Kultur Biofilm in Vitro dengan Metode Static Microtiter Plate Assays Sitral

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta b. Kimia ; metode yang dilakukan dengan menggunakan suatu bahan kimia yang dapat membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Senyawa kimia antibiofilm ini dapat menghambat quorum sensing sehingga mengganggu pertukaran sinyal kimia antara sel-sel dalam sebuah proses dan dapat merusak matriks biofilm sel-sel bakteri dalam koloni, sehingga mendegradasi matriks yang menyebabkan pelepasan sel dari koloni dan pembebasan sel ke lingkungan Pratiwi, 2008 Rai, 2013. c. Biologi Bakteriofage ; Strategi dengan memanfaatkan virus tertentu yang menginfeksi bakteri. Virus akan menghancurkan bakteri dengan cara masuk ke sel inang dan melekat pada reseptor spesifik pada permukaan bakteri, termasuk lipopolisakarida, protein, atau bahkan flagella. Sehingga bakteri akan mati dan terjadinya penurunan biofilm Esperanza et al, 2011.

2.4. Kultur Biofilm in Vitro dengan Metode Static Microtiter Plate Assays

Metode ini dirancang untuk mengukur kemampuan mikroba yang dapat menempel ke permukaan abiotik dalam waktu inkubasi berkisar 1-2 jam sebagai inisiasi penempelan awal ke permukaan yang sudah dapat dinilai, sedangkan untuk waktu inkubasi lebih lama dari 20 jam memungkinkan untuk mengukur pembentukan biofilm Bjarnsholt et al, 2011. Keuntungan utama dari metode ini adalah hasil penepelan yang relatif tinggi, memungkinkan perlindungan untuk bakteri yang kurang sempurna dalam penempelan atau evaluasi perbedaan efek dari perlakuan atau senyawa pada penempelan atau pembentukan biofilm. Kekurangan dari metode mikrotiter adalah sulit dalam mempelajari struktur biofilm atau sifat resistensi antimikroba. Hal ini disebabkan sulitnya dalam menvisualisasikan biofilm secara mikroskopis dan dalam membedakan antara sel-sel hidup dan bahan matriks diwarnai dengan pewarna Bjarnsholt et al, 2011. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5. Tumbuhan Kemangi Ocimum americanum Linn

Sumber : Koleksi Pribadi Gambar 2.3. Tumbuhan Kemangi Ocimum americanum L.

2.5.1. Klasifikasi Tjitrosoepomo, 2002.

Kingdom : Plantae Division : Spermatophyta Sub Division : Angiospermae Class : Dicotyledonae Order : Tubiflorae Family : Lamiaceae Genus : Ocimum Species :Ocimum americanum L.

2.5.2. Sinonim

Ocimum americanum L. di kenal dengan hoary basil, wild basil, dan lemon basil. Indonesia: kemangi, selasih putih. Malaysia: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selaseh, kemangi, ruku-ruku. Thailand: Maenglak. Siemonsma et al, 1994; Pitojo, 1996.

2.5.3. Morfologi

Karakteristik kemangi yaitu perawakan : herba tegaksemak, tajuk membulat, bercabang banyak, sangat harum, tinggi 0,3 m-1,5 m; batang : batang pokok tidak jelas, bercabang banyak, hijau, berambut atau tidak; daun : tunggal, berhadapan, helaian daun bulat elips memanjang, ujung meruncing-runcing, tangkai daun 0,25-3 cm, pangkal bangun pasak sampai membulat, dikedua permukaan berambut halus, berbintik-bintik, tepi daun bergerigi lemah – bergelombang rata; bunga : susunan majemuk berkarangtandan, terminal, 2,5-14 cm, diketiak daun ujung, daun pelindung elipbulat telur, panjang 0,5-1 cm; kelopak : berjumlah 5 saling berlekatan membentuk bibir, 1 membentuk bibir atas, bentuk bulat telur 2-3,5mm, 1 bibir buah membentuk 4 gigi, sisi luar berambut kelenjar, ungu atau hijau; mahkota : berbibir, 3 bibir atas, 2 bibir bawah, panjang tabung 1,5-2mm, cuping mahkota 3-5mm, putih; benang sari : berjumlah 4, tersisip di dasar mahkota, ada 2 yang panjang; putik : kepala putik bercabang dua, tidak sama; buah : kelopak ikut menyusun buah, buah tegak dan tertekan. Sudarsono et al, 2002.

2.5.4. Kandungan Kimia

Ocimum americanum L. mengandung senyawa kimia alami antara lain, minyak atsiri, karbohidrat, alkaloid, senyawa fenolik, fitosterol, tanin, lignin, pati, saponin, flavonoid, terpenoid dan antrakuinon. Minyak atsiri merupakan komponen kimia utama pada Ocimum americanum L Dhale et al, 2010; Sarma et al, 2011. Senyawa kimia minyak atsiri yang paling utama pada kemangi adalah kamfor, metil sinamat, sitral, metil cavikol, linalool, eugenol, metil eugenol, dan limonene Siemonsma et al, 1994; Verma et al, 2012; Shadia et al, 2007; J. Wungsintaweekul et al, 2009. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5.5. Khasiat dan Kegunaan

Hasil penelitian yang telah ada menyebutkan bahwa minyak atsiri dari kemangi memiliki efek antibakteri, antituberkolosis, antijamur, dan antibiofilm Sabra et al, 2007; Ntezurubanza et al,1986 ; Thaweboon, 2009.

2.6. Sitral

Gambar 2.4. Struktur Kimia Sitral Hamdard, 2007 Sitral adalah salah satu komponen minyak atsiri yang banyak ditemukan dalam berbagai tanaman aromatik dan memiliki bau lemon yang khas. Sitral atau 3,7-dimetil-2,6 octadienal merupakan campuran dari dua monoterpen asiklik yaitu geranial trans-sitral atau sitral A dan neral cis- sitral atau sitral B dengan rumus molekul C 10 H 16 O Chaimovitsh et al, 2010 Shahzadi et al, 2014. Sitral telah diketahui memiliki aktivitas sebagai antijamur, antibakteri, dan insektisida. Sitral disebutkan juga merupakan senyawa alelopati aktif Chaimovitsh et al, 2010. Sejumlah turunan monoterpene sendiri menunujukkan kemampuan yang efektif sebagai kemoprevensi dan kemoterapi kanker pada tingkat sel hewan uji maupun dalam uji klinis pada manusia. Senyawa terpen tak jenuh mampu mengikat spesies oksigen aktif in vivo untuk memberikan epoksida intermediet yang dapat mengalkilasi DNA, protein, dan bimolekular lainnya Assidqi, 2012 . UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.7. Destilasi uap

Dokumen yang terkait

Pemeriksaan Cemaran Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus aureus Pada Jamu Gendong Dari Beberapa Penjual Jamu Gendong

4 120 85

Uji Aktivitas Antibiofilm in Vitro Minyak Atsiri Herba Kemangi Terhadap Bakteri Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus

1 23 110

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli

0 4 18

AKTIVITAS ANTIBAKTERI GLUKOSA TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 1 12

PENDAHULUAN Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 2 6

AKTIVITAS ANTIBAKTERI GLUKOSA TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 0 15

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI ( Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) Terhadap Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli.

0 2 16

PENDAHULUAN Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) Terhadap Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli.

0 3 26

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI ( UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli.

0 2 16

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli.

0 2 25