22
BAB III Metode Penelitian
3.1 Desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental deskriptif analitik untuk melihat pengaruh ekstrak daun Anredera cordifolia Tenore steenis terhadap re-
epitelisasi epidermis pada kasus luka bakar.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari-Agustus 2014. Penelitian ini dilakukan di laboratorium farmakologi, laboratorium histologi dan
laboratorium animal house Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
3.3 Bahan Uji
Daun Anredera cordifolia Tenore steenis didapatkan dari toko tanaman obat herbal binahong Jakarta sebanyak 4 Kg daun basah . Alamat jalan Palmerah
Utara 2 Jakarta Barat Indonesia yang dijadikan ekstrak dengan metode maserasi di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat BALITTRO, kemudian dijadikan
sediaan salep.
3.4 Populasi dan Besar Sampel Percobaan
Pada penelitian ini hewan percobaan yang digunakan sebagai objek penelitian adalah tikus jantan jenis Sparague dawley umur 2-3 bulan yang
didapatkan dari Departemen Patologi Institut Pertanian bogor disertai surat keterangan sehat dari Rumah Sakit Hewan Institut Pertanian Bogor IPB.
Hewan pecobaan dibagi kedalam lima kelompok. Yaitu kelompok I hewan uji diterapi salep dengan konsentrasi ekstrak 10, kelompok II hewan uji diterapi
salep dengan konsentrasi ekstrak 20, kelompok III hewan uji diterapi salep dengan konsentrasi ekstrak 40 kelompok IV kontrol positif dan kelompok V
kontrol negatif. Kelompok kontrol negatif adalah tikus normal dengan luka bakar diberikan basis salep. Kelompok kontrol positif adalah tikus yang normal dengan
luka bakar diberikan terapi Silver Sulfatiazine.
Jumlah sampel hewan percobaan pada penelitian ini diambil dari perhitungan rumus Federer sebagai berikut:
Dari perhitungan rumus Federer didapatkan jumlah sampel 5 tikus untuk setiap kelompok.
25
3.4.1 Kriteria Inklusi
Tikus Sprague dawley sehat, jantan, usia 2-3 bulan dan berat 300-400 gram.
3.4.2 Kriteria Eksklusi
Tikus Sprague dawley yang mempunyai kecacatan pada kulit punggung
3.5 Sampel penelitian
Pertumbuhan epitel epidermis dalam penyembuhan luka bakar pada tikus Sprague dawley.
3.6 Identifikasi Variabel 3.6.1 Variabel bebas
Salep ekstrak daun binahong dengan konsentrasi 10, 20, dan 40, basis salep, serta krim silver sulfadiazine.
Rumus = n-1t-1 ≥ 15
Keterangan: n : Jumlah sampel
t : Jumlah kelompok Jumlah kelompok ada 5
t = 5 n-1t-1
≥ 15
n-15-1 ≥
15 n-1 4
≥ 15
4n-4 ≥
15 4n
≥ 15 + 4
4n ≥
19 n
≥ 194
n ≥
4,75 Dibulatkan menjadi 5
3.6.2 Variabel Terikat
Ketebalan lapisan re-epitelisasi epidermis yang terjadi setelah hari kelima perlakuan yang diamati secara mikroskopis
3.7 Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional
No. Variabel
Defenisi Operasional
Alat Ukur Hasil
Ukur Skala
Ukur
1 Re-epitelisasi
epidermis Proses tahapan
penyembuhan luka ditandai
dengan epitel stratum basal
sampai startum korneum yang
tidak memiliki lapisan keratin
Image J µm
Numerik
2 Salep ekstrak
daun binahong
Salep ekstrak daun binahong
dengan konsentrasi 10
20 dan 40 Tidak ada
Tidak ada Kategorik
3 Salep Kontrol
Negatif Basis salep
mengandung vaselin album
dan adaps lanae Tidak ada
Tidak ada Kategorik
4 Silver
Sulfatiazine Salep untuk luka
bakar Tidak ada
Tidak ada Kategorik
3.8 Alat dan Bahan Penelitian 3.8.1 Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini lampiran 4, sebagai berikut: kandang tikus
kawat untuk pembatas dan alas kandang hard colar buat tikus terbuat dari kertas rontgen
tempat makan dan minum tikus sarung tangan
alat pembersih kandang tikus sabun dan sikat penangas air
plat besi pembuat luka bakar benang
lumpang dan alu timbangan
sendok hot plate stirrer
tempat sampel jaringan serbuk kayu
alat bedah minor mikroskop cahaya
pencukur bulu komputerlaptop
kotak tempat preparat termometer
CD DVD RW
3.8.2 Bahan penelitian
Bahan-bahan penelitian yang diperlukan: Daun Anredera cordifolia Tenore steenis
tikus jantan jenis Sprague dawley formalin 10
gel pencukur bulu eter
Vaseline Album Adaps Lanae
3.9 Cara Kerja Penelitian 3.9.1. Tahap persiapan
3.9.1.1 Determinasi Anredera cordifolia Tenore steenis
Dilakukan dengan cara memberikan sampel daun berserta tangkainya kepada pihak Institus Pertanian Bogor bagian bidang konservasi ex-situ PKT
kebun Raya Bogor – LIPI. Bertujuan untuk menentukan jenis dari sampel yang
kita berikan apakah sesuai dengan ekstrak yang akan kita pakai saat penelitian. Determinasi dilakukan selama 3 hari.
3.9.1.2 Ektraksi Daun Anredera cordifolia Tenore steenis
Daun binahong yang basah kemudian dicuci dan dipotong kecil-kecil. Daun binahong yang basah digunakan pada penelitian ini sebanyak 4 Kg.
Dikeringkan dibawah matahari selama 3 hari, ini masih tergantung dengan cuaca. Setalah dilakukan penjemuran, daun yang sudah kering dilakukan penimbangan.
Didapatkan daun binahong yang sudah kering seberat 535 gr. Daun binahong ini diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96 pada suhu
27
o
C Dari semua proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental daun binahong
sebanyak 26,2 g. Setelah itu ekstrak kental itu dibagi menjadi berbagai konsentrasi dalam sediaan salep dengan menggunakan vehiculum adaps lanae dan
vaseline album. Dibagi menjadi 0 sebagai kontrol negatif, 10 untuk perlakuan 1, 20 untuk perlakuan 2, 40 untuk perlakuan 3 dan sebagai kontrol positif
menggunakan silver sulfatiazin yang merupakan terapi dari guideline WHO tentang penatalaksanaan luka bakar.
3.9.1.3 Pembuatan Konsentrasi Ekstrak
Basis salep menggunakan adeps lanae dan vaselin album. Lumpang dipanaskan beserta alu didalam oven dengan suhu 50
C sehingga panas. Kemudian keluarkan dari oven. Masukkan adaps lanae terlebih dahulu kemudian
aduk hingga lebur , ditambahkan vaselin album dan diaduk secara konstan hingga homogen. Tambahkan ekstrak daun sesuai konsentrasi yang dibutuhkan dan
diaduk hingga homogen. Formula standar dasar salep menurut Agoes Goeswin 2006 ialah:
R Adeps Lanae
15 g Vaselin Album
85 g m.f salep
100 g Sediaan salep yang digunakan pada penelitian ini menggunakan konsentrasi daun
binahong 10, 20 dan 40 dibuat sebanyak 30 g a.
salep ekstrak daun binahong 10 R
Ekstrak daun binahong 3 g
Dasar salep 27 g
m.f salep 30 g
b. salep ekstrak daun binahong 20
R Ekstrak daun binahong
6 g Dasar salep
24 g m.f salep
30 g c.
salep ekstrak daun binahong 40 R
Ekstrak daun binahong 12 g
Dasar salep 18 g
m.f salep 30 g
3.9.1.4 Aklimatisasi Hewan Uji
Sebelum dilakukan percobaan, dilakukan aklimatisasi dahulu pada semua hewan sampel di laboratorium Animal House Fakultas Ilmu Kesehatan dan
Kedokteran selama satu minggu. Hewan diadaptasikan dengan lingkungan barunya, makanan dan minumannya. Pemberian makanannya dengan pakan
standar secara ad libitum.
3.9.1.5 Pembuatan Alat Luka Bakar
Menggunakan plat besi yang mempunyai luas penampang 4x2 cm disertai gagang yang mempermudah kita dalam membuat luka bakar pada tikus Sparague
dawley.
3.9.2 Tahap Pengujian 3.9.2.1 Pembuatan Luka Bakar Derajat II
Sebelum melakukan perlakukan, bulu disekitar punggung dicukur dan saat melakukan pencukuran diberikan gel khusus pencukur bulu, bertujuan untuk
meminimalkan cedera yang terjadi pada kulit tikus. Berikan terlebih dahulu anastesi eter secara inhalasi sebelum perlakuan. Alat pembuat luka yang terbuat
dari plat berukuran 4x2 cm dicelupkan ke air panas 98 C selama 5 menit ,
kemudian ditempelkan pada kulit tikus yang telah dianastesi selama 10 detik.
31
3.9.2.3 Pemberian Terapi
Setelah dilakukan perlukaan, langsung diberikan perlakuan dengan sesuai kelompok yang sudah ditentukan. Perlakuan dilakuan 2 kali sehari pagi dan sore
hari. Perlakuan dilakukan selama 5 hari. Terapi yang dilakukan secara topikal sesuai dengan luas dari luka.
3.9.2.3 Pengambilan Jaringan
Setelah dilakukan selama 5 hari, hewan uji dianatesi dengan cara memasukkannya kedalam toples yang mengandung larutan eter. Setelah itu
pengambilan jaringan dengan menggunakan alat bedah minor yang steril.
Kemudian dimasukkan ke dalam pot sampel yang berisi formalin 10. Dikirimkan ke tempat pembuatan preparat dibagian Departemen Histologi
Universitas Indonesia.
3.9.2.4 Pembuatan Preparat
Pembuatan preparat dilakukan di Departemen Patologi Anatomi Universitas Indonesia. Preparat dibuat menggunakan pewarnaan Hematoxylin
Eosin.
3.9.2.5 Pengambilan Gambar Histopatologi
Preparat diamati pada tepi luka dalam proses penyembuhan luka menggunakan mikroskop cahaya Olympus BX41 menggunakan perbesaran 100x.
Kemudian diambil gambar menggunakan kamera mikroskop Olympus DP25 dengan disertai penggunaan software Olympus DP2-BSW. Foto diambil dengan
perbesaran 100x. Hasil foto ini yang menjadi perhitungan re-epitelisasi epidermis. Sehingga satu preparat mempunyai dua foto sisi re-epitelisasi yang kemudian
kedua nilai dirata-ratakan. Untuk menghitung ketebalan re-epitelisasi menggunakan software ImageJ.
3.9.2.6 Cara Penghitungan Ketebalan Re-epitelisasi Epidermis
Tahap penggunaan aplikasi ImageJ untuk menghitung re-epitelisasi yang dilakukan sebanyak 5 kali setiap foto preparat.
1. Setelah komputer dinyalakan, buka aplikasi ImageJ
2. Klik file pada menu kemudian open lalu pilih foto yang akan dilakukan
perhitungan 3.
Setelah foto tersaji, kemudian klik straight pada menu toolbar 4.
Buatlah garis sepanjang garis yang ada pada pojok kanan bawah pada hasil foto preparat.
5. Klik Analyze pada menu kemudian set scale
6. ukuran panjang yang kita ketahui yang tertera pada pojok kanan bawah,
pada penelitian ini sebesar 100 µm. Dimasukkan kedalam kolom Known
Distance dan untuk kolom Unit of Length dimasukkan satuan µm micrometer. Kemudian klik Ok
7. Buatlah garis kembali pada ketebalan re-epitelisasi yang telah kita
tentukan 8.
Kik Analyze pada menu dan kemudian klik Measure 9.
Selanjutnya akan muncul Result, pada penghitungan re-epitelisasi yang digunakan data pada kolom Length
10. Jika akan melakukan kembali ikuti langkah-langkah dari 1-9 dan apabila
akan menyimpan data tersebut, langsung klik file kemudian save. Pada penelitian ini melakukan pengukuran ketebalan re-epitelisasi
sebanyak 5 kali, kemudian hasilnya dirata-ratakan.
3.9.3 Alur Penelitian
Determinasi
Pengumpulan
daun Anredera cordifolia Tenore steenis
Dikeringkan
ekstraksi dengan pelarut etanol
Dijadikan ekstrak kental
Dijadikan salep
Pembelian tikus
Aklimatisasi 1 kandang
untuk 1 tikus
Perlakuan luka bakar
Diberikan salep 2 kali sehari
selama 5 hari anastesi
Tikus dianastesi dengan eter
Jaringan kulit diambil
Masukkan ke toples mengandung
formalin 10
pembuatan preparat
Pembacaan gambar mikroskopik preparat
mikroskop cahaya Olympus BX41
Pengambilan foto menggunakan
kamera mikroskop Olympus DP25
Hasil foto dibaca menggunakan aplikasi ImageJ
Bulu punggung dicukur
3.10 Managemen Data
Data dari hasil penelitian efek pemberian salep ekstrak daun Anredera cordifolia Tenore steenis terhadap re-epitelisasi epidermis pada luka bakar
Sprague dawley dianalisis menggunakan program SPSS 16.0 untuk melihat efektifitas yang bermakna pada setiap bahan uji yang terdiri dari kontrol positif,
kontrol negatif dan salep dengan berbagai konsentrasi ekstrak Dari penelitian ini data didapatkan berupa variabel numerik-numerik yang
lebih dari dua kelompok tidak berpasangan dan dengan distribusi data normal menggunakan uji one way ANOVA.
23
Jika data tidak terdistribusi dengan normal, maka dilakukan transformasi dengan log 10. Jika data tetap tidak normal, maka
dilakukan uji non parametrik tes.
3.11 Etika Penelitian