10 c.
Representasi daerah region 6.
Rekonstruksi citra image reconstruction Jadi, dalam pengolahan citra digital inputnya merupakan citra dan outputnya
juga citra. Namun, output dari pengolahan citra memiliki kualitas yang lebih baik daripada citra input.
2.5.1 Digitalisasi Citra
Citra digital diperoleh dari proses digitalisasi. Digitalisasi merupakan representasi dari fungsi malar kontinu menjadi nilai-nilai diskrit.
Matriks yang dibentuk oleh citra digital dua dimensi berukuran ,
dimana M adalah lebarnya dan N adalah tingginya, dan memiliki L derajat keabuan dapat dianggap sebagai fungsi :
Citra digital dinyatakan dengan matriks yang berukuran N baris dan M kolom sebagai berikut :
Indeks baris dan indeks kolom
menyatakan suatu koordinat titik pada citra, sedangkan
merupakan intensitas derajat keabuan pada titik .
11 Menurut [4], ada 2 proses digitalisasi yakni:
1. Digitalisasi spasial
atau sampling merupakan proses pengambilan
nilai diskrit koordinat ruang dengan melewatkan citra melalui grid
celah 2.
Digitalisasi intensitas
atau kuantisasi merupakan proses
pengelompokkan nilai tingkat keabuan citra kontinu ke dalam beberapa level atau merupakan proses membagi skala keabuan
menjadi G buah level yang dinyatakan dengan suatu harga bilangan bulat integer,
dinyatakan sebagai , dimana : G = derajat keabuan, m =
bilangan bulat positif
a b
12 c
Gambar 2. 2. a Citra bumi, b Digitalisasi spasial citra bumi,
c Digitalisasi intensitas citra bumi
2.5.2 Histogram Citra
Histogram citra adalah grafik yang menggambarkan penyebaran nilai- nilai intensitas pixel dari suatu citra atau bagian tertentu di dalam citra [4].
Dari sebuah histogram dapat diketahui kemunculan nisbi dari intensitas pada citra tersebut. Selain itu, histogram juga dapat menunjukkan kecerahan
brightness dan kontras contrast dari sebuah gambar. Menurut [4], histogram citra dapat memberikan informasi penting sebagai
berikut : 1.
Nilai h
i
menyatakan peluang probablity pixel, Pi, dengan derajat keabuan i.
13 2.
Puncak histogram menunjukkan intensitas pixel yang menonjol. Lebar dari puncak menunjukkan rentang kontras dari gambar. Citra
yang mempunyai kontras terlalu terang overexposed atau terlalu gelap underexposedmemiliki histogram yang sempit. Citra yang
baik memiliki histogram yang mengisi derajat keabuan secara penuh dengan distribusi yang yang merata pada setiap nilai intensitas pixel.
Gambar 2. 3. a citra gelap, b citra terang,
c citra normal normal brightness, d normal brightness dan high contrast
14 Gambar 2.3a menunjukkan histogram yang menumpuk pada bagian
kiri karena citra tersebut mengandung banyak nilai intensitas yang dekat dengan 0 hitam. Gambar 2.3b menunjukkan histogram yang banyak
menumpuk pada bagian kanan karena citra tersebut mengandung banyak nilai intensitas yang dekat dengan 255 putih. Gambar 2.3c menunjukkan
histogram yang tersebar di daerah derajat keabuan. Khusus untuk citra berwarna, histogramnya dibuat untuk setiap komponen
RGB merah, hijau dan biru.
2.5.3 Segmentasi Citra