Latar Belakang TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum Tentang Kayu

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kayu adalah bahan utama penghasil serat selulosa, dan selulosa merupakan bahan baku dalam pembuatan pulp. Pulp bubur kertas itu sendiri merupakan bahan baku dalam pembuatan kertas, rayon dan senyawa-senyawa kimia turunan selulosa lainnya. Kayu dipilih sebagai bahan penghasil serat selulosa karena memiliki rendemen serat yang tinggi. Kandungan bahan kimia yang terdapat dalam kayu baik komposisinya maupun sifat-sifatnya sangat berperan dalam pembuatan pulp. Proses pembuatan kertas diawali dengan pembuatan pulp yaitu dengan memasak serpihan kayu dalam suatu bejana yang besar dan tinggi yang disebut digester. Proses pembuatan pulp yang paling banyak dipakai saat ini adalah proses sulfat atau sering disebut juga proses kraft. Keuntungan yang diperoleh dari proses kraft ini yaitu menghasilkan pulp yang memiliki kekuatan yang tinggi, dapat dipakai untuk pembuatan pulp dari bahan baku kayu dari spesies yang berbeda, terdapat bahan kimia pengganti, tersedianya peralatan yang standart dan dapat dihasilkan berbagai jenis pulp. Proses ini menggunakan bahan kimia alkali aktif sebagai cairan pemasak lindi putih yaitu natrium Universitas Sumatera Utara sulfida Na 2 S dan natrium hidroksida NaOH yang merupakan variabel yang perlu diperhatikan karena baik tidaknya pulp yang dihasilkan tergantung kepada jumlah pemakaian alkali aktif. Jika pemakaian alkali aktif terlalu banyak maka akan merusak pulp yang dihasilkan. Fungsi dari sulfida tersebut adalah mempercepat reaksi delignifikasi sehingga waktu pemasakan lebih pendek. Tujuan dari pemasakan serpihan kayu adalah memisahkan serat dari pengikatnya. Dalam kayu yang berperan sebagai serat adalah selulosa dan hemiselulosa dan zat pengikatnya adalah lignin. Jumlah kadar lignin pulp dinyatakan sebagai kappa number. Kappa number adalah banyaknya jumlah volume lindi putih yang dibutuhkan untuk menghasilkan mutu pulp yang bagus. kadar lignin = 0,147 x kappa number. Dalam pemasakan serpihan kayu dengan proses kraft digunakan larutan pemasakan lindi putih white liquor. Lindi putih yaitu cairan pemasak utama yang mengandung Natrium Hidroksida NaOH dan Natrium Sulfida Na 2 S yang mempunyai perbandingan 5 NaOH + 2 Na 2 S dan dengan pH 13,5 – 14,0. Garam – garam natrium yang terdapat pada lindi putih dalam jumlah yang kecil adalah Natrium karbonat , Natrium Sulfat, Natrium tiosulfat, natrium sulfit, dan natrium silikat. Pemasakan dilakukan pada suhu 160 o C – 180 o C selama sekitar 120-180 menit. Sebagian besar lignin akan terlarut dan serat-serat terlepas. Serat-serat ini dipisahkan dari cairan pemasak. Cairan pemasak melarutkan senyawa-senyawa lain selain selulosa. Sisa pemasakan dipisahkan dengan pencucian. Secara umum standart mutu pulp setelah proses pemasakan biasanya ditentukan dengan jumlah kandungan lignin yang terdapat pada pulp, banyaknya kandungan lignin diukur sebagai kappa number bilangan kappa, bilangan kappa yang diharapkan pada Universitas Sumatera Utara proses pemasakan adalah 10,5 – 13,0. Untuk mencapai bilangan kappa tersebut, maka harus diperhatikan jumlah pemakaian lindi putih yang digunakan. Jika penambahan lindi putih kurang pada proses pemasakan maka akan menyebabkan tingginya kandungan lignin pada pulp, tingginya kappa number yang diperoleh dan juga menyebabkan serpihan kayu tidak masak. Akan tetapi jika volume lindi putih yang digunakan terlalu banyak akan menyebabkan pemborosan biaya. Oleh sebab itu jumlah penambahan volume lindi putih perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan berat serpihan kayu yang dimasak, agar tercapai bilangan kappa pulp yang diharapkan. Siklus pemasakan pada superbatch digester adalah: A.chip filling pengisian serpihan kayu B.Impregnation impregnasi C.Hot Filling pengisian cairan pemasak panas 1.Pengisian lindi hitam panas pada suhu 150 C sampai 170 C 2.Pengisian lindi putih dengan suhu 150 C sampai 170 C D.Heating and cooking pemanasan dan pemasakan E.Displacement pegantian F.Discharge pengisian Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini sebagai pembahasan dalam tugas akhir dengan judul : ” PENGARUH VOLUME WHITE LIQUOR LINDI PUTIH YANG DIGUNAKAN TERHADAP KADAR LIGNIN PADA PROSES PEMASAKAN SERPIHAN KAYU DI FIBERLINE 2 P.T RIAU ANDALAN PULP AND PAPER RAPP. ” Universitas Sumatera Utara

1.2 Permasalahan