BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Batubara
Batubara adalah batuan yang berasal dari tumbuhan yang mati dan tertimbun endapan lumpur, pasir dan lempung selama berjuta-juta tahun lamanya. Adanya tekanan
lapisan tanah bersuhu tinggi serta terjadinya gerak tektonik mengakibatkan terjadinya pembakaran atau oksidasi yang mengubah zat kayu pada bangkai tumbuh-tumbuhan
menjadi batuan yang mudah terbakar yang bernama batubara.
2.1.1 Penambangan batubara
Di Indonesia terdapat tambang besar batubara seperti tambang umbilin di sawahlunto sumatera barat dan tambang bukit asam di sumatra selatan. Beberapa macam jenis
metoda penambangan batubara : A. Penambangan terbuka
Melakukan kegiatan menambang batubara tanpa melakukan penggalian berat karena karena letak batubara yang dekat dengan permukaan bumi.
B. Penambangan dalam Untuk menambang batubara dengan teknik tersebut harus dibuat terowongan
yang tegak hingga mencapai lapisan batubara. Selanjutnya dibuat terowongan datar untuk melakukan penambangan.
C. Penambangan Jauh Pertambangan ini dilakukan ketika area batubara berada di bawah bukit di
mana dibuat terowongan miring hingga mencapai lapisan batu bara. D. Penambangan Di Atas Permukaan
Jenis kegiatan menambang batubara ini dilakukan jika batubara yang diincar berada pada perut bukit, yang di mana perlu terowongan datar untuk
dapat mulai menambang batubara tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Komposisi Kimia Abu Batubara
Batubara sebagai bahan bakar banyak digunakan di PLTU. Kecenderungan dewasa ini akibat naiknya harga minyak diesel industri, maka banyak perusahaan yang beralih
menggunakan batubara sebagai bahan bakar dalam menghasilkan steam uap. Sisa hasil pembakaran dengan batubara menghasilkan abu ringan dan berat 5-10.
Persentase abu ringan dan berat yang dihasilkan adalah abu ringan 80-90 dan abu berat 10-20 .
Umumnya komposisi kimia abu batubara ringan dapat ditunjukkan seperti di bawah ini :
a. SiO
2
Silika b. Al
2
O
3
Alumina c. Fe
2
O
3
Besi d. CaO Kapur
e. MgO Magnesium
Berdasarkan jenis batu bara yang digunakan bahan bakar, abu batubara dibagi dalam 2 kelas ASTM C 618 – 94a dalam Husin, 1998, yakni :
1. Kelas F, yakni abu terbang yang dihasilkan dari pembakaran batu bara jenis anthrasit atau bituminous.
2. Kelas C, yakni abu terbang yang dihasilkan dari pembakaran batu bara jenis lignit atau sub bituminous.
Adapun susunan kimia dan sifat fisik abu batubara menurut ASTM C 618 – 91 dalam Husin,1998, ditunjukkkan pada Tabel 1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Susunan Kimia dan Sifat Fisik Abu Batubara
Uraian Kelas F
Kelas C A. Susunan Kimia
1. Silikon dioksida, min 2. Silikon dioksida +
Aluminium oksida + Besi oksida min
3. Sulfur Trioksida, maks 4. Kadar Air, maks
5. Hilang Pijar, maks 6. Na2O, maks
B. Sifat Fisik 1. Kehalusan sisa diatas
ayakan 45 um, maks 2. Indeks keaktifan pozolon
dengan PC I, pada umur 28 hari, min
3. Air, maks 4. Pengembangan dengan
Autoclave, maks 54,90
70,00 5,0
3,0 6,0
1,5
34,0
75,0 105,0
0,8 39,90
50,00 5,0
3,0 6,0
1,5
34,0
75,0 105,0
0,8
2.1.3 Klasifikasi Abu Batubara