Pasir Pengaruh Penambahan Fly Ash Batubara Terhadap Sifat Fisis Dan Mekanik Mortar

3. Pasir Besi dan Pasir Silikat a Bahan ini merupakan Bahan koreksi pada campuran tepung baku Raw Mix. b Digunakan sebagai pelengkap komponen kimia esensial yang diperlukan untuk pembuatan semen. c Pasir Silika digunakan untuk meneikkan kandungan SiO 2 . d Pasir Besi digunakan untuk menaikkan kandungan Fe 2 O 3 dalam Raw Mix. 4. Gypsum CaSO 4 . 2 H 2 O a Berfungsi sebagai retarder atau memperlambat proses pengerasan dari semen. b Hilangnya kristal air pada gipsum menyebabkan hilangnya atau berkurangnya sifat gipsum sebagai retarder. Semen dapat dibuat dengan 2 cara: a Proses Basah b Proses Kering Perbedaannya hanya terletak pada proses penggilingan dan homogenisa.

2.4 Pasir

Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur. Pasir yang digunakan dalam adukan beton harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Pasir harus terdiri dari butir-butir keras dan kasar, jika digosok tidak menjadi halus, Hal ini dikarenakan dengan adanya bentuk pasir yang tajam, maka kaitan antar agregat akan lebih baik, sedangkan sifat keras untuk menghasilkan beton yang keras pula. Universitas Sumatera Utara 2. Butirnya harus bersifat kekal. Sifat kekal ini berarti pasir tidak mudah hancur oleh pengaruh cuaca, sehingga beton yang dihasilkan juga tahan terhadap pengaruh cuaca. 3. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 4 dari berat kering pasir, lumpur yang ada akan menghalangi ikatan antara pasir dan pasta semen, jika konsentrasi lumpur tinggi maka beton yang dihasilkan akan berkualitas rendah. Bila terdapat lumpur terlalu banyak, maka pasir tersebut harus diuji terlebih dahulu. 4. Pasir tidak boleh mengandung bahan organik terlalu banyak. Ir. Sutami, 1971 Pasir juga harus berupa bahan yang tahan lama, seperti kwarsa, batu kapur belah, atau basalt yang mempunyai kekuatan yang lebih tinggi daripada beton. Bila tidak, bahan dapat patah pada agregat meski campuran semennya sempurna. Peraturan beton juga mencantumkan mutu agregat, sebagai contoh : ASTM – C88. Lawrence H, 1985

2.5 Air