14
tempat bekerja untuk mendapatkan efek jangka panjang dari aktivitas yang dilakukan. Aktivitas yang dilakukan
bersama tersebut bisa berupa menari, bersepeda, yoga, dan lainnya.
2.1.8 Hubungan Aktivitas Fisik dan Obesitas
Aktivitas fisik secara teori akan membuat seseorang mengeluarkan energi lebih banyak sehingga bisa mencegah terjadinya perkembangan
obesitas. Aktivitas fisik bisa mencegah obesitas melalui dua cara, yaitu :
a. Aktivitas fisik meningkatkan pengeluaran energi. Teori mengenai energi adalah energi tidak dapat dimusnahkan,
hanya dapat berubah bentuknya saja. Maka dari itu apabila mengkonsumsi
makanan haruslah
sesuai dengan
pengeluaran yang dilakukan. Masukan energi = pengeluaran energi
Energi makanan terkonsumsi kerja eksternal + panas
internal ± energi yang disimpan Dari persamaan di atas bisa terdapat 3 kemungkinan,
adanya keseimbangan energi netral energi masuk = energi keluar, keseimbangan energi negatif energi masuk
energi keluar, dan keseimbangan energi positif energi masuk energi keluar, maka dari itu bila seseorang ingin
mengurangi kemungkinan penyimpanan energi melalui makanan, faktor yang harus ditingkatkan adalah kerja
eksternal dan panas internal. Melalui aktivitas fisik yang sesuai rekomendasi, maka kerja eksternal akan semakin
besar yang akan menyebabkan penyimpanan energi lebih kecil. Pada sebuah penelitian, apabila terjadi keseimbangan
energi positif dalam jangka waktu panjang, bisa menyebabkan timbulnya obesitas.
1,12,13
15
b. Aktivitas fisik memliki efek yang bermanfaat bagi metabolisme substrat. Metabolisme substrat tersebut
bergantung pada peningkatan lemak, dan secara relatif terhadap karbohidrat. Metabolisme substrat tersebut
berguna untuk penggunaan energi.
12
2.1.9 Perilaku Makan Pemicu Terjadinya Obesitas
Faktor asupan makanan dan pola makan bisa mempengaruhi kasus obesitas, pengaruh positif terkait dengan asupan makanan yang berlebih
yaitu bisa menyebabkan atau memperparah obesitas dan pengaruh negatif asupan makanan yang cukup bisa menurunkan kemungkinan terjadinya
obesitas. Pola makan yang berubah seiring dengan perkembangan zaman, ditenggarai sebagai
faktor pencetus tersering timbulnya obesitas. Penurunan harga minyak sayur dan gula merupakan salah satu faktornya,
dengan mudahnya mengakses bahan-bahan makanan tersebut maka akan terjadi peningkatan pengkonsumsian energi.
14
Populasi dunia saat ini menjadi lebih urban dan pendapatan perkapita tiap negara mulai meningkat. Hal tersebut menjadikan
masyarakat semakin meningkat konsumsi gula, lemak terutama berasal dari junk foods, dan produk-produk hewani sehingga asupan karbohidrat
kompleks serta serat menurun, akibatnya terjadi peningkatan konsumsi energi. Apabila peningkatan konsumsi energi tersebut tidak diimbangi
dengan pengeluaran energi yang sesuai maka akan terjadi keseimbangan energi positif yang artinya energi sisa tersebut akan disimpan dan hal
inilah yang merupakan faktor terjadinya obesitas.
1,14
Selain itu, tingkat stress akibat pekerjaan juga mempengaruhi kebiasaan makan seseorang,
seseorang yang stress cenderung menjadi lebih banyak makan sehingga keseimbangan energi positif akan terjadi pada kasus ini jika tidak
diimbangi dengan pengeluaran energi yang sesuai.
15
Maka dari itu, perilaku makan seseorang merupakan faktor yang paling mudah untuk
dikontrol sehingga melalui faktor inilah bisa dilakukannya pencegahan