Komposisi Kimia Semen Portland Pengelompokan dan Jenis-jenis Semen Portland

2.3.1 Komposisi Kimia Semen Portland

Untuk mendapatkan kekuatan yang baik, sifat dan karakteristik dari masing- masing bahan penyusun tersebut perlu dipelajari. Persentasi dari oksida – oksida yang terkandung didalam semen Portland adalah sebagai berikut : 1 Kapur CaO : 60 – 66 2 Silika SiO 2 : 16 – 25 3 Alumina Al 2 O 3 : 3 – 8 4 Besi Fe 2 O 3 : 1 - 5 . 5 Magnesium MgO : 0,78 Abu batubara apabila digabungkan dengan semen diharapkan dalam jangka waktu yang lebih lama akan menghasilkan kuat tekan mortar yang lebih tinggi dibandingkan mortar normal. Penambahan kuat tekan mortar disebabkan karena abu batubara mempunyai butiran yang lebih halus daripada semen portland, yang mempunyai sifat hidrolik seperti pozzolon. Dengan sifat pozzolon, maka dapat mengubah kapur bebas [ CaOH 2 ] sebagai mortar udara menjadi mortar hidrolik. PROSES HIDRASI PC + Air H 2 O Calsium Silicate Hydrate CHS CaO + H 2 O = Ca OH 2 Mortar Udara Air H 2 O masuk PROSES HIDRASI PC + Abu batubara + Air H 2 O Calsium Silicate Hydarte CHS Ca OH 2 + Abu Batubara Mortar Hidrolik H2O tidak dapat masuk lagi Gambar 1. Proses Reaksi Semen dengan Abu batubara Ravina, D., 1981 Universitas Sumatera Utara Dari Gambar 1. dapat dijelaskan bahwa pada saat proses hidrasi semen akan dilepas kapur bebas, dimana kapur bebas tersebut akan terikat oleh silikat dan aluminat aktif yang terkandung didalam abu batubara dan menambah pembentukan silicat gel, yang berubah menjadi Calsium silicat hidrat CSH yang akan memasuki pori – pori yang terbentuk, sebagai akibat di bebaskannya CaOH 2 pada beton normal. Namun karena abu batubara merupakan pozzolan, dimana bahan yang mengandung pozzolan bila dipakai sebagai pengganti semen portland yang umumnya berkisar antara 20 – 35 dari berat semen, laju kenaikan kekuatannya lebih lambat dari pada beton normal. Pada umur 28 hari kekuatan tekan lebih rendah daripada beton normal, namun sesudah umur 90 hari kekuatannya dapat sedikit lebih tinggi.

2.3.2 Pengelompokan dan Jenis-jenis Semen Portland

Semen merupakan hasil industri yang sangat kompleks, dengan campuran dan susunan yang berbeda-beda. Semen dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu: a. semen non-hidrolik semen non-hidrolik tidak dapat mengikat dan mengeras dalam air, akan tetapi dapat mengeras di udara. Contoh utama dari semen non- hidrolik adalah kapur. b. Semen hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mengeras dalam air. Contoh semen hidrolik adalah semen pozollan, semen terak, semen alam, semen protland, semen portland-pozollan, dll. Beberapa jenis dari semen portland dibuat dengan mengadakan variasi baik dalam perbandingan unsur-unsur utamanya maupun dalam derajat kehalusannya. Senyawa -senyawa tersebut diatas saling bereaksi di dalam tungku dan membentuk senyawa - senyawa kompleks dan biasanya masih terdapat kapur sisa karena tidak cukup bereaksi sampai keseimbangan reaksi tercapai. Pada waktu pendinginan terjadi proses pengkristalan dan yang tidak terkristal berbentuk amorf. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Jenis-jenis semen menurut No.SNI No. SNI Nama SNI 15-0129-2004 Semen portland putih SNI 15-0302-2004 Semen portland pozolan portland pozzolan cement PPC SNI 15-2049-2004 Semen portland ordinary portland cement OPC SNI 15-3500-2004 Semen portland campur SNI 15-3758-2004 Semen masonry SNI 15-7064-2004 Semen portland komposit Tabel 2.3 Klasifikasi semen Portland utama. Tata Surdia, 2005 Semen Jenis Sifat-sifat Penggunaan utama Semen penggunaan umum Jenis I MgO, SO 3 , Hilang pada pembakaran. Kehalusan, pengesetan dan kekuatan secara berturut-turut juga di tentukan. Secara umum mempunyai sifat umum dari semen. Digunakan secara luas sebagai semen umum untuk teknik sipil dan konstruksi arsitktur. Semen pengeras pada panas sedang Jenis II Ditentukan untuk mempunyai C 3 S kurang dari 50 dan C 3 A kurang dari 8. Kalor hidrasi 70 kalg atau kurang 7 hari dan 80 kalg atau kurang 28 hari pada kondisi sedang. Peningkatan dari kekuatan jangka panjang diinginkan. Secara umum dipakai untuk beton massif yang besar. Pekerjaan dasar untuk bendungan, jembatan besar, bangunan-bangunan besar. Semen berkekuatan tinggi awal Jenis III Mengandung C 3 S maksimum dan gypsum secukupnya untuk pengendalian pensetan. Kekuatan awal 1 hari, 3 hari diintensifkan, ditentukan untuk mempunyai kekuatan di atas 40 kgcm 2 selama penekanan 1 hari dan diatas 90 kgcm 2 selama penekanan 3 hari. Menggantikan semen penggunaaan umum untuk pekerjaan yang mendesak. Cocok untuk pekerjaan dimusim dingin. Untuk konstruksi bangunan, pekerjaan pembuatan jalan dan produk semen. Semen panas rendah Jenis IV Kalor hidrasi lebih rendah 10 kalg daripada semen pengeras pada panas sedang, ditentukan dibawah 60 kalg 7 hari dan dibawah 70 kalg 28 hari ASTM. Memberikan kalor hidrasi minimum seperti semen untuk pekerjaan bendungan. Sama dengan semen jenis II. Semen tahan sulfat Jenis V Ditentukan untuk mempunyai C 3 S dibawah 50 dan C 3 A 5 ASTM. Diusahakan agar kadar C 3 A minimum untuk memperbesar ketahanan terhadap sulfat. Dipakai untuk pekerjaan beton dalam tanah yang mengandung banyak sulfat dan yang berhubungan dengan air tanah. C 3 S : Larutan padat dari Ca 3 SiO 5 C 3 A : Larutan padat dari Ca 3 Al 2 O 6 Universitas Sumatera Utara Adapun komponen – komponen tersebut berbentuk sebagai berikut : 1 Trikalsium Silikat CaOSiO2 C3S 2 Dikalsium Silikat CaOSiO2 C2S 3 Trikalsiun Aluminat CaOAi203 C3A 4 Tetra Kalsium Alumino Ferit CaOA203Fe203 C4AF Air . Joko Prakoso, 2006

2.3.3 Bahan Baku Pembuatan Semen Portland