Persalinan Kala I Persalinan 1 Definisi Persalinan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Persalinan 1.1 Definisi Persalinan Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan keluar. Persalinan dianggap normal jika wanita berada pada atau dekat masa aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat janin dengan presentasi puncak kepala, dan persalinan selesai dalam 24 jam Bobak, 2005. Persalinan adalah kontraksi yang nyeri muncul setiap sekitar 10 menit atau lebih cepat lagi, dengan diiringi satu dari tanda-tanda berikut ini : rabas vagina berupa lendir vagina bercampur darah, ruptur membran secara spontan, atau penipisan serviks secara komplit Simkin Ruth, 2005. Menurut Susilawati 2009, persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil pembuahan konsepsi yang dapat hidup, dari dalam rahim uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar. Usia kehamilan yang dianggap normal maturaterm untuk melahirkan adalah berkisar 38-42 minggu. Jika partus terjadi di usia kehamilan kurang dari 38 minggu disebut preterm prematur, sebaliknya jika partus terjadi saat usia kehamilan lebih dari 42 minggu dinamakan posterm postmatur.

1.2 Persalinan Kala I

Persalinan kala I ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung sejak terjadi kontraksi uterus yang teratur sampai dilatasi serviks lengkap, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang 5 Universitas Sumatera Utara tidak lebih banyak dari darah haid. Keluarnya lendir darah bloody show akibat terlepasnya sumbat mukus mucous plug yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus. Tahap pertama biasanya berlangsung jauh lebih lama daripada waktu yang diperlukan untuk tahap kedua dan ketiga Kampono, 2008. Frekuensi his pada persalinan kala I adalah 1 kali10 menit pada permulaan persalinan dan 2-3 kali10 menit pada akhir kala I. Lamanya kurang- lebih satu menit. Nyeri yang terjadi berasal dari regangan serviks yang membuka. Terjadi kalau tekanan intrauterine melebihi 20 mmHg. Biasanya dimulai dari tulang belakang yang menjalar ke depan. Kontraksi uterus dimulai pada tempat kira-kira batas tuba dengan uterus. Akibatnya terhadap janin yaitu setiap kontraksi dapat menghambat aliran darah dari plasenta ke janin. Kalau tekanannya melebihi 75 mmHg akan menyumbat aliran darah sama sekali. Kalau his terlampau kuat, terlampau lama, atau terlampau sering dapat menimbulkan gawat janin Sumapraja, 1993. Pada primipara, ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu sehingga serviks akan mendatar dan menipis, baru kemudian ostium uteri eksternum membuka. Pada multipara, ostium uteri internum dan eksternum sudah sedikit terbuka. Penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama pada pembukaan. Ketuban akan pecah sendiri ataupun harus dipecahkan ketika pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap. Bila ketuban telah pecah sebelum mencapai pembukaan 5 cm, disebut ketuban pecah dini. Kala I selesai apabila Universitas Sumatera Utara pembukaan serviks uteri lengkap. Pada primipara berlangsung selama kurang lebih 13 jam, sedangkan pada multipara kurang lebih 7 jam Hanifa, 2002. Kala I persalinan dibagi dalam tiga bagian, yaitu fase laten, fase aktif, dan fase transisi. Selama fase laten, effacement lebih banyak mengalami kemajuan daripada penurunan janin. Selama fase aktif dan fase transisi, dilatasi serviks dan penurunan bagian presentasi berlangsung lebih cepat Wilson Carrington, 1991 dalam Bobak 2005. a Fase persiapan Laten Fase persiapan merupakan fase pertama, yaitu terjadinya pembukaan dilatasi dan penipisan leher rahim dengan pembukaan leher rahim mencapai 3 cm, selain itu ibu mulai merasakan kontraksi yang jelas berlangsung selama 30-50 detik dengan jarak 5-20 menit. Semakin bertambah pembukaan leher rahim, semakin sering kontraksi. Beberapa ibu, khususnya yang sensitif, mulai merasa sakit, namun beberapa ibu lainnya tidak merasa sakit sama sekali. b Fase Aktif Biasanya fase ini berlangsung lebih pendek dari fase persiapan. Kegiatan rahim mulai lebih aktif dan banyak kemajuan yang terjadi dalam waktu singkat. Kontraksi semakin lama berlangsung 40-60 detik, kuat, dan sering 3-4 menit sekali. Pembukaan leher rahim mencapai 7 cm. c Fase transisi Fase ini merupakan fase yang paling melelahkan dan berat, banyak ibu merasakan sakit yang hebat. Hal ini dikarenakan kontraksi meningkat dan menjadi sangat kuat, 2-3 menit sekali selama 60-90 detik. Puncak kontraksi yang sangat kuat dan lamanya hampir sama dengan lama kontraksi itu sendiri. Ibu merasa Universitas Sumatera Utara seolah-olah kontraksi tidak pernah berhenti dan tidak ada waktu istirahatnya. Pembukaan rahim mencapai 10 cm dan umumnya, 3 cm terakhir berlangsung sangat cepat, rata-rata 15 menit hingga satu jam Danuatmaja Mila, 2004.

1.3 Penyebab Nyeri Persalinan Kala I