tersendiri yang sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan orang dewasa. Perlakuan dan penanganan yang salah, lambat, dan tidak tepat akan
mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tubuh balita, bahkan dapat membahayakan keselamatan jiwanya Widjaja, 2001.
Demam pada anak sering menimbulkan fobia tersendiri bagi banyak ibu. Keyakinan untuk segera menurunkan panas ketika anak demam sudah melekat
erat dalam benak ibu. Demam diidentikkan dengan penyakit, sehingga saat demam berhasil diturunkan, ibu merasa lega karena menganggap penyakit akan
segera pergi bersama turunnya panas tubuh. Keinginan untuk menenangkan kegelisahan orang tua inilah yang terkadang memaksa dokter memberikan obat
penurun panas walaupun sebenarnya mungkin tidak perlu Schimtt, 1980. Para peneliti melaporkan 80 orangtua menjadi cemas ketika anak
mereka mengalami demam, hal ini dikarenakan pengetahuan mereka tentang demam dan cara mengatasi demam tidak memadai, sehingga sikap dan perilaku
mereka cenderung berlebihan Soedjatmiko, 2005. Pengetahuan orangtua tersebut salah satunya dapat dilatarbelakangi oleh
pendidikan orangtua. Hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai gambaran pengetahuan orangtua dalam penatalaksanaan
demam kepada anak sebelum pergi mencari pertolongan di pelayanan kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan sebagai berikut:
Bagaimana gambaran pengetahuan ibu dalam penatalaksanaan demam pada anak di Kelurahan Pasar Merah Timur Medan?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu dalam penatalaksanaan demam pada anak berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Pasar Merah
Timur, Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mendapatkan gambaran pengetahuan ibu terhadap demam di Kelurahan
Pasar Merah Timur Medan 2.
Mendapatkan gambaran pengetahuan ibu tentang cara mengukur suhu demam di Kelurahan Pasar Merah Timur Medan
3. Mendapatkan gambaran pengetahuan ibu tentang suhu tubuh normal di
Kelurahan Pasar Merah Timur Medan 4.
Mendapatkan gambaran pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan demam berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Pasar Merah
Timur Medan
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bidang akademik: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh informasi dan
menambah wawasan mengenai pengetahuan ibu tentang demam dan penatalaksanaan demam sebelum berobat ke pelayanan kesehatan.
2. Bidang pelayanan masyarakat: Data mengenai pengetahuan ibu tentang demam dan penatalaksanaan
demam dapat dijadikan pegangan untuk tata laksana demam pada anak serta edukasi demam pada orangtua.
3. Bidang pengembangan penelitian: Penelitian ini dapat digunakan sebagai penelitian pendahuluan dan data
yang ada pada penelitian ini dapat dipergunakan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEMAM
2.1.1 Definisi Demam
Demam adalah kenaikan suhu tubuh di atas normal. Bila diukur pada rektal 38°C 100,4°F, diukur pada oral 37,8°C, dan bila diukur melalui aksila
37,2°C 99°F. Schmitt, 1984. Sedangkan menurut NAPN National Association of Pediatrics Nurse disebut demam bila bayi berumur kurang dari 3
bulan suhu rektal melebihi 38° C. Pada anak umur lebih dari 3 bulan suhu aksila dan oral lebih dari 38,3° C.
Demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh yang berhubungan langsung dengan tingkat sitokin pirogen yang diproduksi untuk mengatasi
berbagai rangsang, misalnya terhadap toksin bakteri, peradangan, dan ransangan pirogenik lain. Bila produksi sitokin pirogen secara sistemik masih dalam batas
yang dapat ditoleransi maka efeknya akan menguntungkan tubuh secara keseluruhan, tetapi bila telah melampaui batas kritis tertentu maka sitokin ini
membahayakan tubuh. Batas kritis sitokin pirogen sistemik tersebut sejauh ini belum diketahui. Sherwood, 2001.
2.1.2 Mekanisme Demam
Sebagai respon terhadap rangsangan pirogenik, maka monosit, makrofag, dan sel-sel Kupffer mengeluarkan suatu zat kimia yang dikenal sebagai pirogen
endogen IL-1interleukin 1, TNF α Tumor Necrosis Factor α, IL-6 interleukin
6, dan INF interferon yang bekerja pada pusat termoregulasi hipotalamus untuk meningkatkan patokan termostat. Hipotalamus mempertahankan suhu di titik
patokan yang baru dan bukan di suhu normal. Sebagai contoh, pirogen endogen meningkatkan titik patokan menjadi 38,9° C, hipotalamus merasa bahwa suhu
normal prademam sebesar 37° C terlalu dingin, dan organ ini memicu mekanisme- mekanisme respon dingin untuk meningkatkan suhu tubuh Ganong, 2002.
Universitas Sumatera Utara