Sifat Fisik kayu Sifat Kimia Kayu

kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua kayu yaitu : 1. Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan simetri radial. 2. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa dan hemiselulosa unsur karbohidrat serta berupa lignin non-karbohidrat. 3. Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu dapat kehilangan atau bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaban dan suhu udara di sekitarnya. 4. Kayu dapat dirusak makluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar, terutama jika kayu keadaanya kering J. F. Dumanauw. 1990.

2.2.1 Sifat Fisik kayu

Beberapa hal yang tergolong dalam sifat fisik kayu adalah : a. Berat jenis Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara 0,20 sampai 1,28 berat jenis merupakan petunjuk penting bagi aneka sifat kayu. Makin berat kayu itu, umumnya makin kuat pula kayunya. Umumnya berat jenis kayu ditentukan berdasarkan berat kayu kering tanur atau kering udara dan volum kayu pada posisi kadar air tersebut. Universitas Sumatera Utara b. Keawetan alami kayu Keawetan alami adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar. c. Warna kayu Ada beraneka macam, antara lain berwarna kuning, keputih-putihan, coklat muda, coklat tua, kehitam-hitaman, kemerah-merahan dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan oleh zat-zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda. d. Higroskopik Kayu mempunyai sifat higroskopik, yaitu dapat menyerap atau melepaskan air atau kelembaban. Makin lembab udara disekitarnya akan makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Kandungan air pada kayu dinamakan kandungan air kesetimbangan EMC = Equilibrium Moisture Content. e. Tekstur Tekstur ialah ukuran relatif sel-sel kayu. Yang dimaksud dengan sel kayu adalah serat-serat kayu. Universitas Sumatera Utara f. Serat Arah serat dapat ditentukan oleh arah alur-alur, jika arah-arah sel-sel itu menyimpang atau membentuk sudut terhadap sumbu panjang batang. g. Berat Kayu Berat suatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun, rongga- rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air yang dikandung dan zat-zat ekstraktif di dalamnya J.F Dumanauw. 1990. h. Kekerasan Pada umumnya terdapat hubungan langsung antara kekerasan kayu dan berat kayu. Kayu-kayu yang keras juga termasuk kayu-kayu yang berat. Sebaliknya kayu ringan adalah kayu yang lunak. i. Kesan Raba Kesan raba untuk tiap jenis kayu tergantung dari tekstur kayu, besar kecilnya air yang dikandung, dan zat ekstraktif di dalam kayu J.F Dumanauw. 1990.

2.2.2 Sifat Kimia Kayu

Komponen kimia dalam kayu mempunyai arti yang penting, karena menentukan kegunaan sesuatu jenis kayu. Susunan kimia kayu digunakan sebagai pengenal ketahanan kayu terhadap serangan makluk perusak kayu. Universitas Sumatera Utara Selain itu dapat pula menentukan pengerjaan dan pengolahan kayu, sehingga didapat hasil yang maksimal. Pada umumnya komponen kimia kayu daun lebar dan kayu daun jarum terdiri dari tiga unsur : 1. Unsur karbohidrat terdiri dari selulosa dan hemiselulosa 2. Unsur non-karbohidrat terdiri dari lignin 3. Unsur yang diendapkan dalam kayu selama proses pertumbuhan dinamakan zat ekstraktif. Kadar selulosa dan hemiselulosa banyak terdapat dalam dinding sekunder. Sedangkan lignin banyak terdapat dalam dinding primer dan lamella tengah. Zat ekstraktif terdapat di luar dinding sel kayu J. F. Dumanauw. 1990. Komposisi unsur-unsur kimia dalam kayu adalah : a. Karbon 50 b. Hidrogen 6 c. Nitrogen 0,04-0,10 d. Abu 0,20-0,50 e. Sisanya adalah oksigen J. F. Dumanauw. 1990. Universitas Sumatera Utara Tabel 1 : komponen kimia kayu menurut golongan kayu Komponen kimia Softwood Hardwood Sellulosa 42 ± 2 45 ± 2 Hemiselulosa 27 ± 2 30 ± 2 Lignin 27 ± 2 20 ± 2 Ekstraktif 3 ± 2 5 ± 2 a Sellulosa Sellulosa adalah bahan kristalin untuk membangun dinding-dinding sel atau merupakan komponen kayu terbesar yang dalam kayu lunak dan kayu keras jumlahnya mencapai hampir setengahnya. Bahan dasar selulosa adalah glukosa dengan rumus C 6 H 12 O 6 . Molekul-molekul glukosa disambung menjadi molekul-molekul besar, panjang dan berbentuk rantai dalam susunan menjadi selulosa. Selulosa merupakan bahan dasar yang penting bagi industri-industri yang memakai selulosa sebagai bahan baku, misalnya pabrik kertas, pabrik sutera tiruan dan lain sebagainya J. F. Dumanauw. 1990. b Hemislulosapoliosa Hemiselulosa semacam selulosa berupa persenyawaan dengan molekul-molekul besar yang bersifat karbohidrat. Hemiselulosa merupakan polimer dari lima bentuk gula yang berlainan yaitu : glukosa, mannose, galaktosa, xylosa, dan arabinosa. Universitas Sumatera Utara Rantai hemiselulosa lebih pendek daripada selulosa karena hemiselulosa mempunyai derajad polimerisasi yang lebih rendah. Molekul hemiselulosa terdiri dari 300 unit gugus gula. Sebagian terbesar hemiselulosa merupakan polimer-polimer dengan rantai bercabang, berbeda dengan selulosa berantai lurus. Kandungan hemiselulosa dalam kayu keras lebih besar daripada kayu lunak dan komposisi gulanya berbeda. Pada proses pembuatan pulp hemiselulosa bereaksi lebih cepat dibandingkan selulosa Anonim. 2001. Hemiselulosa relatif mudah dihidrolisis oleh asam menjadi komponen- komponen monomernya. Jumlah hemiselulosa dari berat kering kayu biasanya antara 20 dan 30 . Komposisi dan struktur hemiselulosa dalam kayu lunak secara khas berbeda dari kayu keras. Perbedaan-perbedaan yang besar juga terdapat dalam kandungan dan komposisi hemiselulosa antara batang, cabang, akar dan kulit kayu. Eero. Sjostrom. 1995. c Lignin Lignin merupakan zat yang tidak berbentuk yang bersama-sama dengan selulosa membentuk dinding sel dari pohon kayu. Lignin berfungsi sebagai bahan perekat antara sel-sel selulosa dari pohon kayu. Struktur molekul lignin sangat berbeda bila dibandingkan dengan polisakarida karena terdiri atas sistem aromatik yang tersusun atas unit-unit fenilpropana Anonim. 2001. Meskipun tersusun atas karbon, hidrogen dan oksigen, lignin bukanlah suatu karbohidrat, sebaliknya lignin pada dasarnya adalah suatu fenol. Lignin sangat stabil Universitas Sumatera Utara dan sukar dipisahkan dan mempunyai bentuk yang bermacam-macam karenanya susunan lignin yang di dalam kayu tetap tidak menentu. Lignin terletak terutama dalam lamella tengah dan dinding primer. Di dalam kayu lignin merupakan bahan yang tidak berwarna. Apabila lignin bersentuhan dengan udara, terutama dengan adanya sinar matahari, maka bersama-sama dengan karbohidart-karbohidrat tertentu lama kelamaan lignin cenderung menjadi kuning John. G. Haygreen dan Jim. L. Bowyer. 1985. d Ekstraktif Kayu biasanya mengandung berbagai zat-zat dalam jumlah yang tidak banyak yang disebut dengan istilah “ekstraktif”. Zat-zat ini dapat diambil dipisahkan dari kayu apakah dengan memakai pelarut air maupun pelarut organik seperti eter atau alkohol. Asam-asam lemak, asam-asam resin, lilin, terpentin, dan gugus fenol adalah merupakan beberapa grup yang juga merupakan ekstraktif. Anonim.2001. Istilah ekstraktif kayu meliputi sejumlah besar senyawa yang berbeda yang dapat diekstraksi dari kayu dengan menggunakan pelarut polar dan non-polar. Ekstraktif merupakan senyawa-senyawa yang larut dalam pelarut organik. Jumlah ekstraktif yang relatif tinggi diperoleh dalam kayu tropika. Kandungan dan komposisi ekstraktif berbeda di antara spesies kayu. D. Fengel dan G. Wegener. 1995. Universitas Sumatera Utara

2.3 Proses Pembuatan Pulp