Berdasarkan paparan di atas, maka yang menjadi Variabel Bebas X independent Variable adalah konversi minyak tanah ke gas LPG dengan indikator
yaitu : 1.
Volume pengguna perbulan 2.
Variasi aktivitas 3.
Pengetahuan, tentang: -
Pemeliharaan -
Penggunaan -
Pengawasan -
Sosialisasi Sedangkan Variabel Terikat Y dalam penelitian ini adalah kehidupan sosial
ekonomi rumah tangga dengan indikator : 1.
Pendapatan 2.
Pengeluaran 3.
Kebutuhan hidup
1.8.1. Bagan Operasional Variabel
Untuk memudahkan pemahaman relasi antar variabel penelitian ini, maka pada bagian ini digunakan bagan operasional variabel sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Bagan Operasional Variabel
X Konversi Minyak
Tanah ke Gas LPG Y
Kehidupan Sosial Ekonomi Rumah
1. Volume
pengguna perbulan
2. Variasi aktivitas
3. Pengetahuan,
tentang: -
Pemeliharaan -
Penggunaan -
Pengawasan -
Sosialisasi 1.
Pendapatan meliputi: -
Besarnya pendapatan sebelum dan setelah adanya
konversi minyak tanah ke gas LPG
2. Pengeluran meliputi: -
Besarnya pengeluaran sebelum dan setelah
menggunakan gas LPG 3. Kebutuhan hidup
Universitas Sumatera Utara
1.8.2. Defenisi Operasional Variabel
1. Variabel Bebas X independent Variable adalah konversi minyak
tanah ke gas elpiji dengan indikator yaitu : 1.
Volume pengguna perbulan : meliputi seberapa banyak tabung LPG 3 Kg yang di butuhkan dalam sebulan
2. Variasi aktivitas : meliputi penggunaan LPG untuk apa saja.
3. Pengetahuan, tentang :
- Pemeliharaan : Meliputi pengetahuan cara-cara pemeliharaan
LPG -
Penggunaan : Meliputi pengetahuan cara menggunakan Kompor Gas LPG dengan baik dan benar
- Pengawasan : Meliputi pengetahuan cara pengawasan LPG
- Sosialisasi
: Meliputi pada pengalaman pribadi dan perolehan informasi.
2. Variabel Terikat Y dalam penelitian ini adalah kehidupan sosial
ekonomi rumah tangga dengan indikator : 1.
Pendapatan : Pendapatan perbulan sebelum dan setelah
menggunakan LPG 2.
Pengeluaran : Pengeluaran perbulan sebelum dan setelah
menggunakan LPG 3.
Kebutuhan Hidup : Meliputi kebutuhan sehari-hari memasak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mata Pencaharian Berkelanjutan Sustainable Livelihood
Setiap Negara tentunya akan menjalankan berbagai program pembangunan demi meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakatnya. Kebanyakan dari program
pembangunan yang dijalankan pemerintah, seperti halnya pemerataan kompor gas tentunya bersifat top-down. Bagi pemerintah sendiri, hal tersebut dijalankan dengan
berbagai pertimbangan tertentu. Sebagian besar penelitian mengenai program pembangunan menggunakan keluarga atau rumah tangga sebagai unit analisis.
Meskipun istilah keluarga dan rumah tangga sering dipertukarkan, keduanya memiliki sedikit perbedaan. Keluarga menunjuk pada hubungan normatif antara
orang-orang yang memiliki ikatan biologis. Sedangkan rumah tangga menunjuk pada sekumpulan orang yang hidup satu atap namun tidak selalu memiliki hubungan darah.
Baik anggota keluarga maupun rumah tangga umumnya memiliki kesepakatan untuk menggunakan sumber-sumber yang dimilikinya secara bersama-sama. Dalam hal ini
berbagai program pembangunan dapat diwujudkan melalui pendekatan Mata Pencaharian Berkelanjutan sustainable livelihood.
Konsep ini sesungguhnya dikembangkan pertama kali di Inggris pada akhir dekade 1990 an, namun didesain sedemikian rupa sehingga sangat relevan untuk
kawasan sedang berkembang. Pendekatan pembangunan ala sustainable livelihood system adalah pendekatan pembangunan kontemporer konsep pembangunan dekade
1990 an yang berusaha mengoreksi pendekatan pembangunan ala modernisasi yang
Universitas Sumatera Utara