang, metoda yangdigunakan kurang tepat sehingga membosankan sasaran serta bahasa
yangdigunakan kurang dimengerti oleh sasaran.
B. Pengetahuan 1. Defenisi
Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik disengaja maupun
tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu Wahit, dkk, 2006.
Menurut Notoatmodjo 2007, Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indra penglihatan, Pendengaran , penciuman, rasa dan raba.
Universitas Sumatera Utara
2. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Sunaryo 2004, tingkatan pengetahuan di dalam domain
kognitif, mencakup 6 tingkatan, yaitu:
a. Tahu
Tahu merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Tahu artinya dapat mengingat atau mengingat kembali suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Ukuran bahwa seseorang itu tahu, adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, dan menyatakan.
b. Pemahaman
Memahami artinya kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan dengan benar tentang objek yang diketahui.
Seseorang yang telah paham tentang sesuatu harus dapat menjelaskan, memberikan contoh, dan menyimpulkan.
c. Penerapan
Penerapan yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi nyata.
d. Analisis
Analisis artinya adalah kemampuan untuk menguraikan objek kedalam bagian-bagian lebih kecil, tetapi masih di dalam suatu
struktur objek tersebut dan masih terkait satu sama lain. e.
Sintesis Sintesis yaitu suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian
didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
Universitas Sumatera Utara
f. Evaluasi
Evaluasi yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek, dapat menggunakan kriteria yang telah ada atau disusun
sendiri.
3. Klasifikasi Pengetahuan
Menurut Arikunto 2006 pengetahuan dikategorikan dengan kriteria: a.
Pengetahuan Baik apabila skor yang diperoleh75 b.
Pengetahuan Cukup apabila skor yang diperoleh 60-70 c.
Pengetahuan Kurang Baik apabila skor yang diperoleh60
C. Remaja 1. Defenisi
Kata remaja berasal dari bahasa Latin adolescentia yang berarti remaja yang mengalami kematangan fisik, emosi, mental, dan sosial. Masa
remaja merupakan masa berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana individu tidak lagi merasa dibawah tingkatan orang dewasa, akan tetapi
sudah dalam tingkatan yang sama Pieter, Zan Herri dan Lumongga, Namora, 2011.
WHO mendefenisikan remaja lebih bersifat konseptual, ada tiga kriteria yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi, dengan batasan usia
antara 10-20 tahun, yang secara lengkap defenisi tersebut sebagai berikut: a.
Individu berkembang dari saat petama kali ia menunjukkan taednda- tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
b. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa.
Universitas Sumatera Utara
c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh
keadaan yang relatif lebih mandiri Sumiati, dkk, 2009 Masa remaja terdiri dari:
a. Masa remaja awal 10-14 tahun
Yang dimaksud dengan masa remaja awal Early Adolescense adalah masa yang ditandai dengan berbagai perubahan tubuh yang cepat dan sering
mengakibatkan kesulitan dalam menyesuaikan diri, pada saat ini remaja mulai mencari identitas diri.
b. Masa remaja pertengahan 15-16 tahun
Remaja pertengahan Middle Adolescence adalah masa yang ditandai dengan bentuk tubuh yang sudah menyerupai orang dewasa, meskipun
belum siap secara psikis, pada masa ini sering terjadi konflik karena remaja sudah mulai ingin bebas mengikuti teman sebaya.
c. Masa remaja akhir 17-19 tahun.
Remaja akhir Late Adolescence adalah masa yang ditandai dengan pertumbuhan biologis sudah melambat, tetapi masih berlangsung di tempat
lain, emosi, minat, konsentrasi, dan cara berpikir sudah mulai stabil serta kemampuan untuk menyelesaikan masalah sudah meningkat.
2. Ciri-ciri masa remaja
Pieter, Zan Herri dan Lumongga, Namora 2011 mengemukakan ciri masa remaja adalah sebagai berikut:
a. Sebagai periode peralihan
Peralihan berarti terputus atau berubah dari apa yang pernah terjadi sebelumnya. Peralihan adalah proses perkembangan dari satu
tahap ke tahap berikutnya, yang merupakan kelanjutan dari
Universitas Sumatera Utara
perkembangan masa pubertas. Apa yang tertinggal pada satu tahap akan memberikan dampak di masa akan datang.
b. Periode mencari identitas diri
Kini remaja merasa tidak puas lagi untuk sama dengan teman- temannya. Remaja selalu mencari identitas diri guna menjelaskan
siapa dirinya, apa peranannya, apakah dia masih kanak-kanak atau telah menjadi orang dewasa. Tugas penting yang dihadapi remaja
adalah menemukan jawaban dari pertanyaan mengenai dirinya, mencakup keputusan, dan standar tindakan.
D. Sindrom Premenstruasi 1. Defenisi
Sindrom PremenstruasiPMS adalah suatu kondisi yang terdiri atas beberapa gejala fisik, emosi dan perilaku yang dialami oleh seorang
perempuan sebelum datangnya siklus menstruasi, yang menyebabkan ia mengalami gangguan dalam fungsi dan aktifitas sehari-hari, gejala-gejala
tersebut akan menghilang saat menstruasi tiba Sylvia, 2010. Sindrom Prementruasi merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis, dan
emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita dan secara konsisten terjadi selam tahap luteal dari siklus menstruai akibat perubahan hormonal
yang berhubbungan dengan siklus saat ovulasi pelepasan sel telur dari ovum dan menstruasi. Gejala-gejala tersebut biasanya terjadi secara reguler pada 7-
10 hari sebelum datangnya menstruasi dan biasanya akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari seteleh menstruasi Waluyo,
2009.
Universitas Sumatera Utara
2. Etiologipenyebab
Penyebab yang pasti dari premenstruasi sindrom belum diketahui, dapat bersifat kompleks dan multifaktorial, yaitu berhubungan dengan faktor
hormonal, genetik, sosial, perilaku, biologis dan psikis, sebagai berikut: a.
Faktor hormonal yakni terjadi ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron.
b. Faktor kimiawi yakni berasal dari bahan-bahan kimiawi tertentu
didalam otak seperti serotonin neurotransmitter, berubah-ubah selama siklus menstruasi, serotonin sangat mempengaruhi suasana
hati. c.
Faktor genetik, yaitu insidensi sindrom premenstruasi dua kali lebih tinggi pada kaembar satu telur dbandingkan kembar dua telur.
d. Faktor psikologis, yaitu stress sangat besar pengaruhnya terhadap
kejadian premenstruasi sindrom. e.
Faktor gaya hidup, yaitu pengaturan pola makan, kebiasaan merokok dan minum alkohol dan kurang berolahraga.
f. Usia, PMS semakin sering dan mengganggu dengan bertambahnya
usia, terutama antara usia 30-45 tahun. g.
Defisiensi endorphin Waluyo, 2009.
3. Tanda dan gejala
Adapun gejala sindrom pramenstruasi mencakup, yakni: 1.
Gejala fisik, terdiri atas: a.
Payudara membengkak dan terasa nyeri b.
Perut membengkak dan menggembung, serta mengalami sembelit atau diare
Universitas Sumatera Utara
c. Nyeri kepala dan migren
d. Membengkaknya tangan dan kaki
e. Bertambahnya berat badan
f. Otot menjadi kaku dan nyeri
g. Sendi-sendi kaku dan nyeri
h. Mual dan muntah
2. Gejala emosi dan perilaku:
a. Depresi
b. Cemas dan serangan panik
c. Sulit tidur
d. Perubahan minat dan gairah seksual
e. Mudah tersinggung
f. Bermusuhan dan marah yang meledak-ledak
g. Meningkatnya selera makan trehadap makanan-makanan tertentu
terutama garam dan gula h.
Meningkat dan menurunnya mood i.
Sulit konsentrasi j.
Merasa lemah dan lelah Sylvia, 2010
4. Klasifikasi
Tipe dan gejala PMS bermacam-macam. Dr.Guy E. Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari fakultas kedokteran UCLA, AS, membagi
PMS menurut gejalanya yakni PMS tipe A, H, C, dan D. Delapan puluh persen gangguan PMS termasuk tipe A. Penderita tipe H sekitar 60. PMS
tipe C 40, dan PMS tipe D 20. Kadang-kadang seorang wanita
Universitas Sumatera Utara
mengalami gejala gabungan, misalnya tipe A dan D secara bersamaan. Setiap tipe memiliki gejalanya sendiri, yakni:
a PMS tipe A Anxiety
Ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan
sampai sedang saat sebelum mendapat haid. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron: hormon estrogen
terlalu tinggi dibandingkan hormon progesteron. Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi beberapa
peneliti mengatakan, pada penderita PMS bisa jadi kekurangan vitamin B6 dan magnesium. Penderita PMS A sebaiknya banyak mengkonsumsi
makanan berserat dan membatasi atau mengurangi minum kopi. b
PMS tipe H Hyperhydration
Tipe ini memiliki gejala edema pembengkakan, perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan pada tangan dan kaki, peningkatan
berat badan sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS yang lain. Pembengkakan itu terjadi akibat
berkumpulnya air pada jaringan di luar sel ekstrasel karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika
untuk mengurangi retensi penimbunan air dan natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini
penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi minum sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
c PMS tipe C Craving
Tipe ini ditandai dengan rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis-manis biasanya coklat dan karbohidrat sederhana biasanya
gula. Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung
berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa
ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial
omega 6, atau kurangnya magnesium d
PMS tipe D Depression
Tipe ini ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata
verbalisasi, bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya PMS tipe D berlangsung bersamaan
dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3 dari seluruh tipe PMS benar-benar murni tipe D.PMS tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan
hormon progesteron dan estrogen, dimana hormon progesteron dalam siklus haid terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon estrogennya.
Kombinasi PMS tipe D dan TIPE A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres, lkekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan
penyimpanan timbal di tubuh, atau kekurangan magnesium dan vitamin B terutama B6. Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung
vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe D yang terjadi bersamaan dengan PMS tipe A Sylvia, 2010.
Universitas Sumatera Utara
5. Pencegahan dan Penanganan
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mencegah dan menangani sindrom premenstruasi yaitu:
a Edukasi dan konseling
Tatalaksana pertama kali adalah meyakinkan seorang wanita bahwa wanita lainnya pun ada yang memiliki keluhan yang sama ketika
menstruasi. Pencatatan secara teratur siklus menstruasi setiap bulannya dapat memberikan gambaran seorang wanita mengenai waktu terjadinya
sindrom premenstruasi. Sangat berguna bagi seorang wanita dengan sindrom pramenstrusi untuk mengenali gejala yang akan terjadi sehingga
dapat mengantisipasi waktu setiap bulannya ketika ketidakstabilan emosi sedang terjadi.
b Modifikasi gaya hidup
Wanita dengan gejala ini sebaiknya mendiskusikan masalahnya dengan orang terdekatnya, baik pasangan, teman, maupun keluarga.
Terkadang konfrontasi atau pertengkaran dapat dihindari apabila pasangan maupun teman mengerti dan mengenali penyebab dari kondisi
tidak stabil wanita tersebut. c
Diet pola konsumsi Penurunan asupan garam dan karbohidrat nasi, kentang, roti dapat
mencegah edema bengkak pada beberapa wanita. Penurunan konsumsi kafein kopi juga dapat menurunkan ketegangan, kecemasan dan
insomnia sulit tidur. Pola makan disarankan lebih sering namun dalam porsi kecil karena berdasarkan bukti bahwa selama periode premenstruasi
terdapat gangguan pengambilan glukosa untuk energi. Menjaga berat
Universitas Sumatera Utara
badan, karena berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko menderita sindrom premenstruasi PMS.
d Olahraga latihan fisik
Olahraga berupa lari dikatakan dapat menurunkan keluhan premenstrual syndrome. Berolahraga dapat menurunkan stress dengan
cara memiliki waktu untuk keluar dari rumah dan pelampiasan untuk rasa marah atau kecemasan yang terjadi. Beberapa wanita mengatakan bahwa
berolah raga ketika mereka mengalami pre-menstrual sindrom dapat membantu relaksasi dan tidur di malam hari.
e Obat-obatan
Apabila gejala premenstrual syndrome begitu hebatnya sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, umumnya modifikasi hidup jarang
berhasil dan perlu dibantu dengan obat-obatan.Asam mefenamat 500 mg, 3 kali sehari berdasarkan penelitian dapat mengurangi gejala
premenstrual syndrome seperti dismenorea dan menoragia menstruasi dalam jumlah banyak namun tidak semua. Asam mefenamat tidak
diperbolehkan pada wanita yang sensitif dengan aspirin atau memiliki risiko ulkus peptikum.Kontrasepsi oral dapat mengurangi gejala
premenstrual syndrome seperti dismenorea dan menoragia, namun tidak berpengaruh terhadap ketidakstabilan mood.
Pada wanita yang sedang mengkonsumsi pil KB namun mengalami gejala premenstrual syndrome sebaiknya pil KB tersebut dihentikan
sampai gejala berkurang.Obat penenang seperti alparazolam atau triazolam, dapat digunakan pada wanita yang merasakan kecemasan,
ketegangan berlebihan, maupun kesulitan tidur.Obat anti depresi hanya
Universitas Sumatera Utara
digunakan bagi mereka yang memiliki gejala premenstrual syndrome yang parah.Waluyo, 2009.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kerangka Konseptual
Kerangka Konsep Penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya atau antara variabel
yang satu dengan variabel lain dari masalah yang ingin diteliti Notoadmodjo, 2010
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independent, variabel dependent. Variabel independent dalam penelitian ini adalah penyuluhan,
variabel dependent adalah pengetahuan remaja tentang sindrom premenstruasi.
Bagan 3.1 Kerangka Konsep Variabel Independent
Pre Test Post Test
Variabel Dependent
Efektifitas Penyuluhan
Pengetahuan remaja tentang sindrom pramenstruasi
setelah penyuluhan Pengetahuan remaja tentang
sindrom pramenstruasi sebelum penyuluhan
Universitas Sumatera Utara
B. Hipotesis
Hipotesis didalam suatu penelitian berarti jawaban sementara peneliti, patokan dugaan atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam
penelitian ini ditunjukkan hipotesa sebagai berikut: Ha :
Ada efek penyuluhan terhadap pengetahuan remaja tentang sindrom pramenstruasi.
C. Tabel Defenisi Operasional