rasa nyeri. 4,6,15.16.17. Nyeri paling hebat dirasakan pada fase akhir persalinan ketika pembukaan mulut rahim dan kekuatan kontraksi rahim mencapai
maksimal,. Nyeri parineal terdapat pada kala II persalinan dan saat melahirkan, sebagai akibat meregangnya jaringan vagina, vulva dan perineum. Rangsang nyeri
persalinan disalurkan melalui dua jalur utama. Serabut saraf sensorik rahim dan mulut rahim berjalan bersama saraf simpatis rahim memasuki sumsum tulang
belakang melalui saraf torakal 10 –11–12. Karena itu nyeri rahim terutama dirasakan pada dermatom torokal 10, 11 dan 12.
Rasa nyeri pada alat-alat tubuh didaerah pelvis, terutama pada daerah traktus genitalia interna disalurkan melalui susunan saraf simpatik menyebabkan
kontraksi dan vasokonstriksi. Sebaliknya saraf parasimpatik mencegah kontraksi dan menyebabkan vasodilatasi. Oleh karena itu efeknya terhadap uterus yaitu
bahwa simpatik menjaga tonus uterus, sedangkan saraf parasimpatik mencegah kontraksi uterus, jadi menghambat tonus uterus. Pengaruh dari kedua jenis
persarafan ini menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang intermitten. Rangkaian susunan saraf simpatik daerah pelvik terdiri dari tiga rangkaian, yaitu
rantai sakralis, pleksus haemorhoidalis superior, dan pleksus hipogast rika superior Hutajulu, 2010.
1.4 Pengkajian Nyeri
Pengkajian nyeri yang faktual dan akurat dibutuhkan untuk menetapkan data dasar, untuk menegakkan diagnosa yang tepat, untuk menyeleksi terapi yang
cocok, dan untuk mengevaluasi respons klien terhadap terapi Potter Perry, 2006. Menurut McGuire 1992, enam dimensi pengkajian nyeri, yaitu 1
fisiologis, meliputi faktor pencetus, karakteristik, durasi, 2 sensori, yang
Universitas Sumatera Utara
meliputi intensitas dan kualitas nyeri, 3 afektif, yang meliputi emosional dan psikologis seperti kecemasan dan depresi, 4 kognitif, yang meliputi persepsi dan
interpretasi tentang nyeri, 5 perilaku, seperti menyeringai, diam, bergerak, dan lain-lain, 6 sosiokultural, nyeri bisa berbeda pria dan wanita dan dari etnis yang
berbeda. Hal-hal yang perlu dikaji pada deskripsi verbal tentang nyeri, yaitu :
intensitas nyeri, karakteristik nyeri, faktor-faktor yang meredakan nyeri mis, gerakan, kurang bergerak, pengerahan tenaga, istirahat, obat-obat bebas, dsb,
efek nyeri terhadap aktivitas kehidupan sehari-hari mis, tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja, dan aktivitas-
aktivitas santai, dan kekhawatiran individu tentang nyeri Smeltzer, 2002. Dalam mengkaji intensitas nyeri, individu dapat diminta untuk membuat
tingkatan nyeri pada skala verbal mis, tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat, atau sangat hebat; atau 0 sampai 10: 0 = tidak ada nyeri, 10 = nyeri sangat hebat.
Yang termasuk dalam pengkajian karakteristik nyeri adalah letak, durasi menit, jam, hari, dsb, irama mis, terus-menerus, hilang timbul, periode bertambah dan
berkurangnya intensitas atau keberadaan dari nyeri, dan kualitas mis, nyeri seperti ditusuk, seperti terbakar, sakit, nyeri seperti digencet Smeltzer, 2002.
Skala intensitas nyeri menurut Smeltzer, S.C bare B.G 2002 adalah sebagai berikut :
1 Skala intensitas nyeri deskriptif
Universitas Sumatera Utara
2 Skala idensitas nyeri numerik
Keterangan :
0 : Tidak nyeri. 1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
4-6 : Nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
perintah dengan baik. 7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih
posisi nafas panjang dan distraksi. 10
: Nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.
1.5 Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Nonfarmakologi