Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Hipotesis Penelitian Defenisi Konsep

BBG dapat dialokasikan melalui beragam strategi.Damsar 2009 Mengatakan bahwa pendapatan masyarakat Indonesia dialokasikan melalui beragam strategi, dengan pola konsumsi yang mengutamakan untuk memenuhi kebutuhan pokok dari pada investasi atau menabung. Dan salah satu kebutuhan pokok masyarakat khususnya rumah tangga saat ini adalah minyak tanah dan gas LPG. Tetapi bagi masyarakat apalagi rumah tangga miskin, argumentasi yang disampaikan oleh pemerintah yang sedemikian itu tentu tidak masuk dalam benak mereka. Logika sehari-hari rumah tangga miskin menunjukkan bahwa jauh lebih ”efisien” kalau mereka menggunakan minyak tanah dibanding dengan gas LPG sekalipun kompor dan tabung gas itu telah dibagikan gratis oleh pemerintah. http.andiirawan.com Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melihat ”Pengaruh konversi minyak tanah ke gas LPG terhadap kehidupan sosial ekonomi rumah tangga di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang “.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka masalah penelitian yang diajukan adalah “Bagaimana pengaruh konversi minyak tanah ke gas LPG terhadap kehidupan sosial ekonomi rumah tangga” di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang” Universitas Sumatera Utara

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana pengaruh konversi minyak tanah ke gas LPG terhadap kehidupan sosial ekonomi rumah tangga di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil yang akan diperoleh dalam penelitian ini secara teoritis diharapkan agar dapat memperoleh pengetahuan yang lebih baik dan dapat dijadikan bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya. Serta bermanfaat dalam pengembangan ilmu-ilmu sosial, khususnya ilmu sosiologi

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi masyarakat sekitar ataupun masyarakat tentang pengaruh konversi minyak tanah ke gas LPG terhadap kehidupan sosial ekonomi rumah tangga. Dan juga agar dapat menjadi masukan bagi yang berminat pada penelitian yang sejenis. 1.5. Kerangka Teori 1.5.1. Mata Pencaharian Yang Berkelanjutan Sustainable Livelihood Konsep ini sesungguhnya dikembangkan pertama kali di Inggris pada akhir dekade 1990 an, namun didesain sedemikian rupa sehingga sangat relevan untuk kawasan sedang berkembang. Pendekatan pembangunan ala sustainable Universitas Sumatera Utara livelihood system adalah pendekatan pembangunan kontemporer konsep pembangunan dekade 1990-an yang berusaha mengoreksi pendekatan pembangunan ala modernisasi yang dikenal sangat tidak akrab terhadap lingkungan. Pendekatan system nafkah berkelanjutan berusaha mencapai derajat pemenuhan kebutuhan sosial, ekonomi, dan ekologi secara adil dan seimbang. Pencapaian derajat kesejahteraan sosial didekati melalui kombinasi aktivitas dan utilisasi modal-modal yang ada dalam tata system nafkah. Pendekatan sustainable livelihood PSL adalah cara berpikir dan bekerja untuk pembangunan yang berkembang secara evolusi dan dalam tujuan untuk mengefektifkan segala usaha-usaha mengakhiri kemiskinan. Sebagai sebuah pendekatan PSL didukung oleh seperangkat prinsip-prinsip dan alat-alat yang menggambarkan cara mengorganisir, memahami dan bekerja menangani issue-issue kemiskinan yang kompleks dan beragam, dimodifikasi dan diadaptasi menyesuaikan diri terhadap prioritas dan situasi lokal. Sustainable Livelihoods menjelaskan faktor-faktor utama yang mempengaruhi penghidupan masyarakat serta hubungan khusus diantara faktor- faktor tersebut. Konsep ini bisa digunakan baik untuk merencanakan kegiatan- kegiatan pembangunan baru maupun untuk menilai sumbangan kegiatan- kegiatan yang salah sudah dilaksanakan bagi berkelanjutan penghidupan Saragih, dkk, 2007 Sconnes 1998, mengidentifikasi lima aset atau jenis modal yaitu modal alam natural capital, modal manusia human capital, modal keuangan financial kapital, modal fisik infrastruktur, dan modal surat social capital. Universitas Sumatera Utara Dimana kesemua aset ini saling berhubungan satu sama lain yang menjadi bagian dalam sustainable livelihood, seperti yang dapat dilihat pada bagian pentagon dibawah ini BAGAN 2.2 The Pentagon Aset Modal Segilima Dimana pada pendekatan manusia, menurut mata pencaharian, menggantungkan kesuksesan mereka pada nilai jasa yang mengalir dari total modal. Lima bentuk modal itu tidak berbagi karakteristik yang sama Modal alam mengacu pada biofisik elemen seperti air, udara, tanah, sinar matahari, hutan, mineral dan lain-lain. Ini adalah sebagian besar aset yang dipengaruhi secara alami. Modal mungkin merupakan faktor terpenting Chivaura dan Mararike, 1998. Ini adalah orang yang sama-sama menjadi objek dan subjek dalam pembangunan. Sedangkan modal finansial merupakan media pertukaran H S P F N Human Capital Social capital Natural capital Financial capital Physical capital Universitas Sumatera Utara dank arena itu penting bagi kebersihan pemanfaatan yang lain factor atau asset. Tidak boleh disamakan dengan modal alam, yang semua fisik, fisik mengacu modal aset buatan manusia seperti perumahan, jalan dan bentuk-bentuk fisik atau keras modal yang membentuk lingkungan binaan. Modal Coleman 1990 adalah produktif yang memungkinkan pencapaian tujuan tertentu yang tidak akan dicapai dalam ketiadaan. Dalam rangka sustainable livelihood memerlukan modal sosial, jaringan sosial dan asosiasi yang dimiliki orang- orang Ordero Keberlanjutan mempunyai banyak dimensi yang semuanya penting yang pendekatan sustainable livelihoods. Penghidupan dikatakan berkelanjutan jika ia: - Elastis dalam menghadapi kejadian-kejadian yang mengejutkan dan tekanan-tekanan dari luar - Tidak tergantung pada bantuan dan dukungan luar Atau jika tergantung, bantuan itu sendiri secara ekonomis dan kelembagaan harus sustainable - Mempertahankan produktifitas jangka panjang sumber daya alam - Tidak merugikan penghidupan atau mengorbankan pilihan-pilihan penghidupan yang terbuka bagi orang lain. Dimensi keberlanjutan sendiri meliputi berbagai aspek yakni lingkungan, ekonomi, sosial dan kelembagaan. Dimana keberlanjutan lingkungan dan ekologis tercapai ketika produktifitas sumber daya alam dan yang menopang kehidupan dilestarikan atau ditingkatkan penggunaannya oleh Universitas Sumatera Utara generasi mendatang. Sedangkan keberlanjutan ekonomi dicapai ketika tingkat satuan ekonomi tertentu rumah tangga. Mempertahankan tingkat pengeluaran tertentu secara stabil pengeluaran sering menjadi proxy indicator dalam menilai kesejahteraan rumah tangga, ketimbang pemasukan karena lebih mudah di ukur. Keberlanjutan ekonomi kaum miskin tercapai jika tingkat dasar kesejahteraan ekonomi bisa dicapai dan dipertahankan pola dasar ekonomi nampaknya tergantung pada situasi khusus, meskipun ia bisa dipahami secara sempit alias ‘reductionis’ dengan ‘dolar per hari’ dari Target Pembangunan Millenium MDGs. Kemudian untuk keberlanjutan sosial tercapai ketika pengucilan sosial diminimalkan dan persamaan sosial dimaksimalkan. Dalam terminologi yang lain keberlanjutan sosial bermakna kesenjangan yang ditekan dan social capital yang meningkat. Selain itu keberlanjutan kelembagaan tercapai ketika struktur-struktur dan proses-proses yang berlangsung mampu terus menjalankan fungsinya dan berkontribusi secara positif terhadap penghidupan masyarakat dalam jangka panjang Saragih dkk, 2007

1.5.2. Produksi

Produksi merupakan suatu kegiatan yang di kerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia Universitas Sumatera Utara sehingga mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi wikipedia.com Faktor produksi adalah sumber daya yang di gunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi di bagi menjadi empat kelompok yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan energi dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam dan energi diperluas cakupannya menjadi seluruh benda terukur, baik langsung dari alam maupun tidak, yang di gunakan oleh perusahaan, yang kemudian di sebut sebagai faktor fisik physical esources.Griffin R:2006. Sukirno 2003: 6 berpendapat bahwa faktor produksi adalah benda-benda yang di sediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat di gunakan untuk memproduksi barang-barang atau jasa. LPG singkatan liquid petroleum gas gas minyak bumi cair yang dipasarkan dengan nama LPG dalam botol-botol besi. Terutama terdiri dari gas propon dan buatan. Pada tekanan biasa titik didih propan_42 derajat dab buatan_1 derajat C. dengan memberi tekanan gas-gas tersebut cair pada suhu biasa. Propan memerlukan 12 atmosfer sedang butan 3 atmosfer. Supaya lebih mudah mencairkan pada tekanan yang tidak terlalu tinggi harus memakai lebih banyak butan, atau menggunakan gas yang lebih banyak karbonnya lagi, LPG diedarkan dalam botol besi yang dapat ditukar dengan yang masih penuh apabila sudah habis terpakai. Gas minyak bumi cair ini terutama sebagai produksi samping pada penyulingan minyak bumi kasar, sedang gas alam cair diproduksi khusus dari ladang-ladang gas. Universitas Sumatera Utara

1.6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari hipotesis dua arah yaitu hipotesis alternatif Ha dan hipotesis nol Ho. Hipotesis benar jika hipotesis alternatif Ha terbukti kebenarannya. a. Ha : hipotesis alternatif dapat dirumuskan bila ternyata pada penelitian ini hipotesis nol ditolak. Hipotesis ini menyatakan ada hubungan, yang berarti ada signifikan hubungan antara variabel independen X dan variabel dependen Y. Sebagai hipotesis yang berlawanan dari hipotesis nol, maka hipotesis ini memiliki statement : “Adanya pengaruh antara konversi minyak tanah ke gas LPG terhadap kehidupan sosial ekonomi rumah tangga” b. Ho : hipotesis ini mempunyai bentuk dasar yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel X dan Y yang akan diteliti, atau variabel independen X tidak mempengaruhi variabel dependen Y. Maka hipotesis ini memiliki statement: “Tidak ada pengaruh antara konversi minyak tanah ke gas LPG terhadap kehidupan sosial ekonomi rumah tangga”

1.7. Defenisi Konsep

Untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak di teliti, penggunaan konsep sangat penting. Konsep merupakan istilah yang di gunakan untuk Universitas Sumatera Utara menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan dimana kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian Singarimbun, 1998. Melalui konsep, penulis di harapkan dapat menyederhanakan dan membatasi pembahasan. Maka beberapa konsep yang di batasi dengan mendefenisikannya secara operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Lively hood adalah cara berpikir dan bekerja untuk pembangunan yang berkembang secara evolusi dan dalam tujuan untuk mengefektifkan segala usaha- usaha mengakhiri kemiskinan. 2. Konversi minyak tanah ke gas LPG adalah program pengalihan subsidi dan penggunaan minyak tanah oleh masyarakat ke gas LPG 3 Kg melalui pembagian paket LPG 3 Kg beserta isi, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada masyarakat yang memiliki kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya. 3. Produksi merupakan suatu kegiatan yang di kerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.

1.8. Operasional Variabel

Dokumen yang terkait

Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

6 80 92

Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Bagan Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang (1980-2000)

20 170 105

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pendapatan Nelayan (Studi Kasus : Desa Percut Sei Tuan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 7 73

DAMPAK KONVERSI MINYAK TANAH KE GAS ELPIJI TERHADAP PARA PENGRAJIN KOMPOR MINYAK TANAH DAMPAK KONVERSI MINYAK TANAH KE GAS ELPIJI TERHADAP PARA PENGRAJIN KOMPOR MINYAK TANAH (Studi Deskriptif Kualitatif Terhadap Para Pengrajin Kompor Minyak Tanah Di Dus

0 4 15

Dampak Konversi Minyak Tanah ke Gas Elpiji Terhadap Pengrajin Kompor DAMPAK KONVERSI MINYAK TANAH KE GAS ELPIJI TERHADAP PARA PENGRAJIN KOMPOR MINYAK TANAH (Studi Deskriptif Kualitatif Terhadap Para Pengrajin Kompor Minyak Tanah Di Dusun Sekarsuli-Berbah

0 3 90

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pendapatan Nelayan (Studi Kasus : Desa Percut Sei Tuan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 3 11

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pendapatan Nelayan (Studi Kasus : Desa Percut Sei Tuan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 3 1

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pendapatan Nelayan (Studi Kasus : Desa Percut Sei Tuan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 7

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pendapatan Nelayan (Studi Kasus : Desa Percut Sei Tuan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 18

Kehidupan Sosial Ekonomi Nelayan Desa Percut (Dusun Bagan) Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

1 11 11