meningkatkan kesehatan sebagai aspek yang merupakan penekanan upaya promotif dan preventif dalam pembangunan kesehatan dan berdasarkan hasil penelitian
Suprapto, Pradono, Hapsari 2004 di Indonesia mengatakan bahwa dengan pendidikan yang yang lebih tinggi biasanya cendrung memilih pertolongan persalinan
dengan tenaga kesehatan dibandingkan ibu yang berpendidikan rendah. Karena pendidikan mempengaruhi kemampuan nalar seseorang untuk mudah menerima dan
memilih suatu perubahan. Dengan demikian pendidikan menjadi faktor predisposisi informan memilih dukun bayi sebagai penolong persalinan sesuai dengan teori Green.
5.1.3 Paritas Berdasarkan hasil penelitian informan memiliki paritas antara 1 sd 5 dengan
demikian kondisi paritas yang dimiliki informan adalah primipara dan multipara yakni yang memiliki paritas 4 hal ini berdasarkan Sarwono 2006 termasuk paritas
tinggi yang dapat menyebabkan angka kematian maternal dan juga hasil penelitian yang dilakukan oleh Felly Senewe dan Ning Sulistiowati 2001 bahwa di Indonesia
ibu dengan paritas ≥ 4 Beresiko untuk mengalami komplikasi persalinan 1,03 kali
dibandingkan ibu yang memiliki anak 1-3 orang. Tetapi hal tersebut tidak menjadi alasan informan untuk melakukan pertolongan persalinan dengan dukun bayi,
sehingga dengan kata lain faktor ini tidak menjadi faktor predisposisi informan melakukan persalinan dengan pertolongan dukun bayi.
5.1.4 Pendapatan Pendapatan informan berdasarkan hasil penelitian adalah antara Rp500.000 dan
Rp 1.000.000, dari pendapatan tersebut sebagian atau 3 informan memiliki pendapatan dibawah UMR hal ini tidak sesuai dengan Upah Minimum Regional
Efi Yuliarti : Determinan Ibu Memilih Dukun Bayi Sebagai Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Bangko Pusako Kabupaten ROKAN Hilir Riau Tahun 2009, 2009.
UMR Propinsi Riau tahun 2009 adalah 800.000 rupiah. Dengan pendapatan demikian tidak mencukupi kebutuhan informan, seperti pernyataan informan berikut:
’’Sebulan dapatlah 500.000 rupiah...ya cukup tak cukuplah... kami tidak punya kartu sehat itu... ya kalau berobat gratis di puskesmas... kalau
melahirkan tak pernahlah aku dengar gratis’’.
Dan DepKes RI 2007 menyebutkan bahwa dengan pendapatan tersebut saat ini Indonesia memiliki penduduk miskin 16,85 , pendapatan yang rendah berpengaruh
dalam upaya promotif dan preventif hal ini mempunyai kecenderungan bahwa semakin tinggi pendapatan seseorang semakin mampu untuk mencari dan
menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung untuk hidup sehat dan termasuk upaya-upaya memperoleh pertolongan persalinan yang aman, hal ini juga sesuai
dengan sambutan Ketua Umum POGI di HUT IBI bahwa kemiskinan menyebabkan ibu-ibu memilih harga yang terendah. Sementara keenam informan juga tidak
memiliki Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat JPKM hal ini tidak sesuai dengan usaha pemerintah dalam keterpurukan ekonomi yang terjadi, dengan cara
memberikan pembayaran kesehatan melalui pembayaran secara praupaya, diharapkan persalinan dapat dilakukan dukun bayi berdampingan dengan tenaga kesehatan
seperti harapan pemerintah. Sehingga dengan biaya persalinan yang rendah ini menjadi faktor predisposisi informan memilih dukun bayi sebagai penolong
persalinannya.
Efi Yuliarti : Determinan Ibu Memilih Dukun Bayi Sebagai Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Bangko Pusako Kabupaten ROKAN Hilir Riau Tahun 2009, 2009.
5.1.5 Pengetahuan 5.1.5.1 Pengetahuan informan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan