BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1 : Data pengamatan pada bahan baku Akasia
Date Number
of Cook White
Liquor TAA
gl Chip to
digester BDt
Chip to Digester
per day tons
Active alkali as
Na2O on BD chips
White liquor to digester
per day m
3
Kappa Number
Pre O
2
22082009 67.0
100.02 5864.6
9192.1 18.0
10566.3 14.1
23082009 74.0
102.72 6045.6
10025.9 19.1
11242.9 13.4
24082009 73.0
101.05 5861.9
9952.2 18.4
10647.7 13.5
25082009 70.0
99.47 5645.3
9886.7 18.7
10607.4 12.9
26082009 73.0
100.70 5799.9
10193.1 19.2
11050.7 12.8
27082009 73.0
103.37 6303.6
10594.3 17.6
10743.3 12.7
28082009 75.0
102.25 5942.6
10611.8 19.0
11033.9 13.7
29082009 73.0
103.47 5978.5
10237.1 18.5
10677.4 13.7
30082009 75.0
102.13 6069.9
10447.4 18.1
10751.1 14.3
31082009 73.0
103.58 5710.6
10234.0 19.0
10494.3 14.3
Maximum -
103.58 6303.6
10611.8 19.2
11242.9 14.3
Minimum -
99.47 5645.3
9192.1 17.6
10494.3 12.7
Average -
101.876 5922.25
10137.46 18.56
10781.5 13.4
Universitas Sumatera Utara
4.2 Perhitungan
Perhitungan persent kadar lignin pulp
Kadar lignin = bilangan roe x bilangan kappa Bilangan roe = 0.147 sehingga, kadar lignin = 0.147 x bilangan kappa
Kadar lignin pulp pada proses pemasakan Misalnya untuk kappa number 14.1
kadar lignin = 0.147 x 14.1 = 2.07 Berdasarkan perhitungan di atas, telah diketahui besarnya kadar lignin pulp dalam
persent. Dari semua data dan dengan perhitungan yang sama, maka diperoleh kadar lignin pulp sebagai berikut :
Tabel. 4.2. Perbandingan volume lindi putih terhadap bilangan kappa dan kadar lignin pulp
Date White liquor to digester
per cook m
3
Kappa Number Pre O
2
Kadar lignin
22082009 157.71
14.1 2.07
23082009 151.93
13.4 1.97
24082009 145.86
13.5 1.98
25082009 151.53
12.9 1.90
26082009 151.38
12.8 1.88
27082009 147.17
12.7 1.87
28082009 147.12
13.7 2.01
29082009 146.27
13.7 2.01
30082009 143.35
14.3 2.1
31082009 143.76
14.3 2.1
Maximum 157.71
14.3 2.1
Minimum 143.35
12.7 1.87
Average 148.608
13.54 1.99
Universitas Sumatera Utara
4.3. Pembahasan
Data pada tabel 4.2. yang diperoleh menunjukkan bilangan kappa yang dihasilkan dari tahap pemasakan dan persen kadar lignin untuk masing-masing pemasakan dengan
volume yang berbeda. Sampel dianalisa dari laboratorium dan juga dari alat Kappa analyzer yang terpasang pada tahap pemasakan. Tujuan diadakannya pengujian secara
laboratorium adalah untuk mendapatkan data yang lebih teliti dan mencocokkannya
dengan hasil analyzer. Target kappa number setelah tahap pemasakan adalah 13-14.
Pada tahap pemasakan kappa number dari laboratorium dan analyzer menunjukkan hasil sesuai target yaitu 13-14. Ini menunjukkan proses pemasakan chip di
dalam digester berlangsung dengan baik dan berhasil mendapatkan target. Kappa number yang dihasilkan dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dalam
suatu tahap. Kalau kappa number lebih besar dari target artinya lignin yang terkandung dalam pulp masih banyak sehingga bahan kimia yang digunakan pada proses selanjutnya
lebih banyak, khususnya pada proses bleaching dan menunjukkan bahwa banyak chip yang tidak matang . Kalau kappa number lebih kecil dari target artinya tidak hanya lignin
yang terpisahkan dalam jumlah besar pada proses pemasakan tetapi juga terjadi degradasi selulosa dalam jumlah besar pula. Semakin rendah kappa number maka degradasi
selulosa semakin tinggi dan kekuatan pada fiber juga menurun. Kekuatan serat berbanding terbalik dengan tingkat delignifikasi. Semakin tinggi tingkat delignifikasi atau
semakin rendah kappa number maka kekuatan serat akan menurun. Pada akhirnya kappa number yang tidak sesuai target akan mempengaruhi kualitas dan rendemen pulp.
Volume lindi putih yang digunakan pada proses pemasakan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah kappa number. Jika volume lindi putih yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan tidak sesuai dengan berat serpihan kayu yang dimasak maka hasil yang diharapkan juga tidak sesuai. Jika volume lindi putih yang digunakan kurang maka akan
terjadi tingginya jumlah kappa number yang berarti banyaknya serpihan kayu yang tidak masak dan masih banyaknya kadar lignin pada pulp yang dihasilkan sehingga
membutuhkan bahan pemutih yang lebih tinggi pada tahap bleaching. Variabel - variabel yang digunakan untuk menentukan jumlah volume lindi putih
yang digunakan adalah persent alkali aktif yang digunakan dan berat bone dry chip yang dimasak berbanding lurus dengan volume lindi putih yang digunakan dan
berbanbing terbalik terhadap konsentrasi lindi putih yang digunakan. Penentuan volume lindi putih yang digunakan mengikuti rumus :
Alkali Active Bone Dry Chips ton Volume lindi putih m
3
= x 100
Konsentrasi lindi putih gl Pengaruh volume lindi putih yang digunakan terhadap bilangan kappa yang
menyatakan kadar lignin dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Gambar 4.1. Grafik pengaruh volume lindi putih yang digunakan terhadap kappa number
135 140
145 150
155 160
22 8
2009 23
8 2009
24 8
2009 25
8 2009
26 8
2009 27
8 2009
28 8
2009 29
8 2009
30 8
2009 31
8 2009
Kap p a number
WL m
3
11.5 12
12.5 13
13.5 14
14.5
WL to digester Kap p a Pre O2
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar 4.1. dapat dilihat bahwa pada umumnya jika white liquor yang dimasukkan ke dalam digester lebih besar maka kappa number akan semakin kecil dan
sebaliknya jika white liquor yang dimasukkan lebih kecil maka kappa number akan semakin besar. Namun terkadang jumlah white liquor yang dimasukkan lebih banyak
tidak lantas membuat kappa number turun. Ini disebabkan oleh variabel proses yang lainnya. Volume lindi putih yang digunakan sesuai target kappa number 13-14 adalah
146,27-151,93 m
3
yang terdapat pada tanggal pada tanggal 23,25,26,28,dan 29 Agustus 2009.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan